YOU [One shot]

author : ndestiana

~~~~~~~~~~~~

“aku ingin hilang dari semua ini, aku ingin mati saja! Aku ingin pergi saja! Aku ingin mati saja! Hiks hiks hiks”

“kamu sudah gila Dara kamu pikir dengan mati semua akan selesai!”

“lepaskan tanganku! Biarkan aku mati biarkan aku mati”

“aku tidak akan melepaskanmu bodoh!”

“biarkan aku matiiii!!! Hiks hiks hiks biarkan aku mati biarkan aku mati”

“hei dengarkan aku! Kamu itu cantik Dara, kamu tetap cantik dengan seperti ini. Lihat wajahmu kamu itu cantik sayang, aku akan tetap mencintaimu dengan tulus. Jangan dengarkan mahluk-mahluk hina itu Dara”

“PEMBOHONG!”

“Shit! Aku memang bohong! Aku memang tidak suka wajahmu yang sekarang! wajahmu memang mengerikan! Aku bahkan tidak pernah menyangka mempunyai pacar yang bermuka monster sepertimu!”

“hiks hiks hiks biarkan aku mati”

“hei asal kamu tau Sandara Park, aku itu mencintaimu bukan mencintai wajahmu itu bodoh! Aku mencintaimu apa adanya dirimu! Aku tidak mencintai wajahmu yang cantik atau apapun itu. Wajah cantik bisa dibeli, tapi perempuan berhati cantik langka ditemukan. Kumohon Dara hentikan niatmu itu”

Jiyong memeluk wanita itu dengan erat, wanita itu hanya menangis dan terus menangis. Kecelakaan itu mengubah segalanya. Wanita berparas cantik yang dulu dikagumi banyak lelaki kini berubah menjadi monster menyeramkan. Wajahnya rusak karena terseret aspal.

“lihat wajahku! Lihat wajahku! Lihat wajahku! Kamu takut kan! Hah! Kamu takut kan Jiyong! Untuk apa lagi kamu bersamaku untuk apa! Hah pergi sana! PERGI!!”

“tidak akan Dara, tidak akan, aku mencintaimu bodoh!”

—————

“Dara . . . Bangun . . .”

“eomma hiks hiks hiks”

“tadi Jiyong membawamu kesini katanya kamu mencoba bunuh diri lagi tadi, Jiyong membawamu dalam keadaan tak sadarkan diri”

“aku . . . Aku . . . Aku hanya, aku hanya tidak sanggup menahan semua ini eomma hiks hiks hiks aku terlalu sakit menerima kenyataan ini eomma”

“kemana imanmu hah?! Apa kamu tidak punya agama?! ALLAH swt itu maha adil dia tidak mungkin menguji hambanya diluar batas mengerti?”

“tapi tak semudah itu aku menerima ini eomma tak semudah itu”

“ini coklat hangat minumlah, tenangkan dirimu dan juga pikiranmu”

“eomma maafkan aku . . .”

“nee Dara hiks hiks kamu harus kuat sayang. Kamu harus kuat menghadapi semua cobaan ini”

Dara memeluk eommanya dengan erat. Eomma menghelus lembut punggung anaknya.

-plip plip plip plip-

“Hallo”

“halo Dara bagaimana keadaanmu?”

“bukan urusanmu!”

“hei kamu kan pacarku, jadi aku harus tau!”

-tuth tuth tuth tuth-

“kenapa diputus telphonya Dara?”

“itu telphon yang tidak penting!”

“apa itu Dari Jiyong?”

“sudahlah eomma aku mau tidur”

“sampai kapan kamu menghindari calon suamimu itu Dara? Sampai kapan? Apa kamu tega terus melakukan ini padanya? Harusnya kamu bersyukur dia tetap mencintaimu walaupun keadaanmu sudah tidak sempurna seperti dulu”

“karena itu eomma kurasa ada baiknya dia mendapatkan wanita yang lebih sempurna dariku”

“Dara . . .”

“eomma tolong tinggalkan aku sendiri. Aku ingin sendiri saat ini. Aku mohon eomma”

“baiklah, tapi jangan coba-coba untuk bunuh diri lagi ya Dara”

“tidak akan eomma”

Eomma meninggalkkan Dara sendiri. Ada sedikit khawatir didalam hatinya, dia takut anaknya berbuat hal bodoh lagi. Berkali-kali Dara melakukan percobaan bunuh diri. Namun berkali-kali juga Jiyong menghentikanya. Semenjak kecelakaan yang merusak wajahnya Dara jadi frustasi, bahkan dia sudah tidak bersemangat untuk hidup.

-Keesokan harinya-

-tok tok tok tok tok-

“Sandara buka pintunya . . .”

-tok tok tok tok-

“hei kamu dengar aku tidak! Buka pintunya! Dara hei buka pintunya! Hai jawab aku!”

“sudahlah Jiyong mungkin Dara masih tidur”

“tidak eomma, bagaimana kalau Dara mencoba untuk bunuh diri lagi. Bagaimana kalau dia melakukan itu eomma? Ah tidak !”

-BRAGGG- Jiyong mendobrak pintu kamar Dara

“Dara . . . . .”

“ada apa sih? Aku lagi enak-enak tidur kamu ganggu aja!”

Jiyong memeluk gadis mungil itu erat. Air matanya mengalir membasahi pakaian gadis mungil tersebut.

“kamu tidak mencoba untuk bunuh diri lagi kan Dara”

“tidak akan bodoh! Aku sudah bosan melakukan itu”

“aku sangat mencintaimu Dara, berjanjilah kamu tidak akan meninggalkanku. Berjanjilah Dara !” pria itu mempererat pelukanya seperti tidak ingin kehilangan.

“aku tidak mau berjanji, tidak mau!”

“kalau begitu jangan pernah kamu coba mengakhiri hidupmu lagi ya sayang”

“iya”

Jiyong mencium lembut bibir mungil Dara. Air mata mengalir antara keduanya. Semua perasaan sedih dan cinta bercampur menjadi satu.

————-

Semua menatap Dara aneh saat dia sedang mencoba pakaian untuk pernikahanya nanti. Seperti ada rasa takut saat melihat wajah gadis ini. Gadis itu tidak menghiraukan semua tatapan aneh itu, dia sudah terbiasa dengan semua itu.

“apa yang kalian lihat! Dia itu calon istriku! perlakukan dia dengan baik!”

“baik tuan”

Jiyong menghampiri Dara yang masih sibuk dengan gaun putihnya. Dia memeluk Dara dari belakang sambil menaruh dagunya dipundak Dara. Jiyong berbisik kecil ditelinga Dara

“kamu cantik”

“PEMBOHONG!”

“aku tidak bohong sayang”

“hiks hiks hiks pembohong! Jangan coba-coba berbohong lagi padaku!”

“maafkan aku”

Jiyong memutar badan Dara menjadi berhadapan denganya. Dia menghapus air mata yang mengalir di wajah Dara. Dia mencium Dara dengan lembut seperti menyuruh Dara untuk menghentikan semua tangisanya.

“jangan menangis lagi ya”

“iya . . .”

————–

Hari ini adalah hari bahagia yang ditunggu-tunggu sepasang kekasih yang menjalin cinta lebih dari 3 tahun itu. Sandara Park dan Kwon Jiyong mereka berjalan untuk melepas masa lajang mereka. Mereka menikah untuk memenuhi kewajiban agama dan juga karena mereka saling mencintai. Mereka menyatukan cinta dalam satu bahterai rumah tangga yang suci.

“apa kamu sudah siap Dara?”

“aku . . Aku . .aku grogi eomma”

“tenangkan dirimu Dara, semua akan berjalan lancar kok”

“tapi bagaimana jika para undangan melihat wajahku?”

“jangan pedulikan mereka Dara, ingat moment ini adalah moment yang kalian tunggu-tunggu sejak dulu bukan?”

“iya eomma”

“kalau begitu jangan pernah pedulikan kata orang Dara”

“iya eomma”

Dara keluar dari balik tirai menghampiri sang mempelai pria. Sebagian undangan terkejut melihat wajah Dara yang tidak terlihat normal. Namun Dara tetap berjalan menghampiri Jiyong tanpa mempedulikan ekspresi tamu undangan yang terkejut saat melihat Dara. Jiyong tersenyum manis melihat calon istrinya yang datang mendekat. Kini mereka sudah duduk bersebelahan dan Jiyong bersiap mengucapkan ijab qabul didepan penghulu. Semua terasa hikmat dan sunyi.

“tidak aku tidak bisa, tidak tidak Jiyong! Tidak hentikan”

“ada apa Dara?”

Dara lari pergi dari gedung pernikahan. Semua yang ada di dalam gedung terkejut melihat Dara yang tiba-tiba saja pergi. Jiyong mengejarnya dari belakang berusaha sekuat tenaga untuk menangkapnya.

“Dara hei tunggu . . .”

“tidak Jiyong, aku tidak pantas untukmu. Tidak Jiyong tidak!!!” Dara terus lari tanpa mempedulikan Jiyong

Tak lama akhirnya Jiyong berhasil menangkap Dara dalam pelukanya. Kini dia memeluk calon istrinya dengan erat. Mereka menjadi tontonan banyak orang. Calon pengantin yang berpelukan dijalan. Bahkan tak sedikit dari mereka yang mengabadikan moment ini dalam kamera handphone mereka.

“kamu tidak ingin menikah denganku ya?”

“aku aku aku hanya merasa tidak pantas untukmu Ji… Hiks hiks hiks”

“bodoh! Siapa yang bilang kamu tidak pantas untuku hah!”

“aku hanya . . .”

“Lihat ini”

Jiyong mengeluarkan pisau dalam saku jasnya. Dia menusukan pisau tajam itu kewajah halusnya. Darah segar mengalir dalam wajahnya. Jiyong merobek kulit pipinya hingga rusak. Jiyong menancapkan pisaunya dipipi sebelahnya, dia juga merobek kulit halusnya hingga rusak. Darah segar mengalir deras diwajah Jiyong. Jiyong menggigit bibir bawahnya menahan sakit. Kini dia menatap Dara dengan tajam.

“Lihat sekarang kamu pantas jadi miliku”

“Jiyong . . .”

Hai ini FF asli buatan author ^_^. Tolong disupport ya FF aku. Aku lagi pusing plus kecewa jadi aku ngelampiasin ke FF ini. Semuanya terimakasih atas perhatianya. Marhaban ya Ramadhan applers ^_^

33 thoughts on “YOU [One shot]

Leave a comment