WITH #6

sayap3

Author : A’rum
Lenght : 1633 words/ Chapters
Genre : Romance, School Life, Slice of Life, Angst, Fantasy

 Pengembangan dan perubahan dari sebuah manga karya … (aku lupa, he. tapi banyak perubahannya sih) oleh A’rum.

Seorang namja terlihat sedang meminum sedikit kopinya. Disampingnya, duduk seorang yeoja yang terus menunduk memandangi jus apel yang berada di meja. Mungkin orang yang melihat mereka berdua mengira mereka sedang kencan, tetapi tidak seperti kelihatannya. Seunghyun mengajak Dara ke kafe ini setelah tidak sengaja melihat yeoja itu bertemu dengan Yongbae sepulang sekolah. Seunghyun merasa Dara sedang tidak baik-baik saja, dan kekhawatirannya terbukti saat dia mengajak yeoja itu ke kafe ini dua jam yang lalu, Dara hanya diam memandangi minumannya.

“Dara-ah, gwencanayo?” Seunghyun memutuskan untuk bertanya, karena jujur dia sendiri bingung harus melakukan apa pada yeoja disampingnya.

Hening.

“Apa kau memikirkan Yongbae? Lupakan. Dia sudah berbicara ngelantur tak karuan.” Seunghyun masih berusaha membuat Dara berbicara. Dan sepertinya dia berhasil.

“Aku tidak apa-apa. Kalau ada masalah, kan ada Ji.” Dara berusaha tersenyum pada Seunghyun.

Aigo, apa yang kau pikirkan Dara. Seunghyun dari tadi mencemaskanmu tetapi kau malah sibuk sendiri dengan pikiranmu. Dara merutuk dalam hati.

“Dara? Kau yakin kau tidak apa-apa?” Seunghyun bertanya sekali lagi.

“Ne.”

“Syukurlah.” Seunghyun menghela nafas lega. “Kau pasti kelelahan membantu Osis setiap pagi dan pulang sekolah?”

“Sama sekali tidak. Aku malah merasa senang.”

“Senang? Bukannya Jiyong yang memaksamu.”

“Ani, Jiyong tidak memaksaku. Saat bersama semua anggota Osis, aku merasa senang karena merasa Jiyong juga akan senang. Jiyong memang sangat mencolok karena bisa melakukan banyak hal, dia selalu yang banyak menarik perhatian. Tapi sesungguhnya dia adalah orang yang paling senang kalau melihat orang lain sedang berjuang.” Dara tersenyum dan menerawang jauh keluar jendela.

Tanpa dia sadari Seunghyun terus memperhatikannya.

“Hua!!!! Kau dengar gak ucapanya tadi? Dia manis sekali.”

Seunghyun sedikit terkejut melihat perubahan sikap Dara. Sedetik kemudian dia tahu siapa yang dia hadapi sekarang.

Ya~ Choi Seunghyun. Pokoknya, apapun yang terjadi jangan pernah kau sakiti Park Bom.”

“Apa yang kau bicarakan sih?” Seunghyun mengerutkan keningnya dalam.

Aku tahu kau sudah lama menyukai Park Bom. Tetapi jangan pernah kau berpaling darinya dan berganti menyukai Dara.”

“Aish, jadi itu maksudmu hah?” Seunghyun kembali terlihat tenang.

“Ya~ memangnya sekarang kau menyukai Dara?”  Dara(jiyong) berdiri dari kursinya dan memandang Seunghyun marah.

“Diam kau Jiyong. Dasar sister complex.”

Kau… Ucapan Dara(Jiyong) terpotong karena kedatangan dua orang namja yang langsung duduk dihadapan mereka. Seunghyun yang menyadari itu langsung berpaling pada namja itu. Tanpa melihat pun Seunghyun tahu sekarang yang sedang duduk disampingnya adalah Dara yang asli karena auranya yang tenang.

“Annyeong, maaf mengganggu kalian.” Namja berwajah cute duduk dihadapan Seunghyun. Sedangkan temannya yang berwajah hampir mirip dengannya mengambil duduk didapan Dara. Namja itu terus menatap Dara seperti tatapan memuja.

“Aku Minhwan, Choi Minhwan.” Namja itu memperkenalkan diri sambil meraih tangan Dara.

“Aku Lee Jaejin. Kalian bisa memanggilku Jaejin. Kami berdua dari SMA Swasta YG Seoul.” Namja cute itu tersenyum lebar pada Dara dan Seunghyun.

SMA YG Seoul mempunyai dua SMA yang berbeda statusnya. Swasta dan Negeri. Dara dan Jiyong memilih bersekolah di SMA Negeri karena sekolahannya yang keren, itu menurut Jiyong. Dan Dara dengan terpaksa mengikuti keinginan Jiyong yang memaksanya masuk disekolah yang sama dengannya. Dara juga berhenti mengeluh karena Minji dan Chaerin juga memilih masuk di SMA itu. Sedangkan SMA Swasta YG Seoul terletak 10 kilometer dari SMA Negeri YG Seoul. SMA Swasta itu terkenal dengan siswa yang rata-rata berkeahlian olahraga. Dan kebanyakan atlet olahraga yang mengharumkan nama negeri ini pernah besekolah disana. Karena namanya yang panjang orang-orang hanya menyebutnya dengan SMA Swasta YG saja.

Seunghyun dan Dara heran kenapa dua orang namja ini duduk dihadapan mereka. Terlebih lagi Seunghyun sepertinya pernah melihat mereka, tapi entah dimana.

Seunghyun terlihat berfikir keras saat tanpa dia sadari namja bernama Jaejin tapi mengambil sepotong kue yang ada dihadapan Seunghyung.

“Ya~ Kue siapa yang sedang kau makan hah?” Seunghyun berteriak sambil berusaha merebut kue itu.

“Aku kelaparan hyung. Tidakkah kau merasa kasihan padaku?” Jaejin melahap semua kue Seunghyun tanpa tersisa.

“Nuna, kau suka buah apel kan? Aku membawakan ini untukmu.” Minhwan memberi sekeranjang penuh buah apel. Dara hanya bisa mengangguk terima kasih padanya.

“Ya~ sebenarnya apa tujuan kalian kemari hah?” Seunghyun terlihat tidak sabar menghadapi mereka. Dia melihat Jaejin telah mengangkat gelas Dara dan hampir meminumnya saat tangan Minhwan merebut gelas itu.

“Hyung, ini punya nuna. Kau tidak boleh meminumnya.” Minhwan segera mengamankan gelas Dara.

“Aigo, kau berani pada ku hah? Cepat berikan gelas itu. Aku benar-benar haus.”

Jaejin berusaha merebut gelas itu. Tetapi Minhan segera mengangkatnya tinggi-tinggi dan berusaha menahan tangan Jaejin.

“Dara, kaja. Mereka benar-benar sudah gila.” Seunghyun menarik tangan Dara dan siap untuk berdiri. Jaejin yang menyadari hal itu langsung menahan Seunghyun untuk duduk kembali. Minhwan juga sudah kembali duduk pada tempatnya.

“Mian telah mengganggu kalian. Sebenarnya kami kemari juga ingin meminta maaf karena sikap kasar Yongbae hyung.” Jaejin menjelaskan maksudnya.

“Ne. Sebenarnya dia adalah orang yang baik. Dia memang sangat blak-blakan.”

Cih. Dua bocah gak jelas.”

Seunghyun memandang Dara yang baru saja mengumpat. Dia tahu siapa yang sekarang ini ada disampingnya.

Lagi-lagi dia seenaknya sendiri, pikir Seunghyun.

“Bukan, kami ini berandalan kelas rendah kok. Kami hanya ikut-ikutan saja.” Jaejin tersenyum bangga.

“Dia tidak selalu berbicara sesinis itu kok. Meskipun berandalan, dia berandalan yang baik hati. Dia Cuma kesal dan emosi sejak kematian Park Jiyong.” Minhwan menambahkan.

“Maklumlah, mereka berdua kan sahabat baik sekaligus rival.”

“Apa maksud kalian?” Seunghyun bingung dengan perkataan dua namja dihadapannya ini. Dia memang tahu hubungan Jiyong dan Yongbae tidak pernah akur, tetapi dia tetap tidak mengerti maksud mereka.

“Kau tidak tahu maksud kami? Bukannya kalian satu SMP?” Minhwan bertanya pada Seunghyun.

“Kami bertiga memang satu SMP, tetapi tiap bertemu dengannya sikapnya tidak menyebalkan seperti sekarang ini. Sikapnya selalu tenang, bahkan terkesan tidak peduli.”

“Kami pernah dengar dari seseorang. waktu SD, Jiyong dan Yongbae hyung adalah sahabat baik. Mereka tak pernah terpisahkan. Hobi mereka juga sama, yaitu bermain sepak bola. Saat itu mereka dijuluki anak jenius. Tetapi Yongbae hyung payah dilapangan sepak bola. Jiyong hyung lebih jago dibandingkan dia.”

“Lalu pada suati hari, diadakan pertandingan sepak bola. Pemain yang menonjol akan dikirim bertanding keluar negeri.”

“Jiyong yang terpilih kan?” Seunghyun menyela cerita Minhwan.

“Ani. Yongbae hyung lah yang terpilih.” Jaejin menjawab pertanyaan Seunghyun. “Tetapi Yongbae hyung mengamuk dan berteriak tidak percaya, dengan marah dia berlari kearah Jiyong hyung dan menghajarnya. Sejak saat itulah mereka tak pernah bermain bola lagi, juga tak pernah terlihat bersama lagi.”

Aku pulang duluan.” Dara(Jiyong) beranjak dari kursinya dan berjalan cepat menuju pintu keluar. Tidak dihiraukannya panggilan Seunghyun dan tatapan heran Jaejin dan Minhwan. Dia hanya ingin segera pulang.

***

“Ji…” Dara memanggil Jiyong yang sedang mengusai tubuhnya.

Dara(Jiyong) hanya diam dan menuju tempat tidurnya. Perlahan-lahan dia berbaring keatas tempat tidur sambil menatap langit-langit.

“Ji, kau mendengarku kan?”

Dara(Jiyong) tetap diam. Dia palingkan wajahnya kearah atas lemari pakaiannya. Disana tergeletak bola sepak yang banyak terdapat goresan dan lumpur. Sudah lama dia tidak menyentuh bola itu.

“Ji, Yongbae itu Sol kan?”

“Kau ingat?” Dara(Jiyong) sedikit terkejut.

“Ne. Habis, itu pertama dan terakhirnya aku melihatmu menangis.”

“Cih, benar-benar menyedihkan.” Dara(Jiyong) menutup kedua matanya dengan lengannya. “Waktu itu aku memang sangat menyedihkan.”

“Ani. Kau tidak menyedihkan. Aku malah lebih kagum dibandingkan sebelumnya.”

“Ji…” Tangan Dara kecil membuka perlahan pintu kamar Jiyong.

“Gwencanayo?” Dara perlahan masuk kedalam kamar Jiyong. Kakinya menyentuh bola sepak yang penuh dengan lumpur. Perlahan dia mengambil bola itu dan meletakkannya diatas meja. Dara tahu Jiyong sangat menyayangi bola itu.

“Apakah lukamu sakit? Kau ingin ku panggilkan Umma?” Dara mendekat kearah Jiyong kecil yang membelakanginya.

“Di..Dia bilang aku hina.” Suara Jiyong bergetar.

Dara diam memandang punggung oppanya. Dia juga merasakan kesedihan yang melanda Jiyong.

“Dan dia bilang dia tidak akan memaafkanku seumur hidup.”

“Dia memukulku, tapi malah dia yang menangis keras.”

“Dibanding aku, Sol jauh lebih suka sepak bola. Aku tahu persis itu. Tapi kenapa…” Jiyong kecil menunduk berusaha menahan tangisnya.

“Padahal aku rela kalau dia yang terpilih.”

Dara berjalan pelan mendekati Jiyong. Tangannya terulur memeluk tubuh Jiyong dari belakang. Dia rasakan tangannya basah karena air mata Jiyong.

“Dia bilang, orang yang bisa melakukan segalanya tidak mengerti perasaannya. Aku.. tak suka dibilang bisa segalanya.”

“Aku sama sekali tidak senang disebut jenius.”

“Kalau orang yang bisa segalanya disebutjenius, kurasa kau bukan orang yang seperti itu Ji.” Dara semakin mengeratkan pelukannya.

“Karena kau selalu berjuang lebih gigih dibanding siapapun.” Dara ikut menangis dalam pelukan Jiyong yang telah membalikkan badannya dan membalas pelukan Dara. Mereka berdua menangis bersama-sama sampai kelelahan dan tertidur.

Kalau waktu itu tidak ada kau, mungkin aku sudah gila.”

“Bohong.”

Waktu itu aku memutuskan untuk menjadi oppa yang tak akan membuatmu malu. Aku akan memjadi oppa yang bisa kau banggakan Dara. Dara(Jiyong) mengangkat tangannya dan memperhatikannya dengan seksama.

“Karena bagiku saat itu, kau adalah adikku yang sangat berarti.” Dara(Jiyong) menurunkan tangannya dan memegang erat dadanya. Ada perasaan sesak yang memenuhi rongga dadanya.

Dan bagiku saat ini, kau lebih dari apapun Dara. Bukan hanya sebagai adik. Dara(Jiyong) berkata dalam hati. Tanpa dia sadari air matanya mengalir dari sudut matanya.

***

Langkah-langkah kecil Dara yang riang memasuki area sekolah SMA YG Seoul. Saat melewati ruang Osis dia melihat Seungri berdiri didepan pintu ruangan itu. Dara mendekati Seungri dan melihat banyak sekali anggota Osis yang berdiri tak jauh dari Seungri.

“Waeyo? Kenapa kau tidak masuk?” tanyanya pada Seungri.

Seungri hanya menoleh singkat pada Dara. Dari sorot matanya, Dara tahu Seungri berusaha menahan emosinya. Karena tidak mendapatkan jawaban dari Seungri, diapun berjalan mendekat dan berusaha melihat apa yang menjadi penyebab Seungri seperti itu.

Tangan kanannya langsung mendekap mulitnya saat melihat apa yang sedang terjadi.

“Semalam, ada yang merusak pintu dan menghancurkannya.” Daesung menjelaskan pada Dara.

“Siapa yang tega melakukan ini?” Bom bertanya-tanya.

“Apa ini bisa diperbaiki?” Seunghyun bertanya pada Daesung. Daesung hanya menggeleng tidak tahu.

Padahal, Ji berjuang bersama teman-teman membuat simbol ini. Dara meratap dalam hati.

“Tadi, pak satpam bilang ada murid SMA Swasta YG bolak balik disekitar gedung utara.” Daesung berkata pada Seunghyun. Sebelum Seunghyun selesai berfikir, Dara telah berlari keluar gedung. Seunghyun melihat bahwa bukan Dara yang sedang berlari. Aura dingin yang mengelilingi tubuh Dara adalah milik Jiyong. Jiyong sedang menguasai tubuh Dara.

to be continue…

 

<<Sebelumnya Selanjutnya >>

29 thoughts on “WITH #6

  1. jiyong sayang banget sama dara ya. sampe kaya gitu banget sayangnya :’D
    aku tau siapa yg melakukan ini. udah pasti dia!
    ji, apa yg akan kamu lakukan? :O

  2. Siapa yang ngehancurin simbol itu yah??…
    Maksud jiyong klo dara lebih dari adik apa yah.apakah jiyong cinta ke dara sbagai seorang cowo dan bkn saudara???…
    Penasara apa yang akan di lakuin jiyong lanjut…

Leave a comment