SOMETHING CALLED LOVE – Little Hanbinnie [Chap. 5]

1478513266448

Author: astarinur/ @daragonintheair

 

 ~~~

“Hey.. Jiyong~ah.. Pulang?” Jiyong menoleh kebelakang dimana dia menemukan donghae berada.

“Yap.. ” balas jiyong singkat. Donghae lalu melemparkan jaketnya kepada jiyong.

ara.. ara kau memamg punya tubuh bagus.. apalagi dengan tambahan tato.. but..I think even if you have a great body, you will still catch a cold..if walking shirtless in this cold night .. kau masih manusia, kau ingat itu ‘kan? So, mm… If you dont mind!” Jiyong melirik jaket itu lalu memakainya.

Thanks buddy!” Balas jiyong membuat donghae tersenyum.

“Mm.. kau harus terbiasa.. disini cuacanya terkadang sangat extrime. jadi berhati-hatilah jangan mencoba membunuh dirimu sendiri dengan telanjang dada begitu..Saat siang disini sangat panas dan saat malam hari uuuu … dinginnya menusuk sampai ke ubun-ubun..  ” seru donghae sambil bergidik memperagakan apa yang barusan dia katakan.. jiyong tersenyum kecil melihatnya sambil geleng-geleng kepala..

oh by the way Aku beli minuman n snack lumayan banyak (donghae menunjukan 2 kantong plastik yang ia bawa). Jadi aku pikir bisa membaginya kepadamu.. Mm.. Itu pun kalau kamu mau.” Donghae menatapnya ragu namun jiyong memberinya respon dengan senyuman, “sure. Ayo masuk dulu ke rumahku!” Donghae dengan antusias mengangguk dan mengikutinya masuk.

“Hati-hati lantainya rapuh..” Kata jiyong kepada donghae sambil berjalan kedapur untuk mengambil gelas dan piring.

“Ok.. Ini benar-benar absurd man.. Kita ini tinggal diabad kapan sih sampai listrik aja tidak ada!!” Gerutu donghae untuk pertama kalinya saat jiyong memintanya menyalakan lilin-lilin yang berada disana. Pertama dia masuk, dia memang bertanya-tanya kenapa rumahnya gelap sekali.. Lalu dia inisiatif mencari tombol lampu namun akhirnya beginilah..

Jiyong datang membawa 2 gelas dan beberapa piring sambil tertawa kecil kepada donghae.

Shut up man.. Ini yang terbaik yang bisa kudapatkan dengan kantong kempesku ini!!” Mendengar omelan jiyong donghae langsung menutup mulutnya dan menuangkan wine untuknya.

Mereka pun hanyut dalam keheningan malam yang hanya bisa diterangi dengan pancaran cahaya remang-remang dari lilin. Tapi setelah mereka meminum beberapa gelas wine, donghae memulai kembali percakapan. Dia mengaku bahwa dirinya tak sanggup berdiam-diaman seperti ini.

“Bagaimana disini? Apa kau sudah beradapatasi dengan baik disini, jiyong?” Jiyong meliriknya sebentar lalu tersenyum hambar.

Well.. Almost!!” Balasnya lalu meneguk wine lagi. Donghae mengangguk- ngangguk.

Almost?… Jangan terlalu dipikirkan. Just enjoy it! Sebagai seorang yang tahu dan pernah merasakan hal yang sama denganmu aku salut kepadamu.. Karena kau lebih cepat bersosialisasi.. Sedangkan aku waktu itu,.. Butuh waktu 3 bulanan baru masyarakat disini tahu bahwa aku juga manusia.” Donghae dan jiyong sama-sama meneguk wine mereka.

“Sincha? Memang ada apa?” Tanya jiyong, sekarang daya alkohol mulai menariknya.

“Kau ingin tahu?” Tanya donghae dengan tubuh sedikit sempoyongan. Jiyong mengangguk kencang sambil menggosok-gosok matanya yang sekarang sudah membuyar itu.

“Karena mereka pikir aku ini.. heheh.. aneh..tubuh bagus wajah tampan tapi.. mau tinggal dipedalaman kaya gini.. tapi saat ngeliat kamu aku jadi lega.. soalnya yang aneh bukan aku aja.. tapi ada ka..mu.., jiyong~ah!!” Donghae tertawa menunjuk-nunjuk wajah jiyong.

Mungkin jika bukan karena jiyong tengah setengah mabuk donghae bisa saja terkena pukulan dari jiyong, tapi karena dia mabuk, jiyong malah ikut tertawa.

“Heh.. donghae?” Panggil jiyong, donghae membuka matanya dan menoleh kepadanya.

“Weh?”…

Jiyong lalu mengambil botol wine dan meneguknya langsung, setelah itu dia menghapus kasar mulutnya sebelum mengatakan apa yang dia ingin ucapkan.

Dipenuhi dengan kabut awan-awan biru melayang-layang, jiwa jiyong terbang jauh sehingga dia sadar tidak sadar jika dia telah menceritakan permasalahannyaa dengan dara.

Setelah dia tuntas menceritakan tibalah dia menunggu reaksi dari donghae namun hal pertama yang dia dengar adalah suara tawa yang kencang dari donghae.

“Yaaa.. ken..naa apa apa malah ket..tawa?” Jiyong benar- benar mabuk sampai berbicara pun sudah tidak karuan.

“Jiyong~ah.. kamu itu berlebihan tahu tidak? Masa mikirnya jauh begitu? Dia itu hanya bermaksud baik, buktinya aja tadi aku..langsung ngasih kamu baju pas liat kamu bugil!! Aku aja lelaki ngelakuin hal ini apalagi.. wanita.. yang suka cemas berlebihan dan sensitif!! Udah sono minta maaf…!” Jiyong membuka matanya yang sudah hampir menempel itu dan memperhatikan donghae.. namun orang yang tadi panjang lebar ngomong nyeramahin dia sudah tepar diatas sofa..

Dia lalu meniup lilin-lilin yang masih menyala dan berjalan meraba-raba kearah kamarnya.. setelah yakin dia langsung menjatuhkan dirinya diatas ranjang.

Oh.. jadi tadi aku berlebihan yah? Hmmm maybe just a little.. just a little.

***

“dara~shi?” jiyong memanggilnya dengan hati-hati dan sangat formal.

Dara yang sedang sibuk memeriksa barang-barang ditokonya berbalik melihat dia, “oh.. ada yang bisa dibantu?” balas dara bersikap normal seolah-olah masalah kemarin tidak pernah terjadi dan sejujurnya ini membuat jiyong tidak nyaman dan bingung, dia lebih memilih dara akan marah atau setidaknya kesal kepadanya tapi yang terjadi malah kebalikannya.

Jiyong berjalan mendekatinya, namun dara malah berjalan melewatinya dan melambaikan tangannya. “perlu sesuatu? Ah.. pakaian yah? Mian, sepertinya datangnya nanti agak sorean!” jiyong lalu berjalan menghampirinya yang sedang berada dikasir.

“anii.. aku ingin membicarakan masalah kemarin..” dara menoleh ke arah wajahnya,

“masalah kemarin?” tanyanya dengan nada pura-pura tak paham. Jiyong menatapnya bingung namun mengerti jika dara sedang bermain-main dengannya.

“ndeh.. mia-..” “oh.. tunggu ada yang mau bayar! Bisa minggir dulu!!…—ndeh, hanya ini belanjanya? Disini sedang ada diskon bisa dicek dahulu mungkin ada yang butuh..—“ jiyong menarik napas dalam-dalam dan memutuskan untuk berkeliling sebentar di toko itu sampai pembeli-pembeli itu pergi.

Jiyong berjalan perlahan dan menemukan sebuah sorotan cahaya terang yang keluar dari jendela. Dia mendekati jendela itu dan menatap keluar dengan sendu. Pemandangan yang sangat indah, gumamnya terpana. Lalu dia merasa ada yang menggoyangkan kakinya dan setelah dia lihat ternyata ada sarang disana, “anyeong.. samcheon!” sapa sarang.

Jiyong menatapnya dengan bahagia, anak kecil ini memang selalu bisa membuat mood jiyong menjadi bagus. “anyeong sarang~ah…!” sapanya sambil mengelus rambut sarang.

“samcheon lagi apa? Kok ada disini?” tanya sarang bernada menggoda.

Jiyong mengerutkan dahinya, “memang kenapa? Samcheon gak boleh disini yah?” tanya jiyong sambil berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan sarang.

“aniyoo…!” sahut sarang dengan antusias, sarang menggeleng-geleng lalu tersenyum lebar.

Tangannya yang mungil lalu menunjuk kesebuah jajaran barang-barang yang ada ditoko itu, lalu mata jiyong mengikuti tangannya itu dan menatap arah lurus yang ditunjukan sarang.

Make up section

Alis jiyong naik sebelah lalu menoleh ke arah sarang yang sedang tertawa melihatnya, “aigoo.. katanya samcheon gak make up tapi kok diamnya disini? Hayoo.. ngaku samcheon pasti waktu itu boong… hahaha” mata jiyong melebar menyadari apa maksud dari sarang lalu ikut tertawa dengannya.

Jiyong berdiri dan memukul-mukuli kepalanya pelan, “aigoo.. pabo!! Samcheon pabo!” sarang tersenyum melihatnya bertingkah lucu seperti itu, namun tatapan jiyong langsung mendung saat melihat dara sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Jiyong balas menatapnya namun dara memutuskan koneksi mata mereka.

“samcheon… samcheon!” panggil sarang membuatnya tersadar.

“ndeh…?”

“bisa angkat aku gak?” katanya dengan mulutnya yang dimoncongin kedepan.

“weoh,..?” tanya jiyong heran.

“aku mau lihat hanbin oppa disana..” sarang menunjuk kearah jendela luar. Oppa? Tanya jiyong dalam hati namun tidak ia keluarkan.

“araseo.. kaja!!” jiyong mengangkat sarang dan berjalan mendekati jendela. Tangan sarang lalu menunjuk seorang anak laki-laki yang menggunakan topi dengan kaos dan celana pendek sedang duduk dipinggir dermaga, kakinya bergoyang pelan dan terkadang menyentuh air danau. Sarang dengan bangga memanggilnya walaupun suara kecilnya tak akan sampai kesana,

“oppa.. oppa…hanbin oppa!!”

jiyong memperhatikan wajah sarang yang tersenyum bahagia, mungkinkah dia adalah kakaknya? Lalu jiyong hanya menggeleng-geleng dan tidak mau banyak tahu. Kembali dia hanya memperhatikan wajah manis anak yang ada dalam lingkaran tangannya itu, tapi dia menjadi heran saat melihat ekspresi wajah sarang yang sumbringah menjadi murung.

“sarang..?” tanyanya khawatir, lalu dia semakin dikejutkan lagi saat melihat sarang menangis.

“sarang ada apa?” tanya jiyong sambil menenangkan sarang. Tangan mungil sarang lalu menunjuk kearah luar.. sama seperti tadi dia menunjukan arah seorang anak laki-laki yang tadi berada disana. Mata jiyong membesar menyadari jika anak itu tidak ada disana.

“samcheon tolong.. oppa jatuh.. dia.. gak.. bi-b-sa rew-nang!!” suaranya disela-sela tangisan kurang begitu jelas namun jiyong sudah paham. Dia lalu berlari kearah dara sambil menenangkan sarang. Tanpa kata dia langsung menyerahkan sarang dan berlari keluar.

Dia berlari sekuat tenaga, melihat dari kejauhan tampak anak laki-laki itu masih berusaha untuk berontak dan muncul dari balik air.

BRUSH

Dia menyebur kedalam air dan mencari anak laki-laki tadi yang keadannya sudah hampir mengambang tak sadarkan diri. Jiyong meraihnya dan dengan sekuat tenaga membawanya ke perumakaan air. Kini sudah banyak orang yang berkumpul dan membantu jiyong membawa anak itu naik keatas dermaga.

“hei…” jiyong menepuk-nepuk pipi anak itu namun tidak ada respon. Jiyong lalu melakukan CPR kepada anak itu sampai akhirnya anak itu memuntahkan air dan tersadar.

“kau tidak apa-apa?” tanya jiyong, namun anak itu hanya menatap dia dengan bingung.

Saat dia melihat dirinya sedang dikerumuni banyak orang, dia langsung bangkit dan menegakan dirinya sebelum pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Jiyong menatapnya dengan bingung dan tidak percaya, lalu matanya menemukan dara dan sarang yang menatapnya dengan khawatir. Sarang masih menangis dalam dekapan dara, dan dara sendiri tengah menatap anak tadi dengan wajah cemas namun tidak bisa melakukan apa-apa, lalu mata dara kembali menatap jiyong yang masih ngos-ngosan dan basah kuyup itu.

“gomawo..!” seru dara sambil memberikannya handuk. Sarang yang masih shock dibawa minzy untuk menemui kakaknya karena sarang bersikeras ingin mengetahui keadaan kakaknya itu.

Jiyong lalu mengelap tubuhnya dengan handuk itu tanpa bertatapan langsung dengan dara, mereka sedang duduk bersebelahan dibelakang toko. Tak ada yang berani memulai percakapan karena rasa canggung yang teramat besar. Namun jiyong memutuskan untuk memulai dan mencairkan suasana..

“hmm.. dara~shi..! Soal kemarin aku bener-bener minta maaf. Benar apa katamu..”

“benar kataku apa?” sahut dara menoleh kepadanya, jiyong menatapnya ragu.

“bahwa aku hanya harus mengatakan “terima kasih” kepadamu!” katanya masih dengan hati-hati.

“ah.. kau tidak perlu mengatakan itu jika kau tidak benar-benar ingin mengatakannya! Aku yang salah, seharusnya aku memberitahumu dulu bahwa.. pakaian itu memang bekas sumiaku!!”

“aniyoo.. seharusnya aku tidak berpikir berlebihan. seharusnya aku tahu kalau kamu hanya ingin membantu!!” balas jiyong terburu-buru seakan takut dara jadi salah paham lagi. Namun saat melihat senyuman diwajah dara jiyong jadi termenung. Dia menatapnya lekat lalu menggeleng-geleng,

“mm.. intinya aku hanya ingin minta maaf dan berterima kasih atas gesture yang hangat darimu! Aku hanya tidak ingin ada yang salah paham kepadamu karena memberikan baju itu, aku juga tahu diri karena aku ini masih asing disini jadi.. ak-“ “sudahlah lupakan itu! Tunggu sebentar…” Potong dara tertawa kecil, lalu berjalan meninggalkannya. Jiyong melirik langkah kakinya dan mendesah..

“apa tadi aku salah ngomong lagi gitu?” gerutu jiyong.

Lalu tak lama dara pun muncul kembali, “pakai ini dulu! Kamu pasti kedinginan! dan minum teh hangat ini.. biar badan kamu gak menggigil” jiyong menoleh kearah tangannya, lalu perlahan menerima baju yang diberikan dara dan meminum teh hangat itu.

Jiyong lalu melirik dara dengan bingung dan canggung.. “mm.. dara~shi..”

“Lupakan formalitas jiyong..”

“Ok.. kalo begitu.. da..ra?”

“iyah?”

“mmm…aku mau ganti baju dimana?” tanya jiyong terdengar terlalu polos ditelinga dara dan membuat dara tersenyum.

“kamu ganti di toilet sana tuh..!” dara menunjukan arahnya lalu jiyong berlari terbirit-birit kesana, kira-kira 10 menit jiyong pun menghampiri dara lagi.

“mian.. merepotkan!” katanya sambil meminum teh hangat.

Dara menggeleng, “ani.. aku berterima kasih kepadamu karena sudah menyelamatkan hanbin tadi!”

“dia anakmu?” pertanyaan itu terlontar lancar dari mulutnya, dara mengangguk dan tersenyum, “iya.. dia putraku. Namanya hanbin.” Balas dara dan jiyong mengangguk-ngangguk paham.

so.. you have two child? And you are a single pa..rent?” dara menoleh kearah wajahnya,

“iya kenapa memang?” jiyong menggeleng,

“anii…” jiyong bangkit berdiri lalu membungkuk kecil kepadanya.

“aku harus pergi, terima kasih teh hangatnya but next time i prefer coffee.. “ seru jiyong lalu bersiap-siap untuk pergi.

Dara menahannya untuk pergi terlebih dahulu, “tunggu sebentar.. i think you forget something!!” jiyong menatapnya heran namun saat dara memberikannya kantung hitam besar yang kemarin dia kembalikan kepada dara, jiyong jadi malu sendiri.

“gak usah!” kata jiyong, “bawa aja!” dara menarik tangan jiyong dan menaruh kantung hitam besar itu ditangannya.

Ditatapnya tangannya yang bersentuhan dengan tangan dara, dan jiyong harus akui jika tangan dara begitu lembut dan hangat. dia mendesah dan secara otomatis menampar dirinya karena memikirkan hal itu.

Jiyong mendesah dan walaupun dia masih ragu pada akhirnya dia membawa kantung itu dan pamit pergi. Ketika langkahnya sudah cukup jauh dara memanggilnya lagi, jiyong dengan cepat berbalik melihatnya.

Dara melambaikan tangan didepannya dan seolah memberi isyarat kepadanya untuk mendekati dia, dan jiyong lakukan.

“weoh? Apakah ada sesuatu?” tanya jiyong sedikit cemas namun dara menggeleng.

“anii.. “ lalu tangan dara menunjuk kearah dimana ada sepeda disana.

“pakai aja! Kau bisa memakainya sampai kapan pun..” jiyong langsung menggeleng, “oh.. gak usah! Udah ini aja uda ngerepotin!” kata jiyong.

“udah bawa aja! Lagian kamu pulang pergi jalan kaki gak cape gitu?” kata dara sambil berjalan meninggalkannya.

Jiyong menatap sepeda itu lalu mendesah.. well benar apa kata dia.. cukup melelahkan juga jika setiap hari harus berjalan kaki.

“GOMAWO! GOMAWO DARAAA…!” teriak jiyong kepada dara yang sudah jauh dari dirinya.

Hidupnya disini, jiyong sadar bahwa dia harus sangat bersyukur karena banyak sekali bantuan tak diduga datang kepadanya.

TBC^^

Guys… Guys..

Sorry ini kayanya karena aku nulisnya kurang baik jadi kalian pada salah nangkep..

Donghae manusia hidup yah, bukan hantu.. dia hanya datang tak diundang dan pulang tak diantar tapi tetap manusia bukan sejenis hantu wkwk.. nanti kedepannya kalian bakalan tahu donghae tu siapa dan apa peranannya..

Mian kalau belum pada paham ini murni kesalahan saya yang nyampeinnya kurang bagus.. ini ceritanya slow romance.. terus thriller juga.. angst juga.. jadi sabar yah..

 jadi pantengin terus.. updatenya juga gak lama kok heheh.. ^^

Belated Happy New year~

WISH US ALL THE BEST.. GOD BLESS

15 thoughts on “SOMETHING CALLED LOVE – Little Hanbinnie [Chap. 5]

  1. Aduh dara anaknya udah dua aja
    Tapi kalau diliat dari hanbin kayaknya dia ada masalah gitu tapi nggak tau juga sih hehehe sotoy
    Jiyong sama dara kapan jatuh cinta ya? Hehehe jadi nggak sabar

  2. oh jadi dara punya dua anak toh pertamanya kirain sarang suka sama anak tetangga wkwkwk trnyata it kakaknya sndiri btw kenapa hanbin beda bgt sama sarang?

Leave a comment