[SongFic] Hope is a dream that doesn’t sleep

hope is a dream that doesnt sleep ff daragon

Hope is a dream that doesn’t sleep


a SongFic, inspired from Kyuhyun–Hope is a dream that doesn’t sleep

Vignette | Romance-Fluff | G

Starring :
KWON JIYONG |PARK SANDARA|

Manip :
Dillatiffa

.

.

.

©2014
VA Panda presents

.

.

.



Tidak masalah jika Aku kesepian. Setiap kali Aku teringat padamu

Senyum menyebar diwajahku

Entah hampir berapa lama Jiyong berdiam diri di dalam studio musiknya.Rasanya tempat ini sudah menjelma seperti rumah mutlak bagi Jiyong jika berhubungan langsung dengan keahliannya sebagai composer lagu. Jiyong terlalu memforsir tubuh kurusnya tapi senyum lepas justru selalu terukir di bibir penuhnya saat dia memikirkan gadisnya yang tadi sempat menghubunginya dan akan segera datang untuk Jiyong.

Sang energinya akan segera menemuinya. Dentuman kecil pada bilik jantungnya membuat Jiyong seakan kembali pada masa remajanya saat menemui seorang gadis untuk menyatakan cinta.

Pria itu memejamkan matanya sembari memainkan kursi putarnya kekanan–kekiri lalu tertawa kecil–tanpa sebab. Jika ada oranglain di dalam ruangan yang sama seperti keberadaannya saat ini, mungkin orang itu akan mengira kalau Jiyong sangat memerlukan istirahat yang cukup akan rutinitasnya, sebelum kegiatannya menggerongoti akal sehat Jiyong seutuhnya.

“Siapa Aku?” seseorang bertanya pada Jiyong dengan suara bulat yang di buat-buat.Senyum Jiyong semakin merekah dan saat dia memegang lembut pergelangan tangan orang yang menutupi matanya itu, Jiyong mulai mengusap pergelangan tangannya dengan lembut juga sayang.

“Siapa Aku?” ulang orang tadi dengan masih mempertahankan suara yang sengaja dia buat untuk mengelabui Jiyong.

“Siapa Aku, jawablah.” Suaranya memohon––hampir frustasi.

Jiyong tetawa geli namun dia menyembuyikan suaranya.Saat Jiyong membalikkan posisinya dengan kursi putar itu, gadisnya hampir terjatuh dan dalam hitungan detik saat tidak bisa menjaga keseimbangannya, gadisnya jatuh tepat di tubuh Jiyong.

“Kau adalah Park Sandara, milikku.”Jiyong mulai bersuara dengan mengeratkan pelukkannya di tubuh mungil gadisnya.

“Ji, bisakah Aku membenarkan posisiku?” Dara menggeliat dalam pelukan Jiyong––merasa tidak nyaman.

Jiyong dengan patuh melepaskan Dara dari pelukannya dan sekarang Dara ada dipangkuannya dengan Jiyong yang memeluk pinggangnya.Rasa lelah Jiyong terasa menghilang dengan sempurna dengan kehadiran Dara.Setiap detiknya bahkan Jiyong tidak pernah untuk tidak memperlihatkan ulasan senyum menawannya.

“Bagaimana harimu, Dara?” tanya Jiyong yang semestinya dikatakan oleh Dara untuk kekasihnya itu.

Disana Dara mengerutkan dahi lalu menengadahkan kepalanya dengan menatap langit ruangan yang temaram. “Sangat menyenangkan tapi juga melelahkan, sama halnya denganmu, Ji.” Balasnya dengan merentangkan lengannya lalu duduk menyamping untuk melihat wajah Jiyong seutuhnya.

“Apa Aku terlihat kelelahan, huh?” Jiyong meraih tangan Dara lalu mencium punggung tangannya dengan lama seakan dia tengah menghisap kembali energunya.

“Aku rasa tidak sama sekali. Lihat! Kau seperti baru bangun tidur dan mandi. Kau terlihat segar walaupun lingkaran hitam dimatamu masih terlihat olehku.” Dara menundukkan kepalanya, setelahnya Dara mencium mata Jiyong secara bergantian.

Jiyong memejamkan mata dengan pulasan senyum yang terukir di wajah tampannya.Dia tertawa kecil dengan setiap tindakan Dara yang selalu berhasil membuatnya seakan lepas dari dunia yang terkadang membuatnya penat.

“Aku mengantuk,” Dara menguap sembari mengucek mata layaknya anak kecil.

Tawa Jiyong semakin nyaring.Pria itu membaringkan kepala Dara di dada bidangnya seraya mengelus rambut panjang kecoklatan Dara dengan lembut. “Tidurlah, Aku masih perlu menyelesaikan laguku.” Tawarnya.

Mimpi yang masih terngiang di telingaku

Apakah Kau juga berfikir demikian?

Dia melihat Dara menggeliat dalam tidurnya.Dengan rasa penasaran Jiyong menghampiri Dara yang tertidur di sofa studio music Jiyong.Lagi-lagi senyum lembbut tersungging menarik salah satu sudut bibir Jiyong.Disana, Sandara terlihat lucu dengan ekspresi tidurnya yang memang sering Jiyong lihat.Sandara tertidur pulas namun juga kerutan di dahinya dengan mata yang terpejam dengan lucu itu seakan menjadi pemandangan yang mampu membuat Jiyong berbunga.

“Kau terlihat lucu, Dara.”Jiyong berbisik sembari mencuri cium pada pipi Dara.

Seperti layaknya mimpi yang setiap malam selalu hadir dalam mimpi Jiyong.mimpi yang indah dan juga diharapkan bukan hanya sekedar mimpi. Jiyong tahu semenjak adanya Dara disampingnya, mimpi yang hadir di setiap tidurnya seakan ikut hadir dalam dunia nyata, hingga Jiyong sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang tabu.

Dara bagi Jiyong adalah keseluruhan keindahan yang ada di dunia ini, namun sama halnya dengan keindahan yang nyata, hal itu perlu dilindungi dan Jiyong ingin melakukan itu hanya untuk Dara. Melindungi dengan segala kebohongan untuk mengelabui khalayak ramai dengan skandalnya dan berbagai macam hal lain yang menjadi makanan bagi mereka namun tidak untuk Jiyong. Bagi Jiyong, hanya dengan melindunginya dan menutupi hubungannya dengan Dara, sudah sepantasnya impian Jiyong akan tercipta kelak.

“Ji,” suara parau Dara menyapa indera pendengaran Jiyong. Pria itu kembali pada dunianya dengan suguhan mata bulat Dara dan juga senyum manis gadisnya membuat Jiyong tidak mampu menahan untuk tak tersenyum dengan menyiratkan kebahagiannya.

“Apa Aku mengganggu tidurmu, sayang?” dengan hati-hati lengan Jiyong diselipkan pada kepala Dara seakan menjadi bantal tidurnya sedangkan lengan yang satunya digunakan Jiyong untuk mengusap lembut sebelah pipi Dara.

“Tidak sama sekali,” jawab Dara dengan tertawa.“Kau pasti belum tidur ‘kan?” lanjutnya mengintrogasi.“Ayo kita tidur!” guraunya dengan menarik Jiyong hingga jatuh diatasnya.

“Dara … apa yang Kau lakukan, huh?” mata Jiyong tidak mampu sedikitpun untuk berkedip, karena setiap detik yang dilewatkan hanya untuk menatap Dara dari jarak yang amat dekat akan membuatnya kehilangan keindahan Dara.

“Aku hanya ingin membuatmu tidur, Ji.” Goda Dara dengan menggosokkan hidungnya dengan hidung Jiyong.

“Ini lucu, Dara.Apa Kau mulai menyamaiku dengan dadoong?” kesal Jiyong.Senyumnya memudar dan saat Dara melihat perubahan mood dari Jiyong, secepat kilat Dara mengangkat kepalanya dan mengecup singkat bibir Jiyong.

“Kau memang dadoong kedua bagiku!”Dara tertawa terpingkal-pingkal dan segera duduk dari posisi sebelumnya sembari memegang perutnya saat melihat Jiyong merona.

“Berhenti tertawa, Dara, atau ….” Kata-katanya terhenti saat dia langsung menarik pergelangan Dara lagi hingga mereka kembali ke posisi semula.

“Atau apa?” Dara terdengar bersuara gugup,kini terlihat dengan jelas wajah Sandara yang merona seperti kepiting rebus dihadapan Jiyong.

Jiyong tidak menanggapi pertanyaan Dara. Pria itu justru memperlihatkan sederet gigi putihnya yang rapi dengan menaik-naikkan alis hitamnya.

“Oh tidak, Aku belum siap!”Teriak Dara yang disusul dengan bibir Jiyong yang telah menyambut pada bibir Dara.Kehangatan menjalar disekujur tubuh Dara maupun Jiyong.

***

Setiap hari, hidup ku seperti mimpi

Tiap pejalan kaki yang lewat diluar sana, Jiyong hanya bisa menghela nafas. Dibalik kaca di gedung YG, pria itu hanya diam membatu dengan sesekali melihat kearah langit bersih yang terlihat samar olehnya.

Tidak pernah Jiyong berpikir dengan sangat pendek seperti ini, namun nyatanya inilah dunianya yang Tuhan suguhkan untuknya.Setiap harinya semasa hidupnya selama ini, Jiyong tidak pernah menyangkal sedikitpun kalau dia seperti berada dalam mimpi yang bisa dia kendalikan.Ketenarannya selama ini adalah hasil kerja kerasnya, namun tidak untuk kisah cintanya.Dia sendiri tidak dapat mengatur dengan baik kisah cintanya dengan Dara.

Sekali lagi, Jiyong menghembuskan napas seakan mengeluarkan bebannya secara perlahan. Jika dia berada dalam mimpi di tidurnya, mungkin hanya dengan memejamkan mata kembali, Jiyong akan kembali pada kenyataan ataupun dengan mimpi lain yang bisa membuatnya bahagia, tapi tidak untuk dunia nyatanya.

“Kau masih memikirkannya, huh?” pertanyaan Taeyang membuyarkan lamunan Jiyong.

Jiyong menerima soda yang ditawarkan sahabatnya itu.Dia tersenyum tipis tanpa perlu menjawab apapun dari pertanyaan Taeyang.Toh, sahabatnya dengan jelas tahu perasaannya saat ini.

“Ada banyak permasalahan yang bisa diselesaikan dengan mudah tentu juga dengan pikiran dingin.Kau bisa menyelesaikannya, Ji, tentu tanpa menyalahkan pengagummu yang menurutmu terlalu ingin mengusik kisah cintamu.Mereka hanya ingin tahu dan itu mutlak ada bagi seorang yang mengagumi idolanya.”Taeyang berkata panjang lebar dengan menyandarkan punggungnya pada jendela kaca.

“Bae, Aku hanya merasa kalau mereka terlalu ingin masuk lebih dalam di duniaku.Apa salahnya dengan dunia yang sudah mereka punya sendiri. Sekarang, apa Kau lihat Dara? Dia ingin Aku untuk sejenak menjauh darinya, apakah mungkin bukan karena ulah mereka yang membuat Dara memutuskan hal itu secara tiba-tiba?”Jiyong menerangkan dengan merenung.Pria itu jelas masih mengingat bagaimana perbicaraannya dengan Dara yang membuatnya frustasi dengan keinginan Dara untuk melupakannya.

Apakah Dara cemburu dengan foto itu?

Apakah Dara sudah bosan dengannya?

Hanya itulah yang ada dalam benak Jiyong.

“G-Dragon.Bisakah Kau akhirnya menyimpulkan bahwa dunia kita ini seperti mimpi.Mimpi yang sangat-sangat indah.Bagaimana kalau nantinya orang yang selalu Kau ceritakan dalam mimpimu itu adalah Dara? Berpikirlah positif, Ji.” Dengan itu, Taeyang berjalan menjauh dari Jiyong.

Ya.Jiyong tahu maksud sahabatnya. Yang jelas, Jiyong hanya perlu untuk mempertahankan gadisnya dan melakukan semuanya dengan mengikuti arus, seperti air yang mengalir.

***

Bagiku, kebahagiaan adalah kenangan berharga

“Kita hanya perlu melihat kedepan tanpa perlu menengok kebelakang.” Chaerin berkata dengan bijak saat beberapa member Big Bang dan 2ne1 berkumpul di taman hiburan.

“Lalu bagaimana kalau Aku selalu ingin lihat kebelakang?”Seungri bertanya dengan mengedip-ngedipkan matanya.

“Errr … sudah Aku bilang jangan menengok kebelakang lebih baik Kau berlari saja, Rat!”

“Oh, sungguh?Tapi jika ingat dua minggu yang lalu, Aku harus menengok kebelakang dan kembali berlari karena bukan Aku yang terjatuh, justru orang itulah yang terjatuh dengan sepatu tinggi 12cm itu.”Seungri setelahnya tertawa terbahak-bahak.

Chaerin menundukkan kepalanya dengan malu.Jelas Seungri membicarakan kebodohannya yang terjadi dua minggu yang lalu saat dia mengejar Seungri dalam sebuah misi untuk membuat Dara dan Jiyong kembali lagi.

“RAT!Mulut besarmu dan juga kebodohanmu sangat menyebalkan!”Bom memukul keras kepala Seungri.

Seungri mengaduh sakit tapi juga belum menyadari kesalahannya, “apa yang salah, Noona?Lagipula itu terjadi dua minggu lalu dengan berakhir bahwa misi yang kalian berikan padaku dengan Chaerin berhasil bukan!” jelas Seungri dengan tidak terima.Pria itu berdiri, menghindari Bom yang terus mengejarnya.

“Oke!Berhenti dengan omong kosongmu itu, RAT!”

“YA! Aku ini pahlawan untuk hubungan Jiyong Hyung dengan Dara Noona! Aku pahlawan disini! Ingat itu!” lolong Seungri dengan gusar dengan mendapat tatapan kaget dari Jiyong dan juga Dara.

“OMO!Panda gila ini!”

***

Seperti bayangan disisiku

Kau selalu diam-diam datang kepada ku

Jiyong terjaga dalam tidurnya.Jantungnya berdebar dengan cukup keras.Malam semakin larut dan dia memerlukan istirahat, tapi hanya untuk memejamkan mata ataupun untuk membaringkan tubuhnya diranjangnya terasa amat sulit.

Langit diluar sana masih menyuguhkan kembang api pesta tahun baru. Indah dan membuat hatinya menghangat, tapi tidak akan jauh lebih indah dibandingkan dengan bayangannya sendiri.

Dara hadir, layaknya bayangan.

Menyatu dalam setiap langkahnya dan selalu datang menghantui pikirannya.

Terkadang, Jiyong dibuat gila akan pikirannya sendiri. Dara bagaikan obat penenang namun juga obat yang membuatnya overdosis dengan selalu ingin mengingat dan berada di dekatnya.Kecantikan Dara adalah daya pikat untuk kaum lelaki, tapi yang jelas Jiyong menyadari bahwa hanya dari diri Dara lah, kecantikan seutuhnya sudah digariskan untuk dimiliki oleh Jiyong sepenuhnya.

Bagaimana rasanya dengan segala perjalanan yang terasa sulit terasa ringan dengan hanya memikirkan kekasihnya itu.Senyum Dara terus teringat dengan jelas dalam tiap lembat otak Jiyong.suara lembut gadisnya bahkan masih mengalun dengan lembut di telinganya.

Rasa sesaknya terlampau sampai batas.Esok adalah hari yang diharapkannya selama perjalanan cintanya. Semua yang ditorehkan dan hadir dimimpinya akan hadir secara nyata, bukan lagi mimpi yang menghantui.

Jiyong tersenyum dengan memejamkan mata.

Mimpinya akan segera hadir untuknya.

***

Aku akan selalu berpegangan pada mimpiku bersamamu

Aku mencintaimu dengan segenap hatiku

Dia adalah bayangan yang nyata untuk Jiyong. Tiap Jiyong melangkahkan kakinya dengan pasti, dia akan datang menyatu dengan Jiyong seperti bayangan.

Masa sulit dari keduanya perlahan menyurut.Keduanya saling menguatkan diri. Dengan hanya senyuman dan juga harapan yang mereka kaitkan pada ikatan suci itu, keduanya percaya bahwa mimpi yang mereka buat tidak akan pernah tidur untuk membohongi mereka.

Dengan lamban dan pasti, Dara mempercayakan apapun yang terjadi pada Jiyong. Berapa kali dia tersandung dan jatuh, dia akan kembali berdiri dengan hanya memiliku satu hati yang sudah kekal di hatinya. Saat dia merasa lelah dengan hujatan orang banyak, Jiyong akan menjadi kekuatannya.

Jadi Dara akan menelan rasa sakit dan kesedihan hanya untuk tersenyum. Sama seperti saat ini, mereka berdua tersenyum cerah dihadapan orang banyak di altar gereja dengan mengucapkan janji setianya.

“Terima kasih, Ji.” Sangat sulit untuk Dara tidak membuat suara bergetar karena tangis bahagia.Ini bagaikan masih sulit untuk dianggap nyata oleh Dara.Apakah dia bermimpi?Tapi senyum hangat Jiyong menegaskannya bahwa ini memanglah nyata.

“Aku yang perlu berterima kasih, Dara.” Jiyong menggelengkan kepala dengan membenarkan bahwa justru dialah yang merasa amat bersyukur dengan kehadiran Dara di kehidupannya.

Keduanya saling menatap lembut.Mereka bahagia dengan cinta yang akhirnya bisa mereka buktikan pada pengagum mereka yang diharap bisa terus mendukung mereka berdua.

“Aku hanya merasa bahwa ini terasa sulit Aku terima, Ji. Ini sangat jauh membahagiakan dari khayalanku.” Air mata Dara jatuh dengan lembut.

Jiyong masih tersenyum hangat padanya dan sebenarnya sama halnya dengan Dara, Jiyong juga merasakan hal yang sama seperti Dara.

“Ini adalah dunia barumu, Kwon Sandara.” Ujarnya dengan singkat seraya mencium Dara dalam ciuman dalam nan hangat.

Ingatan dalam benak Jiyong akan selalu benar dalam menyambut langkahnya.

Karena harapan adalah mimpi yang tidak pernah tidur.

-THE END-

 



Thanks for read yah.
Oh iya karena tanggal 2 september itu adalah satu tahunnya saya buat FF, jadi untuk ngerayain saya bakal rajin posting FF, dan itu artinya panen FF!

Karena ini hari perayaan saya.Saya mau ngucapin banyak terima kasih buat semua reader. Masih inget banget, cerita awal saya reason dan akhirnya mulai dari sana saya rajin coret-coret gitu.
Satu lagi, saya banyak terima kasih sama admin disini, terutama Zhie unni, soalnya FF pertama saya itu di post sama teteh Zhie … ehehe

 daragon ff

HELLO! Masih jadi applers?Muehehe.

APPLERS JANGAN GALAU!
Inget lagu Kyuhyun ini!
HOPE IS A DREAM THAT DOESN’T SLEEP
TERUS BERHARAP! TERUS BERMIMPI
Ini dunia fiksi, tulisan kita bisa aja jadi doa! Atur semau kita, oke?

LEAVEYOURCOMMENT

27 thoughts on “[SongFic] Hope is a dream that doesn’t sleep

Leave a comment