[Songfic] On Rainy Days

on rainy day

presented by VA Panda

.

.

.

Kwon Jiyong, Lee Seungri, Park Dara

.

.

.

 A Songfic inspired by Beast – On Rainy Day

On the rainy days you come and find me

Torturing me through the night


P.s : Baca sembari dengarkan lagu ini :

“Aku mencintaimu, sekalipun itu perbuatan dosa.”

Suaranya tenggelam pada umpatan hujan yang berjuang mengenai muka bumi. Sorot mata indah yang selalu ia muliakan, kini menatapnya dengan culas. Terlalu lelah barang hanya membuka mulutnya, sang gadis kembali mengantupkan mulut tanpa menyuarakan hal yang ingin ia katakan di dalam otaknya.

“Biarkan aku seperti ini.”

Dara, gadis yang terbalut pakaian mewah di depan matanya hanya mengulum senyum. Sebuah senyuman yang tak termakna sedikit pun bagi Jiyong. Mencoba mengambil jamuan akan maksud yang diberikan kekasihnya itu, Jiyong terbangun, tangannya mencoba menghapus jarak di antara keduanya, menggapainya sekalipun itu hal yang mungkin akan dibenci oleh Dara setelahnya.

“Dara-ah,”

Sang gadis diam tanpa ada tetesan lain dari matanya, ia justru memperhatikan Jiyong dengan seksama. Anggaplah jika ia tak manusiawi, membiarkan pria yang ia cintai bersatu dengan derasnya  hujan di musim semi sekalipun dalam keadaan demam tinggi. Wajah tirus Jiyong masih dianggap tabu untuk Dara membiarkannya kembali disentuh oleh tangan yang telah Jiyong coba hangatkan kepada gadis lain -gadis yang merusak hubungan mereka.

“Jangan sentuh aku, ku mohon.”

O n R a i n y D a y s

Jiyong POV

Masih ingatkan dia saat di mana aku memperlihatkan kerapuhan seorang pria dihadapannya? Ingatanku pulih begitu saja setelah gemiricik hujan mengambil alih fokusku hanya dalam hitungan seperkian detik, sekalipun lewat jendela kaca yang telah terhiasi tetesan yang diberikan.

Aku menangis, membunuh hatiku yang telah lama mendingin. Melepaskan senyum ke arah sorotan lensa kamera yang hendak membawaku pada impian lama yang aku inginkan. Berbeda dari sebelumnya, yang dapat aku rasakan hanyalah tanpa rasa, hambar, membuatku tertawa getir dibalik kacamata hitam yang kini aku kenakan.

“Bagaimana konser Solomu?” Managerku bertanya, berjalan bersama di bawah teduhan payung yang ia bawa.

Ya, hidupku terlihat menyedihkan tapi hal itu hanya dapat aku perlihatkan pada diriku sendiri, bukan untuk oranglain, hanya Aku dan juga Tuhan yang berhak tahu apa yang aku rasakan saat ini. Setelah perpisahan menyedihkan bersama gadis yang aku cintai itu, cukup banyak upaya yang aku luangkan untuk melupakannya ; berkencan dengan gadis lain, menghabiskan cocktail sampai mabuk serta lebih menyibukkan diri dalam dunia baruku saat ini.

“Berjalan dengan baik, hyung.” Cukup lama sampai akhirnya aku menjawab, dengan sengaja nada suara aku keraskan tanpa mau bersaing dengan suara hujan deras yang sudah sangat aku benci.

“Kau tersenyum?” Lagi, aku membenci pertanyaan yang sama berulang kali ditujukan padaku. Tidakkah mereka melihat bahwa aku sangat bahagia sekarang, setidaknya, tanpa kehadiran hujan yang membawa bekas luka, aku akan baik-baik saja, kan?

“Ada yang salah?”

“Tidak, hanya saja sudah cukup lama aku merasa bahwa seorang Kwon Jiyong yang aku kenal sangatlah berbeda. Lain kali, sediakanlah waktu untuk kekasihmu. Kontrak dengan agensi tidak berisi hal yang membuatmu menunda untuk memulai pernihakan, kan?”

“Bila waktunya tiba, hyung.”

O n R a i n y D a y s

“Kau yakin? Bagaimana jika ini hanya bualannya?”

“Tidak, Bom. Aku melihatnya dengan jelas!”

“Dara, Jiyong tidak seperti yang kau pikirkan. Jangan terlalu termakan bualan gadis itu, bukankah dia menyukai Jiyong sejak kalian di bangku SMA?”

“Hanya saja, kami bersahabat. Kami bertiga.”

“Pikirkan baik-baik jika dia masih menganggapmu sebagai sahabat, bukan dia yang menjadi duri dalam hubungan kalian.”

O n R a i n y D a y s

 Dara POV

Aku menenggelamkan dirinya terhadap kesunyian. Aku menangis, menyuarakan seluruh belenggu dalam hatiku melalu tiap tetesan air mata yang merinai melewati pipi. Melihatnya hidup dengan baik, sedikit menjadikan suatu hiburan yang baik bagiku. Tawanya, sudah cukup lama rasanya aku merindukan tawa bersamanya tiap waktu saat menghabiskan banyak hari dengannya. Aku ingat saat di mana semua kenangan terbaik kita selalu singgah tiap waktu, dulu aku merasa bahwa apa yang kita lalui akan menghasilkan suatu hari yang cerah, tapi sekarang semua telah sirna begitu saja.

Menjauh. Aku memaksakan diri terlihat baik-baik saja di depan Bom, sepupu yang paling aku cintai. Aku bahagia tanpa kehadirannya lagi di sisi ku, aku selalu mengingatkan hal itu pada Bom sekalipun wajah tak percayanya sangatlah terlihat dengan jelas.

“Dara? Kau baik-baik saja?” Lengan Bom menyelimuti kepalan tanganku yang kaku. Aku tersenyum lembut ke arahnya sebelum akhirnya memaksakan sebuah suara terdengar tanpa getaran lain keluar dengan tenang. “Aku baik-baik saja, tentu saja.” Ucapku berbohong.

“Kau menangis, apa kau merindukannya?”

Aku tertawa getir, menanggapi pertanyaan Bom dengan wajah cemasnya kian membuatku menyesal menerima tawaran Bom untuk mengunjungi pria yang dulu aku cintai sekalipun jarak di antara kita sangatlah jauh.

Lihatlah dia, sahabatku yang akhirnya mengisi ruang kosong hatiku telah mencapai kesuksesannya sampai membuat para gadis lain bersorak menyebut namanya dengan semangat. Kwon Jiyong. Aku akan berbahagia jika melihatnya bahagia, ini yang memang sangat aku inginkan sekalipun kita telah menjauh secara perlahan namun hanya seidkit perbedaan adalah bahwa hanya aku yang selalu bisa melihatnya, sedangkan Jiyong pasti tidak memiliki waktu untuk mencariku atau bahkan sudah sangat benci bertemu dengan gadis yang telah terbuai oleh kebohongan seseorang yang kami anggap sebagai sahabat.

Aku menyesal, Ji.

O n R a i n y D a y s

 

Sampai hujan lainnya turun di permukaan bumi, keduanya tenggelam dalam waktu yang mereka miliki sendiri. Menitikan semua perjalannya kisah cinta mereka yang lalu, kembali mengungkit dan mengingat bahwa di sana lebih banyak cerita manis yang mereka sajikan. Keduanya akhirnya luluh pada ego masing-masing, kembali mengerti seperti sebuah permulaan kisah yang tersaji di buku cerita romantis, mereka berjanji pada sebuah kepercayaan.

Sebuah kata akhir menutup cerita manis keduanya, memulai sebuah kisah lain bersama.

“Maukah kau menjadi satu dan terakhir untukku?”

 

O n R a i n y D a y s

The End


Note :
Demi apapun, jangan masalahin ending cerita yah :’)
Tadinya saya mau buat alur sesuai isi lagu (galau gila) tapi apa daya, kita juga butuh asupan yang bisa buat senyum sendiri (enggak padahal mah enggak)

10 thoughts on “[Songfic] On Rainy Days

  1. pertama baca ini deg degan aku :3 takutnya gantung apa sad ending.. untyngnya aja happy ending kkkk walopun ga dikasih detailnya… soalnya lagi parno sama ff sad ending

  2. Hpp. Ga pedulikan gmna ending ny ,, yg penting happy ending thorrr…… Hahahaha 😀 harap smua hal tentang daragon slalu akan happy ending brsama slamany 🙂 hehe ♥

  3. udah parno ffnya bakalan sad ending :”D
    Eeehh taunya happy yeeyyyyy..
    Ditunggu ff-ff berikutnya, hwaiting ‘-‘)9

  4. Lagiii butuhhh ceritaaa daragon yang happy ending, yang sad lewat ajaa wkwkwkwkwk, untung yang inii happy ending good job author 😉 ff nya kerennn !!! Fighting!!

  5. wahhhh mereka menikah :’)
    udah kaget dikira jiyong nikah sama orang lain, tapi ternyata happy ending yeay!!! Fighting !

  6. Kata.katanya itu loh kirain bakalan sad ending rupanya happy ending . Udah ditemenin sama lagu yg disaranin komplit deh sedihnya . Eeh akhir crita happy ending . Kereeen kak

Leave a comment