It’s War#1

war

Author : Cyscha
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong, Ahn Sohee
Support Cast : Park Bom, Lee Chaerin

Dara Pov

Aku membuka mataku lebar-lebar lalu melirik jam disebelah tempat tidurku.

KYA

aku melompat dari ranjangku dan berlari secepat kilat menyambar handuk dan masuk kamar mandi.

Harusnya tadi malam aku tidak menerima tamu seperti Bom. Dia hampir menghabiskan seluruh jam tidurku hanya untuk mendengar celotehan tidak bermutunya. Aku menyelesaikan ritual mandiku tidak selama biasanya. Hanya 10 menit untuk mempersingkat waktu terlambatku. Biasanya aku bisa mandi lebih dari setengah jam. Kekeke *pemborosan waktu!

Handphoneku berdering saat aku sedang berkutat dilemari mencari baju yg pantas. Apa-apaan ini? Kenapa sperti tidak ada yang layak untuk kukenakan? Kemana pakaian kantorku? Kenapa mereka menghilang disaat yang tidak tepat?

Hufftt

aku meraih handphoneku yg terus berdering. Siapa sih menelpon di jam sperti ini? Tidak tau aku sedang kerepotan? Mengganggu saja.

Aku memencet tombol ok lalu menjepitkan benda tersebut diantara telinga dan bahuku. Sementara tangaku masih mencari-cari sesuatu dilemari.

“yeoboseyo?”

“DALONGGGG!!” aku menjauhkan handphone tersebut dari telingaku saat mendengar teriakan Bom.

“YA! Mau merusak telingaku?” bentakku kesal. Aku menghela nafa lega saat menemukan gaun hitam untuk kupakai.

“KAU GILA!” Aigo Bom benar-benar mau merusak gendang telingaku rupanya.

“BERHENTI BERTERIAK! “aku balas meneriakinya.

“YA! Meeting ini tidak bisa dimulai tanpa kau! Dan kau membuat para boss-boss penting itu menunggu! Aigo GILA!” Bom menggeram ditelingaku, YA tuhan bisakah dia berbicara lebih halus lagi? Aku tau kemampuan vocalnya yang luar biasa itu.

“Ne ne arraseo! Aku akan segera berangkat!” aku hanya menjawab singkat. Karna kedua tanganku disibukkan memasang gaun, aku salah memilih pakaian? Bahkan disaat tidak ada waktu lagi untuk menggantinya.

“Apa kau belum berangkat? Aku sudah lumutan menunggumu dari tadi” Bom masih berteriak. Astaga! Dia membuat pagiku semakin panik.

“YA! Diamlah. aku terlambat bangun itu gara-gara kau. Baiklah tunggu aku disana ne.” aku memutuskan sambungan sebelum mendengarnya protes. Kulempar ponselku kekasur.

Aku menghadap kecermin dan mulai memoles wajahku. Menggunakan bedak tipis dan blush on. Aku cukup menambahkan lip gloss pink dibibirku. Ini sempurna aku tampil alami bukan? Aku memandang pantulan diriku dicermin untuk meneliti penampilanku.

“Aku rasa gaun ini terlalu seksi?” batinku menyadari gaun hitam yang melekat pas ditubuhku. Gaun tersebut hanya beberapa jengkal saja panjangnya dan itu membuat paha putihku tereskpose bebas.

Kulirik jam dan tidak ada waktu lagi. Sekarang aku benar-benar terlambat jika harus mengganti gaun ini.

Kusambar tasku dan berangkat. Bom bisa memakanku jika aku sampai kesana lbh lama lagi.

***

Jiyong Pov

meeting ini belum juga dimulai. Aku tidak tau apa yg mereka tunggu. Aku sebagai client merasa tidak puas bekerja sama dg j tune camp karna salah 1 karyawannya yang datang terlambat dan membuat meeting ini ditunda.

“berapa orang perwakilan dr j tune camp?” tanyaku pada sekretarisku.

“2 orang pak. Saat ini hanya nona Sandara yang belum datang.” sekretarisku menyerahkan sebuah catatan perwakilan dari masing-masing perusahaan.

“Sandara?” Aku mengerutkan dahiku. Aku familiar dengan namanya. Apa dia gadis itu? Aku tersenyum lagi mengingat pertengkaran kami.

“Apa jabatan gadis itu sampai kita menunda meeting ini karna kterlambatannya?” tanyaku mengedarkan pandangan keseluruh ruangan. Tampak semua peserta meeting sudah hadir kecuali Sandara.

“Dia hanya general manager pak. Tapi Dia putri dari presdir j tune camp.” Chaerin menjelaskan. Aku mengabaikan penjelasannya saat menangkap sosok gadis disudut ruangan. Dia seperti teman Sandara? Aku berjalan menghampirinya. Sepertinya gadis itu juga menyadari kehadiranku.

“annyeong.” sapanya membungkukkan badannya.

“Oh Annyeong. Kwon Jiyong imnida? Kau.. Sepertinya kita pernah bertemu?” aku tersenyum menatap gadis itu.

“Ah naneun Park Bom imnida.” Bom memperkenal namanya. Aku menyipitkan mataku mengingat kejadian di mall waktu itu, dan sepertinya dia benar gadis itu.

“Kau ingat aku?” Eh…Bom menatapku dan seolah-olah mengingat ssuatu.

“kau temannya gadis gila itu kan?”tembakku lagi.

“Oh..Kekeke.. Benar? Aku tidak percaya kalau Dara menyerang seorang presdir perusahaan besar. Maafkan temanku” Bom tertawa kecil. Mungkin dia mengingat bagaimana aku babak belur dihajar Dara.

“Lupakan itu, Lalu apa gadis gila itu melakukan sesuatu sekarang? Aku pikir dia membuat semua peserta meeting menunggu” aku bergurau dan Bom hanya tertawa.

“Ne, Dia sedang dijalan” Bom menjelaskan.

Kami masih dengan tertawa saat sosok mungil menabrakku dan nyaris membuatku terjatuh. Aku mencoba melihat siapa yang tidak punya menggunakan matanya ketika berjalan dan menabrakku.

“Kau-” aku dan dia saling tunjuk. Ya tuhan gadis ini benar-benar pembawa sial. Kami selalu bertemu dalam kondisi yang tidak menyenangkan.

Ya tuhan kenapa harus bertemu dengan orang ini lagi? Pria brengsek yg merobek tiketku.

“Tidak bisakah lebih hati-hati nona? Apa kau memang selalu ceroboh?” pria itu menatapku meremehkan.

“Kau masih mau merasakan seranganku?” desisku siap menyerangnya. Aku tidak peduli sekarang berada dimana.

“Aigo ani ani.. Dalong stop! Kau jangan membuat masalah” Bom menahan tubuhku.

“tapi eon dia menghinaku.” aku protesku pada Bom yang memeluk pinggangku.

“Dalong kau tau dia siapa? Jangan membuat perusahaan kita malu” Bom berbicara pelan ditelingaku.

“Aku tidak peduli dia siapa!” tegasku tidak mengalihkan tatapanku dari wajah sibrengsek ini.

“Dia presdir YG. Berhenti membuat ulah dara” geram Bom ditelingaku.

Mulutku terbuka lebar. Oke aku terkejut sekarang. Aku hampir saja mengacaukan meeting ini dengan menghajar presdirnya. Aku melirik Bom lalu meringis. Bom tersenyum pahit melihat ekspresiku.

Dia menggelengkan kepalanya seolah menyuruhku untuk menyelesaikan sendiri masalahku dengan sibrengsek ini.

“Dalong apa yg kau kenakan itu?” Bom melotot kearah penampilanku. Ya babbo yeoja! Dia bahkan baru mmperhatikan pakaianku.

“Aku tidak sadar saat mengenakan pakaian ini. Aku tidak ada waktu lagi untuk menggantinya. Mian…” aku meringis lagi kearahnya. Tapi aku merasakan sibrengsek presdir YG ini ikut memperhatikan penampilanku.

“Andwae! Ini terlalu seksi Dee” bom menutup mulutnya melihat ujung gaun yang menggantung beberapa jengkal diatas dengkulku.

“Apa kau mencoba menggoda syahwat peserta meeting disini nona?” sibrengsek itu ikut berkomentar. Aku menoleh dan mata kami bertemu.

“Apa kau juga merasa telah tergoda dg penampilanku tuan?” sindirku sinis. Aku menurunkan ujung gaunku dan tidak mengalihkan tatapan darinya.

“Aku tidak percaya gadis seceroboh kau ditunjuk sebagai wakil dari perusahaan sebagus J Tune?” tudingnya tepat didepan wajahku. Dia jelas masih dendam dengan kasus perebutan tiket dan aku membuatnya babak belur. Aish pria ini? Oke tahan dara. Dia adalah partner perusahaan appamu. Dan dia presdir dari YG company.

“Maaf pak, Kita dalam sebuah situasi formal sebagai wakil dari perusahaan masing-masing. Aku harap anda mencampur adukkan urusan pribadi diluar pekerjaan.”
desisku dengan tatapan tajam.

“jiyong-ssi maafkan perkataan temanku” Bom melerai kami “Ada baiknya kita memulai meeting ini bukankah Dara sudah datang?” Bom berkata dengan menatap Jiyong sebentar, lalu menarik tanganku menjauh darinya.

“Kau melakukan banyak kesalahan Dara” seru Bom dengan nada pelan namun terdengar seperti geraman.

“Ne ne arraseo! Kita bisa bahas nanti, ini jam meeting” aku mengacuhkan Bom. Kami duduk bersebelahan dan Jiyong duduk didepan kami. Aku mencoba fokus pada meeting kali ini. Tapi setiap kali tatapan kami bertemu aku merasakan wajahku menegang. Ada kemarahan dan dendam.

Aku berharap meeting kali ini lebih cepat selesai. Keberadaan dia membuatku tidak nyaman, dan aku bersyukur ketika perwakilan dari YG mengucapkan salam sebagai tanda kalau meeting ini selesai.

Aku tidak tau hasil final dari meeting ini. Itu karna aku yg sulit berkonsentrasi karna sibrengsek itu terus-terusan menatapku.

***

“Dalong aku tunggu diparkiran.” teriak Bom berlari meninggalkanku yang sedang berada ditoilet. Aku berniat merapikan make up karna aku yakin wajahku sudah benar2 kusut.

Aku sedang membenahi bedakku saat dua orang yeoja ikut masuk ke toilet. Mereka sepertinya juga peserta meeting tadi.

“Bukankah presdir YG itu sangat tampan. Kau tau aku tdk bs berkonsentrasi pada meeting karna menatap wajahnya.” ujar salah 1 dari mereka. Lalu temannya tertawa.

“Ne. Dia benar2 pria idaman,tapi sayang sudah punya tunangan.” timpal yeoja satunya.

Aku mencibir. Pria brengsek itu bahkan tidak menarik sama sekali! Batinku memasukan kosmetikku kedalam tas dan keluar dari toilet.

Aku berlari kedepan pintu lift dan menahannya pintunya karna aku juga akan turun. Aku terkesiap saat mataku menangkap sosok Jiyong di dalam lift itu.

Aku mengambil posisi disebelah jiyong dan pura-pura acuh. Toh memang kami tidak saling mengenal.

Tak ada pembicaraan. Kami hanya diam. Ya itu lebih baik daripada dia berbicara dan membuat emosiku naik lagi.

Handphoneku berdering bersamaan dg pintu lift terbuka. Aku melangkah dg tangan mengubek2 tasku untuk mengambil benda tsb. Jiyong berjalan dibelakangku.

“YA,aku baru saja turun bisa sabar tidak? Aku sedang men.. KYA” aku berteriak saat merasakan kakiku terpeleset karna kondisi lantai licin. Aku sudah siap mengantisipasi rasa sakit jika aku terjerembab kelantai.

Tapi sebuah tangan membungkus pinggangku dan menahan keseimbangan tubuhku. Aku menoleh sipenolong dan itu ternyata Jiyong.

“kau benar2 ceroboh!”desisnya mengejek, aku melepaskan diri darinya. Lalu memasang wajah setenang mungkin.

“Terimakasih sudah menolongku tapi aku tidak perlu komentarmu.” aku menatapnya sekilas lalu melangkah lagi mengingat bom sudah marah2.

To be continue….

<<back next>>

64 thoughts on “It’s War#1

Leave a comment