SHOW ME THE MONEY [Chap. 2]

Untitled-3

Author : Oryns
Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong, Song Minho
Genre : Romance

KWON JIYONG

“Aku pulang.”

Tidak ada jawaban. Bodoh sekali jika aku berpikir akan ada yang menyambutku ketika aku pulang kerumah. Eomma dan Appa tidak mungkin berada di rumah, mereka terlalu sibuk mengurus pasien-pasien rumah sakit. Bahkan saking sibuknya mereka, untuk mengurus satu orang anak saja mereka tidak bisa. Appa-ku adalah kepala direktur Haesung Hospital dan Eomma ku merupakan salah satu profesor di rumah sakit itu.

Aku menghela napas berat saat memasuki rumah. Menyalakan semua lampu ruangan kemudian menaiki tangga menuju kamarku. Tiba-tiba aku teringat akan Dara. Yeoja itu sebelumnya mengatakan jika dia berada dikamarku dan sedang menungguku. Aku berpikir sejenak lalu menggelengkan kepala, ini sudah lebih dari 5 jam saat terakhir kali Dara mengirimiku pesan. Jadi mana mungkin jika Dara masih menungguku.

Dara pasti sudah tertidur dikamarnya. Entah kenapa aku sedikit merasa menyesal…

Aku masuk kedalam kamar. Kamar yang luas, tapi terasa sempit dan menyesakkan. Aku menyalakan lampu dan seketika cahaya putih dan kuning bergantian menyala. Seketika mataku menangkap sosok yang familiar. Dara tertidur di kasurku.

Aku berjongkok di depan wajah Dara. Yeoja itu memiliki wajah yang lembut dan bentuk rahang yang bagus, aku malu mengakuinya… tapi bibir merahnya adalah hal yang menjadi favoritku. Mataku berpaling kearah buku yang ada di samping Dara. Buku sejarah. Aku teringat akan tugas kami yang belum selesai. Dan besok batas terakhir pengumpulan tugas. Aku segera berdiri lalu mengambil buku sejarah yang di bawa Dara dan membawanya ke meja belajarku. Aku berniat untuk mengerjakan tugas itu seorang diri.

Segera aku duduk di meja belajarku, menyalakan komputer, dan mulai mengerjakan tugas.

30 menit…

1 jam…

2 jam…

Dan akhirnya aku selesai mengerjakan tugas kami. “Dara beruntung bisa satu kelompok dengan orang jenius sepertiku”. Aku tersenyum sambil terus membanggakan diri seraya membenarkan kacamata bulatku yang terasa longgar.

“Hey, Duck.” Panggilku sambil menepuk pipi lembut Dara.

“Mmm…” Dara sedikit tersadar lalu mencoba membuka matanya.

“Kau tidak bisa tidur di sini. Ayo bangun, aku akan mengantar ke rumahmu.” Kataku sembari menarik tangan Dara dan melingkarkannya di punggungku. Aku lalu menggendong Dara yang setengah terbangun. Dara tidak protes saat aku menggendongnya.

“Ji…”

“Tidur saja Duck.” Kataku penuh perhatian.

“Kapan kau pulang?.”

“2 jam yang lalu.” Jawabku, lalu hening kembali melanda kami berdua. Tiba-tiba aku merasa Dara tertawa pelan dari balik punggungku, aku berhenti dan menoleh heran ke arahnya.

“Kenapa tertawa?”

“Saat kau menggendongku seperti ini, aku jadi teringat saat kita masih kecil. Saat itu, setiap pulang sehabis bermain di taman aku akan memintamu menggendongku di punggung. Dan jika kau tidak mau melakukannya, aku tidak mau pulang. Hehehe.”

“Ya, dan aku selalu menurutinya.” Ucapku sebal. Tawa Dara semakin kencang tepat di telingaku. Aku merasa nyaman saat seperti ini.

Aku menoleh untuk melihat Dara, namun ternyata yeoja itu kembali tertidur. Senyum kecil tiba-tiba terukir saat aku asik memandangi wajah Dara. Aku buru-buru menggelengkan kepalaku. Dan segera mengantar Dara ke rumahnya.

Sesampainya di rumah Dara, ternyata Sang Hyun-adik Dara- sudah menunggu di depan rumah dengan wajah cemasnya. Sang Hyun yang  melihatku menggendong Dara, buru-buru menghampiri kami.

“Hyung, nuna bersamamu? Aku sangat cemas saat tahu nuna belum pulang.” Ucap Sang Hyun kemudian mengecek Dara yang tertidur.

“Ne, kami baru selesai mengerjakan tugas. Biar aku saja yang membawa Dara sampai ke kamarnya, aku takut Dara terbangun.” Ucapku cepat saat Sang hyun ingin membawa Dara bersamanya.

“Ooh, ne hyung. Biar ku buka kan pintunya dulu.” Aku mengikuti Sang hyun dan masuk kedalam rumah Dara. Aku langsung menuju kamar Dara dengan Sang hyun yang mengikuti di belakang.

 “Hyung, sepertinya kau lelah. Biar aku saja yang membaringkan nuna.” Aku menggeleng.

“Aku tidak apa-apa, biar aku saja.” Kataku, sembari berjalan kearah kasur Dara dan membaringkan yeoja itu dengan hati-hati. Sang hyun menyelimuti Dara lalu menatapnya dengan penuh sayang. Entah kenapa aku merasa tersentuh.

Lalu, aku segera pamit untuk pulang dan beristirahat. Sang hyun mengantarku sampai didepan pintu.

“Hyung, gamsahamnida sudah mengantar nuna. Dan aku berharap seterusnya, hyung tetap menjaga nuna. Cuma hyung yang aku percaya bisa menjaga nuna.” Ucap Sang hyun sambil membungkuk padaku. Aku tersenyum lalu mengacak rambut hitamnya.

“Jangan khawatir. Aku akan menjaga Dara…” Ucapku.

“Selamanya…”

Sudah satu minggu sejak aku tahu tentang niat Minho yang sebenarnya pada Dara. Tapi sampai sekarang aku masih belum mendapatkan ide yang cocok untuk menghentikan Minho dan teman-temannya. Aku juga tidak tahu cara yang pas untuk memberitahu Dara tentang kebohongan yang Minho dan teman-temannya lakukan.

“Kamu tidak makan kuning telur kan, Ji..? biar aku yang makan ini.” Suara Dara mengagetkanku. Dara mengambil kuning telur milikku dengan sumpitnya. Kami sedang makan siang bersama.

Dara melahap makan siangnya dengan buru-buru, membuatku mengernyit heran.

“Makan pelan-pelan Dara, kau bisa tersedak nanti.” Ucapku sambil memberikan segelas air.

“Aku harus cepat, Ji…”

“Kau mau pergi kemana?.” Badanku menegang.

“Klub kesenian. Bom sedang menungguku sekarang. Kau tahu kan kali ini aku akan menjadi model Bom.” Jawab Dara yang membuat perasaan ku lega. Aku pikir Dara akan bertemu dengan Minho.

“Bagaimana kabar Bom?. Akhir-akhir ini aku jarang melihatnya.”

“Bom sangat baik. tidak ada yang kurang satu pun dari dirinya. Dia hanya sibuk dengan projek barunya, makanya Bom jadi sering absen di kelas.”

“Kau mau kacang polong ku. Aku tidak suka rasanya.” Sambung Dara sambil memberikanku semua kacang polong miliknya, aku sebenarnya juga tidak terlalu suka kacang polong tapi aku tidak dapat menolaknya.

“Lalu bagaimana hasil lomba Bom kemarin, apa dia menang?.”

“Hmm, belum diputuskan sih hasilnya. Tapi sekarang dia mengikuti lomba lain dan dia memilih ku untuk menjadi modelnya.” Dara tersenyum senang saat menyelesaikan ucapannya. Bom adalah salah satu teman baik Dara yang ku kenal. Cantik namun galak. Tapi Bom memiliki kelebihannya di bidang seni. Bom sangat pintar melukis, dia bahkan sering mendapatkan penghargaan berkat karya lukisnya.

“Bagaimana bisa kamu menjadi model Bom. Pasti kamu memohon padanya kan.” Aku senang melihat ekspresi kesal di wajah Dara. Rasanya aku ingin tertawa.

“Kau tahu kan, Ji… kalau aku ini memiliki kecantikkan yang alami. Itu sebabnya Bom memilihku karena dia merasa aku cocok dengan tema projek barunya kali ini.” Ucap Dara sembari menjulurkan lidahnya, aku menahan untuk tidak tertawa namun gagal.

“Aku selesai duluan. Apa kau akan langsung kembali ke kelas sekarang, Ji?”

“Ani. Aku mau ke perpustakaan dulu. Ada buku yang ingin ku cari.” Jawabku sambil memasukan potongan daging terakhir.

“Jinjja? Kalau begitu tolong carikan aku buku yang waktu itu. kau ingat kan, buku tentang cara memasak bagi pemula.”

“Kau serius ingin belajar memasak?.” Tanyaku setengah tertawa.

“Berhenti mengejekku, Duck.” Ucap Dara sambil melipat kedua lengannya. Terlihat raut kesal di wajahnya lagi.

“Arasso, aku akan mencari dan meminjamnya nanti. Kau bisa pergi sekarang.” Jawab ku.

“Aye aye captain!”  Balas Dara mencoba bertingkah imut yang justru membuatnya terlihat aneh. Aku tertawa geli sembari melihatnya pergi. Setelah kepergian Dara aku segera menyelesaikan makan.

Aku sedang berada di Perpustakaan. Mencari buku yang Dara ingin. Hari ini tidak seperti biasanya, perpustakaan terlihat sepi. Aku memang sangat hobi kemari hanya untuk membaca buku berjam-jam. Kadang Dara menemaniku meski dia hanya tidur di sampingku sementara aku membaca buku.

“Cara Membuat Masakan Lezat bagi Pemula.” Aku mendapatkan buku yang Dara maksud. Aku hendak menuju ke penjaga perpustakaan namun kaki ku tidak sengaja menginjak sebuah kertas. Aku mengambil kertas itu dan melihat ke depan, seorang namja tengah berbicara serius lewat ponsel miliknya.

“Ke Jepang?!. Kenapa mendadak sekali. Bukannya aku sudah bilang beberapa minggu lagi sekolahku akan mengadakan festival tahunan. Aku ingin sekali ikut, hyung… Aku bahkan sudah mendaftar.”  Ucap namja itu dengan seseorang di seberang sana. Aku memperhatikan kertas formulir pendaftaran yang tertera nama seorang namja.

Choi Seung Hyun.

Aku mengetahui siapa namja di depanku ini. Dia adalah Seung hyun, seorang model di Sungri High School, maksudku dia memang seorang model sungguhan. Wajahnya sering menghiasi iklan di televisi. Tampan dan berkharisma.

“Tapi Hyung,… Ahh, Arasso.” Ada nada putus asa yang keluar dari bibir namja itu. kemudian sambungan terputus. Seung hyun menyimpan kembali ponselnya lalu menjambak rambutnya kesal. Ragu-ragu aku menghampiri Seung Hyun.

“Hmm, Seung Hyun…” Sapaku.

“Kau siapa?”

“Apa ini milikmu?” Jawabku sambil menyerahkan kertas yang tadi terjatuh.

“Ne, tapi tidak lagi.” Ucap Seung Hyun.

“O-oh begitu…”

“Aku tidak bisa mengikuti lomba itu, aku harus segera berangkat ke jepang untuk menjalani pemotretan iklan terbaru. Aku tidak mengerti mengapa manajer ku menandatangani kontrak itu tanpa memberi tahuku terlebih dahulu.” Aku bisa melihat kekecewaan yang terlihat dari mata namja itu.

“Kalau begitu, apa bisa ini untukku?” Tanyaku ragu. Seung Hyun menatap ku sejenak, alis nya terangkat.

“Kau si Cupu mau ikut lomba itu. hey, jangan bercanda…” Jawab Seung hyun tertawa. Tapi tawa nya berhenti ketika melihat wajah serius ku.

“Aku serius. Jika kau tidak bisa ikut padahal sudah mendaftar, biar aku saja yang menggantikanmu.” Seung hyun menyeringai mendengar ucapanku.

“Baiklah. Biar formulir itu menjadi milikmu. Aku juga ingin tahu alasan apa sampai si Cupu seperti mu berani ikut lomba ini. Aku yakin kau juga tidak pernah nge-rap sebelumnya, kan.”

“Ne, kau benar. Tapi aku tidak akan menyerah.”

“Hmm, Arasso. Berlatih lah dari sekarang. Aku pergi dulu, ada beberapa yang harus aku urus sebelum keberangkatanku ke jepang.” Ucap namja itu.

“Ahh satu lagi, jika kau serius ingin mengikuti lomba itu… saranku, tolong rubah penampilanmu ini. Sampai  jumpa lagi Cupu.”  Sambung Seung hyun menyeringai dan berlalu pergi. Aku masih berdiri sambil menatap kertas formulir di tangan ku.

“Memang apa yang salah dengan penampilanku sekarang?!”

“Show me the money.” Aku membaca tulisan yang tertera di atas formulir pendaftaran peserta. Ini saatnya untuk aku menghentikan Minho. Aku tidak bisa mundur lagi…

===TBC===

Next>>

Come back again guys… “

Happy reading yah, mau next chap cepet di post??? Gampang kok, kalo banyak yang komen minta cepet di post bakalan langsung di post… gampang kan J hohoho

Intinya tinggalkan jejak yek {} LYSM

19 thoughts on “SHOW ME THE MONEY [Chap. 2]

  1. Harus baca ulang coz lupa awal ceritanya,jiyong vs minho bakalan berisik banget tuh eh seru maksudnya rapper saingan hahaha

  2. Awalnya lupa chap prtama kayak gmna tp lama dibaca jdi inget lagi kkkkkk
    kira2 ji bakal sukses ikut smtm gak ya ?pnsrannn next thor ^^

  3. wah .bakalan seru nie ji oppa battle rap sma mino .
    kna coba gga tabi oppa aja ug ngajarin ji ppa ng.rap .
    next unie .dah pnsran .

  4. Sudah berapa lama ni ff gak d.lanjut hampir lupa ama chap pertama.y tapi ampe baca ulang c ,,, Ji suka ama Dara ya tapi dara suka juga gx ya sama Ji?? apa jiyong bakal ngerubah penampilan.y ya?? Wihh seru bgt nih thor, jiyong bakal adu rapp sama mino,, next chap thor ditunggu banget,, semangat neh ^^

  5. Fighting buat jiyong…. mudah mudahan bisa menang dan buat minho menjauh dari dara dan seperti apa ya nanti gaya baru jiyong…..
    next chap jangan lama lama ya unnie penasaran sm kelanjutannya

  6. Jiyong suka sama dara tapi dara suka juga gak yah sama jiyong???
    Semoga aja cintanya jiyong gak bertepuk sebelah tangan,
    Waaahhh…smtm, akan ada pertandingan rap antara jiyong dan mino,
    Kira2 jiyong akan ngerubah penampilannya gak yah???

Leave a comment