UNTITLED (Oneshoot)

Untitled-1

Author : Reni Bintang

Judulnya sebenarnya gak Ada hubungannya sama jalan cerita FF ini. Aku sebenarnya bingung buat ngasih judul jadi weh aku judulin itu hehe. Kalian boleh bisi mau nyaranin judul yang tepat hehe. Selamat membaca ya readers-nim dan semoga suka sama FFku yang ini. Baca juga ya FF series aku yang two people yang kebetulan barengan di postnya . sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih.

Kesan pertama yang akan aku katakan saat ada seorang teman yang mengatakan dia sedang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang wanita yang baru pertama kali dia lihat adalah “Bullshit”. Maksudku adalah bagaimana bisa seseorang jatuh cinta kepada orang yang sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya. Setidaknya harus ada proses yang menjadikan seseorang jatuh cinta. Misalkan seorang pria kenal dengan seorang wanita lalu wanita itu memperlakukan si pria dengan sangat baik dan sangat perhatian lalu lama kelamaan pria itu merasa suka dengan semua hal yang telah dilakukan wanita itu lalu terjadilah proses jatuh cinta. Nah kalau seperti itu aku baru akan percaya karena jelas proses dan alasannya. Menurutku setidaknya cinta itu akan muncul saat dua orang saling memberikan perasaan positif terhadap satu sama lain. Tapi jatuh cinta pada pandangan pertama? Hanya orang melankolis yang dapat mempercayai itu semua. Itu adalah hal yang akan selalu aku katakan kepada seorang teman yang mengajakku untuk berdebat tentang cinta pada pandangan pertama. Aku sama sekali tidak percaya dengan hal itu. Tidak ilmiah. Itu adalah alasan yang selalu aku katakan kepada Seungri sahabatku yang selalu mengatakan bahwa dia merasa jatuh cinta kepada setiap wanita yang baru dia temui di mall, di bioskop atau di tempat umum lainnya. Aku selalu meledek jika dia kembali mengulang kata itu lagi. Tapi sekarang aku seakan termakan oleh semua perkataanku sendiri saat melihat seorang wanita cantik yang baru saja memasuki pintu cafe yang menjadi tempatku dan Seungri sekarang nongkrong. Aku terpaku saat melihat wanita itu berjalan mengekor dibelakang satu wanita lagi yang berjalan di depannya. Mataku terus mengikuti arah wanita itu melangkah. Dan tanpa aku sadari kedua wanita itu kini sedang berjalan kearah mejaku. Dia terus berjalan dan mendekat kearahku membuat jantungku tiba-tiba terkena serangan jantung mendadak. Apakah hal ini juga yang selalu Seungri alami saat dia mengatakan bahwa dia sedang jatuh cinta pada pandangan pertama?

“Seungri-ah” Ujar lembut wanita yang tadi berjalan mendahului wanita cantik itu. Dia memanggil nama Seungri sahabatku. Jadi dia bukan hanya berjalan kearah mejaku tapi dia memang menuju ke mejaku. Aku memperhatikan wanita cantik yang kini berdiri disamping wanita yang sebelumnya menyapa Seungri. Aku pikir wanita yang tadi menyapa Seungri adalah kekasih barunya, kami sebenarnya duduk disini untuk menunggu kekasih Seungri datang. “Mianhae karena aku terlambat.” Kata wanita itu dengan raut wajah menyesal.

“tidak apa-apa.” Ujar Seungri. “kami juga baru datang.” Seungri tersenyum manis kepada wanita yang aku pikir adalah kekasihnya itu kemudian menyuruh mereka berdua untuk duduk. Wanita cantik itu sekarang duduk dihadapanku membuatku bisa melihatnya dengan lebih jelas, dan ternyata dia bukan hanya cantik. Tapi dia sangat cantik. “kenalkan ini Jiyong.” Seungri menepuk bahuku membuat kedua wanita itu melihat kepadaku.

“perkenalkan namaku Lee Chaerin.” Sapa kekasih baru Seungri sambil mengulurkan tangannya. “Seungri banyak menceritakan tentangmu.” Sambungnya sambil sedikit terkekeh membuat aku curiga Seungri membicarakan hal yang bukan-bukan tentangku.

“Kwon Jiyong.” Balasku sambil menyambut uluran tangan Chaerin.

“Dan itu siapa?” tanya Seungri sambil menggerakan dagunya menunjuk wanita cantik yang duduk disamping Chaerin.

“ini Sandara tapi kalian bisa memanggilnya Dara saja.” Ujarnya sambil menepuk bahu wanita cantik itu yang kini aku ketahui bernama Dara. Namanya sangat indah, sangat sesuai dengan wajah cantiknya. “dia sedang sedih karena kekasihnya tidak menghubunginya, jadi aku membawanya kesini.” Kata Chaerin sambil tersenyum menggoda Dara. Aku menjadi sedikit kecewa setelah Chaerin mengatakannya. Ternyata wanita cantik ini sudah ada yang punya membuatku langsung patah hati dibuatnya.

“aku tidak sedih. Aku hanya kesal saja.” Balasnya tegas kepada Chaerin tapi Chaerin hanya mencibirnya. Dia kemudian mengalihkan pandangannya kepada Seungri. “Dara.” Ujarnya sambil mengulurkan tangan kepada Seungri kemudian dia mengalihkan pandangannya kepadaku setelah melepaskan jabatan tangan Seungri. “Dara,” ujarnya lembut sambil mengulurkan tangannya kepadaku. Aku kemudian menyambut tangannya sambil menyebutkan namaku lalu dia melepaskan jabatan tanganku dan tersenyum kepadaku. Dia tersenyum sangat manis membuatku berpikir bahwa mungkin wanita cantik yang sekarang duduk dihadapanku ini adalah seorang Dewi yang turun ke bumi dan menyamar menjadi sahabat Chaerin. Aku terkekeh dengan pemikiranku sendiri. Setelah proses saling kenalan dan jabat tangan kami langsung memesan minum dan terus berbincang-bincang. Dara banyak tertawa dan tersenyum karena mendengar celetukan dan candaan yang Seungri lontarkan, sedangkan aku banyak tersenyum karena senang ada wanita cantik dihadapanku.

“kalian alumni SMA Seukang kan?” tanya Chaerin tiba-tiba membuatku sedikit tersentak. Tadi aku sedang mencuri-curi pandang kepada Dara. Seungri mengangguk mengiyakan “kalau begitu kalian pasti kenal dengan Lee Donghae.” Katanya lagi.

“anak basket?” tanya Seungri yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Chaerin. “kenapa kau bisa kenal dengannya?” tanya Seungri, nada bicaranya sedikit berubah setelah mendengar nama Donghaedisebut. Bagaimana tidak, si Donghae itu adalah kakak kelas kami yang pernah membuatku, Seungri, dan dua orang lagi teman kami harus dikeluarkan dari tim basket sekolahsaat itu. Hal itulah yang membuatku dan Seungri bermusuhan dengannya sampai sekarang.

“dia kekasih Dara.” Ujar Chaerin sambil menunjuk Dara yang kini sedang meminum greentea latte miliknya. Kenapa dari sekian banyak pria di dunia ini harus pria itu yang menjadi kekasih wanita cantik yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama untuk pertama kalinya.

                                                                        ~~~

Salah satu hal yang paling menyebalkan di dunia ini adalah saat kau jatuh cinta kepada seorang wanita tapi ternyata wanita itu sudah mempunyai kekasih dan yang lebih parahnya kekasih wanita itu adalah musuhmu sendiri.Itulah yang sekarang sedang aku rasakan. Aku sadar aku telah benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Dara karena setelah aku pulang dari cafe yang menjadi tempat bersejarah pertemuanku dan Dara itu aku sama sekali tidak bisa melupakan wajah cantik Dara, caranya tersenyum, caranya tertawa, tatapan matanya saat melihatku bicara.Pokoknya semua hal yang Dara lakukan saat itu benar-benar terekam jelas oleh otakku. Dan setelah hari itu intensitas aku bertemu dengan Dara bisa terbilang sering, karena biasanya baik Dara maupun aku sama-sama sukamengekori Seungri dan Chaerinberkencan.Bukannya aku tidak ada kerjaan lain hingga mau mengikuti orang yang sedang berkencan tapi mereka berdua, Chaerin dan Seungri selalu mengajakku jika akan pergi. Aku yang tahu bahwa Dara juga akan ikut selalu mengiyakan. Aku selalu mengiyakan karena aku pikir lumayan bisa nonton film gratis dan bisa memandang wajah Dara sepuasnya, dan yang paling penting aku bisa banyak mengobrol dengan Dara.

Selama tiga bulan terakhir ini akusudah memperhatikan Dara, dari mulai caranya berbicara sampai caranya berpikir.Dan selama tiga bulan terakhir ini juga aku bisa mengenal Dara lebih jauh. Aku tahu tanggal lahir Dara, aku tahu hobi Dara, aku tahu film favorit Dara, aku tahu Darasangat menyukai tokoh Shinici Kudou dalam komik conan, aku tahu Darasangat menyukai penulis bernama Nicholas Sparks (penulis novel Dear John, The Last Song, The Notebook, Nights in Rodanthe, A Walk to Remember, The Heaven of Love, dll), aku tahu Dara adalah tipe wanita yang enak untuk diajak ngobrol, aku tahu Dara menyukai namja yang tidak merokok (membuatku secara tidak langsung diblack list daridaftar pria idaman Dara), dan sekarang aku tahu bahwa Dara selain membaca novel roman picisan ternyata dia juga suka membaca novel fantasy seperti seriesPercy Jackson dan seriesThe Mortal Instruments.

“jadi mengapa kau menyukai novel bergenre itu?” tanyaku sambil menopang Dagu. Dia duduk dihadapanku dan disampingnya ada Chaerin yang juga sedang mengobrol dengan Seungri yang duduk disampingku.

“kenapa?” tanyanya. “apa itu tidak terlihat seperti aku?” tanyanya lagi sambil tersenyum, aku mengangguk. “aku suka karena kedua novel itu sangat enak dibaca, aku suka bagaimana cara Rick Riordan dan Cassandra Clare menyampaikan setiap adegan yang ada di kedua novel itu kepada para pembacanya.” Ujarnya sambil tersenyum. “aku seakan ikut merasakan ketegangan mereka Ji.” katanya lagi. “dan aku sangat suka karena mereka berimajinasi dengan sangat indah.”

“siapa itu yang kau sebut sebelumnya?” tanyaku bingung.

“penulis Percy Jackson dan The Mortal Instruments.” Jawabnya.

“aku pikir kau hanya membaca roman picisan.” Kataku.

“semua orang memang berpikir begitu, mungkin karena penampilanku yang seperti ini.” Katanya sambil tersenyum. penampilannya memang selalu terlihat feminin jadi aku sedikit kaget ketika dia mengatakan bahwa dia menyukai jenis novel yang ada adegan bunuh-bunuhan.

“kenapa kau suka membaca?” tanyaku mencari topik yang lain.

“kenapa kau suka musik?” tanyanya balik.

“karena musik menenangkanku, musik bisa menyampaikan isi hati kita saat kita tidak bisa mengatakannya.”

“buku juga seperti itu.” Katanya. “dengan membaca buku aku dapat menenangkan pikiranku, membayangkan setiap adegan yang tertulis disana membuat imajinasiku terus berkembang. Dan terkadang buku juga bisa menyampaikan isi hati dari penulisnya ketika dia tidak bisa mengatakannya langsung.” Katanya. “aku yakin semua penulis di dunia ini pasti setidaknya pernah menuangkan kisah nyata mereka pada buku yang mereka tulis.” Katanya lagi sambil tersenyum.

“jadi kau lebih suka membaca buku daripada menonton film?” tanyaku. Dia mengangguk.

“ketika kita menonton film kita sudah disuguhkan adegan yang telah jadi. Tapi ketika kita membaca buku kita disuguhkan adegan mentah jadi kita harus membayangkannya sendiri di imajinasi kita untuk mereka adegan yang tertulis. Bagian itulah yang paling aku suka dari membaca.” Aku mengangguk mengerti.

“apa kau ingin menjadi seorang penulis juga?” tanyaku, dia menggeleng.

“aku tidak bisa menguraikan setiap adegan menjadi kata-kata.” Katanya sambil nyengir lebar. “jadi aku hanya pembaca tanpa sekalipun mencoba untuk menulis. Kecuali menulis dibuku harianku.” Katanya lagi. aku tertawa setelah mendengarnya. “aku tahu kau pasti sekarang sedang menertawakanku yang suka menulis buku hariankan?” tanyanya sambil merenggut. “kau pasti berpikir bahwa aku sangat konyol karena melakukan itu.” Katanya lagi sambil mengerucutkan bibirnya. “kau dan Donghae ternyata sama saja.” Ujarnya lagi.

“jangan pernah samakan aku dengan dia.” Kataku langsung menghentikan tawaku. “aku tidak sudi disamakan dengan brengsek itu.” Sambungku.

“kenapa kau dan Seungri sepertinya sangat membenci Donghae?” tanyanya. “apa kalian pernah punya masalah sebelumnya?” aku mengangguk mengiyakan. “masalah apa?” tanyanya lagi.

“ini urusan pria.” Kataku. “wanita tidak perlu tahu.” sambungku membuatnya kembali merenggut. Dara sangat menggemaska saat memanyunkan bibirnya seperti itu. “sudah berapa lama kau dan brengsek itu berpacaran?” tanyaku. Aku bertanya karena penasaran.

“sudah dua tahun.” Katanya kemudian mengambil mochalatte yang ada dihadapannya.

“kenapa kau berpacaran dengannya?” tanyaku lagi.

“karena dia baik.” Jawabnya.

“brengsek seperti itu kau bilang baik?” aku berdecak kemudian menggeleng-gelengkan kepala. “apa kau yakin kau tidak buta?” tanyaku.

“memangnya kenapa?” tanyanya. “dia tidak merokok, dia pintar, dia baik, dia tidak pernah berkata kasar kepadaku, dia memperlakukanku dengan baik dan sangat perhatian kepadaku. bagian mana yang membuatnya menjadi seorang brengsek?” Jawabnya yang seketika membuatku bungkam karena mau tidak mau aku harus rela mengiyakan itu semua. Dia memang namja paling lurus yang ada sekolahku dulu, dia adalah murid teladan idaman semua ahjuma untuk dijadikan menantu, dia juga taat aturan sehingga dia melaporkanku dan temanku yang lain kepada dewan disipliner sekolah saat kami ikut tawuran dengan sekolah lain membuat kami harus di skors selama seminggu dan tentunya aku harus dikeluarkan dari tim basket sekolah dan gagal menjadi ketua basket yang akhirnya menjadikan brengsek itu terpilih jadi ketua basket. Aku dan teman-temanku berpikir bahwa dia sengaja melaporkan kami supaya aku dikeluarkan dan dia bisa menjadi ketua basket. Hal itulah yang membuatku sangat tidak menyukainya.

“baiklah aku mengakui dia memang namja terlurus yang ada disekolahku dulu.” Kataku akhirnya dengan terpaksa.

“Tapi sekarang dia sudah berubah Ji.” Ujarnya, nada bicaranya sedih.

“dia berubah bagaimana?” tanyaku penasaran.

“dia sudah tidak seperti dulu lagi.” katanya. “sekarang dia jarang menemuiku dengan alasan sibuk, dia juga jarang memperhatikanku lagi padahal dulu dia tidak pernah absen untuk memastikan aku sudah makan.” Katanya. Raut wajahnya benar-benar berubah menjadi sedih. “bahkan saat kami bertemupun dia hanya sibuk dengan ponselnya sendiri sedangkan aku hanya diabaikan dan saat aku menegurnya dia akan menjadi marah kepadaku lalu kami bertengkar dan akhirnya aku yang harus meminta maaf jika sudah seperti itu.” Sambungnya.

“mungkin itu hanya perasaanmu saja. Mungkin Donghae memang sangat sibuk.”

“aku juga awalnya berpikir seperti itu, tapi sekarang dia malah semakin berubah. sudah seminggu lebih dia tidak menghubungiku Ji. Terkadang aku berpikir bahwa mungkin dia lupa jika aku adalah kekasihnya.” Katanya sedih membuatku jadi ikut bersedih. Kenapa melihat wajah Dara yang seperti ini membuat hatiku seakan ditusuk oleh besi panas?

“kalau seperti itu terus kenapa kau tidak minta putus saja?” tanyaku. “aku yakin pasti kau sangat sakit karena terus diabaikan oleh kekasihmu sendiri. Untuk apa kau bertahan jika harus merasakan rasa sakit?” Kataku.

“aku tidak ingin putus dengannya.” Katanya. “aku sangat mencintainya dan meminta putus tidak semudah yang kau ucapkan Ji. Aku tidak ingin putus lalu merana karena tidak bisa melupakannya. Aku baik-baik saja dengan semua ini asalkan Donghae masih kekasihku.” Katanya membuatku menyadari betapa besar rasa cinta yang Dara punya untuk kekasihnya. Aku sama sekali tidak punya kesempatan.“Ji maafkan aku.” Katanya. “kau harus mendengar semua ini.” Ujarnya lagi.

“tidak apa-apa.” Kataku. “aku senang kau bisa terbuka seperti ini kepadaku.” aku tersenyum simpul kepadanya membuat dia kembali tersenyum.

“Pulang yuk?” ajak Chaerin kepadaku dan Dara. Dara mengangguk kemudian berdiri dari tempatnya tadi duduk kemudian kami berempat meninggalkan meja kami. “Ji, kau bisa mengantar Dara?” tanya Chaerin saat kami sedang berjalan menuju pintu keluar cafe. “aku harus cepat pulang karena ayahku sedang ada dirumah.” Sambungnya.

“terus bagaimana dengan Seungri?” tanyaku. Biasanya Seungri akan pulang denganku dan Chaerin akan mengantar Dara kerumahnya.

“Seungri akan pulang bersamaku.” Katanya. “rumah kami searah jadi akan lebih praktis jika aku pulang bersama Seungri, aku harus memutar jika harus mengantar Dara dulu.”

“baiklah kalau begitu.” Kataku sambil tersenyum senang karena bisa lebih lama bersama Dara.

Selama perjalanan mengantar Dara, aku dan dia kembali lagi mengobrol tentang banyak hal. Aku sangat suka mendengar suara Dara, aku merasa suaranya bisa menenangkanku dan saat Dara tertawa entah kenapa aku selalu ingin ikut tertawa. Suara Tawanya seolah menular kepadaku.

“Terimakasih untuk tumpangannya.” Kata Dara sambil tersenyum kemudian membuka sabuk pengaman yang melingkarinya.

“tidak perlu berterimakasih karena nanti aku pasti akan meminta kau untuk membalasnya.” Kataku sambil tersenyum. “Dara aku akan mengantar sampai ke depan pintu rumahmu.” Kataku lagi membuat Dara yang sedang membuka sabuk pengaman langsung melihatku. “dan aku tidak ingin kau menolak.” ujarku lagi.

“baiklah jika kau memaksa.” Balasnya sambil tersenyum kemudian membuka pintu mobilku kemudian keluar. Aku langsung membuka pintu mobil lalu keluar dan langsung menyusul Dara yang sudah berjalan terlebih dulu.

“Dara jika kau membutuhkan aku atau membutuhkan bantuanku kau bisa langsung bilang kepadaku.” kataku yang kini sedang berjalan beriringan dengan Dara. “kau tidak perlu sungkan.” Sambungku membuat Dara menghentikan langkahnya dan langsung melirik kearahku.

“memangnya tidak apa-apa jika aku meminta bantuanmu?” tanyanya, aku mengangguk. “kau akan menolongku untuk melakukan apapun?” tanyanya lagi dan aku kembali mengangguk sambil tersenyum. “gomawo.” Katanya sambil tersenyum sumringah. “kau memang seorang teman yang sangat baik. Aku beruntung karena menjadi temanmu.” Ujarnya lagi kemudian kembali berjalan. Aku tersenyum getir saat mendengarnya berbicara seperti itu karena yang aku inginkan adalah menjadi seseorang yang lebih dari sekedar teman untuknya. Namun aku sadar itu semua hanyalah keinginan yang tidak akan pernah bisa menjadi kenyataan.

~~~~

Tidak terasa aku dan Dara sudah saling mengenal lebih dari enam bulan sekarang. Aku dan Dara sekarang lebih sering pergi berdua. Memang bukan pergi berdua untuk berkencan tapi aku selalu menemaninya kemanapun dia meminta aku untuk menemaninya. Terkadang aku menemaninya pergi ke toko buku untuk melihat koleksi terbaru, terkadang juga aku akan menemaninya duduk seharian disebuah perpustakaan untuk membaca buku yang dia suka, dan terkadang juga aku menemaninya makan siang atau makan malam jika dia sedang ingin makan diluar dan tidak ingin makan sendirian. Dan ternyata Dara suka memotret juga jadi terkadang dia sering mengajakku pergi ke tempat yang memiliki pemandangan indah untuk diambil gambarnya. Aku senang-senang saja saar Dara mengajakku untuk pergi. Walaupun dia hanya menganggapku teman tapi aku sudah sangat merasa senang karena setidaknya aku bisa selalu dekat dengan Dara dan aku juga bahagia karena selalu melihat tawanya saat kami sedang pergi berdua. Melihat dia tersenyum dan tertawa seperti sekarang saja sudah membuatku merasa cukup jadi aku tidak lagi mengharapkan sesuatu yang lebih karena aku tahu jika berharap terlalu lebih itu akan membuat perasaanku sakit, karena faktanya aku sangat tahu seberapa kuat perasaan yang Dara punya untuk Donghae kekasihnya yang menurutku sangat brengsek. Dara sangat mencintainya bahkan dia rela terus diabaikan oleh kekasihnya itu dan akan kembali menyambutnya jika Donghae datang lagi kepadanya bahkan tanpa perasaan bersalah sedikitpun. Aku pikir Dara sudah sangat dibutakan oleh Donghae sama seperti aku yang sudah dibutakan oleh pesona Dara.

“Ji lihatlah ini.” Aku melihatnya yang kini sedang berjongkok di depan sebuah tanaman berbunga. Aku menghampirinya kemudian ikut berjongkok. “Indahkan?” tanyanya sambil menunjuk sebuah kupu-kupu yang kini sedang hinggap pada sekuntum bunga.

“kau menyukainya?” tanyaku, dia mengangguk antusias.

“sangat indah.” Ujarnya lagi sambil tersenyum.

“kau memang sangat Indah.” Kataku sambil terus memandang kepada Dara. Aku tidak mengerti kenapa Dara sangat cantik dan bertambah cantik setiap harinya.

“hah?” ujar Dara. “kau bicara apa tadi?”

“kupu-kupunya sangat cantik.” Kataku sambil tersenyum. Dara mungkin tidak sadar bahwa kupu-kupu yang aku maksud adalah dirinya sendiri. Namanya bisa diartikan kupu-kupu juga.Dara tersenyum kepadaku kemudian dia mengangkat kameranya lalu mengambil gambar dan mengabadikan kupu-kupu indah itu. Setelahnya dia langsung berdiri kemudian merangkul lenganku dan menyeretku untuk mencari sesuatu yang indah ditempat lain.

“Ji kau tidak punya kekasih?” Tanya Dara tiba-tiba.

“tidak. kenapa?”

“kok bisa?” tanyanya lagi.

“aku tidak tahu.” jawabku. “mungkin karena aku sedang tidak ingin berkomitmen dengan seseorang” sambungku sambil melihatnya. aku ingin mengatakan kepadanya bahwa dirinya adalah alasan kenapa aku tidak punya kekasih selama enam bulan ini.

“Chaerin mengatakan kepadaku bahwa kau adalah seorang playboy. Apakah itu benar?”

“Anni.” Kataku sambil menggeleng. “aku bukan seorang playboy hanya saja banyak wanita yang mendekatiku dan mengatakan mereka kekasihku atau mantan kekasihku.” Ujarku lagi. “kau tahukan masalah pria tampan?” tanyaku.

“kau sangat percaya diri.” Dara meringis kemudian tertawa.

“kau bisa mengatakan itu karena aku tidak memperlihatkan pesonaku kepadamu.” Kataku sambil tersenyum. “jika aku mengerahkan semua pesonaku maka bersiaplah Dara karena kau tidak akan bisa berkutik.” Ujarku lagi. “tidak ada yang bisa selamat setelah jatuh cinta kepadaku.” Dara tertawa sangat keras.

“kalau begitu coba keluarkan pesonamu itu Ji, aku sangat penasaran.” Dia memegangi perutnya. “tapi kau harus kecewa karena aku bukan wanita yang mudah untuk ditaklukan dan lagipula aku sudah tidak punya tempat tersisa dihatiku karena disini sudah ada Donghae.” Katanya sambil memegang dadanya sendiri.“Hatiku sudah aku berikan semua kepadanya.” Katanya lagi kini sambil tersenyum. Aku merasa seolah hatiku sekarang sedang dicincang dengan menggunakan pisau tumpul kemudian setiap potongannya dilemparkan kedalam panci berisi air yang dididihkan dengan api yang besar. Hatiku sakit saat harus mendengar lagi bahwa Donghae adalah segalanya untuk Dara.

                                                                        ~~~

Ji kau bisa kesini?” Aku baru bangun tidur jadi aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang sedang Dara katakan lewat telpon. “Jiyong.” Ujarnya sangat lirih. Dara sedangmenangis sekarang, kenapa dia menangis? Mataku langsung melek dan kesadaranku kini langsung berkumpul. Akumelihat jam di ponselku. Kaget setelah tahu bahwa ini masih malam. Aku langsung mendekatkan kembali ponselku ke telinga.

“Dara?” tanyaku tapi Daratidak menjawabnya dan yang aku dengar sekarang hanya isakan yang Dara keluarkan. “kau sedang dimana sekarang? Aku langsung kesana. Jangan kemana-mana.” Kataku sambil menyingkap selimbut kemudian bangkit dari tempat tidurku. Aku langsung mengambil mantel yang menggantung dan mengambil kunci mobil yang selalu aku taruh di dekat lampu meja. Aku langsung berlari ke garasi dan segera mengarahkan mobilku ke taman dekat rumah Dara, dia sedang menungguku disana. Aku sangat khawatir karena ini sudah hampir tengah malam. Aku takut hal buruk terjadi kepadanya. Dan lima belas menit kemudian aku akhirnya sampai ke tempat tujuanku. Aku langsung keluar dari mobilku kemudian berlari cepat untuk segera menemui Dara. Dan disana kini aku melihat Dara yang sedang berjongkok di dekat ayunan. Wajahnya dia sembunyikan pada kedua telapak tangannya. Aku menghampirinya dengan berjalan pelan supaya tidak membuatnya terkejut dengan kedatanganku.

“Dara?” aku ikut berjongkok di depannya. “kenapa kau menangis?”ujarku pelan. Kepalanya mengdongkak lalu dia menatapku, matanya sangat bengkak.

“Ji aku dan Donghae putus.” Ujarnya sambil menangis. Aku sakit hati sekarang, bukan karena melihat Dara menangisi Donghae tapi karena aku tidak tahan mendengar isakan yang Dara keluarkan. “ternyata selama ini dia telah memiliki kekasih baru Ji.” Katanya lagi.Dara semakin terisak. “dia mengkhianatiku.”

“kau yakin Donghae mengkhianatimu?” tanyaku memastikan, sebenarnya aku sudah curiga dari dulu bahwa Donghae mengkhianati Dara, tapi aku diam saja dan tidak mengatakan kepadanya karena tidak ingin membuat Dara sedih dengan asumsiku yang belum terbukti. Aku melepaskan mantel yang aku pakai kemudian menyampirkannya di bahu Dara yang sekarang hanya memakai baju tidur. Dara keluar dari rumah hanya memakai itu saja. Aku yakin dia pasti sangat kedinginan.

“tadi aku pergi dengan ibuku ke toko buku dan disana aku melihat Donghae dengan seorang wanita, mereka berpegangan tangan Ji.” suaranya pecah. “Aku ingin memastikannya tadi tapi aku tidak enak karena ada ibuku jadi aku membiarkannya.” Katanya sambil sesenggukan. “jadi pas sampai di rumah aku langsung menghubunginya tapi dia tidak mengangkat panggilanku.Aku kemudian mengirimnya pesan dan bertanya dia dimana tapi dia hanya membacanya tanpa membalasnya.” Suaranya semakin bergetar. “karna aku sudah sangat kesal aku langsung mengiriminya pesan lagi dan mengatakan bahwa aku melihatnya bersama seorang wanita dan setelah itu dia langsung membalas dan mengajakku bertemu.” Ujarnya kemudian diam sebentar untuk mengatur nafasnya. “tadi jam sembilan Donghae datang ke rumah dan dia mengaku bahwa dia memang sudah punya kekasih baru Ji, dia mengatakan bahwa dia jenuh denganku dan hubungan kami hingga dia selingkuh.” Dara semakin tidak bisa menahan air matanya. “dia meninggalkan aku Ji, dia lebih memilih kekasih barunya daripada aku yang sudah dua tahun lebih menjadi kekasihnya.” Dara menjatuhkan wajah di telapak tangannya. Hatiku benar-benar sakit melihat Daramenangis seperti ini. Emosiku langsung memuncak saat mendengar Donghae mengkhianatinya.

“berhentilah menangis.” Kataku sambil mengusap lembut punggungnya, akubenar-benar tidak tega melihat Dara terus mengeluarkan airmatanya, tapi Dara sama sekali tidak mendengarkanku. Dia malah semakin terisak. Donghae benar-benar keterlaluan karena membuat Dara yang sangat setia dan percaya kepadanya menangis seperti ini. Aku mengusap punggung Dara dengan lembut berharap ini bisa membuatnya sedikit tenang, aku sama sekali tidak tahu harus melakukan apa untuk membuatnya berhenti menangis. “Dara berhentilah menangis dan ayo kita pulang?” ajakku. “ibumu pasti mencarimu lagipula ini sudah malam, kau bisa sakit jika terus seperti ini.” Bujukku. Dara akhirnya mendongkak lagi. Kini tangisannya sudah lumayan mereda.

“Ji terimakasih karena sudah datang kesini.” Katanya pelan. “maafkan aku karena telah membuatmu datang malam-malam seperti ini hanya untuk mendengarkanku menangis.”

“Dara kau tidak perlu meminta maaf.” Kataku. “aku akan melakukan apapun yang kau minta. Bahkan aku akan menghajar Donghae jika itu yang kau mau.” Ujarku lagi.

“jangan.” Katanya pelan. “jangan pernah sekalipun kau menghajar Donghae. Ini masalahku dan dia jadi jangan ikut campur apalagi sampai menghajarnya Ji. aku takut dia akan terluka.”

“tapi dia sudah menyakitimu Dara. Dia membuatmu menangis.” Kataku kini dengan nada sedikit meninggi. Aku benar-benar emosi kepada si brengsek itu.

“aku baik-baik saja Ji.” katanya. “berjanjilah kau tidak akan memukul Donghae.” Ujarnya lagi sambil mengangkat jari kelingkingnya kemudian mendekatkannya kearahku.

“bagaimana bisa kau masih khawatir kepadanya setelah apa yang dia lakukan kepadamu?” kataku kesal.

“jadi kau tidak ingin berjanji kepadaku?” tanyanya sedih. Aku jadi tidak tega melihatnya dan itu membuatku mendesah dengan kesal.

“baiklah.” Kataku terpaksa. “aku tidak akan menghajarnya, dan itu aku lakukan karena kau melarangnya.” Ujarku lagi membuat Dara tersenyum. “aku akan mengantarmu pulang.” Kataku lagi sambil mengeratkan mantelku yang sedang dia pakai kemudian memegang kedua bahunya dan membantunya berdiri lalu aku menggiringnya ke mobilku untuk aku antar pulang.

“Ji.” Ujar Dara saat aku hendak pulang. “aku sangat berterimakasih.” Aku mengangguk sambil tersenyum kearah Dara. “hati-hati.” Aku mengangguk lagi kemudian Dara masuk kedalam rumahnya dan aku langsung beranjak pergi dari rumah Dara. Aku masih sedih melihat Dara, aku sedih karena ternyata Dara sangat menyayangi Donghae, aku sedih karena tidak bisa memeluk Dara ketika dia menangis seperti tadi. Aku sedih karena setelah melihat Dara menangis tadi aku jadi tersadar bahwa hati Dara memang sudah sepenuhnya dia berikan kepada Donghae. Dan saat itu aku sadar bahwa Dara sampai kapanpun tidak akan pernah bisa aku miliki.

Setelah aku kenal dengan Dara dan mulai tergila-gila kepadanya aku baru menyadari bahwa ternyata cinta itu bisa terjadi bahkan tanpa ada respon positif dari kedua belah pihak dan cinta bisa tumbuh bahkan ketika hanya satu pihak yang merasakannya sedangkan pihak lain sama sekali tidak merasakan apapun. Setelah kenal dengan Dara aku baru sadar bahwa cinta tidak harus tumbuh karena sudah saling mengenal dan bahkan cinta bisa tumbuh saat pertama kali aku melihatnya. Setelah mengenal Dara aku baru sadar bahwa ketika kita berani jatuh cinta itu juga berarti kita harus beraniuntuk merasakan sakitnya. Dara pernah mengatakan kepadakubahwa cinta itu seperti bunga mawar yang akan membahagiakan kita karena wanginya yang harum dan warnanya yang indah namun juga akan menyakiti kita jika kita tidak sengaja tertusuk durinya. Bagiku Dara adalah mawar itu, aku selalu bahagia saat bertemu dengan Dara, bahagia saat melihat Dara tersenyum dan tertawa di hadapanku tapi disaat yang samaaku harus mengakui bahwa hatiku juga sakit. Sakit karena aku harus mengakui bahwa Dara bukan milikku, sakit saat Dara mengatakan bahwa dia akan bertemu dengan Donghae dan dia mengatakannya dengan nada yang sangat senang. Aku pernah membaca dari sebuah buku yang pernah Dara pinjamkan kepadaku, disana ada satu kalimat tertulis all you’ll know for sure is the more she makes you suffer, the more you find you love her. Setelah membaca baris itu aku sadar bahwa hanya dengan Dara aku bisa tahu dan merasakan bahwa kata-kata itu memang benar. Pernah dengar pepatah cinta tidak harus memiliki? Awalnya aku tidak percaya dengan kata-kata itu karena menurutku tidak akan ada yang bisa merelakan orang yang kita cintai bahagia dengan orang lain. Tapi setelah mengenal Dara dan jatuh cinta kepadanya aku sadar bahwa pepatah itu memang berlaku, karena bahkan ketika kita merasakan sakit hati saat orang yang kita cintai lebih mencintai orang lain tapi dihati kita yang terdalam kita akan berdoa dengan tulus supaya orang yang kita cintai itu akan selalu bahagia dengan orang yang dicintainya. Itulah yang aku rasakan setelah mengenal Dara. Dara mengajarkanku untuk ikhlas dalam mencintai karena aku mencintainya tanpa pamrih tanpa berharap dia akan membalasnya, aku hanya berharap bahwa Dara akan bahagia dengan siapapunpria yang dia cintai.

=END=

“bagaimana FFnya? Suka gak? Hehe

ada yang minta sequel gak? Kalau ada

sabar aja ya soalnya aku juga niatnya

mau bikin sequel dari sudut pandang Dara.

tapi itu juga kalau akunya lagi mood buat nulis hehe.

soalnya bentar lagi liburan aku abis. Jadi kayaknya bakal

jarang update lagi. tapi diusahakan lah setiap minggu update ya.

Gaya banget ya gue ngomongnya, hehe

Ditunggu banget komennya, biar author seneng”

20 thoughts on “UNTITLED (Oneshoot)

  1. so….. jd intiny dara ga sama siapa”. iiiihhhhh…. sama jiyonggg donggg… kan daragon, jd harus daragon happy ending. hihi

Leave a comment