Half Tone – Part003

half tone
PERINGATAN : fanfiction ini mengandung muatan dewasa! Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut, dianjurkan untuk tidak membacanya.

Half Tone

Author : Defta

Cast     : Sandara Park and Kwon Jiyong

Genre   : Fantacy, Rate M

—–

Kegelapan masih senang untuk menyelimuti dunia bagian itu, hingga lampu mobil mereka terlihat sangat terang membelah jalanan. 12 jam perjalanan sudah mereka tempuh dan sekarang mereka tengah berada di pom bensin, untuk mengisi bahan bakar dan istirahat.

Tak jarang mereka berpapasan dengan mobil, tapi hampir dari semua mobil itu berjalan berawanan arah dengan mereka. Sedikit aneh memang, ketika orang-orang dari bagian ini kebanyakan naik keatas, Jiyong DKK malah turun kebawah.

Jiyong merapikan jaket hitam miliknya yang dipakai Dara, menarik resletingnya hingga sebatas leher, lalu menyingkirkan helaian anak rambut yang menjuntai di wajah wanita itu. “Terimakasih” Ucap Dara sambil memberi kecupan singkat di bibir Jiyong. pria itu hanya mengagguk dan tersenyum sebagai jawaban.

“jika seperti ini aku jadi mengingat masa lalu” Daesung membuka suara kemudian, semuanya terdiam dan menanti kelanjutan ucapan pria itu, bahkan Jiyong dan Dara menolehkan wajah mereka kebelakang untuk menatap Daesung. “Jiyong Hyung dan YongbaeHyung terlahir di bagian ini, aku bergabung ketika usiaku 15 tahun dan 2 tahun kemudian Seungri bergabung bersama kami”

Suara desahan dari Jiyong terdengar. Ia lalu memposisikan tubuhnya kembali ke posisi semula. “Em… kau bilang itu adalah ingatan pertamamu bukan”

Dara dan Seunghyun terlonjak kaget. “Apa maksudmu Ji ?” Tanya Dara kemudian.

“Daesung Hyung tidak mengingat apapun yang terjadi dikehidupannya sebelum bertemu dengan Jiyong Hyung” Seungri menyahut untuk menjawab pertanyaan Dara. “Ketika aku memberontak pada Jiyong Hyung atau YongbaeHyung, Daesung akan mengingatkanku masa laluku”

“Jadi kau juga kehilangan ingatanmu ?” Kali ini Seunghyun yang bertanya.

Seungri tertawa. “Tentu tidak, aku mengingatnya, aku berasal dari bagian terang, keluargaku adalah orang kaya, aku anak pertama dari 2 bersauDara” Pria itu mengambil jeda pada kalimatnya. “Tapi kedua orantua kami sangat sibuk dan tidak pernah menghiraukan kami, ketika aku mendapat medali dari lomba judo, atau adikku yang mendapat piala dari kontes modeling, mereka mengangap semua itu tidak penting, yang mereka anggap penting adalah nilai akademis kami. Karna itu aku masuk bagian ini”

“Kau sudah bercerita, jadi jangan biarkan dirimu tenggelam” Ucap Jiyong dengan tenang sambil memejamkan matanya.

“Anieyo Hyung, aku sudah bisa menghadapinya. Aku memulainya dari bagian terang, aku menjalani hidupku di bagian gelap, aku akan melanjutkan hidupku dengan baik dimanapun aku berada.”

Keheningan menyelimuti, seolah mengerti bahwa suasana ini membutuhkan sedikit kesunyian untuk meresapi setiap cerita, untuk mendalami setiap emosi dan untuk merenungkan semua pelajaran.

“Tapi apa yang Daesung ingatkan padamu ? Aku masih tidak mengerti” Dara membuka suaranya.

“Ah itu…” Daesung mengagkat tangannya, tanda ia akan menjawab pertanyaan Dara. “Noona kau taukan kalau kita mendapatkan kiriman setiap sebulan sekali ?” Dara mengagguk cepat karna tak sabar dengan lanjutan cerita Daesung. “Saat awal-awal Seungri masuk kebagian ini, dia akan menghajar orang untuk mendapatkan makanan, tapi kemudian ia pingsan karna 3 hari ia tidak mendapat mangsa untuk dihajar, dan dia pingsan didepan rumah kami”

“Jadi…?”

“Dia menghabisakan jatah makan kami untuk 1 minggu dalam 1 jam” Jawab Jiyong yang masih memejamkan matanya, tapi sudut bibirnya tertarik keatas sedang yang lain sudah tertawa terbahak bahak.

“Tidak 1 jam Hyung, aku mengabiskannya dalam 2 jam” Sargah Seungri dengan cepat. “Lagi pula aku sudah minta maaf dan menggantinya dengan jatah makananku di bulan selanjutnya” sargahan Seungri semakin membuat Daesung, Seunghyun dan Dara tertawa.

“Perjalanan kita masih jauh, lebih baik kita tidur sekarang”

*

*

Titik cahaya terang dilangit menyinari bagian gelap itu, titik-titik cahaya membentuk formasi yang sangat  indah untuk dipandang, setidaknya ada satu hal yang bagian gelap bisa banggakan. Hamparan bintang. Ratusan atau bahkan ribuan bintang itu selalu menjadi pemandangan langit bagian gelap.

Dara merasakan matanya berat, dan diapun terbangun dari tidurnya. Ia masih belum sadar sepenuhnya, tapi ketika melihat kursi disebelahnya kosong ia langsung membulatkan matanya. Ia melihat kursi penumpang dan menemukan Seungri dan Seunghyun masih tertidur dengan lelap dengan memeluk Daesung yang berada diantara mereka. Dan tentu saja Daesung juga tertidur.

Wanita itu semakin panik dan kemudian keluar dari mobil, menutup pintu secara perlahan agar tidak membangunkan tiga manusia yang tengah terlelap. Ia mengedarkan pandangannya kesegala arah, melangkahkan kakinya kemana saja menyisir pom bensin itu. Tapi kemudian ia berhenti ketika mendengar suara dupont. Dan ia memuskan untuk mencari asal suara itu.

Jiyong disana. Pria itu duduk bersandar pada sebuah tembok, menyesap rokonya dan memainkan dupont di tangannya. Biar bagaimanapun Dara bahagia menemukan pria itu.

“Kau tidak tidur ?” tanya Dara kemudian duduk disamping Jiyong.

Jiyong yang sedari tadi melamun terlonjak kaget. tapi ketika mengetahui suara itu adalah suara Dara, Jiyong menyunggingkan sebuah senyuman. “Kau sendiri tidak tidur ?”

Dara meraih rokok dari tangan Jiyong dan menyesapnya. Setelah itu membuangnya ketanah, ia membuang asap yang berwarna putih keuDara. “Apa karna kebiasaanmu itu ?”

Sebuah senyuman keluar dari bibir Jiyong. “Tidak, aku bisa tidur tanpa melakukan itu, hanya saja sedikit tidak nyenyak”

“lalu kenapa kau berada disini ?”

Jiyong memutar badannya untuk menghadap Dara. Ia menatap mata Dara dengan sangat lembut dan mendalami sepasang mata itu.

“Kenapa wajahmu pucat sekali ?” Dara langsung keget ketika melihat wajah pucat Jiyong dengan bibir yang sedikit membiru. “Kau sakit ?” ia  kemudian menyentuhkan telapak tangannya kedahi Jiyong untuk mengukur suhu tubuh pria itu.

Sekali lagi Jiyong tersenyum. Jiyong kemudian meraih tengkuk Dara dan mencium bibir wanita itu dengan penuh. Ia mengecupnya beberapa kali dan kemudian melumatnya. Dara membalas dengan membuka mulutunya memberikan akses pada lidah Jiyong untuk memasuki rongga mulutnya.

Bau asap tembakau dari rokok langsung menguar ketika mereka saling menyentuhkan lidah mereka. Jiyong menarik tubuh mungil Dara dan membawanya diatas pangkuannya. Jiyong melingkarkan tangannya dipinggang wanita itu, sedang Dara menarik tengkuk Jiyong untuk semakin memperdalam ciuman mereka. Suara kecepak yang tercipta antara bibir mereka menimbulkan kesan sensual, ditambah desahan kecil baik dari Jiyong maupun Dara.

Jiyong sebenarnya bukan tipe yang penyabar, tapi mereka hanya tetap berada diposisi itu dengan saling berciuman satu sama lain, tak peduli siapa yang memberi dan menrtima.

Hingga akhirnya Jiyong mendorong bahu Dara untuk melepas ciuman mereka. Raut kecewa dari wajah Dara benar-benar tergambar jelas. Jiyong meraih bibir bawah Dara dengan ibu jarinya dan mengusapnya dengan pelan, menghapus sisa saliva yang membasahi bibir bawah sampai dagu Dara. “Apa bibirku sudah cukup merah ?”

Dara mendesah dan mengagguk kecil, ciuman mereka benar-benar merubah bibir biru Jiyong menjadi merah.

“Aku tak ingin membuatubuhmu penuh dengan tanda biru jika kita melanjutkannya”Jiyong sedikit menurunkan kerah kaos Dara, meunjukkan tanda biru yang masih membekas di leher wanita itu. “Butuh kekuatan yang besar untuk melepaskan ciuman kita tadi”

Sebuah senyuman lebar terkembang di bibir Dara, ia menundukkan kepalanya guna menutupi wajahnya yang tengah mememerah karna malu.

“Eoh… kau memerah” Jiyong yang menyadari hal itu lagsung menggoda Dara.

“Berhenti melakukan itu”

“Melakukan apa ?” tanya Jiyong yang kemudian meraih dagu Dara, menaikkan wajahnya agar ia dapat melihat wajah Dara dengan sempurna. “Aku mencintaimu”

“HYUNG….NOONA…” /  “DARA NOONA….. JIYONG HYUNG…KALIAN DIMANA ?” Suara teriakan dari Daesung dan Seungri terdengar ketelinga Jiyong dan Dara.

“Mereka sudah bangun” Ucap Jiyong, ia menarik tubuhnya keatas untuk berdiri dengan Dara dalam gendongannya. Ketika ia sudah berdiri dengan tegak ia menurunkan Dara dari atas gendongannya. “Lebih baik kita kembali dan melanjutkan perjalanan” Usul Jiyong kemudian.

“Baiklah”

*

*

Perjalanan berjam-jam ditempuh Jiyong, matanya mencoba untuk selalu fokus menyusuri jalan yang gelap. Tapi seberapapun ia mencoba untuk bertahan, matanya memiliki saatnya dimana harus beristirahat.

“Kau terlihat lelah”  Ucap Dara yang menyadari bahwa Jiyong mengucek matanya beberapa kali menadakan mata Jiyong tengah lelah.

Jiyong tersenyum sambil sekilas menatap Dara. “Aku baik-baik saja”

“JIYONG BERHENTI ” Dara berteriak dengan tiba-tiba, membuat Jiyong langsung menginjak pedal rem hingga menimbulkan suara decitan yang nyaring.

Tiga manusia yang berada di belakang terlonjak kedepan karna kejadian itu. “Ada apa noona? ” Tanya Daesung.

Dara memutar tubuhnya dan menatap Seunghyun yang berada dibelakangnya “Seunghyun kau yang ambil alih kemudi”

“Dara-ah…” Jiyong membuka suaranya “apa maksudmu? “

Tanpa menjawab pertanyaan Jiyong, Dara langsung turun dari mobil, memutari sisi mobil untuk kemudian membuka pintu disamping Jiyong.  “Keluar sekarang!! ” Nada suara Dara sangat menginterupsi dan Jiyongpun hanya bisa menurut.  Bersamaan dengan itu Seunghyun juga keluar dari mobil tanpa menutup pintu yang ia gunakan dan berlari untuk menuju kursi kemudi.

Dara dan Jiyong berdiri di depan pintu yang Seunghyun tinggalkan terbuka. Wanita itu baru akan mendorong Jiyong masuk saat Daesung tiba-tiba ikut turun. “Aku akan duduk didepan noona” Daesung tersenyum penuh arti.

Darapun mengangguk mengerti, ia lalu mendorong tubuh Jiyong dan kemudian ia masuk kedalam mobil hingga sekarang posisi bangku penumpang ada Seungri,  Jiyong dan Dara dengan Jiyong yang berada ditengah.

“Cobalah untuk tidur” ucap Dara bersamaan dengan dijalankannya mobil yang sekarang dikemudikan Seunghyun.

“Tapi Dara-ah…” Jiyong akan menolak, tapi dengan cepat Dara meraih tengkuk Jiyong dan menyenderkan kepala pria itu di bahunya. Dara juga menuntun salah tangan Jiyong untuk melingkari tubuhnya dan tangan lainnya Dara tuntun untuk masuk kedalam kaos yang ia kenakan dan menempatkannya tepat diatas payauDaranya.

“Tidurlah Jiyong” Dara mengerti, pria itu tidak akan bisa tidur dengan nyenyak tanpa memegang puting susu seorang wanita, yah itu kebiasaannya.

“Seunghyun Hyung.. kau bisa ikuti peta yang ada di buku”

“Dia tau, aku yang akan mengawasinya, jadi tidurlah !” Dara mendelik marah pada Jiyong, ia meraih tengkuk pria itu dan kembali menempatkannya ke bahunya, atau mungkin lebih tepatnya di curug lehernya.

Perlahan namun pasti suara nafas Jiyong terdengar beraturan, walau suara nafasnya sangat berat, frekuensi bernafasnya yang teratur menandakan pria itu sudah tertidur.

“Aku bersyukur membawa noona dari Mountain¹ waktu itu” Seungri membuka suaranya, ia berbicara dengan Dara tapi ia menatap lurus kedepan. “aku melakukan hal yang benar yang bisa membuat Jiyong Hyung bahagia” Kali ini Seungri menatap Jiyong yang tertidur dan kemudian menatap Dara yang juga tengah melihatnya.

“Sebenarnya apa yang ingin kau katakan ?”

“Jiyong Hyung tidak pernah tertidur setelah kematian Yongbae Hyung, tidak sedetikpun. Ia mungkin terlihat sangat kuat diluar, tapi dia rapuh didalam” kedua bola mata Seungri mulai berkaca-kaca. “Yongbae Hyung adalah sahabat Jiyong Hyung dari kecil, mereka dulunya bertetangga, jadi mereka tumbuh bersama. Keluarga mereka memutuskan menjalani kehidupan normal seperti orang di bagian terang, bahkan Jiyong hyung tidak meminum alkohol sama sekali saat orangtuanya masih hidup”

Dara hanya terdiam ketika Seungri mengambil jeda pada sesi ceritanya itu.

“Tapi kehidupan normal itu justru membuat keluarga mereka dalam bahaya. Katika Jiyong Hyung dan Yongbae Hyung berusia 17 tahun kedua orangtua Yongbae Hyung dan Ibu Jiyong Hyung dibunuh oleh Presiden bagian gelap yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ayah Jiyong Hyung”

Kedua kelopak mata Dara membesar, dia sangat terkejut mengetahui fakta bahwa ayah Jiyong adalah seorang Presiden di bagian gelap.

Suara desahan nafas Seungri terdengar. “Semenjak itu Jiyong Hyung dan Yongbae Hyung meninggalkan rumah mereka, mencari kediaman baru hidup bersama, JiyongHyung merubah hidupnya setelah itu, ia melakukan semua hal yang orang dibagian gelap lakukan, berkelahi, seks, narkoba dan alkohol.”

“Pasti sangat berat baginya” Dara mengelus pelan rambut Jiyong.

“Noona…” Seungri memanggil Dara, meminta perhatian dari wanita itu. “Aku tau perjalanan ini mungkin akan sangat sulit, aku bisa saja mati dalam perjalanan ini, tapi bisakah aku meminta sesuatu ?”

Dara mengagguk kecil.

“Tolong tetap berada di sisi Jiyong Hyung, Daesung Hyung mungkin memang benar, aku memang berhutang budi padanya, aku hanya bisa membayarnya dengan membuat Noona disisinya, jadi Noona aku mohon” Seungri meraih tangan Dara dan menggenggamnya. “Tolong tetap berada disisinya”

==TBC==

#WAJIB BACA

Mountain : itu adalah PUB terbesar di bagian Gelap, disana juga sebenarnya adalah tempat pemerintahan, tapi tempat itu lebih dikenal karna merupakan PUB dengan fasilitas yang sangat mewah. Letaknya diatas bukit tertinggi  (Jadi yang dimaksud kalimat 2 Part 3 ini adalah mobil-mobil yang berpapasan mereka adalah mobil yang menuju ke Mountain. Terus buat yang tanya apa Seungri pernah melakukan itu pada Dara ? jawabannya adalah iya karna Seungrilah yang membawa Dara)

Kalau masih sudah bayangin tempatnya, bayangin aja sebuah bukit. Ada sebuah bangunan besar di puncak bukit itu, di sekeliling jalan menuju bukit itu berjejer rumah-rumah. Dan perjalanan Jiyong DKK adalah untuk sampai di kaki bukit yang tingginya tidak bisa diukur (Maksudnya bukit itu tinggi banget, jadi untuk sampai di kaki gunung memerlukan waktu yang lama)

Sudah mengerti semuanya ??? ❤ Defta

 

35 thoughts on “Half Tone – Part003

Leave a comment