MY GLOOMY WORLD [Chap. 5]

mgw

Author : Aitsil96

Main Cast : Kwon Ji Yong and Park Sandara

.

“Teramat menggilaimu, gadisku…”

.

.

.

 

Ji Yong membeku di tempatnya. Astaga, sebenarnya apa yang baru saja ia lakukan? Sungguh, ada yang tak beres dengan otaknya sehingga membuat tubuhnya bergerak dan dengan lancang hingga mencumbu Sandara. Pria itu kini duduk dengan wajah tertunduk dan tangan yang mencengkeram erat rambut hitamnya. Merasa frustasi karena tak bisa mengontrol nafsunya saat berdekatan dengan gadis itu. Aish, seharusnya ia tak usah memberikan celah bagi dirinya untuk berinteraksi dengan Sandara. Menemui Sandara berada dalam jarak pandangnya membuat tubuhnya selalu tak singkron dengan kewarasan yang ia miliki.

Tak berbeda jauh dengan kondisi Ji Yong, Sandara kini terdiam dengan air mata yang berurai. Ia sedih. Teramat sedih dengan perlakukan nista Ji Yong terhadapnya. Lebih dari itu, yang sangat menyakitkan adalah kenyataan yang harus disadarinya. Kenyataan bahwa rasa antara mereka yang masih tumbuh dan enggan untuk lenyap hingga saat ini. Kepedihan itu nampak terlihat jelas dari manik hazelnya yang kini menatap punggung pria yang masih terdiam itu.

Sandara juga merasakan apa yang tengah Ji Yong rasakan. Marah, kecewa, sedih, dan berbagai perasaan yang menyesakkan dada itu bercampur menjadi satu dalam benaknya hingga dua insan itu hanya bisa terdiam memendam perasaan ngilu yang sama-sama mereka rasakan tepat di ulu hati masing-masing.

Tanpa perlu melihat ekspresi Ji Yong, Sandara telah mengetahui seberapa terlukanya hati pria itu. Punggung yang sedang ditatapnya kini mengisyaratkan segalanya. Punggung dari pria yang kini tengah menangis dalam diam. Menangis? Ya. Katakanlah ia lemah. Seberapa kuat Ji Yong menahan segala kepedihannya sebagai pria, pada akhirnya ia harus menyerah dengan lelehan air di pipinya yang tak mengalir begitu deras namun teramat menyedihkan untuk dirasa.

Mianhae, Ra-ya.”

Hanya kata itulah yang dapat Ji Yong lantunkan dengan bibir bergetarnya. Tak tahu harus melakukan apa lagi, ia memilih untuk segera melangkah pergi dari kamar Sandara. Berniat untuk meredakan emosi dan otaknya yang mungkin sudah tak waras. Baru saja pria itu berdiri dan akan segera melangkah, tiba-tiba ada tangan mungil yang menggenggam lengannya. Tangan mungil itu lemah, namun sanggup membuat Ji Yong terpaku di tempat. Menahannya untuk pergi.

“Ji Yong-ah,” bibir Sandara memanggil nama itu dengan nada yang hampir menyerupai bisikan, “Kau tak perlu meminta maaf, karena bagiku kau tak bersalah. Aku mengerti rasamu yang masih sama terhadapku. Namun cobalah untuk menahan itu semua. Jika kau tak bisa melakukan itu karena eomma atau appa. Maka lakukanlah demi aku.”

*****

“Kau tak perlu meminta maaf, karena bagiku kau tak bersalah. Aku mengerti rasamu yang masih sama terhadapku. Namun cobalah untuk menahan itu semua. Jika kau tak bisa melakukan itu karena eomma atau appa. Maka lakukanlah demi aku.”

Apa indera pendengaranku tak salah? Apa yang sebenarnya gadis ini coba untuk katakan? Menahan rasaku yang terlampau besar untuknya? Jangan gila! Aku bahkan telah mencobanya hingga hampir bosan, namun semua selalu berakhir sama. Semua selalu berakhir dengan ketidakberhasilan yang membuat aku hampir putus asa. Perasaan sialan yang ingin aku lenyapkan ini selalu mengarah padanya. Pada gadis bermanik hazel yang amat ku gilai hingga kini.

Ia pikir mudah untuk melenyapkan perasaan ini begitu saja? Melihat ia berkeliaran di sekelilingku setiap hari membuatku hampir gila. Mengingat bagaimana rasaku yang terlampau besar untuknya namun semuanya harus terlarang karena status sialan yang telah kami sandang. Adik? Aku harus menganggapnya sebagai saudara sementara aku masih menatapnya sebagai seorang gadis yang kucintai? Demi dunia dan seisinya! Aku muak dengan semua kenyataan keparat yang menimpaku.

Tanpa berpikir panjang, aku yang tadinya hendak melangkah keluar segera membalikkan badan untuk bertatapan langsung dengannya, “Apa yang harus aku lakukan, Ra-ya? Apa yang harus aku lakukan jika semua usahaku untuk membuang semua rasa ini tak pernah berhasil? Tak peduli seberapa sering aku mencoba untuk melupakanmu, namun bayanganmu masih tetap melekat erat di setiap waktu yang sialnya terasa bergerak begitu lambat. Bagaimana, huh? Bagaimana jika seumur hidup aku akan terus memendam perasaan ini padamu?”

Gadis itu masih terdiam duduk di tempatnya. Dengan air mata yang masih menganak sungai di pipinya, manik hazel itu menatapku. Torehan luka terpancar dari pancaran mata indahnya. Namun ia memilih untuk memendam itu semua sendirian. Kini aku yakin, bahwa masih ada perasaan yang sama di antara kami berdua. Tak hanya aku yang terluka, gadis ini juga mengalami hal yang tak jauh berbeda dengan apa yang aku rasakan.

“Kita hanya belum terbiasa dengan semua ini, Ji Yong-ah,” Sandara menghela napas beratnya, “Masih banyak waktu yang dapat kita gunakan untuk memulai saling terbiasa menjadi sepasang adik-kakak.”

Mataku membelalak menatapnya, tak menyangka dengan apa yang baru saja gadis ini katakan,“Jangan munafik, Ra-ya! Cobalah untuk jujur pada perasaanmu bahwa kau juga masih memiliki rasa yang sama terhadapku.”

*****

“Jangan munafik, Ra-ya! Cobalah untuk jujur pada perasaanmu bahwa kau juga masih memiliki rasa yang sama terhadapku.”

Bahkan Ji Yong kini meninggikan nada suaranya di hadapan gadis itu. Sungguh, akal sehatnya mungkin sedang tak bekerja hingga membuat emosinya tidak stabil. Mendengar Ji Yong seperti itu, Sandara yang asalnya duduk dengan berani memilih untuk berdiri di hadapan pria itu. Tatapannya nyalang sempurna terarah pada Ji Yong. Dapat dilihat dengan jelas bahwa emosi juga telah menyelimutinya.

“Lalu bagaimana jika aku masih memiliki rasa terhadapmu? Apa kau pikir aku dapat mengungkapkannya dengan status kita yang telah bersaudara? Kau pikir aku bahagia hidup dengan rasa terkungkung rasa biadab yang tak dapat aku enyahkan?” Air mata lagi-lagi mulai menggenang di pelupuk matanya, “Takdir ini tak bisa diubah, Ji Yong-ah. Aku hanya berusaha menjalani hidupku dengan mengikuti kenyataan yang telah terjadi. Kenyataan bahwa memang kita telah ditakdirkan untuk berpisah dan tak seharusnya bersama.”

“Takdir sialan ini tak seharusnya untuk kau turuti, gadis bodoh.”

“Lalu kau ingin aku melakukan apa? Kau ingin aku berkoar-koar di hadapan eomma dan appa bahwa kita saling mencintai? Tak bisakah kau melihat pancaran kebahagiaan di antara mereka? Aku tak akan sanggup untuk membuat semua itu hancur,” Sandara meluapkan emosinya, “Setidaknya pikirkanlah bagaimana susah payahnya mereka untuk membesarkan kita, Ji Yong-ah. Biarkanlah kini kita yang mengorbankan kebahagiaan demi mereka. Terutama appa, ia adalah orang yang paling penting dalam hidupku. Kini giliranku untuk membalas segala curahan kasih sayangnya, terlebih setelah mendapat kebahagiaan bersama eomma-mu. Jadi tolong… jangan membebaniku dengan perasaanmu lagi, Ji Yong-ah. Jebal…”

Pandangan Sandara melembut pada Ji Yong. Sadar bahwa kini ia juga bisa melihat pancaran kesedihan yang teramat dalam dari manik hitam legam itu. Tangannya dengan lemah terulur dan menjamah kedua tangan besar pria di hadapannya. Sandara menggenggam tangan Ji Yong, menyalurkan kehangatan yang teramat Ji Yong rindukan dari gadisnya. Aish, ia kini adalah adikmu, Kwon Ji Yong!

“Ra-ya…”

Suara lemah yang terdengar dari bibir Ji Yong membuat Sandara menitikkan air mata untuk yang kesekian kalinya. Tuhan, ini sungguh ironis. Mereka masih memiliki perasaan cinta yang mendalam bahkan di saat mereka sendiri telah bersusah payah mengenyahkannya. Ji Yong kini mendekap Sandara, membawa tubuh ramping gadis itu ke pelukannya. Ia bahkan menciumi rambut gadis itu, menyalurkan rasa kasihnya di sana. Tak berbeda jauh dengan Ji Yong, gadis itu pun mendekap erat Ji Yong dan menangis di dada bidang pria itu. Seakan tak rela untuk berpisah dengannya walau hanya sedetik. Gadis itu sungguh menyayanginya, Tuhan. Sangat.

“Entah aku telah mengatakannya padamu atau belum, yang jelas aku menyayangimu, gadis bodoh,” Ji Yong berucap,“Teramat menggilaimu, Ra-ya.”

*****

“Teramat menggilaimu, Ra-ya.”

Senyum miris terkembang di wajahku begitu Ji Yong menyatakan perasaannya di tengah kondisi yang tak tepat. Bagaimana bisa ia mengatakan bahwa ia mencintaiku di saat aku dan dia telah berstatus sebagai saudara tiri? Sejujurnya aku juga menyayanginya. Aku menatapnya sebagai seorang pria. Seorang pria tampan yang sangat aku cintai. Namun apalah dayaku jika Tuhan menghendaki takdir sialan ini terjadi pada kami? Yang harus ku lakukan hanyalah menjalaninya walau dengan hati yang berat.

Tak sampai semenit berlalu, aku yang tengah terlarut dengan suasana mendengar suara dari arah pintu. Tak hanya denganku, Ji Yong juga sepertinya mendengar itu. Terbukti dengan ia yang langsung melepaskan aku dari dekapannya. Arah pandangan mata kami sama, yaitu mengarah pada pintu kamar. Yang dapat aku dan Ji Yong lakukan di detik berikutnya adalah membeku. Membeku layaknya patung saat melihat seseorang ada di sana.

Tuhan, tolong katakan bahwa pandanganku saat ini sedang bermasalah dan hanya mengalami halusinasi. Bagaimana bisa kini mataku menangkap bayangan Hye Mi yang berada di ambang pintu kamar? Ia terlihat nyata sedang berdiri di sana dengan mulut menganga kaget. Wajahnya menyiratkan keterkejutan yang teramat luar biasa. Tak jauh berbeda dari riak mukaku dan juga Ji Yong.

“Apa… apa yang sedang kalian lakukan?”

Satu kalimat pertanyaan yang hanya dijawab dengan kesunyian olehku dan juga pria di sampingku.

“Jawab, Ji Yong!” nada suara Hye Mi meninggi, “Apa yang sebenarnya kalian lakukan, hah?!”

–TBC–

13 thoughts on “MY GLOOMY WORLD [Chap. 5]

  1. Hye Mi nyaaa jangan marah gitu lahh. Wajar kan mereka sebenernya udh saling kenal dari lama bahkan udh saling mencintai gitu. Sadis amat sih takdir mereka berdua? Author mah sukanya ngebuat Daragon punya hidup yg rumit wkwkkwk. Ditunggu kelanjutannya. Fighting unnie!!!

  2. Hanya pelukan mom. Apa salahny peluk adik sndiri wkwkkw. Kapan mreka nyandang sttus saudara tiri bgini?? Aigooo smpai kapan aku nyesek bc ff ini, tpii kasian jga sma ortu mreka kalo cerai gegara daragon. Tpii?? Ahhhh demi daragon apasih yg ngga.. rumit bgt sih hubungan mreka ini.. ya ampuun gak bisa kubyangin kalo itu trjadi sama aku omooo ngga mau trjadi malahh.

  3. Horeeee aku seneng mereka ketauan hahaha
    Jangan bilang udah ketauan gitu mereka dipisahin? Ahh thorr cukup nyeseknya, pengen liat mereka bersama, lagian cuma saudara tiri kannn
    #savedaragon #prayfordaragon 😂😂
    Selalu ditunggu chapter selanjutnya. Fighting!💪💪

  4. Apakah akhirnya mereka akan ketahuan klu mereka itu sebenarnya saling cinta…… dan semoga aja hyemi serta junhyung tidak akan marah atas apa yg akan terjadi nanti…
    Duh nyesek bgt sih jadi mereka berdua harus rela tersakiti demi kebahagian ortu mereka….. Itu seharusnya hyemi nggak langsung marah sebelum denger pengakuan dari mereka dong kan kasihan mereka…..
    Author bener” jahat dan bikin baper krn bikin daragon nggak bahagia malah bikin menderita mulu sih….. Next chap aja deh nggak tau mau ngomong apa lagi….chap ini bikin sakit krn pengakuan keduanya fighting ya unnie buat lanjut ffnya dan jangan buat para readersnya baper hehehe

  5. Syukurlah akhir.y mereka ketauan eomma juga,,seneng saya liat.y ,,, biarkan daragon bersama sebagai pasangan yg sesungguh.y pliisss thor, eomma jan marah ya,,, semangat terus thor^^

Leave a comment