The Couple Next Door [Epilogue]

author      : silentapathy
source      : TCND on AFF
indotrans : dillatiffa

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Epilogue

 

“AAAHHHHHHH!!!”

 

 

“Tinggal sedikit lagi… Dorong!”

 

“AAAAHHH F*CK YOU RAT!!! PERGILAH KE NERAKA!!!”

 

 

 

Seungri POV

 

Aiyoo… Kitty cat-ku sangat manis. Sampai memanggilku saat sedang melahirkan putraku.

 

Yeah! Kalian benar!

 

HUH! Seperti yang TOP hyung bilang… Itu menurun dalam persaudaraan! Kkekekeke…

 

 

Well, Yongbae hyung pengecualian tentu saja. Eherrm. Bukannya dia tidak sehat atau bagaimana… Tapi kurasa dia punya sedikit masalah. Bukan, dia bukan seorang gay tapi… Aku tidak tahu!!!

 

Aisht. Dia selalu saja membuat kami frustasi karena berusaha mencarikan teman kencan untuknya, dan yang kami dapatkan hanyalah komplain karena kadang-kadang dia kabur dari kencan buta yang sudah kami siapkan.

 

Anyway… kembali lagi soal cinta dalam hidupku, kitty cat-ku… Aiyoo…Aku tahu dia sedang sangat kesakitan sekarang. Jika saja ada yang bisa kulakukan.

 

 

Ngomong-ngomong… Apa kalian penasaran dengan pasangan tetangga sebelah?

 

Aisht! Mereka sudah lama pindah sejak bertahun-tahun yang lalu!!! Heol!

 

 

Tapi aku merasa berterima kasih… Karena sekarang kami pindah kesana. Yep…

 

Aku mengambil unit apartemen itu karena menurutku tempat itu punya hoki tersendiri.

 

Kekeke… Aku sangat bijak, kan?

 

Sejak hyung dan noona pindah, tidak ada yang berubah kecuali aku hampir mati berkali-kali karena kekurangan istriku dalam memasak. Dia sangat payah dalam bisang itu, namun dia berusaha keras untuk memperbaikinya. Dia bahkan sampai masuk ke sekolah kuliner, tapi tsk tsk… Tidak ada yang berubah.

 

Beberapa hal dalam hidup memang ada yang tak tertolong.

 

 

==========

 

 

Yongbae POV

 

Yeah, beberapa hal dalam hidup memang ada yang sudah bisa ditolong lagi.

 

Coret itu tadi… Beberapa orang. Termasuk aku.

 

Aiyoo… Kapan aku bisa menemukan wanita yang tepat yang kuijinkan untuk menyentuh tubuh hot-ku ini?

 

Aku dulu berharap orang itu adalah Krystal… Tapi… dia pergi keluar negeri dan meninggalkanku… Well, bukannya kami resmi berhubungan atau bagaimana tapi kupikir hubungan kami baik-baik saja.

 

Tapi heol! Disinilah aku sekarang, sendiri lagi… Sementara bahkan Joongki Hyung sudah punya kekasih dalam wujud dokter Kim.

 

Dokter kandungan kepercayaan Dara noona dkk.

 

Aisht… Kurasa masalahnya adalah aku.

 

Aku selalu saja kesulitan jika berbicara tentang perasaanku. Apakah ucapan itu menjadi masalah? Kupikir sikap berbicara lebih keras dari pada kata-kata?

 

 

==========

 

 

Daesung POV

 

Yeah, sikap berbicara lebih keras dari pada kata-kata.

 

 

Tapi dalam masalah gadis… Mereka juga butuh ketenangan. Mereka membutuhkan kata-kata dari sang pria, sebuah janji.

 

Itulah kenapa aku melamar Mingky-ku!!!

 

Kyaaaah!!!

 

 

Tapi… kenapa aku selalu merasa bahwa dia masih anak-anak? Heol… aku bahkan tidak bisa menyentuhnya… aku bahkan tidak bisa… kalian mengerti apa yang kumaksud!!!

 

 

Aku bahkan sampai harus berguru pada Seungri untuk mengajariku tentang beberapa dasarnya, jika kalian mengerti apa maksudku. Aku sangat menyanjungnya. Dia idolaku yang baru sekarang. Oh lupakan tentang Yongbae hyung, pria itu payah!

 

Oke… Tenangkan diriku sekarang. Aku merasa sangat bahagia untuk ketiga pasangan itu. Sebentar lagi, aku dan baby Mingky akan sampai ke jenjang itu juga.

 

 

Aku sangat berharap kami akan segera sampai sana.

 

 

==========

 

 

TOP POV

 

Lebih cepat, lebih baik.

 

Itulah motto dalam hidupku.

 

Kenapa harus menunggu besok, jika bisa melakukannya sekarang?

 

Apa itu KB, huh? Apa itu?

 

Seorang bayi selalu menjadi berkah. Kenapa harus menunggu dia akan datang lagi nanti? Saat aku dan Bommie bisa membuatnya sekarang!!!

 

CHUUUUU!!!

 

Itulah kenapa… (melirik Bommie-ku)… Itulah kenapa dia sekarang sedang hamil dengan anak ketiga kami!!!

 

KYAAAHH!!! Gen bagus… Gen bagus babehhh!

 

Aku sangat sehat.

 

Anyways, kami baru saja mendapat promosi sebagai Inspektur senior dan Jiyong… pria beruntung itu mendapat promosi sebagai kepala kami! Bayangkan itu! Dia mendapatkan posisi Tablo hyung!

 

Well, aku sedang tidak mau kedengaran pahit bagaimanapun juga. Tapi jujur saja, aku lebih baik darinya.

 

 

 

BERCANDA!!!

 

 

Jiyong adalah orang yang sangat berpendirian dan fokus. Dia adalah tipe pria seperti itu. Dalam segala yang dia lakukan dia selalu bersunggung-sungguh dan hasilnya pun sangat memuaskan.

 

Ayolah! Lihat kepada kedua anak kembarnya! Aku bertarus dia pasti sangat fokus saat membuat mereka dan lihat hasilnya… Hasilnya sungguh memuaskan!

 

 

Dia bisa melempari dua burung dengan satu batu!

 

 

==========

 

 

Jiyong POV

 

Oh man… Rasanya aku semakin bertambah tua setiap harinya… setiap langkah yang kuambil serasa membunuhku karena kelakuan kedua anak nakal itu!

 

Yeah, aku melempari dua burung dengan satu batu… dan sekarang… Aisht!

 

 

Haru dan Harang! Kedua anak nakal itu!

 

Tapi… Tentu saja aku tidak sedang protes… Tidak… Tidak akan pernah! Aku mencintai anak-anakku dan lagipula aku tidak ingin jagiya-ku berubah menjadi Sparta melawanku!

 

Heol… Bayangkan saja… Aku, Kepala Polisi termuda diomeli oleh istriku? Tidak tidak tidak.

 

 

“Yoboseyo?” aku langsung menjawab teleponku tanpa melihat identitas penelepon.

 

“Oppa! Kamu harus datang kemari!” kata Hayi dari ujung telepon.

 

“Pergi kesana? Kemana?”

 

“Datanglah ke sekolah! Ppalli!”

 

“Kenapa, apa yang terjadi? Dimana Dara?”

 

“Dia disini dan Tuhan… Unnie sangat payah saat beradu argument, kamu tahu itu kan?! Datang saja kemari, bisa kan?”

 

 

Aku hanya bisa mengusap wajahku dengan tangan. Apa lagi kali ini?

 

 

==========

 

 

“Kepala sekolah… Saya mohon… kita selesaikan masalah ini dengan cepat. Mereka masih anak-anak.” Dara memohon sambil melirik ke dua kembar bersaudara.

 

“Mrs. Kwon, saya sangat mengerti mereka masih anak-anak, tapi oh Tuhan, aku masih tidak bisa percaya mereka akan menjadi seperti ini!” kata kepala sekolah. “Tadi bahkan guru pengganti melihat itu… Benar kan, Ms. Hayi?”

 

 

“Saya… Saya melihatnya, tapi…”

 

 

“Guru Hayi tidak memarahi Harang karena dia keponakannya!” protes seorang gadis gendut.

 

 

“Lihat! Sekolah macam apa yang punya murid senakal ini bahkan saat dia baru berumur empat tahun!” ibu dari si anak ikut protes. “Yah, Mrs. Kwon. Hanya karena Anda berasal dari keluarga berada, bukan berarti Anda bisa menyelesaikan segalanya dengan uang.”

 

 

Dara sudah mulai merasa putus asa dengan argument ini. Dia tahu Harang juga bersalah. Tapi seperti yang dia bilang tadi, ini sepenuhnya adalah kesalahan anak-anak.

 

 

“Saya minta maaf Mrs. Im, tapi saya tidak pernah menyebutkan tentang uang disini. Yang kubilang adalah…”

 

 

“Anda!” wanita itu tidak mendengarkan Dara dan malahan berbalik menatap Hayi. “Anda bahkan tidak mencoba mendisiplinkan anak ini! Sudah jelas karena kalian berhubungan darah!”

 

 

“Aku memarahinya! Aku sudah memarahinya!” Hayi panik. Dia baru saja mulai menjadi guru pengganti di sekolah ini setelah dia menyelesaikan pendidikannya.

 

“Kamu tidak memarahinya, guru!!!” si anak gendut menyela.

 

 

“Kenapa kamu!” Hayi baru akan menjambak rambut anak itu namun dihentikan Dara.

 

 

Tepat pada waktu itu pintu terbuka dan muncullah Jiyong – terlihat gagah, cerah, dan bersinar – membuat semua orang menoleh padanya.

 

 

“APPA!!!” Haru dan Harang berlari cepat menghampiri Jiyong. Jiyong membungkuk hormat kepada kepala sekolah dan para orang tua sebelum menggendong kedua anaknya masing-masing disebelah lengan.

 

“Hei… Ada masalah apa?” tanya Jiyong pada kedua anaknya sebelum mengedipkan sebelah mata pada Dara.

 

“Appa! Anak gendut itu tidak sopan pada bibi Hayi!” Harang melapor pada Jiyong membuat Dara berdiri dari tempat duduknya.

 

“Dan ahjumma itu berteriak pada omma!” Haru juga melapor kepada ayahnya.

 

“Omona! Kalian berdua! Jaga bicara kalian!” Dara memarahi kedua anaknya. Jiyong mengerutkan wajah, tahu ini akan jadi perdebatan yang sangat panjang, lagi.

 

“Selamat siang… Bisakah kita menyelesaikan masalah ini tanpa anak-anak? Maksudku, ini tidak baik untuk pertumbuhan mereka melihat orang dewasa beradu argumen dan berbicara seperti ini.” Usul Jiyong.

 

“Itu ide bagus. Guru Hayu, tolong bawa anak-anak kembali ke kelas mereka.” Perintah sang kepala sekolah.

 

“Neh…” Hayi mengangguk dan menggiring anak-anak itu, mendelik pada si bocah gendut.

 

“Apa kamu baik-baik saja?” tanyanya sambil merangkul Dara dengan sebelah lengan. Wajahnya yang sembab dan matanya yang berair tidak luput dari perhatiannya dan dia hanya bisa mengutuk setiap kali hal seperti ini terjadi. Dara hanya mengangguk.

 

“Seperti yang sudah saya bilang, kita tidak bisa menyalahkan anak-anak bersikap seperti itu karena mereka masih terlalu kecil.” Kepala sekolah menjelaskan sekali lagi.

 

“Orang tua seharusnya lebih bertanggung jawab kepada anak-anak mereka.”

 

“Mrs. Im, apa Anda bermaksud mengatakan bahwa kami adalah orang tua yang tidak bertanggung jawab?” Jiyong mendengus kesal. Apa yang sebenarnya terjadi.

 

“Kenapa Anda tidak bertanya kepada anak Anda?” tanya orang tua yang lain.

 

“Jiyong-yah… Itu tidak masalah… Sebaiknya kita meminta maaf saja.”

 

“A-a-pa? Baby, aku tidak bisa meminta maaf tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

 

“Aku bersumpah Jiyong, kamu tidak ingin tahu tentang itu.” Kata Dara sambil mendelik marah.

 

 

==========

 

 

“Omma, apa appa marah kepada kami?” Haru bertanya pada ibunta. Dara sedang sibuk menyisiri rambut putrinya, mengganti pakaiannya dengan piyama.

 

“Hmmm… Kurasa appa tidak marah. Dia hanya merasa kecewa.” Kata Dara dan menatap bayangan mereka di cermin. “Karena kami gagal menjadi orang tua kalian.”

 

“Aiyoo. Harang juga bersalah! Kenapa dia harus menunjukkan ‘teman kecilnya’ kepada anak gendut itu!”

 

“Omona!!!  Haru!!! Jaga mulutmu! Aisht!” mata Dara membelalak ngeri mendengar kata-kata itu. “Baby, seorang anak perempuan tidak boleh berbicara tentang hal itu, arasso? Kamu hampir membuatku terkena serangan jantung! Aiyoo!”

 

“Lalu aku harus menyebutnya apa, omma? Appa bilang kami tidak boleh percaya pada paman rat dan paman Dae karena itu tidak disebut squidward!”

 

Dara mengedipkan mata berkali-kali sebelum memijat pelipisnya. Anak-anak ini terlalu kritis, mereka bisa membuatnya benar-benar terkena serangan jantung.

 

“Jangan pernah memikirkan tentang hal itu, Haru! Tolong, hapus itu dari pikiranmu! Kamu tidak mau aku marah padamu, kan?” kata Dara, tidak bisa menemukan alasan lain.

 

“Omo… Mianhe omma… Mianhe. Jangan marah.” Kata Haru memeluk ibunya.

 

Dara mendesah lega dan kemudian membawa gadis kecilnya ke tempat tidur.

 

 

==========

 

 

“Tapi appa! Paman rat dan paman Dae bilang padaku itu squidward! Otteoke? Mereka membodohiku! Aisht! Ini memalukan! Anak gendut itu benar!”

 

Jiyong hanya bisa melongo lebar tidak percaya. Tadi anak-anak disekolah bermain permainan ‘bawakan aku’.  Gadis gendut tadi memintanya membawakan squidward dan Harang menunjukkan… ugh… well…

 

Dia mengusap wajahnya dan dalam hati mengutuk, memikirkan ribuan cara untuk membunug Daesung dan Seungri.

 

“Harang, lihat appa.”

 

Bocah itu menatap Jiyong dengan antusias. “Aku akan menunjukkan tokoh-tokoh di spongebob, arasso? Lalu aku akan mengijinkanmu menontonnya tiap akhir pecan.

 

“Chincha? Yehey! Appa memang yang terbaik!”

 

“Ahuh… dan kamu tetap saja lebih mendengarkan paman-pamanmu itu dibandingkan denganku! Aiyoo…”

 

Jiyong mengambil ipadnya dan menunjukkannya pada putranya.

 

 

“Ini spongebob…”

 

“Oke… Aha! Aku pernah melihat appa memakai sesuatu seperti itu!” Jiyong hanya bisa memejamkan mata dan mencoba mengontrol emosinya.

 

“Ini Patrick.”

 

“Omo! Anak gendut itu sama seperti Patrick, hahaha!!!”

 

“Harang!”

 

“Maaf appa.” Harang menundukkan kepala dan bermain-main dengan jarinya.

 

“Ini Sandy…”

 

“Oke…”

 

“Dan ini… Ini SQUIDWARD.” Jelas Jiyong membuat bocah itu terkesiap.

 

 

 

“Oooooh! Jadi itu squidward!” kata Harang sebelum menurunkan piyamanya, mengintip kedalam celana dalamnya.

 

 

“Omo appa! Itu memang sama!!!”

 

 

 

“HARAAAAAAANG!!!”

 

 

==========

 

 

“Seharusnya kamu tidak boleh memarahinya seperti itu, Jiyong-yah.” Kata Dara sambil berbaring disebelah Jiyong di tempat tidur mereka. “Kamu tahu dia itu lebih emosional dari pada Haru.”

 

“Tapi dia memang perlu dimarahi. Semakin hari dia semakin nakal saja!”

 

“Aku akan bicara pada Seungri dan Daesung besok.” Kata Dara.

 

“Tidak… Aku akan membunuh mereka besok!” serunya mendapat lirikan tajam dari Dara.

 

“Aigoo… kedua b*j*ng*n itu akan mempercepat kematianku.” Kata Jiyong.

 

“Hei, apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Jiyong setelah menyadari sedari tadi Dara hanya diam.

 

“Ji… bagaimana kabar Hyunbin?” tanya Dara. “Aku merindukan mereka.”

 

“Oh, dia bagus di sekolah. Eunbi juga. Ayo kita kunjungi mereka minggu depan.” Kata Jiyong membuat Dara langsung memeluknya.

 

“Terima kasih! Sudah agak lama aku tidak bertemu dengan mereka. Ayo kita bawa anak-anak. Mereka pasti juga pasti merindukan Hyunbin dan Eunbi juga. Terima kasih Ji!”

 

“Apapun untukmu, yeobo…”

 

“Jiyongie gombal!” kata Dara mencubit kedua pipi suaminya.

 

“Yah… Aku serius. Kamu tahu, kan, aku akan melakukan apapun untuk membuatmu bahagia.” Kata Jiyong serius.

 

“Aku mencintaimu Jiyong… Aku masih belum bisa percaya sudah bertahun-tahun berlalu.”

 

“Dan aku mencintaimu lebih lagi… Aiyoo… Aku kadang-kadang juga masih belum percaya. Tapi melihatmu disini dan anak-anak kita, aaahhh… Aku adalah pria yang paling bahagia di dunia. Aku tidak bisa mengharapkan yang lebih lagi.”

 

Dara tersenyum dan memeluk suaminya erat. Mereka sudah melalui banyak hal… Dan mereka sudah melewati bertahun-tahun bersama.

 

“Aisht… Aku kadang-kadang iri pada anak-anak…” kata Jiyong membuat Dara memutar bola matanya dan menarik diri dari Jiyong. Merusak mood saja, pikirnya.

 

Si naga pencemburu selalu saja menjadi naga pencemburu! Bahkan dia sampai iri pada anak-anak!

 

 

“Ayo pergi tidur.” Kata Dara menarik selimut dan memunggungi Jiyong, tapi pria itu cepat membalik tubuhnya kembali menghadap Jiyong.

 

“A-uh…” kata Jiyong menyipitkan mata dan menggelengkan kepala.

 

“A-apa?”

 

“Baby… Ini sudah cukup lama.” Kata Jiyong sambil menaik-turunkan alisnya. Dara terkesiap mengetahui apa yang suaminya maksud.

 

“Hentikan itu Ji…”

 

“Kumohon baby…”

 

“Ji…”

 

“Aku merindukanmu… Aku selalu merindukanmu, kamu tahu itu…” kata Jiyong, kini sudah memposisikan diri diatas Dara, mencegahnya bergerak menjauh.

 

“Dasar mesum!” Dara tidak bisa menahan tawanya pada tingkah suaminya. “Lalu?”

 

“Kamu penyebabnya, kamu perlu melakukan sesuatu.”

 

“Benarkah?” kata Dara sambil menyipitkan mata dan menggigit bibir, kamu tahu itu?”

 

“F*ck baby, semakin hari kamu semakin seksi saja. Kamu tahu itu?”

 

Dara mengerutkan alis dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

 

“Semakin hari kamu semakin terang-terangan mengumpat saat kita bercinta, Pak Kepala, kamu tahu itu?” kata Dara.

 

“Kupikir aku diijinkan, jika itu soal seperti ini.” Jiyong menggodanya dengan sedikit merunduk, mendekatkan bibirnya ke telinga Dara, membuat istrinya itu merinding sampai ke tulang belakang.

 

“Itu menurutmu.”

 

“Kalau begitu, apa hukumanku?”

 

“Seminggu tanpa bereksperimen.” Kata Dara menertawakan Jiyong yang langsung duduk karena kaget.

 

“Yah! Kamu tidak serius, kan?!”

 

“Hahahaha!” Dara duduk dan terus menertawakan suaminya.

 

“Aigoo jagiya… Kamu bisa membuatku terkena serangan jantung! Jangan… Jangan bercanda tentang eksperimen kita, itu membuatku panik!”

 

“Kamu lucu sekali, aiyooo.” Dara mengipas-ngipas wajahnya menertawai Jiyong.

 

“Tapi kamu tidak serius, kan?” tanya Jiyong sekali lagi.

 

Dara menatapnya lekat dan bergerak mendekat sampai dia berada diatas Jiyong.

 

“B-b-aby, apa yang sedang kamu lakukan?” Jiyong menelan ludah.

 

“Baby boy-ku bilang dia merindukanku. Apa yang harus kita lakukan?”

 

Mata Jiyong langsung bersinar bersemangat.

 

 

“Eksperimen juseyo!!!”

 

 

==========

 

 

A/N:

 

>>>> Ini dia… Aku mengucapkan selamat tinggal dengan epilog ringan dan picisan ini.

 

Kuharap kalian mau mengecek FF terbaruku… ^

 

Aku akan merindukan kalian semua…

 

>>>> Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua, terima kasih sudah melihat dan membaca cerita ini sampai habis!

 

>>>> Aku juga ingin menyampaikan terima kasih kepada siapa pun yang sudah bersama-sama sejak Ahjumma Next Door… Aku ingin menyebutkannya satu per satu tapi takut jika ada yang ketinggalan. Aigoo! *etc..

 

Godbless everyone! Hengso! ^^

 

LOVELOTS,

 

Silentapathy ^^

Ah, saya ingat.. ada yang bertanya.. dr. Kim Hyuna di chapter 17, apakah adalah orang yang sama dengan Kim Hyuna yang menggoda Jiyong di Jeju…

Kalau saya yang menjawab, saya akan bilang iya.. LOL.. cuman, sepertinya teteh author kita lupa arah, mau dibawa Kim Hyuna yang itu dan itu… sepertinya, dia berubah pikiran di tengah jalan, jadi.. jangan terlalu di pikirkan.. oke? ^_~

Aaah~ pada heran, kaget, nggak nyangka, saya posting kilat express~~ kekekeke… entahlah.. mood lagi bagus buat TCND… mungkin karena bagian ending ini yang saya suka kali ya, jadi prosesnya bisa beneran cepet..

Hmms, lagi-lagi ditanya next project… current aja dulu ya.. kalo nanti saya nemuin cerita yang lucu (bagi saya kata ini bermakna banyak, jadi jangan berhenti di terminologi lucu = membuat tertawa).. insyaAllah akan saya share di DGI kalau memang memungkinkan..

sekali lagi, terima kasih banyak untuk semua dukungannya… ^_~

……………………………………………………………..

~ End ~

<< Back

80 thoughts on “The Couple Next Door [Epilogue]

  1. Ini udh end??!! Waktunya mengucapkan salam perpisahan pada ff ini😭😂 keren sumpah, berharap ff ini dijadiin drakor yg beneran diperanin sama dara unnie n jiyong oppa n lainnya😄

  2. Bikin ngakakkk abisssss…
    Harang lucu deh, masak ngasih liat tuh squidward sih hahahahaha…

    Author keren deh, bisa meluncurkan ide gila dan gokil-gokil wkwkwkw
    Appa Ji, bunuh aj tuh si Paman Dae sama Rat ! Mereka ngajarin kagak bener wkwkw ngasih nama squidward hihihi

  3. Author sekali lagi, aku pengen baca yg ada pwnya itu loh thor… mohon balas yaaa ^-^ yg dichapter 5 dan 14 klo ga salah . Rasanya ada yg megganjal kalau kurang 2 chapter yg tertinggal wkwkwkw ^^ mupeng#mukapengen

  4. Huhah anak bapak sama ajah ahh .. Konyol kkk xD dara pasti setres tuh sama suami anaknya hihihi
    Ka boleh minta pw nya? Kirim kesini ya kak anisherawantika@hotmail.com aku udh minta dipart2 sebelumnya tapi belum dikasih T.T plis ya kaka kirim pwnya keemail ku ;* thank you before sistaa :*

Leave a comment