[Series] Ice Cream : Part 7

thursday
Author : Thursday
Casting : Kwon Jiyong, Sandara Park, Seungri, CL, Song Mino, Minzy, Kim Jin Woo, Lee Hi
Genre : Romance Comedy

~~~

“Hai” Dara membuyarkan lamunan Jiyong,Jiyong menggelengkan kepalanya mencoba untuk sadar.

“Kau!” kata itu yang hanya bisa keluar dari mulut Jiyong.

“Aku hanya ingin memperhatikan diri ku sendiri mulai sekarang” Dara tersenyum manis dan lembut menatap Jiyong tajam.

Lagi untuk beberapa detik Jiyong tidak menyangka dengan apa yang dia lihat,apakah wanita di depannya berubah demi dia atau berubah demi dirinya sendiri pertanyaan itu muncul di kepala Jiyong,Jiyong terus menulusuri mata Dara bagi dia mata Dara begitu indah dan menenangkan tidak pernah Jiyong terpesona seperti ini oleh seorang wanita bahkan hanya melihat matanya saja,bahkan Jiyong masih bisa melihat mata Dara yang kecoklatan meski tertutup oleh lensa mata yang di pakai Dara.

“Kau baik-baik saja? Apa aku terlihat aneh?” Dara mendekati Jiyong sembari melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jiyong.

“Ahhhh” Jiyong mundur selangkah.

“A-ku baik ayo pergi” Jiyong bicara sambil sedikit terbata-bata.

Jiyong kemudian menarik tangan Dara menuntunnya untuk berjalan pergi ke tempat yang Jiyong masih rahasiakan.

“Motor!” Dara sedikit berteriak dan melihat Jiyong tajam.

“Taraaaa ini motor kesayangan ku namanya Rabbit,tepatnya aku baru memberi nama itu tadi padanya” Jiyong tersenyum lebar pada Dara.

“Kenapa kau tidak bilang akan pergi memakai motor?” Dara bicara sambil memegang gaunnya,bagimana mungkin Dara berfikir akan sial hari ini.

“Kau juga tidak bilang akan memakai gaun itu,lagi pula ini sudah malam kenapa kau memakai gaun setipis dan sependek itu” Jiyong menatap Dara sinis.

“Lain kali aku akan memakai mantel yang menutupi ku dari ujung rambut hingga kaki bahkan muka ku ini akan ku tutupi!” Dara cemerut dan Memalingkan mukanya dari Jiyong.

“Jangan lakukan itu aku tidak akan bisa melihat mu” Jiyong menatap pada Dara lembut.

Beberapa detik kemudian Jiyong memalingkan mukanya pada Dara dan berjalan menuju motor vespa metic hitamnya,Jiyong mengambil sebuah mantel besar dan panjang berwarna coklat muda yang ada dalam sebuah kantong,kemudian dia memakaikannya pada Dara.

“Jangan menutupi wajah mu,hanya tutupi bagian-bagian yang terbuka ini saja dan jika kau ingin memakai gaun setidaknya bilang padaku” Jiyong merapihkan mantel yang terlihat kebesaran yang sudah di pakai Dara mengait beberapa kancingnya supaya Dara tidak kedinginan.

Dara begitu terkejut dengan yang Jiyong lakukan,Dara tidak menyangka Jiyong bersikap semanis ini padanya.

“Selesai!” Jiyong menatap Dara tajam dan mendekatkan wajahnya pada Dara.

“Dan berhenti melihat pemandangan indah di wajah ku” Jiyong tersenyum manis dan berbalik berjalan menuju motornya.

“Ini helm mu ayo pergi!” Jiyong melemparkan helm pada Dara. Dara kaget dan sedikit cemberut terpaksa naik motor si tukang perintah di depannya.

Mereka berdua melaju santai di jalan menikmati udara di malam hari,langitnya begitu terang bintang mulai muncul untuk menghiasi langit yang gelap. Suara kendaraan begitu merdu rasanya bagi mereka yang tengah dalam suasana senang.

Jiyong menarik tangan Dara yang ada di belakangnya untuk memeluk Jiyong karna memang berbahaya jika tidak berpegangan.

“Pegangan atau kau akan jatuh” Jiyong sedikit tersenyum. Dara hanya menurut mengikuti apa kata Jiyong.

“Kita sebenarnya mau kemana,masih jauh?” Dara bicara sambil sedikit berteriak karna takut tidak terdengar oleh Jiyong yang sedang berkonsentrasi.

“Rahasia kau sudah tidak sabar yah?” Jiyong menggoda Dara.

“Aku! Tidak hanya aku rasa sedikit jauh saja” Dara berkelit.

Tidak beberapa menit kemudian mereka sampai di sebuah gedung yang sedikit tua,beberapa lantainya sudah tidak di pakai lagi sedikit seram memang Dara begitu bingung kenapa Jiyong membawanya ketempat seperti ini.

“Ini kau membawa ku kemari? Harusnya aku tidak memakai gaun kalau kau mengajak ku ketempat seperti ini!” Dara sedikit cemerut.

“Tidak baju mu sempurna dan dirimu juga!” Jiyong tersenyum pada Dara kemudian menarik Dara untuk berjalan masuk ke gedung di depan mereka.

Mereka berjalan bergandengan dengan Jiyong di depan Dara,mereka naik dengan lift menuju lantai paling atas dari gedung ini,tidak lama mereka sampai Jiyong dan Dara keluar dari lift dengan Jiyong masih memegang tangan Dara,mereka harus naik lagi tapi sekarang menggunakan tangga untuk menuju atap gedung,Dara sedikit ragu karna sepatunya tapi Jiyong meyakinkan.

“Ini hanya sedikit bertahanlah” Jiyong kembali melemparkan senyum termanisnya pada Dara.

Mereka pun sampai di sebuah pintu,Jiyong merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kunci untuk membuka pintunya.

Pintu pun di buka Dara begitu terkejut pemandangan di atap gedung ini begitu menakjubkan,bintang seakan begitu dekat pada nya dinginnya angin menyelemuti Dara tambah terkejut karna di atap ini begitu terang karna ada lampu-lampu kecil warna-warni yang menghiasi,ada juga sebuah sofa yang menghadap tong yang di gunakan sebagai perapian.

Dara takjup pada tempat ini dia melihat kepada Jiyong penuh tanya.

“Ini tempat persembunyian ku,aku biasa bersembunyi di sini ketika aku sedih dan merindukan seseorang dan kau orang pertama yang ku ajak kemari” Jiyong berkata dengan suara yang hampir hilang tidak terdengar,fikiran Jiyong melayang pada seseorang yang ia rindukan.

Dara mendekati Jiyong memegang bahu Jiyong Dara tahu di balik sikap seenaknya dan sombong Jiyong ada sesuatu hal yang berusaha dia tutupi dari semua orang bahkan dar Dara. Jiyong memegang tangan Dara yang ada di bahunya dan melempar senyum menyakinkan bahwa dia tidak apa-apa.

Jiyong kemudian berjalan menuju sofa membuka mantel yang ia pakai,kemudian berjalan lagi menuju tong yang ada di depannya memasukan beberapa kayu yang berada tidak jauh dari tong itu dan memasukannya pada tong,Jiyong memasukan tangannya pada saku celanya mencari korek api tapi dia tidak menemukannya Jiyong pun melihat pada Dara yang masih takjup pada ke indahan di atap gedung ini.

“Burung hantu! Bisa kau ambilkan korek api di sana? Jangan melamun terus” Jiyong bicara sambil sedikit berteriak dan menunjuk pada mobil tua tidak jauh dari sofa pada Dara.

Dara pun berjalan mendekati mobil yang terlihat tua yang ban nya sudah tidak ada terlihat kotor memang jika di lihat di luar tapi jika di lihat di dalam mobil itu di sulap sedemikian rupa hingga menyerupai ranjang tidur lengkap dengan selimut,bantal dan ada boneka kusam yang di letakan di sebelah bantal. Mobil ini sudah tidak punya setir atau apapun seperti halnya mobil pada umumnya karna sudah di sulap seperti kamar di dalamnya,Dara menemukan sebuah foto seorang ibu yang sedang menggendong anak laki-laki yang sedang memegang boneka tadi yang Dara temukan sembari tersenyum bahagia di langit-langit mobil tua itu,beberapa saat kemudian Dara menyadari bahwa anak laki-laki itu adalah Jiyong kecil begitu lucu dan menggemasakan Dara pun tersenyum geli melihatnya.

“Kau menukannya? Di kotak warna hitam korek apinya di sana” Jiyong berteriak sambil terus sibuk memasukan kayu kedalam tong.

Dara pun sedikit kaget dan segera mengambil korek api di dalam kotak seperti apa yang Jiyong bilang tadi. Dara pun berjalan mendekat pada Jiyong dan memberikan korek apinya.

“Kenapa lama sekali!” Jiyong mengambil korek api dan menyalakan nya pada kayu bakar di depannya.

“Aku hanya tidak tahu dimana korek apinya tadi” Dara berkelit padahal tadi dia sibuk mengagumi mobil tua dan tentu saja sibuk menertawakan foto masa kecil Jiyong.

“Duduklah” Jiyong berkata pada Dara dengan sedikit cemberut. Dara melihat Jiyong tajam.

“Apa!” Jiyong melirik Dara.

“Kau tidak pernah berubah selalu bossy!” Dara mendengus dan berjalan menuju sofa.

“Ting tong!” bel berbunyi di apartemen CL,dengan malas dia berjalan membuka pintu rumahnya. Betapa kaget CL yang ada di luar adalah Seungri membawa beberapa bahan makanan yang belum di masak.

Seungri pun masuk tanpa di suruh,dia lalu berjalan ke dapur mengeluarkan bahan bahan makanan dari kantong dan mulai untuk memasak. CL terlihat heran apa yang di lakukan Seungri masuk tanpa di beri izin dan sekarang akan memasak tanpa bertanya lapar atau tidak si pemilik rumah.

“Apa yang kau lakukan?” CL bertanya matanya menatap Seungri tajam.

“Memasak makanan untuk mu” jawab Seungri singkat karna dia sibuk memotong sayuran.

“Aku tidak lapar sebaiknya kau pergi!” CL bicara sambil sedikit berteriak.

“Aku tidak bertanya kau lapar atau tidak,aku hanya memasak makan untuk mu dan terserah kau mau makan atau tidak” Seungri menatap CL sesaat lalu melanjutkan aktifitas memasaknya.

CL kehabisan ide untuk mengusir Seungri dari rumahnya,CL kini hanya bisa duduk melihat seekor panda gila yang sedang memasak di dapurnya tanpa izin.

Seungri pun selesai memasak,dia menyajikan salad di dalam mangkuk yang sedikit besar warna putih dan piring lainnya berisi spaghetti carbonara dengan jamur di dalamnya,dia menaruh hasil masakannya di meja makan dimana CL duduk sekarang.

“Kau makan atau tidak yang penting ada makanan di sini” Seungri bicara sambil berjalan ke kursi dekat CL dan mengambil jaketnya hendak pergi.

CL menghentikan langkah Seungri dengan menarik tangan Seungri dari belakang.

“Kenapa kau melakukan ini?” CL bicara sambil menatap kedepan kosong.

Seungri berbalik untuk menghadap pada CL sekarang.
“Karna aku peduli!” mata Seungri begitu teduh menatap CL yang masih belum menatapnya.

“Ini sedikit aneh bagiku melihat mu yang seserius ini biasanya kau hanya bisa bercanda” CL menatap Seungri seakan meremehkan tapi matanya sedikit berkaca-kaca.

“Karna aku benar-benar serius peduli pada mu sekarang” Seungri melepaskan tangannya dari pegangan CL.

“Sudahlah aku harus pergi ada film panas yang tak ingin aku tinggalkan di rumah,pagi besok aku akan mengantarkan sarapan aku pulang!” Seungri berbalik dan berjalan menuju pintu keluar meninggalkan CL.

CL tak habis fikir apa yang yang di lakukan Seungri sekarang. CL pun memakan makanan di hadapannya dengan berlinang air mata yang entah kenapa keluar begitu saja dari matanya,CL menggulung spaghetti dengan garpu dan memasukannya kedalam mulutnya sambil terus menangis dadanya begitu sesak dan perutnya lapar karna tidak makan sejak kejadian kemarin.

“Wanita itu siapa?” Dara memecah keheningan dan melihat Jiyong dengan penuh tanya.

“Ibu ku dan dia sudah meninggal” raut muka Jiyong berubah menjadi sedikit sedih dan menundukan kepalanya.

“Maaf” Dara merasa bersalah.

“Untuk apa,itu mang kenyataannya” Jiyong menegakan kepalanya kembali.

“Jadi kau datang kesini hanya ketika kau sedih?” Dara bertanya dengan hati-hati.

“Kebanyakan memang begitu,tapi sekarang aku sedang senang karna bersama mu” Jiyong menatap Dara tajam.

“Dengar aku tidak bisa menjanjikan mu apapun tapi tetaplah bersama ku dan kau harus selalu ada di sisi ku sampai kapan pun” mata Jiyong sekarang menatap Dara lembut.

Tuhan jantung Dara hampir melompat pipinya sekarang memerah,apa yang baru Jiyong katakan tadi apakah sebuah pengakuan atau hanya candaan yang biasa Jiyong lakukan pada Dara,Dara tidak tau harus bilang apa mulutnya seakan membeku yang dia tau jantungnya berdegub kencang kupu-kupu yang ada dalam hatinya seakan berterbangan keluar dari dadanya.

Jiyong sadar Dara kaget dengan apa yang dia katakan pada Dara,ini memang terlalu cepat tapi apa boleh buat ini memang yang Jiyong rasakan ya jatuh cinta entah kenapa dia jatuh cinta yang pasti dia tidak pernah berhenti memikirkan Dara dari sejak dia menyadari pada saat mereka di sungai Han untuk pertama kalinya.

Jiyong meraih tangan Dara menuntunnya untuk menyentuh dadanya yang sedari tadi tidak bisa tenang karna jantungnya melompat-lompat untuk keluar.

“Hanya ini yang kurasakan,kau mau bersama ku?” Jiyong menatap Dara kembali dengan tajam.

Dara melihat mata Jiyong lekat-lekat menelusuri setiap inci mata Jiyong yang tajam dan sekaligus meneduhkan. Tanpa sadar Dara mengangguk malu dan melihat Jiyong lembut.

“Sungguh?” Jiyong meminta kepastian dari Dara.

“Ia aku ingin bersama mu” Dara tertunduk malu. Jiyong memeluk Dara dan mencium kening Dara lembut,Dara hanya bisa memejamkan matanya mencoba merasakan ketulusan Jiyong. Dara tidak tau apa yang ada dalam fikirannya yang dia tau hanya dia menyukai laki-laki di hadapannya.

“Kurasa di sini dingin ayo kita tiduran sebentar kemudian pulang” Jiyong menarik tangan Dara dan Dara hanya bisa mengangguk dan mengikuti apa yang Jiyong bilang.

Mereka pun merebahkan tubuh mereka di dalam kasur yang ada di dalam mobil,Jiyong menggunakan tangannya sebagai bantal untuk Dara. Jiyong tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya dia sedari tadi tertawa kecil sambil menatap langit-langit mobil tua ini.

“Kenapa?” kata Dara lembut.

“Tidak aku hanya senang untuk pertama kalinya aku kesini dengan perasaan sebahagia ini” Jiyong kembali tersenyum,Dara kemudian memiringkan badannya dan memeluk Jiyong erat.

“Beberapa hari kedepan aku tidak bisa menemui mu aku akan sangat sibuk,tetaplah menghubungi ku untuk hal yang ingin kau bicarakan apapun itu dan aku tidak bisa membuatkan mu Ice Cream untuk sementara” Jiyong bicara sambil memegang bahu Dara erat dan tidak lupa memberikan ciumannya lagi di kening Dara.

“Aku juga akan sedikit sibuk untuk beberapa hari jadi akan ku usahakan menghubungi mu si bossy ini selalu” Dara tersenyum.

“Jangan lupa ganti nama ku di ponsel mu jadi kekasih ku misalnya atau milik ku” Jiyong kembali memerintah Dara.

“Itu konyol! Terserah aku mau menggantinya jadi apa itu ponsel ku” Dara mendengus pada Jiyong.

“Ya! Mana ponsel mu mana biar ku ganti sendiri mana?” Jiyong mencoba mencarinya sendiri di saku mantel dan celana Dara.

“Hentikan!” Dara melihat Jiyong tajam. “Kubilang hentikan!” Dara tersenyum geli karna Jiyong menggelitikinya.

Jiyong pun menghentikan menggelitiki Dara dan kembali merebahkan tubuhnya.

“Aku selalu datang kemari untuk merindukannya” Jiyong menatap foto ibunya dan dirinya.

“Selalu merasa sendiri dan sepi tapi sekarang aku bersamamu melihat senyumnya dan melihat senyum mu” Jiyong memeluk Dara lebih erat dan Dara pun membalasnya dengan pelukan hangatnya pada Jiyong. Dara tau Jiyong selalu merasa sendiri semenjak ibunya meninggal Dara mencoba menenangkan Jiyong dengan pelukannya.

Malam pun semakin larut Dara dan Jiyong menghabiskan waktu kencan mereka dengan berpelukan. Lampu rumah,gedung dan yang lainnya menyatu begitu indah terlihat di atas gedung meninggalkan sepasang kekasih yang sedang bahagia.

to be continue

next>>

Akhirnya nyampe di part 7 juga gk kerasa ff ini nyampe di part 7 yang pada awalnya aku mau buat cuma sampe 5 part hehe..
Minggu besok final part yah! Jangan lupa kasih kritik dan sarannya semua dan terimakasih udah sabar menunggu hehe jangan pada bosen untuk ff ini ok..
Sampai ketemu di final part 😘😘

33 thoughts on “[Series] Ice Cream : Part 7

  1. Akhirnya…..jadian juga 😄
    Penasaran kalo mereka tau yg sebenernya gmn ya reaksi mereka?
    Semoga CL sadar kalo Seungri tuh tulus banget sayang ke dia

  2. Aduhh gatau knpa baca chapnya ini jd baper kkkkk ji sama dara sweet bgt huhh iri kkkk btw gjdi tuh dara ngunjungin restorannya ji sbgai camelia?._.

  3. Suka suka…. tinggal nunggu gmn pas mreka ketemu dr identitas masing2…
    semoga g ada kerributan…
    di tunggu next nya…

Leave a comment