Give Me Second Chance [Chapter 4]

poster

Author : Alsaniss (@hyukcrews)
Casts : Kwon Jiyong, Sandara Park, 2NE1 & Bigbang members.
Genre : Sad, Romance

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

I always needed time on my own
 I never thought I’d need you there when I cry
 And the days feel like years when I’m alone
 And the bed where you lie is made up on your side
 
When you walk away I count the steps that you take
 Do you see how much I need you right now?
 
When you’re gone, The pieces of my heart are missing you
 When you’re gone, The face I came to know is missing too
 When you’re gone, The words I need to hear to always get me through the day
 And make it OK. I miss you
 
I’ve never felt this way before
 Everything that I do reminds me of you
 And the clothes you left, they lie on the floor
 And they smell just like you,
 I love the things that you do
 
We were made for each other out here forever

 All I ever wanted was for you to know
 Everything I do, I give my heart and soul
 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

“Hyung…” Seungri dengan kesal membangunkan Jiyong yang tengah tertidur pulas diatas ranjangnya.

“Ahhh… 5 menit lagi.” Jiyong meracau asal, membuat Seungri semakin kesal.

“Hyung.. Ayolah ini sudah 5 menit ketigamu. Haish..” Seungri semakin kencang mengguncang tubuh Jiyong.

“YAH! Berani menggangguku kupastikan kau tak akan dapat bagian di album akan datang.” Ucap Jiyong sebelum menutup wajahnya dengan guling, membuat Seungri semakin kesal menghadapi hyungnya itu.

“HYUNG GEMPA BUMI! BANJIR! LONGSOR! KEBAKARAN! TSUNAMI! PETIR! BADAI TOPAN! BADAI KO- Awwww!!!” Seungri berteriak dengan keras untuk membangunkan Jiyong hanya untuk mendapatkan tendangan keras di tangannya dari Jiyong sebagai balasan. Membuat lelaki itu berteriak kesakitan.

“awwww..oh gosh..Itu sakit sekali.ouchhhh…kenapa kau menendangku hyung ouchhhhh…”

“argghhh..kepalaku sakit. Diamlah!” Erang Jiyong, tak peduli dengan rengekan sang maknae.

“Tunggu sebentar. Aku akan mengambil honey tea untuk sedikit menghilangkan hangover-mu itu.” Seungri bangkit berdiri, meninggalkan Jiyong untuk mengambil honey tea yang telah dibuatnya diluar.

*****

“Dara-ah..”

“hmmmm…”

“Dara bangunlah. Pancake-mu sudah siap.” Yongbae mencoba membangunkan Dara. “Ayolah bangun.”

“Hmmm…ini masih terlalu pagi Bae.”

“Aish jinjja. Bangunlah. Ini sudah siang. Pancake-mu sudah kusiapkan.”

“Eh? Kau sudah menyiapkan sarapan?”

“Ne. Bangunlah. Aku akan menunggu diluar.”

“Baiklah.”

*****

“MWO? Apa kau gila huh?” Jiyong menatap tak percaya ke arah Seungri, masih tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh maknae malang tersebut.

“Aku tak gila aish. Kau perlu untuk bertemu Taeyang hyung. Kau harus membicarakan semuanya dengannya. Jika kau tidak ingin Taeyang hyung mengambil noona, maka kau harus bertemu dengannya, meminta maaf, dan meminta pengertiannya.” Seungri menggigit sandwich-nya masih tetap menatap Jiyong.

“Jika kau ingin meminta maaf pada noona, setidaknya kau harus meminta maaf dulu pada orang-orang terdekatnya yang tanpa sadar telah kau sakiti juga hyung.”

“Tapi..aish..aku tak mungkin bertemu Yongbae. Aku tak ingin menjatuhkan harga diriku di depannya.”

“HYUNG!!!!” Seungri berteriak tak percaya dengan apa yang baru saja Hyungnya katakan. “Kau masih memikirkan ego dan harga dirimu? Jika kau memang mencintai Noona, kau harus berkorban. kau tidak akan mati kan kalau meminta maaf pada Taeyang hyung..”

“haish.. lalu maksudmu aku harus pergi Pada Yongbae? Dan pulang dengan wajah babak belur? Itu maumu huh? Kau lihat sendiri kan bagaimana marahnya dia padaku kemarin.” Jiyong menatap malas ke arah Seungri. “Kecuali kau ingin Bigbang tak ber-leader lagi maka dengan senang hati aku akan pergi ke Yongbae sekarang. Atau kau ingin menjadi leader itu sebabnya kau ingin aku mati? Ka-”

“You’re impossible. Kau gila hyung.” Seungri memutar matanya, tak percaya dengan cara otak Jiyong berpikir.

“Sebesar apapun amarah Taeyang hyung padamu, dia tak akan berani membunuhmu. Kau masih sahabatnya hyung. Dan pula, sajangnim akan memanggang p-ntatnya jika dia berani membunuh YG’s money maker.” Seungri menatap Jiyong serius.

“Tapi..”

“Hyung aku akan membiarkanmu kehilangan noona jika kau masih keras kepala!” Seungri berkata pada Jiyong dengan nada serius, menatap langsung kearah matanya.

“Fine. Jadi kapan aku harus menemuinya?”

“Pagi ini.” Seungri mengambil tissue dan membersihkan mulutnya sebelum bangkit berdiri dan menepuk pundak Jiyong. “Bersiap-siaplah. Aku akan menemanimu.” Kemudian pergi meninggalkan Jiyong yang terdiam.

*****

“YAH! apa ini masih bisa disebut pancake huh?” Dara bertanya pada Taeyang dengan wajah gelinya.

“Makan saja haish jinjja.” Taeyang menatap Dara dengan wajah marah, tentu saja ia tidak marah. Hanya sedang berpura-pura marah.

“Bagaimana aku bisa memakan ini jika rasanya seperti roti gosong? Benar-benar tak memiliki cita rasa.” Dara mencibir Taeyang masih dengan wajah gelinya.

“YAH! Sandara park!”

“Mwo? Harusnya kau tidak usah menawarkan diri jika kau tidak bisa membuat pancake hahaha.” Dara tertawa mengejek pada Taeyang.

“kau benar-benar. Aish..”

“Setidaknya kau sekarang harus bertanggung jawab dengan perutku. Aku belum makan dan kau malah meracuniku dengan roti gosongmu itu.”

“ITU BUKAN ROTI GOSONG! Aishhhh..” Taeyang mengacak rambutnya frustasi. “Baiklah, bagaimana kalau kita makan diluar saja?”

“Ide yang bagus. Tapi…aku tak membawa pakaian kemari. So kindly borrow me your clothes.”

“Fine, ambillah pakaian mana saja yang kau inginkan dari lemariku.”

“Jinjja? Ah..Aku akan mengambil yang paling mahal. Aku berdoa pakaianmu tidak mempunyai ukuran yang besar sehingga aku akan tetap terlihat cantik nantinya.” Dara tertawa sebelum meninggalkan Taeyang yang menatap tak percaya ke arahnya.

“Aish that girl.”

*****

“Ceritakan padaku.” Seungri berkata dengan suara pelan masih dengan menatap kearah depan, fokus pada arah jalanan.

“Ceritakan apa? apa yang harus ku-”

“Mengapa kau bisa bersama Kiko malam itu.” Seungri memotong ucapan Jiyong.

“A-aku..”

“Jangan berani mengatakan alasan yang kau berikan pada TOP hyung.” Sekali lagi Seungri memotong ucapan Jiyong.

“Apa maksudmu?”

“TOP hyung menceritakan padaku apa yang kau katakan padanya kemarin. Alasanmu benar-benar konyol hyung.” Seungri memutar matanya, kesal ketika mengingat alasan Jiyong yang diberikan pada TOP.

“Aish that man. Benar-benar cerewet.”

“Ceritakan.”

“YAH! Kenapa kau memerintah leadermu huh? K-”

“Aku bersumpah akan membiarkan Taeyang hyung merebut noona jika kau tak menceritakannya padaku.”

“Mwo?”

“Lihatlah hyung, sekarang semua orang membencimu. Bahkan Daesung hyung yang selalu diam, merasa marah padamu, yah walau tak sebesar rasa marah para gadis 2NE1. Apa kau pikir ada orang yang memihakmu sekarang? Yang akan membantumu? Tidak ada. Kau hanya mempunyai aku sekarang di pihakmu hyung. Dan aku tidak akan takut untuk meninggalkanmu berjuang sendirian jika kau masih keras kepala.” Seungri menatap kearah Jiyong.

Jiyong kini tengah menatap kosong kearah depan. Sadar dengan apa yang baru saja dikatakan Seungri. Ya, itu benar. Hanya Seungri yang ada di pihaknya sekarang. Ia tidak bisa mengharapkan orang lain. Semua orang membencinya sekarang. Terutama sahabat terbaiknya, Taeyang.

“Aku tak bermaksud membuat ini semua jadi serumit ini.” Jiyong menundukkan kepalanya, merasa bersalah.

“Sekarang belum terlalu terlambat hyung. dan karna kau ingin memperbaikinya, setidaknya ceritakan kejadian sebenarnya kepadaku. Jangan mengurangi dan menambahkan. Agar aku bisa memahami situasinya dan membantumu mencari jalan keluar.”

“Baiklah.”

FLASHBACK ON

“Yah, mengapa kemampuanmu membuat lagu semakin memburuk saja huh?” YG melemparkan lembaran sheet music yang Jiyong berikan padanya dengan keras di hadapan Jiyong. Membuat Jiyong terdiam menundukkan kepala.
 
“Hyung a-a..”
 
“Jiyong-ah, aku mempercayaimu. Aku selalu membanggakanmu, memujimu, membesar-besarkanmu di depan orang lain karena bakatmu yang luar biasa. Aku mencintai musik-musik yang kau ciptakan. Percaya padaku, kau harapanku diantara semua artis YG. Tapi.. Kali ini semua lirik-lirik yang kau berikan, semua musik yang kau ciptakan ini benar-benar tidak bisa disebut bagus. Kemana Kwon Jiyong yang hebat dalam menciptakan musik-musik berkelas? Huh?”

“Aku…aku…”
 
“Keluarlah, dan berjanjilah padaku minggu depan kau akan kembali kesini dengan membawa hasil yang lebih bagus dari ini. Ingat deadline untuk solo album-mu semakin dekat.” YG bangkit berdiri dari kursinya, meninggalkan Jiyong terdiam dalam ruangannya sendiri.
 

*****

“Yoboseyo?”
 
“Oh Jiyong? Ada apa?” Jjangmae bertanya dari ujung telepon.
 
“Bisakah aku bicara dengan Dara? Sebentar saja.” Jiyong berkata dengan sedikit nada memohon.
 
“Ah mianhae Jiyong-ah, Dara sangat sibuk sekarang. Dia sedang shooting MV terbaru 2NE1. Mengertilah, ne?”
 
“Sebentar saja kumohon.”
 
“Mianhae Jiyong, kau bisa menelpon beberapa jam lagi.” Jjangmae menutup sambungan telepon dengan cepat, takut Jiyong akan memaksa untuk berbicara dengan Dara.

3 Hours later
 
“Yoboseyo?” Suara lelah Dara terdengar diujung telepon.
 
“Darong..”
 
“Jiyong ada apa? Apa kau baik-baik saja?”
 
“Aku tidak baik-baik saja.”
 
“Mwo? Wae?”
 
“Bisakah kau datang kesini? Aku membutuhkanmu. Aku benar-benar membutuhkanmu.”
 
“Jiyong, mianhae. Aku tidak dapat kesana sekarang. I still have 3 shoots with the girls. Tapi aku berjanji akan datang kesana sesegera mungkin setelah jadwalku hari ini sele-“
 
“Arasso.” Jiyong memutuskan sambungan telepon. Membuat Dara terdiam cemas. Tidak biasanya Jiyong langsung memutuskun telepon seperti itu, pikirnya.
 

@ Twosome Club
 

“Heol. Work. Work and Work. Just dating that damn work then.” Jiyong berkata pelan pada dirinya sendiri. Merasa kesal karena Dara tidak dapat menemuinya sekarang ketika dia benar-benar sangat membutuhkan Dara. dia benar-benar membutuhkan seseorang sekarang. Pikirannya kacau setelah keluar dari ruangan YG tadi pagi. Dia benar-benar stress memikirkan deadline albumnya yang semakin dekat, tapi otaknya tak bisa diajak bekerja sama untuk menciptakan lagu yang diinginkan YG.
 
“Damn that old man.” Jiyong mengacak rambutnya kesal. “Where the hell is my vodka?” Jiyong berteriak kepada sang bartender. Membuat sang bartender dengan cepat memberikan Jiyong segelas vodka.
 
“Dunia ini benar-benar membuatku gila. Arrgghhhhhh!” Jiyong berteriak frustasi sambil meneguk vodka-nya yang kesekian kali. “Berikan aku satu lagi.”
 
“But sir, you already drunk. you can-“
 
“GIVE ME ONE!!!” Jiyong berteriak keras membuat sang bartender ketakutan.

“Yes sir. This is your vod-”

“Oh Jiyong?” Sebuah suara familiar memotong ucapan sang bartender. Membuat Jiyong membalikkan badannya untuk melihat pemilik suara tsb.
 
“Kiko-chan?”
 
“Uhhh yeah. Apa yang kau lakukan disini? Dimana TOP?” Kiko bertanya kepada Jiyong sambil duduk di sebelahnya.
 
“Aku bukan ibunya. Aku tak tahu.”

“Ohh.. I see. Btw, Kau belum menjawab pertanyaanku. Apa yang kau lakukan disini? Sendiri?” Kiko bertanya dengan sebuah seringaian di bibirnya.
 
“Mengeluarkan kepenatan. Dan ya, aku sendiri.”
 
“Wow. Kebetulan. Aku juga datang sendiri.”
 
“Then lets be drinking budies for tonight.” Jiyong berkata sambil meminum segelas vodka yang diberikan padanya tadi.
 
“Yeah!” Kiko tertawa menyetujui ajakan Jiyong untuk menjadi teman minumnya.
 

2 hours later..
 

Setelah meneguk lebih dari 12 gelas vodka, Jiyong mulai kehilangan kesadarannya. Ia berbalik ke arah Kiko. “Hey. Let ‘ s go home.”

“Yeah. Biarkan aku mengantarkanmu.”

“Ani, aku akan pulang sendi-“
 
“Kau mabuk berat. Let me help you!” Kiko menarik lengan Jiyong, membawanya keluar dari club.
 

@ Jiyong ‘ s apartment
 

“Jiyong… masukkan password apartmentmu.”
 
“Neh.” Setelah memasukkan password, Jiyong dan Kiko masuk ke dalam apartment. Kiko membantu Jiyong masuk ke dalam kamar, membantu Jiyong melepaskan sepatu dan jaketnya saat tiba-tiba Jiyong menarik wajah Kiko dan menciumnya ganas.
 
“Dara..” Jiyong mendesah ditengah ciuman panasnya dengan Kiko, “Uhh..i miss you so much babe..” Jiyong terus menyebut nama Dara dalam ciuman panasnya dengan Kiko.
 
‘Sepertinya dia menganggapku Dara.’ Pikir Kiko. ‘Fine, Tak apa jika kau menganggapku

Dara. After all you ‘ re a hot man. I can ‘ t ignore you.’
 

Jiyong dan Kiko terus berciuman, saling beradu lidah, bertukar saliva, tak memedulikan keadaan sekitar. Ketika tanpa sadar Dara masuk ke dalam kamar dan melihat adegan itu.

Kaget.
 
Tak lama kemudian suara isakan mulai terdengar, Dara menangis terisak.

Mendengar isakan Dara, membuat Jiyong yang sebelumnya mabuk, menjadi sadar total –if that even possible. Tangisan Dara membawa kembali kesadaran Jiyong. Jiyong sangat kaget mendapati bahwa bukan Dara yang ditindihnya, yang diciumnya mesra. Tetapi gadis lain, Kiko.
 
“Dara…”
 

FLASHBACK OFF

“Apakah kau menceritakan yang sejujurnya padaku hyung?”

“Aku tak berbohong maknae.” Jiyong menjawab Seungri pelan.

“Lalu mengapa kau tak menceritakan ini pada TOP hyung? Kenapa kau malah membuat seolah-olah ini salah Noona di depan TOP hyung? Kenapa kau-”

“Aku sudah cerita Seungri-ya. Aku pergi clubbing malam itu karena-”

“Karena aku kacau, aku meminta Dara untuk menemaniku tapi dia tidak bisa. dan akhirnya semuanya berakhir seperti itu. Itu yang kau ingin katakan huh?”

“A-”

“Kau sangat buruk hyung.”

“Apa? Kau tak mengerti.”

“aku mengerti. Itulah sebabnya aku bilang kau sangat buruk.”

“Lalu kenapa kau bilang aku buruk huh?”

“Ayo akui, ini semua salahmu. Kau hanya takut disalahkan oleh semua orang, jadi kau juga ikut menyalahkan noona yang sebenarnya tidak mempunyai salah. Benar kan?”

“Apa yang kau katakan? Aku ti-”

“Aku benar. Kau terlalu takut. Takut semua orang akan menyalahkanmu. Kau tidak siap untuk disalahkan, benar kan?” Seungri bertanya pada Jiyong, yang lebih terdengar seperti pernyataan. Jiyong hanya mengangkat bahu, mengisyaratkan bahwa dia tak tahu.

“Sekali lagi aku benar. Kau menganggap itu salah noona hanya karena noona tak menemanimu saat itu. Tapi sebenarnya itu salahmu.” Seungri menarik nafas dalam sebelum melanjutkan, “Kau yang care less saat membuat lagu baru, kau terlalu santai saat membuat lagu-lagu itu. Kau terlalu yakin sajangnim akan menerima lagu-lagu yang kau buat meskipun kau mengerjakannya dengan san-”

“Aku tak santai saat itu.”

“Huh? Apa kau kira aku amnesia begitu saja hyung? Jelas-jelas aku yang selalu bertanya padamu kenapa kau hanya menghabiskan waktumu dengan hal-hal yang tak berguna sementara kau disuruh membuat lagu baru oleh sajangnim setiap kali aku melihatmu hanya tidur, bermain game, shopping, menganggu para trainee, dll. Apa kau kira aku amnesia huh?”

“Aish..Kenapa ka-”

“Jadi itu semua salahmu.”

“Jika aku mengakui kesalahanku, Dara akan menerimaku kembali?” Jiyong bertanya pelan.

“50:50.”

“Kalau begitu kuakui atau tidak, Dara tetap akan membenciku, meninggalkanku. Apa gunanya aku mengakui kesalahanku? Tak ada yang akan berubah kan.”

“Tolol. Setidaknya kau telah mencoba hyung.”

“Mencoba? Apa gunanya mencoba sesuatu yang hampir tidak mungkin? Setidaknya jika aku berasalan, Dara akan merasa sedikit bersalah dan mungkin mau menerimaku kembali. Itu terdengar lebih baik daripada mengakui kesalahanku tapi tak mendapat apa-apa diakhir.”

“Kau bilang kau cinta pada noona. Apakah caramu mencintai orang adalah dengan membohonginya hyung? You’re impossible.”

“Kau tak mengerti.”

“Kau yang tak mengerti. Apa salahnya mengakui kesalahan? Setidaknya kau telah berusaha jujur. Orang akan lebih menghargai kejujuran daripada kebohongan hyung.”

“Aish. Baiklah. As if i have a choice here.”

“Bagus. Nah ayo turun, kita sudah sampai.” Seungri berkata sambil melepaskan sabuk pengamannya.

*****

“Hahaha. Kau benar-benar lucu Bae. Aigoo.”

“Yah! Berhenti menertawakanku, atau aku akan mengubah pikiranku untuk mentraktirmu.” Taeyang mengerucutkan bibirnya kesal pada Dara.

“OMOOO! Our Taeyangie is pouted. Aigoo kau sangat imut Bae.” Dara berkata sambil mencubit hidung Taeyang seperti anak kecil. It’s obvious, She’s teasing him.

“Yah! Jangan memanggilku Taeyangie. It’s so gay.”

“Hahaha fine. Btw, dimana kau akan mentraktirku makan? Aku ingin makan Japchae dan Hoddeok sekarang. Aku dengar Japchae dan Hoddeok di sekitaran Gyeongbokgung enak. Aku ingin coba.”

“Ani. Kita coba yang di Hongdae saja.”

“Aisht. Kau! Ayolah. Aku ingin mencobanya. Please?” Dara mengedipkan matanya kearah Taeyang, mencoba ber-aegyo di depan Taeyang.

“Itu tak mempan. Aish. Baiklah.”

“Kyaa! Our Taeyangie is daebak.Kekekeke.” Dara berkata dengan semangat sambil membuka pintu apartemen Taeyang.

“Dara?” Sebuah suara terdengar sesaat setelah Dara membuka pintu apartemen Taeyang, menampilkan Seungri dan Jiyong yang terkejut dengan apa yang dilihat mereka.

“Jiyong..”

 

 

*****

~TBC~

SORRY FOR THE LONG HIATUS! THANKS FOR THOSE WHO STILL WAIT FOR THIS FIC. I REALLY AM SORRYYY, I KIND OF LOST THE FILE OF THE STORY SO THAT’S WHY AND MY PC DOESN’T HAVE MS WORD SINCE MY FATHER INSTALLED IT AGAIN AND LOST ALL DATAS ON IT, THAT’S WHY I CANT WRITE AGAIN…AND YES IM TOO LAZY TO INSTALL MS WORD.. SO FORGIVE ME FOR MY LONG HIATUS!!! AND LAST BUT NOT THE LEAST, I KIND OF LOST CONCEPT OF THE STORY SO DON’T MIND IF THERE’S SOMETHING ODD! THX

Sorry untuk long hiatusnya!! Terima kasih untuk kalian yang masih nunggu ff ini ^^ aku benar2 minta maaf untuk long hiatusnya, aku kehilangan file ffnya dan pc-ku gk punya MS Word karena papaku re-install PCnya (kyk direset gitu) dan semua data dlm pc hlg termasuk MS Word, dan aku mls (alias gk tau caranya) utk install ulg MS Word karna perlu number series apalah itu–” jadi maaf, aku bnr2 gk punya aplikasi utk nulis jd aku mutusin utk hiatus…dan juga aku rada hilang konsep ceritanya jd jgn bingung kalo ada yang aneh/ganjil-_- hehehe sekali lagi MAAF!!! oh dan kalo ada typo, kepotong atau apalah maaf ya soalnya aku gk baca & edit ulang hehe.. tq!

___

<<back   next>>

35 thoughts on “Give Me Second Chance [Chapter 4]

  1. Why all d semi hiatus story always hanging half way, really…ended half way..
    ?hehe… hope…can continue, almost heart attack…coz 2excited…pls my dear writer..dun hang it here 4too long…love you…:))

Leave a comment