SEOULITE [Chap. 6]

HTTP://K2NBLOG.COM

Author : DeeXXI

Genre : romance

Cast : Kwon Jiyong and Sandara Park

Inpiration from lee hi’s album seoulite

This fiction dedicated for all readerdeul XD comment juseyoooo ^^

WARNING!!!! Baca edisi ini di tempat yang sepi karena mengandung unsur unsur manis dan keju. You know what i mean right?Sooo this is it

><><MY STAR><><

Sandara POV

Aku membuka mataku, dan seperti biasa. aku melihat mata coklat indah yang memandangku dengan penuh cinta. “morning” ucapku dengan suara serak. Ia tersenyum lalu menciumku “morning too babe, ingin sarapan apa?” tanyanya, aku meregangkan ototku lalu memeluknya “aku hanya ingin kamu” ia mendelik “jangan memulainya, atau kau tidak akan bisa berjalan” aku tertawa mendengarnya, itu sangat gila.

Kami berada di ruang makan untuk menikmati sarapan pagi kami. “ji” panggilku, ia mendongak untuk melihatku “apakah kita hanya akan berdiam diri disini?” tanyaku, heol ini hari libur! “kau ingin pergi ke suatu tempat?” tanyanya sebelum mengambil satu sendok meal. Aku mengangguk “kemana?” tanyanya. “bagaimana jika bioskop?” tanyaku, kami sudah cukup lama tidak pergi menonton berdua. “ide bagus. setelah sarapan kita pergi” aku mengangguk dengan senyum diwajahku.

Aku berjalan arah closet dan mengambil satu baju. Membawanya ke depan Jiyong, bagaimanapun ini kencan pertama kami setelah kami resmi sebagai kekasih untuk yang kedua kalinya. Ia mengangguk dengan senyuman, aku melihat baju yang aku bawa dan menggeleng “ini terlalu tua” gumamku lalu masuk lagi ke dalam closet untuk mengambil baju yang lainnya.

Dan mungkin ini kali ke 5 aku membawa dress selututku. Aku menunjukkannya ke hadapannya dan masih sama, ia mengangguk dengan senyuman di wajahnya. Aku mendesah lalu kembali ke dalam closet, ia kembali menggeleng dan mengerang. Well sepertinya aku terlalu lama. Dan baju yang aku kenakan tidak terlalu jelek, jadi aku memutuskan untuk mengambilnya.

“sudah siap?” tanyanya, aku mengangguk sambil membenarkan letak tas kecilku. Ia mendesah lalu menarik tanganku lembut untuk digandengnya. Kami berjalan ke halte bus dan menunggu beberapa menit untuk itu. kami masuk dan berangkat dengan Jiyong duduk disampingku.

Aku benar-benar bahagia karena Jiyong selalu ada untukku. Menuruti semua keinginanku dan melakukan apapun untukku. Dan aku merasa tidak enak karena aku belum bisa melakukan banyak hal untuknya.

Kami memasuki bioskop dan memilih film yang akan kami lihat. Aku tersenyum bahagia, dan bahkan setiap harinya. Aku benar-benar bahagia memilikinya disampingku. Dia adalah bintangku, matahariku dan bulanku. Dia adalah segalanya bagiku.

Setelah film yang kami lihat selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju sebuah konser. Aku tidak begitu yakin ini konser apa tapi aku menikmatinya, selama itu bersama Jiyong. oh tuhan apa yang harus aku lakukan untuk menebus ini semua. Aku sangat sangat sangat bahagia. Aku memilikinya dan aku bahkan tidak lagi berfikir untuk memilikinya secara resmi. Ia memang milikku dan akan tetap menjadi milikku.

Kami benar-benar menghabiskan waktu liburan ini bersama. Dan aku benar benar bahagia bisa menikmati waktu berdua seperti ini. Kami menonton aksi sirkus dan sulap, bermain di taman bermain. Menikmati makan siang di restaurant terkenal. bermain ke kebun binatang. Dan melakukan banyak hal.

Jiyong benar-benar memanjakanku. Ia bahkan tidak mengeluh pada sikap kekanakanku yang kini muncul. Ia mengikuti apa yang aku inginkan, melakukan apapun dan benar-benar mengikuti apapun yang aku katakan. Membeli permen kapas, lollipop besar, bermain lempar bola, memanah target, dan bermain vending machine. Aku mencintainya. Sangat. Sangat. Dan sangat.

Apakah aku boleh bermimpi tentang selamanya? Yeah walaupun aku tahu tidak akan ada yang abadi. Aku menghela nafas, tidak ada yang abadi. Kuharap kita tidak secepatnya dipisahkan karena aku belum bisa membayangkan apa yang akan aku lakukan jika aku kehilangannya untuk saat ini.

Kami berada di london eye, menikmati keindahan kota london dari atas london eye. “apakah kau menikmati waktumu babe?” tanyanya, aku melirik ke arahnya dan mengangguk dengan senyuman. “sangat” gumamku, “terima kasih telah berada disampingku” ia tersenyum lalu mencium punggung tanganku.

Ia masih menatapku, “siapa aku dimatamu?” tanyanya membuatku berfikir. “kau adalah… bintang, matahari, dan bulan. Kau menyinariku kapanpun. Aku merasa berada diatas awan saat bersamamu. aku merasa lebih baik bersamamu” ia menatapku dengan senyumannya. “kau adalah batu karang, senjataku dan bunga mawar. Kau yang menguatkanku, melindungiku dan kau terlalu indah untukku. Aku tidak bisa menangani perasaan ini. Perasaan bahagia dan baik-baik saja. Aku tidak lagi merasa kesepian sejak kau berada disampingku” gumamku.

Ia masih menatapku dengan senyumannya, ia mencium punggung tanganku “seperti kau adalah cinta pertamaku, bahkan aku merasa seperti gadis remaja yang baru merasakan jatuh cinta. Hatiku berdansa saat berada didekatmu. Dan mataku ini, mata gilaku… hanya dapat melihat satu orang. Dan itu hanya kau” ia mengerutkan keningnya tidak percaya. Aku mengangguk, “hanya kau yang ingin aku lihat, saat aku membuka mataku dipagi hari dan sebelum aku tidur dimalam hari” aku menatap langsung matanya. “jangan hentikan sesuatu yang telah kita mulai. Cinta kita. Genggam tanganku dan jangan biarkan aku pergi. Dan katakan padaku kau jatuh cinta sepertiku.”

Ia mengangguk “aku selalu jatuh cinta disetiap detiknya. Dan aku tidak bisa menghentikan perasaan ini, tidak jika aku tidak melihatmu. Aku jatuh cinta padamu saat aku melihatmu” ucapnya membuatku merona. “kau adalah ramuan, masalah dan takdirku. Kau bisa menyembuhkan semua penyakit yang ada di dalam tubuhku, kau adalah masalah jika kau membuatku khawatir, dan kau adalah takdirku. Kau pasti tahu apa maksudnya” ia mengangguk, “aku sangat mencintaimu, sangat. Sangat dan sangat” ucapku, “aku juga. Aku mencintaimu lebih dari diriku sendiri”

Mungkin jika kalian bisa melihatnya, didalam sini akan berceceran keju leleh. “sesuatu tentangmu bisa membuat hatiku berdetak lebih kencang. Dan aku tidak tahu itu kenapa. Dan bahkan aku akan merona jika seseorang membicarakanmu” ucapku, “dan kini kaupun merona babe” godanya, aku mengerucutkan bibir lalu memukul pundaknya pelan.

Ia tertawa akan tingkahku membuatku tersenyum,  “aku pernah bermimpi tentang keabadian… tapi aku tahu keabadian itu adalah mustahil. Dan itu membuatku takut, aku tidak bisa membayangkan bagaimana hariku tanpa dirimu” ucapku sedih. “kau bahkan telah melewatinya. Ingat saat keberangkatanmu kemari? kita berpisah selama 2 tahun” aku mengangguk. “berjanjilah untuk tidak meninggalkanku lagi” ucapnya menangkup wajahku, aku mengangguk.

Kami berada di puncak, “ji, lihatlah bukankah ini sangat indah?” tanyaku. Ia menoleh dan mengangguk. Ia melirik jam ditangannya dan merogoh saku mantelnya, “happy birthday baby” ucapnya memberikan sebuah kotak berbungkus beludru kehadapanku.

Aku menatapnya bingung, happy birthday? Tanggal berapa sekarang? Aku segera memeriksa ponselku. Sial, aku bahkan melupakan hari ini. Pantas saja dia mengikuti apa yang aku inginkan. Aku mendongak untuk melihatnya, ia menatapku dengan senyum diwajahnya dan aku tidak bisa menangani diriku untuk tidak menangis.

Aku memeluk lehernya dan menangis “hey, siapa yang memintamu untuk menangis? Apakah kau kecewa?” tanyanya, aku memukul belakang kepalanya membuatnya meringis. “itu sakit babe” ucapnya tanpa melepas pelukanku.  Aku tertawa saat melepas pelukannya. “terima kasih baby boy” ucapku, ia mengangguk “terima kasih kembali”

Aku melirik benda di tangannya, masih ditutup dan aku tidak begitu yakin apa isinya. Kami seperti melakukan telepati, ia membuka penutup kotak itu dan aku bisa melihat apa isinya. “aku telah memikirkan ini matang-matang. Dan aku harap kita tidak salah melangkah. Kau benar, kita telah lama dan bahkan terlalu lama untuk menjadi sepasang kekasih” ia menarik nafas, sedangkan aku menutup mulutku menahan tangisan. “maukah kau menikah denganku?” tanyanya.

Oh shit! Ambil nyawaku malam ini tuhan! Aku tidak bisa lagi menahan rasa bahagiaku. Aku menangis dan memeluknya. “aku meminta jawaban babe, bukan pelukan” aku menggigit bibir bawahku menahan erangan. Sial, aku akan membunuhnya jika kami sampai apartement. “kau tentu tau jawabanku bodoh” ucapku setelah melepaskan pelukannya. Ia tertawa “biarkan aku memasang ini disebelah cincin pasangan” ucapnya, aku memberikan tanganku. Ia memakaikannya dan begitupun denganku.

Aku menutup mulutku sekali lagi. Aku bahagia! Benar-benar bahagia. Akhirnya aku bisa menikah dengannya. “mari kita kembali ke korea dan menikah disana” aku mengangguk. “secepatnya” ia mengangguk “secepatnya” ulangnya.

_to be continue_

a/n : ini apaaaaa???? Huaaaa sekali lagi aku selalu minta maaf sama kalian huhuhu. Apakah edisi ini membuat kalian senyum-senyum sendiri? Apakah kalian puas sama ucapan jiyong diakhir? Siapa yang minta daragon nikah cepet cepet??? Siapa yang minta daragon cepet punya baby??? Last time, gomawo readerdeul yang udah menyempatkan diri untuk memberikan komentar dan masih setia sama ff gaje ini hahaha. Di chapter besok bakal ada BLUES, siapkan tissue HAHAHA.

29 thoughts on “SEOULITE [Chap. 6]

Leave a comment