My Wife is Seventeen Years Old! ~ Day #1

DGI POST 1

Title: MY WIFE’S SEVENTEEN YEARS OLD! | Author: Cimolxx92 | Main Cast: BIGBANG’s Kwon Jiyong  (G-Dragon), Sandara Park (2NE1), Mizuhara Kiko |Support Cast: YG FAMILY |Rating: PG-17| Genre: Drama,Romance, Family, Friendship |Length: Chapters

Disclaimer

Plot Is Mine. The Characters are belongs to God. Say No To Plagiarism!

 

Summary

“Maaf, Anda siapa?”

Kata-kata itu keluar dari seseorang yang tidur, makan, mandi, bertengkar, dan kentut dalam satu atap denganku.

~DAY #1 : Ajjushi, Nuguseyooo?~

 

Ada banyak hal aneh yang terjadi di dunia ini. Dunia yang menurutku semakin lama semakin tidak masuk akal. Aku hanya seorang gadis biasa, gadis innocent, lugu, dan… ehemm… manis, imut, cantik. Kekekeke

“Darong!” Aku mengangkat kepalaku dari meja dan memandang sahabat ter-anehku Bom berlari cepat kearahku, menyebabkan buah dadanya yang besar gergerak lincah dibalik seragamnya. Aku benar-benar iri dengan bentuk tubuh Bom… gaaaaah!!! Kenapa buah dadaku seperti berhenti tumbuh!!! Tenang, tenang Dara! Kau masih Tujuh belas tahun! Tidak masalah!!! Mereka pasti akan berkembang seperti milik Bommie!!!

“Darong! Darong! Seorang anak laki-laki menunggumu didepan kelas! Anak laki-laki bertubuh kurus dan kecil dan wajahnya tampak seperti malaikat itu!!!” Bommie berkata heboh sambil menarik-narik tanganku.

Aku mengerutkan keningku padanya dengan tenang, kembali menyandarkan kepalaku diatas kamus bahasa Jepang yang sebesar kotak sepatu. Anak laki-laki itu memang berwajah seperti malaikat, tetapi dari apa yang kudengar, dia memiliki hati seperti iblis.

“Dia hanya adik kelas yang mau cari gara-gara denganku, aku malas meladeninya…” AKu memejamkan mataku dan kembali pada renunganku yang tertunda… uhmmm… berapa jumlah permen jelly di saku rokku?

“Darong! Kali ini dia membawa sesuatu yang akan membuatmu malu seumur hidup!!!” Bommie berteriak ngeri padaku. Seolah apa yang dibawa si anak laki-laki yang bahkan tidak kutahu namanya itu akan membawa kiamat pada dunia ini.

“Hmmm?” Aku menyahut malas sambil mengerucutkan bibir.

“Dia menenteng underwearmu dengan sebatang kayu! Dia bilang kau meninggalkan benda itu saat pelajaran olahraga di kolam renang pagi tadi!!!”

Aku bangkit dengan berisik dan segera melesat cepat kearah pintu, aku bisa mendengar tawa dari seluruh koridor! FCKKKK! DAMN IT!!! Aku benar-benar bingung saat tadi pagi aku kehilangan salah satu underwear dengan motif bola dragon ball!!! Aku kira aku memang lupa membawanya tapiiiii….!!! Siapapun anak laki-laki kurang ajar ini!!! Aku akan mengingat nama dan wajahnya seumur hidupku!!! GAAAAAAHHH!!!

 Aku belum sempat membuka pintu kelas yang memang tertutup, dengan panik aku memutar kenop pintu, tapiii, seseorang membuka pintu itu dengan cepat dari luar, dan… hal terakhir yang kulihat adalah kayu pintu berwarna cokelat itu melesat cepat kearah wajahku.

“BRUAAAAKKKK!!!”

Dan suara kayu itu menampar keningku… aku rasa ada darah yang keluar dari hidungku sebelum aku limbung dan jatuh di lantai yang dingin.

======

“Dara, kau baik-baik saja?”

Sandara berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat, dengan sedikit memicingkan matanya, wanita itu berusaha melihat keadaan sekitarnya. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit yang berwarna putih bersih dan bau obat yang sangat menyengat. Dia merasakan tubuhnya sangat lemah dan tenggorokannya sangat kering.

“Dara, aku akan panggil Dokter.”

Dara menoleh menatap seseorang yang sibuk bicara padanya dengan nada khawatir. Wanita itu mengerutkan keningnya menatap sosok yang sangat asing baginya. Seorang pria berdiri, pria kurus dan tidak terlalu tinggi itu mengenakan kemeja kotak-kotak dengan hoodie yang menutupi rambutnya yang hitam. Bola matanya yang berwarna cokelat, dan wajahnya yang… tampan.

“Dara, kenapa kau menatapku seperti itu? Kau tidak suka melihatku disini? Baiklah, aku akan pergi mencari Dokter dan memanggil Bommie kesini. Aku tahu kau sangat membenciku, surat perceraian juga sudah hampir selesai, kau tidak usah khawatir.”

Bommie? Perceraian?

Pria itu tampak sangat kesal sekarang.

“Jiyong… aku membawakan makanan.” Seorang pria lain memasuki ruangan sambil menenteng sekantung makanan dan minuman dingin. Pria itu juga tampan, tapi wajahnya sangat dingin dan dia tinggi. “Uh? Dara-yaa kau sudah sadar? Syukurlah.” Pria itu tersenyum ramah, menghampiri Dara dan menepuk kepala Dara dengan lembut.

“TOP Hyung, lihat, sedari tadi dia menatapku dengan mata bulatnya itu, seolah aku ini adalah alien.” Pria yang dipanggil Jiyong itu berkata dengan nada kesal.

“Istrimu sedang sangat shock dan kau malah berbicara seperti itu. Aigooo, jangan pedulikan pria itu Dara, Moodnya sedang sangat jelek semenjak kau mengajukan cerai padanya. Aku akan cari Bommie.” TOP meninggalkan bawaannya di meja sebelah Dara dan mulai berjalan keluar, ketika pintu ditutup, Jiyong memicingkan mata menatap Dara. Wanita ini sudah menghancurkannya, membantingnya sampai kejurang dan sekarang dia menatapnya dengan sorot mata tidak mengenali?

Dara menundukan kepalanya dan menatap tangannya yang di infuse, dia tampak semakin bingung dan panik, dengan cepat tangannya meraih jarum infuse dan hendak melepasnya ketika Jiyong dengan cepat menyambar pergelangan tangannya.

“YA! APA YANG KAU LAKUKAN?!” Jiyong berteriak marah dan membuat Dara terlonjak kaget, seolah ini adalah pertama kalinya Dara mendengar Jiyong membentaknya. Jiyong mengerutkan kening dan duduk disisi ranjang Dara, menatap wajah ketakutan gadis itu.

“Maaf, maafkan aku.” Jiyong berbisik dan mengelus pipi Dara, tetapi diluar dugaan Dara menepis tangannya dengan kasar, wajahnya seperti ingin menangis, campuran rasa takut dan kebingungan.

“Dara, apa yang terjadi padamu?” Jiyong berkata sabar, menatap mata Dara yang terlihat asing baginya. Ada sesuatu yang tidak beres disini, Dara yang selama ini tidur diatas ranjang yang sama dengannya selalu menatap matanya dengan berani, dia selalu mengangkat wajahnya tinggi-tinggi untuk membuatnya tampak kuat. Tetapi apa yang Jiyong lihat sekarang adalah Dara yang menciut ketakutan seperti kelinci yang sedang diterkam oleh singa yang buas.

“Dara, bicara padaku, uhm? Kau tahu kan, aku tidak mungkin menyakitimu.”

Dara mendongak menatap Jiyong, air matanya sudah mulai menetes dan tubuhnya gemetaran. “D-dimana aku?” Dara berbisik pelan.

“Kau ada dirumah sakit, kau kecelakaan kemarin malam, mobilmu menghantam pohon ditepi jalan saat kau akan kembali ke Seoul dari Busan. Kau mabuk saat mengendarai mobil Dara, dan kau hampir membuatku berpikir untuk ikut membenturkan diriku kepohon itu!!!” Jiyong menarik napas dalam, dirinya benar-benar frustasi belakangan ini. Ketika wanita yang paling berarti dan sudah hidup bersamanya selama lima tahun itu menyodorkan surat perceraian ke depan hidungnya.

Kata-kata terakhir wanita itu padanya adalah.

Aku ingin melupakanmu! Kalau bisa aku ingin menghapus ingatanku tentang dirimu dan berharap tidak akan pernah bertemu denganmu!

Saat mendengar Dara mengucapkan hal itu, Jiyong mencoba sabar dan menanyakan alasan kenapa dia tiba-tiba menjadi seperti itu, dan Dara hanya berkata kalau dia sudah lelah dengan kehidupan pernikahan mereka.

Mengingat perdebatan itu membuat Jiyong kembali terluka.

“K-Kecelakaan?” Dara mencicit dan membuat Jiyong tersadar dari lamunannya. Wanita itu menggeleng cepat. “A, Aku ada didalam kelas bersama Bommie, dan si anak laki-laki yang sedang memamerkan underwear dragon ballku, aku harus menghentikannya. T, tapi…” Tangan Dara mulai membentuk tanda E.T  dan dia mengerucutkan bibirnya.

Jiyong ternganga menatap sikap istrinya. Kapan terakhir kali dia melihat Dara melakukan ituuu???

“D-Dara, apa yang kau bicarakan?”

“Dan, Ajjushi…”

Mata Jiyong membulat sempurna saat dia mendengar kata itu keluar dari mulut Dara.

“Maaf, Anda siapa?”

======

“AKU AKAN MEMBUNUHNYA! GRAAAAR! CHOP,CHOP,CHOPPP!!!”  Chaerin mencacak steak didalam piringnya sambil terus membayangkan dirinya benar-benar membunuh orang yang dimaksud.

“Roo, kau sangat menakutkan tahu.” Seorang pria dengan lingkaran hitam dimatanya berkata acuh sambil memasukan sesendok salad penuh-penuh kedalam mulutnya.

Chaerin memutar matanya dan kembali menunduk pada makanannya. Dia benar-benar kehabisan kesabaran. Ini semua terjadi karena si brengsek dan si nenek sihir itu!!!

“Biar bagaimanapun, pelacur itu memang akar masalah ini, kalau sesuatu terjadi pada unniku, aku bersumpah Ri, aku benar-benar akan membuatnya menyesal telah berurusan dengan kami!” Chaerin menggeram sambil menunjukan kuku-kukunya yang dicat merah darah dengan sempurna pada Seungri.

“Ya, kau pikir hanya nuuna yang menderita, Jiyongie Hyung-ku juga! Dia bahkan sangat menderita! Tiap hari dia hanya menatap kosong memikirkan tentang surat cerai yang disodorkan nuuna padanya! Kau tahu, itu sangat sangat mengganggu!” Seungri meneguk minumannya dengan rakus dan memandang gadis berambut pirang dengan eyeliner tebal dihadapannya itu. “mereka tampak menyedihkan.”

“Apa pernikahan mereka benar-benar akan berakhir seperti ini?” Chaerin mengaduk jusnya dengan malas dan menatap Seungri dengan sedih.

“Aku harap tidak, aku harap ada sesuatu yang akan terjadi, sesuatu yang membuat keduanya merasakan cinta seperti pertama kali mereka bertemu dulu.” Seungri mendesah dalam dan kembali sibuk memakan saladnya.

Chaein menatap pria itu dalam diam. Chaerin, Bom, dan Dara adalah jajaran Designer muda yang lumayan diakui di dunia fashion. Mereka menempuh pendidikan bersama-sama dan mengelola butik yang mereka dirikan bersama-sama. Kehidupan mereka tampak sangat bahagia dan baik-baik saja.

Sebelum Dara bertemu kembali dengan cinta pertamanya Kwon Jiyong.

Sebelum Dara menikah dengan Kwon Jiyong.

Dan sebelum Kwon Jiyong bertemu kembali dengan cinta pertamanya Mizuhara Kiko.

Dan semuanya berantakan menjadi seperti sekarang.

Jiyong adalah seseorang yang bekerja pada Departmen IT di Gedung Putih. Dia mahir berbahasa, mahir berkelahi, mahir menggunakan senjata api, dan mahir dalam memata-matai. Dia mengenal presiden dan keluarganya. Dia mengenal para pejabat, orang-orang penting. Dia jarang sekali pulang kerumah dan menemani Dara. Dan parahnya, Mizuhara Kiko juga bekerja disana.

Jiyong lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan berada di satu department yang sama dengan Kiko. Meninggalkan Sandara yang kesepian.

Tetapi Chaerin tahu, bukan hanya itu alasan kenapa Dara menggugat cerai Jiyong.

Dia tahu unninya itu menyembunyikan sesuatu. Sesuatu yang membuatnya menyerah pada Jiyong. Menyerah pada pernikahan yang sudah dijalaninya selama lima tahun.

“Menurutku, pernikahan mereka sudah tidak bisa diselamatkan Ri.” Chaerin berkata sedih. “Segalanya sudah sangat rumit sekarang, dan aku tidak mau melihat unni menderita lagi.”

Seungri mendongak, sebagai seorang sahabat Jiyong, dia tidak bisa melakukan banyak untuk membantu Hyung-nya menyelamatkan pernikahannya. Mereka berdua mendesah sedih, jika Jiyong dan Dara berpisah, maka sepertinya akan sulit mencari alasan bagi mereka berdua untuk bertemu. Karena Chaerin dan Seungri hanyalah dua orang yang berhubungan tanpa status yang jelas dan mereka hanya suka bermain kesana-kemari layaknya teman biasa walaupun perasaan keduanya berkata lain. Akan sulit bagi Seungri untuk berkunjung ke butik dan mencari alasan untuk mengajak Chaerin keluar.

“Kita harus membantu mereka, sebisa kita. Aku tidak mau melihat mereka berpisah.” Seungri berkata penuh harap.

Chaerin hanya tersenyum simpul, tetapi harapan mereka adalah NOL besar. Chaerin hampir tenggelam lagi meratapi nasibnya dan Seungri saat ponselnya bergetar dengan hebat. Nama Bommie tertulis dan gadis itu langsung menjawabnya.

“Ya Unni.” Chaerin terdiam dan mendengarkan dengan baik, tiba-tiba matanya terbelalak dengan ngeri dan mulutnya membentuk huruf O dengan sempurna.

“Baik Unni, aku akan segera kesana dengan Seungri!” Chaerin buru-buru mengakhiri panggilan dan membereskan barangnya dengan tergesa-gesa. Gadis itu bangkit dan mulai menyeret lengan Seungri yang masih sibuk makan.

“YA! Apa yang terjadi?” Seungri berkata dengan mulut yang masih penuh.

Chaerin berbalik dan bertolak pinggang menghadap Seungri. “Aku punya dua berita. Berita baik dan berita buruk.”

Seungri mengangkat alisnya sambil menyambar Jus disampingnya dan meneguknya. Mencoba menelan makanan yang masih belum sepenuhnya dikunyah didalam mulutnya.

“Berita baiknya, Unni sudah sadar.” Chaerin memejamkan matanya menahan emosi. “Berita buruknya, Unni kehilangan ingatannya. Dia kembali menjadi gadis berusia tujuh belas tahun.”

======

“Dia… apa?” Jiyong kembali mengajukan pertanyaan yang sama semenjak lima menit yang lalu, saat Dokter selesai mengecek keadaan Dara dan menjelaskan semuanya.

Jiyong terdiam, dia duduk dengan Bom disampingnya yang nampak akan meledak marah kapanpun dia mau. Mereka berdua memandang Dokter yang kembali membaca laporan kesehatan Dara diatas mejanya sambil berusaha membuat kacamata tebalnya tidak merosot dari hidungnya.

“Ada benturan kecil dikepalanya saat kecelakaan terjadi, benturan itu menghambat peredaran darah dan menyumbat system saraf pada otaknya. Jika aku menjelaskan ini dalam hal medis akan sangat rumit. Jadi inti masalahnya adalah, sekarang Nyonya Kwon kehilangan sebagian kecil ingatannya dan kembali pada masa ketika dia merasa bahagia. Sebagian dari dirinya ingin melupakan sesuatu sehingga ini bisa terjadi, tetapi hal ini bisa dikatakan beruntung, karena di lain kasus, ada orang yang kembali pada masa mereka berusia lima tahun.”

“Beruntung?” Jiyong mendengus kesal. “Kau bilang ini beruntung?!!!”

“Tolong bersabarlah, dia akan secara perlahan ingat, kami akan memberikan obat yang membuat sarafnya bisa kembali bekerja seperti biasa, tetapi hal ini butuh beberapa waktu, dan dukungan dari keluarga juga harus positif untuk membantunya mengingat hal-hal kecil yang dia lupakan.”

“Berapa lama?” Bom berkata pelan “ Berapa lama dia bisa pulih?”

“Dari kasus terakhir yang kami tangani, sekitar enam sampai tujuh bulan.” Dokter itu berkata sabar saat melihat ekspressi marah pada wajah Jiyong.

“Aku akan mengurusnya.” Bom berkata dingin pada Jiyong. “Beberapa minggu lagi, kau tidak memiliki tanggung jawab padanya. Ini akan menjadi hal yang bagus karena dia sekarang tidak mengenalimu sama sekali.”

“Kami belum menandatangani surat cerai itu. Dia masih ISTRI SAH-KU.” Jiyong bangkit dan menendang kursi kebelakangnya dengan kesal.

“Kau tidak bisa menghadapinya.” Bom berkata tenang. “Kau tidak mengenalnya saat dia berusia tujuh belas tahun.”

“Oh Yeah, Bommie…” Jiyong berbalik memandang wanita yang selama ini selalu menghasut Dara untuk pergi meninggalkannya. “Sayangnya, kau tidak tahu segalanya tentang Dara, aku sudah bertemu dan berciuman dengannya saat dia berusia tujuh belas tahun, apa dia tidak bercerita padamu?”

Bom terdiam sambil menatap pria egois dihadapannya dengan kesal. Bagaimana mungkin, setelah apa yang dia lakukan pada Dara, dia masih menginginkan gadis itu?!!!

“Aku akan bertanggung jawab sampai ingatannya pulih kembali, ketika dia mengenali dirinya lagi, aku akan menyerahkan semua keputusan padanya.” Jiyong menatap Bom dengan memohon, dia tahu kalau Bom hanya sedang berusaha melindungi Dara, tetapi dia tidak bisa membiarkan hal ini terjadi, jika mungkin, dia akan membuat wanita itu jatuh cinta lagi padanya. Walau dia harus mengulang seluruh proses untuk wanita itu, dia akan melakukannya. Dia akan membuat Dara untuk tidak melupakannya lagi.

“Unni!!! Gawaaat!!!” Tiba-tiba suara Lee Hi – Adik perempuan Chaerin – Menggema di ruangan Dokter itu. “Dara Unni menghilang!!! Dia hanya memakai sandal rumah sakit dan Hoodie milik Ajjushi!”

Jiyong tersentak dan berlari keluar ruangan. FCKKK! Wanita ini memang selalu membuat masalah!

Tetapi, itulah alasan kenapa Jiyong selalu mencintai Dara.

======

TING TONG! TING TONG!

Dara berdiri dalam diam sambil terus menekan bel apartemen. Dia menggoyangkan tangannya dengan gugup dan terus menunggu. Semuanya aneh disini, Semuanya berubah, bahkan Dara sempat tersesat saat naik bus. Bukankah ini tahun 2001? Kenapa semua papan iklan tidak menampilkan grup idolanya? Kenapa semua orang memegang ponsel sangat besar yang layarnya bisa disentuh-sentuh. Apa yang terjadiii?!!!

Dan pintu apartemennya juga berubah!

Dara hendak mengulurkan tangannya lagi untuk menekan bel saat pintu apartemen itu mengayun terbuka. Oh demi teripang! Terimakasih!!!

Dara hampir bertepuk tangan tetapi berhenti saat yang menyambutnya bukanlah ibunya melainkan seorang pria paruh bayah yang wajahnya dipenuhi jenggot dan baunya seperti ikan asin. Ya tuhan! Ada orang lain masuk kedalam rumahnya!!! Dimana ommanya!!!

“Nyonya Kwon?” Pria itu tersenyum – atau sepertinya begitu karena bibirnya tertutup jenggot. “Apa yang anda lakukan?” Pria itu mulai memperhatikan celana piyama rumah sakit dan sandal yang menghiasi tubuh Dara dan rambut Dara yang dikuncir kuda.

“A-Ajjushi… anda siapa?” Dara merasakan jantungnya kembali berdetak cepat dan ketakutan kembali mengaliri tubuhnya.

“Aku?” Pria itu berkata bingung. “ Aku adalah orang yang menyewa apartemen ini setelah kau melepas unit apartemen ini, tujuh tahun lalu, saat orang tuamu memutuskan untuk hidup di Busan sementara kau bekerja di Seoul, membuka toko butik.”

Dara membeku dan matanya membulat sempurna. Dia tahu ada yang salah dengan dirinya, ada yang salah dengan lingkungannya, ada yang salah dengan tubuhnya, ada yang salah dengan orang-orang disekitarnya.

“A-jj-ushi… Tahun berapakah ini?” Dara berkata lemah, tubuhnya tiba-tiba terasa sangat lemas, seperti terdiri dari tumpukan agar-agar.

“2014.”

2014… Berarti itu tiga belas tahun mendatang. Dara merasa terjebak dalam dimensi lain. Dalam kehidupan lain. Dalam tubuh lain. Tanpa berkata apa-apa, Dara berbalik dan kembali menuruni tangga, suara rintik hujan mulai menyambut pendengarannya.

Pria paruh baya itu mengerutkan kening sambil menatap kepergian Dara, dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Tuan Kwon? Ya, ada yang aneh dengan Nyonya Kwon… ya, ya… beberapa waktu yang lalu dia datang kesini…”

======

Jiyong terus meng-gas mobilnya menembus hujan lebat yang turun, dia hampir saja menerobos lampu merah, rasa khawatir lagi-lagi membunuhnya. Pria itu terus mengemudikan mobilnya seperti orang kesetanan. Sial! Harusnya dia tidak meninggalkan Dara sendirian! Harusnya ada orang yang menjaganya!!!

Gadis itu sekarang sedang sangat kebingungan dan ketakutan. Walaupun Jiyong ingin marah padanya, tapi dia tidak bisa. Dia harus ingat dengan baik kalau dara yang sekarang adalah Dara yang TIDAK mengenalnya sama sekali.

Well, kau berhasil menghapusku dari ingatanmu dengan baik, Dara…

Jiyong menepikan mobilnya di pinggir trotoar dengan bunyo ban yang berisik, dia menatap bangunan usang tempat Dara tinggal tiga belas tahun yang lalu. Jiyong menghela napas dalam, menyambar paying dan keluar dari mobil dengan cepat. Tidak memperdulikan air yang membasahi T-shirtnya.

Langkah kaki Jiyong terhenti saat dia memasuki apartemen, Dara disana, duduk di kaki tangga lutut ditekuk dan wajah tertunduk. Oh tidak, dia pasti sudah tahu kalau ini bukanlah tahun dimana dia seharusnya hidup tiga belas tahun lalu.

Jiyong menghampiri Dara yang meringkuk hampir seperti bola dengan tubuh mungilnya itu, Jiyong berjongkok dihadapan Dara dan mendongak mencoba melihat wajahnya. Dia menangis, gadis itu sedang menangis dan Jiyong paling benci ketika wajahnya menangis seperti itu.

“Hei.” Jiyong berkata lembut. “It’s okay, semuanya akan baik-baik saja.”

Dara mengangkat wajahnya dan bertemu mata dengan Jiyong, gadis itu menarik ingus dan mengusap matanya dengan kasar. Wajah Dara sangat merah menyadari kalau Jiyong sangat dekat dengannya. Jiyong tersenyum melihat wanita yang kadang nakal saat mereka berhubungan seks tiba-tiba menjadi lugu seperti itu.

“A,Ajjushi… anda sia…” Dara tidak sempat melanjutkan ucapannya ketika tangan Jiyong membekap mulutnya.

“Jangan mengucapkan kata itu lagi, DAMN IT!” Jiyong memicingkan mata dan sadar kalau dia telah membuat Dara ketakutan. Jiyong melepaskan tangannya dan menggenggam tangan Dara dengan lembut.

“Namaku Kwon Jiyong.”

“K-Kwon… J-Jiyong?” mata Dara membulat sempurna, Kwon? Semua orang yang dia temui tadi memanggilnya dengan Nyonya Kwon. Suster, Ajjushi yang menempati apartemen Dara…

“Ya, kau tidak boleh melupakan namaku lagi. Catat itu disini…” Jiyong menunjuk jantung Dara “Catat dengan baik.”

“Ajjushi… maaf, saya tidak mengenal anda.” Dara berkata dengan lugu dan Jiyong merasakan hatinya diremas kuat hingga dia kesulitan bernapas. Rasanya seperti seseorang mencekik lehernya sekarang.

“Kalau begitu ayo kita saling mengenal.” Jiyong berkata sedih, dia berusaha sekuat tenaga untuk membuat suaranya tidak bergetar. “Kita berteman dengan sangat baik. Kau dan aku.”

“Kita berteman?” Dara mengerutkan kening menatap Jiyong. Berteman? Dengan pria tampan ini? Dara berusaha membuat dirinya rileks saat menatap Jiyong tetapi gagal, dia mulai bisa mendengar suara jantungnya yang berdegub dengan kencang.

“Ya, kita berteman, dan… dan… menikah…” Jiyong berkata susah payah, ini sangat aneh, menjelaskan kalau mereka menikah dan sepasang suami istri pada wanita yang jelas-jelas sudah dia sangat kenal. Baik sifat ataupun tubuhnya.

Mata Dara melebar ngeri saat Jiyong mengatakan “Menikah” mulutnya membentuk huruf O dan dia memandang Jiyong seolah Jiyong adalah makhluk spesies lain dari planet antah-barantah.

“A,Ajj,jushi… itu tidak mungkin…” Dara menggeleng pelan. “Saya tidak mungkin menikah dengan pria yang berwajah boros seperti anda.”

Jiyong membeku mendengar perkataan Dara, dia benar-benar kesal, kenapa wanita dihadapannya ini tega sekali melakukan hal ini padanya? Awalnya surat cerai dan sekarang?! Dia bahkan sudah benar-benar menghapus Jiyong dari ingatannya!!!

“Jadi kau benci wajahku, karena itu kau ingin bercerai denganku, huh?” Jiyong bangkit, bertolak pinggang dan ingin sekali menendang sesuatu tetapi tidak ada benda apapun disana. Jiyong menarik napas frustasi, mengacak-acak rambutnya, dia benar-benar tidak sanggup lagi memandang wajah polos yang sedang ketakutan itu. Dara selalu membuatnya gila seperti ini!

“Dengar, kau adalah seorang wanita dewasa, sekarang umurmu bukan 17 tahun, umurmu 30 tahun. Ini tahun 2014 dan kau adalah istriku! Berhenti memasang wajah bodohmu itu!!!” Jiyong berteriak dan mendapati Dara terlonjak. Dara menundukan kepalanya dalam-dalam, tangannya mulai memegang kepalanya dan dia mulai memukuli kepalanya sendiri.

“Ya!!! Berhenti menyakiti dirimu!” Jiyong kembali berjongkok dan menghentikan gerakan tangan Dara.

“Tolong aku… huweeee… hiks… hiks…” Dara mulai menangis seperti anak kecil dan Jiyong hanya bisa ternganga menyaksikannya. “A,Aku hiks, apa yang terjadi? K,kenapa begini…? huweeeee aku mau pulang hikshikshiks… omma, dimana ommaku? A, aku bingung, aku sangat takut… Ajjushi tolong aku… hikshiks…”

Jiyong mendesah melihat Dara begitu putus asa, dia benar-benar egois, Dara sekarang sedang sangat kebingungan dan ketakutan, dan dia malah marah pada gadis yang tidak tahu apa-apa itu.

“Tenanglah.” Jiyong menarik Dara, memeluknya, menyandarkan kepala kecil Dara dibahunya. “Maaf, maafkan aku…” Jiyong mengelus-elus punggung Dara, mencoba menenangkan Dara. “Jangan takut Dara, aku akan melindungimu. Kau tidak usah takut, khususnya padaku.”

Dara terdiam, mencoba mencerna perkataan pria yang asing baginya, tetapi Dara bisa merasakan tangan Jiyong yang dengan lembut mencoba menenangkannya, Dara merasakan kepalanya yang sangat pas ada dibahu Jiyong. Dia tidak mengerti, tetapi sepertinya untuk saat ini, Dara bisa mempercayai Jiyong.

“Kau kedinginan.” Jiyong melepaskan pelukannya dan menatap kaki telanjang Dara, sandal rumah sakitnya jatuh di tepi tangga. Dengan cepat Jiyong melepaskan sneakersnya dan memasangkannya dikaki Dara, sepatu itu sangat kebesaran tetapi bisa melindungi kaki Dara yang kedinginan.

“Ajj,jushi… aku baik-baik saja… lepaskan ini.” Dara mendorong tangan Jiyong yang sedang mengikat tali sepatunya, Jiyong menatapnya sabar, dia sangat tahu kalau Dara sangat benci kedinginan. Dengan perlahan Jiyong menghapus air mata dipipi Dara dengan kedua tangannya dan tersenyum.

“Aku tidak bisa membuatmu merasa tidak nyaman dengan kakimu yang kedinginan ini, dan lagi, jangan panggil aku ajjushi karena faktanya kau itu lebih tua dariku. Panggil aku Jiyong, Jiyongie. Kau biasa memanggilku itu. Dan bicara seperti teman, kosa kata kaku itu tidak cocok ditelingaku.”

“J-Jiyongie?” Dara berjengit ketika kata itu keluar dari mulutnya. Aiiish, ini benar-benar memalukan, bagaimana mungkin dia bisa memanggil pria asing yang baru beberapa jam dia temui itu dengan panggilan seperti ini?

”Gadis pintar.” Jiyong mengangguk dan mengelus kepala Dara. “Sekarang, ayo kita pulang.”

======

“Aku sudah mengurus semua barang-barang dan urusan dirumah sakit, tolong jaga dia dengan baik atau aku akan benar-benar memasakmu hidup-hidup!” Bom menggeram kesal dan memutuskan sambungan teleponnya.

“Unni, tidakkah kau sedikit merasa kasihan pada Jiyong oppa? Aku rasa, dia juga sedang sangat tertekan sekarang.” Chaerin berkata pelan sambil memasukan pakaian Dara kedalam tas.

“Benar noona, Hyung sangat tertekan belakangan ini. Aku sangat kasihan padanya.” Seungri cemberut membayangkan wajah hyungnya yang selalu terlihat sedih beberapa hari ini.

“Ya! pria itu sangat mudah untuk move on! Mereka pintar mengalihkan perasaan mereka, minum alkohol, merokok, dan tidur dengan pelacur. Sedangkan wanita hanya bisa menangis meratapi nasib! Lagi pula, Jiyong sedang bermain dengan Mizuhara Kiko! Tidak ada yang perlu kukasihani dari pria brengsek itu!!!” Bom mendengus dan ingin sekali melempar sesuatu untuk meredakan amarahnya. Sudah berapa kali dia melihat Dara menangis? Ini adalah akibat yang harus Jiyong tanggung!

“Aku mencium kesalahpahaman diantara mereka.” TOP ikut mencoba menenangkan istrinya – Bom.

“Tidak ada kesalahpahaman sama sekali!!! Dara cerita padaku kalau dia melihat si brengsek itu mencium Mizuhara Kiko di parkiran kantornya!!! Si brengsek itu!!! Aku ingin sekali melubangi wajahnya!!!”

“Noona! Itu tidak mungkin! Hyung tidak mungkin melakukan itu!!!” Seungri berteriak panik. Bom menyadari kalau dia baru saja mengeluarkan TOP SECRET Dara dan segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Seluruh orang ditempat itu terdiam sambil menatap Bom dengan wajah tidak percaya. TOP menghampir Bom dan memegang pundak wanita itu, memintanya untuk berbicara jujur pada mereka. Biar bagaimanapun, Jiyong dan Dara sudah seperti saudara mereka sendiri dan dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti mereka.

“D, Dara bercerita padaku sambil mabuk dikedai soju saat malam sebelum kecelakaan…” Bom berkata lemah, air matanya sudah mengalir pelan dipipinya. “A, Aku tidak tahu cara untuk membantunya dan hanya bisa menangis bersamanya…”

“Itulah alasan Unni mengajukan cerai pada oppa…” Chaerin menyandarkan bahunya ke dinding putih rumah sakit dan mulai menerawang. “Ini benar-benar sangat kacau…”

“Aku berharap mereka bisa melalui ini…” TOP mendesah kesal dan menarik Bom kepelukannya. Menenangkannya.

======

“Ajju… Uhmmm, maksudku J,Jiyong? Ini dimana?” Dara menatap sebuah rumah dihadapannya. Rumah itu sangat besar, dengan halaman luas yang dipenuhi rumput dan bunga yang dirawat dengan baik. Rumah itu sedikit unik karena seluruh dindingnya dari kayu dan interiornya benar-benar mirip rumah eropa abad pertengahan. Mata Dara tidak bisa lepas dari rumah itu. Ini rumah paling indah yang pernah dilihatnya.

“Ini rumah kita.” Jiyong menjawab enteng dan hampir meledak tertawa saat melihat ekspressi di wajah Dara.

“K,Kita?”

“Yah, ayo masuk, diluar dingin sekali karena hujan baru saja berhenti. Kau bisa bad mood kalau terus berdiri disini.”

Dara mengikuti Jiyong dalam diam, pria itu sepertinya tahu segala sesuatu tentang Dara, ini benar-benar tidak adil. Dara menaiki undakan batu menuju pintu utama, Jiyong memasukan kode rumah dan berbalik kearah Dara.

“Kode rumahnya…” Jiyong menggantungkan kalimatnya dan memandang dada Dara, bibirnya mulai membentuk seringai nakal.

“A, APA?!” Dara melotot galak kearah Jiyong, kenapa pria itu tiba-tiba memandangi dadanya?

“Ukuran buah dadamu.” Jiyong terus menyeringai dan menaik-turunkan alisnya seperti idiot.

Dara berharap bumi terbelah dan menelannya sekarang juga. Graaaawwww! Dia tidak percaya kalau dia menikah dengan pria idiot yang MENYEBALKAN!!!

“Cute.” Jiyong terkekeh melihat wajah marah Dara yang semerah tomat, memutar kenop pintu dan masuk.

Dara melanjutkan langkahnya dan benar-benar terpana dengan isi rumah itu. Berbagai macam ornament, lukisan, dan patung yang bernilai seni tinggi berjejer di sepanjang rak dan sudut ruangan. Ada tangga melingkar di ujung lorong menuju ke kamar tidur. Meja dan perabot terbuat dari kayu dengan warna yang sama dengan dinding. Siapapun orang yang mendekorasi tempat ini pasti sangat menyukai seni.

“Kau tidurlah dikamar kita, aku akan tidur dikamar tamu.” Jiyong menaiki tangga dan membimbing Dara kekamar mereka. Dia benar-benar merasa aneh, Jiyong tidak pernah bermimpi akan memandu istrinya kekamar mereka layaknya seorang tamu. Jiyong membuka pintu kamar mereka dan menoleh kearah Dara yang membeku ditempatnya.

“Huaaah, kau sangat kaya raya!” Dara berkata takjub saat menengok ke dalam kamar mereka. Kamar dengan tempat tidur besar yang berwarna biru beludru, sofa di ujung tempat tidur, televisi yang sangat lebar bertengger di dinding yang dihiasi oleh… foto-foto mereka.

Dara melangkah memasuki kamar yang sangat nyaman itu, ada rak buku yang menjulang tinggi disisi ruangan, dengan buku-buku fashion. Mata Dara melebar saat melihat sebuah foto besar yang tergantung didinding. Foto dirinya mengenakan gaun cantik dan anggun berwarna putih dengan pria yang sekarang sedang memperhatikan setiap gerakannya. Tangan Jiyong melingkar di pinggul Dara dan tersenyum intens padanya. Mereka benar-benar terlihat seperti orang yang saling mencintai didalam foto itu. Tiba-tiba Dara bergidik ngeri, ini benar-benar seperti mimpi, atau dia memang sedang bermimpi? Karena jelas-jelas Dara adalah seorang siswi SMA berusia 17 tahun dan dia harus menerima fakta kalau dirinya hilang ingatan dan sebenarnya wanita dewasa yang sudah menikah dengan pria yang wajahnya sangat tampan itu!?

“Ajjushi, m, maksudku J,Jiyong. Ini benar-benar aneh, aku…” Dara mengerutkan keningnya dan kehabisan kata-kata. Kepalanya sangat pening dan dia merasa ingin sekali meledak karena sedari tadi yang dia dapati hanyalah sesuatu yang aneh dengan orang asing disampingnya itu.

“Dara…” Jiyong mendekati dara dan memegang kedua bahunya. “Lihat aku.”

Dara mendongak dan menatap Jiyong. Pria itu benar-benar tampan tetapi jelas kalau dia bukanlah pria impiannya. Pria impian yang seharusnya dia nikahi tidak seperti ini.

“Kau mungkin lupa segalanya tentang kita, tentang dirimu, tentang pekerjaanmu…” Jiyong mendesah lelah. “Tapi bisakah kau percaya padaku?”

Dara menatap Jiyong dan bertanya-tanya siapa sebenarnya dia? Kenapa dia terlihat terluka saat menatap Dara? Apakah karena Dara sudah melupakannya? Atau ada hal lain yang membuat pria itu terlihat sedih?

“Jiyong… aku percaya padamu… tolong bantu aku mengingat semuanya.” Dara mengangguk dan melihat Jiyong tersenyum lembut padanya. Menariknya kedalam pelukan yang membuat Dara merasa sangat tersiksa. Pelukan Jiyong hampir membuat seluruh tubuhnya bergetar dan dia tidak suka perasaan aneh yang masuk kedalam hatinya.

“Babe… aku akan membuatmu mengingat semuanya… aku janji.”

~To be Continue~

Salam kenal readers DGI!!! Ini tulisan pertama saya yang masuk ke DGI dan saya berharap mendapatkan banyak dukungan dari readers disini!!! Pleaseee leave ur comments juseyooo!!!
Sebenernya saya sedikit kehilangan mood untuk nulis Daragon karenaaaaa fakta kegalauan Jiyong di twitter bikin semuaaa Daragon moment didalam otak saya BUYAR! GRRRR! Hehehe, tapi saya tetep suka Daragon cuz mereka cucok bingit. Maaf ya saya jadi ngoceh begini! Okay! Hope u like it n see u soon! *BOWS*

Next >>

100 thoughts on “My Wife is Seventeen Years Old! ~ Day #1

  1. Sebenernya dh lm g bc ff daragon….soalnya knytaannya brbnding terbalik.kecewa emg…gd cntanya ma kiko…tp mo gmn lg dia just human being too.so let em find his happiness…hummm skrg q mo kgen2an bc daragon.kynya crtanya seru nich..lnjut yaaa

  2. Siapa cwo yang mamerin underware dara ya ???!
    peasaran , hihihi
    omg masa jiyong yang kek nya cinta mati amdara selingkuh am cii mbak jepang itu????!!!!
    gg percaya deh , keculi klo cwe nya yang agresif , hahaha
    puahaha jiyong di panggil ahjussi , trus di bilang muka nya boros , hahaha dara bener” polos gemesin deh >.<
    nexttt

  3. Jadi dara khilangan ingatan 13 tahun terakhir hidupnya!! Ji hrus sbar dn bgaimana ttg perceraian mrka????? Brharap dara cma slh faham sm Ji!! Part awal sdh ckup rumit!!! Nexxxtttt

  4. Aigoo…jadi orang ketiga diantara daragon itu si kiko
    Aku rasa mulai dari part selanjutnya aku akan sering mengumpat saat si kiko itu mulai mendekati jiyong

Leave a comment