I’M SORRY BY BLUDOKI CHAPTER 28

FULL Credit : ACC AFF BLUDOKKI / Twitterwinglin 

Indo- Trans : Diedy choi Hanuel

DON’T TAKE OUT   !! Ini sudah izin dengan penulisnya, oke!!

ImSorrycopy

“Aku tidak bisa..”

Sohee berhenti dan memandangi pria yang melingkarkan tangannya di bahunya. Sudah hampir seminggu Sohee keluar dari rumah sakit. Memperhatikan apa yang dilakukan sahabatnya, membuatnya berada dalam perasaan menyesal. Heechul tidak pernah meninggalkannya meskipun ia selalu menolak. Pria itu tetap bertahan.

“It’s okay… Aku tidak akan meninggalkanmu.”

Heechul mengeratkan pelukannya. Butuh beberapa waktu untuk membujuk Sohee agar mau mengunjungi dara. Sohee sangat tertekan, menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada dara. Andai saja ia tidak terlalu egois terhadap kekasih sahabatnya. Andai saja ia tidak menyembunyikan ini semua kepada teman-temannya. Dara tentu tidak perlu menderita lagi. Hal yang sama selalu memenuhi pikirannya.

“Sohee-ah…”

Suara hangat Heechul menyadarkannya kembali. Heechul meremas pelan tangan Sohee. Cukup untuk menenangkan hatinya yang kacau. Heechul  tersenyum padanya sedangkan Sohee sendiri hanya bisa menatap Heechul kosong. Mereka melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit.
“tuan.. anda tidak boleh tidur di sini..”

Mata seunghyun terbuka dan melihat seorang wanita muda mengenakan seragam perawat menatapnya. Dia mengusap matanya dan berfikir bahwa ia baru saja melihat seorang malaikat.  Mungkin karena ia kurang tidur.

Beberapa hari ini ia kekurangan tidur. Bahkan kadang-kadang ia sampai tidak pulang ke rumah  hanya untuk menjaga gadis yang sangat dicintainya. Dan sekarang dia bolos kerja. Seunghyun hanya ingin berada di sana bersama Dara. Bersembunyi, karena ia yakin Dara akan memarahinya karena telah menelantarkan pekerjaanya. Kalau bukan karena sekretaris dan orangtuanya, mungkin Seunghyun sudah berhenti bekerja dari kemarin-kemarin. Dia tidak bisa melihat gadis itu menderita. Tapi, ia tahu apa yang dirasakannya tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang dirasakan sahabatnya.

“maafkan aku..”

Dia langsung bangkit dari ranjang yang di tempatinya untuk beberapa menit. Cukup untuk mengembalikan kesadarannya dan pergi melihat keadaan Dara.

Perawat itu  melihat Seunghyun dengan tatapan cemas, selalu mendapati Seunghyun tidur di samping ruangan pasiennya. Ini bertentangan dengan peraturan rumah sakit, tapi ia duluan yang mendekati pria itu. Ikut merasakan rasa  lelahnya. Tapi saat ini, apa yang dirasakannya itu, malah membuat pipinya menghangat.

“tuan.. anda keliahatan tidak sehat..”

Ucap perawat muda itu. Seunghyun meraih wajahnya dan mengusap pelipisnya. Ia mendongak dan mendapati dirinya sedang tidak berhalusinasi. Wanita itu benar-benar terlihat seperti malaikat, khususnya dengan seragam putihnya itu. Lalu ia melihat name tag perawat itu, ternyata namanya se manis parasnya.

“aku baik-baik saja..”

Seunghyun tersenyum perawat itu. Ia bisa melihat bagaimana pipi perawat itu memerah hanya karena senyum sederhananya, mengingatkannya pada Dara. Bagaimana pipinya merona, cara senyumnya, benar-benar bagaikan malaikat.

Ia keluar dari ruangan itu bersama si perawat. Sanghyun berada diluar ruangan Dara, dengan muka cemas yang menghiasi wajahnya. Seunghyun membungkuk kepada perawat itu sebelum menemui adik lelaki Dara.

“hey.. ada apa?”

Ia menepuk bahu pria muda itu yang terlihat kosong. Sanghyun mendongak dan setetes air mata lolos dari pelupuk matanya.

“hyung.. aku tidak bisa lagi melihat noona seperti itu..”

Seunghyun menelan ludahnya. Ia pasti sedang diserang rasa sakit itu lagi. Pandangan seunghyun langsung tertuju pada ruangan Dara, mendengar raunganya. Mendengar Jiyong dan Ibu Dara menenangkanya. Hari baru, sedangkan ia masih merasakan sakit yang sama yang semakin membunuhnya.

Membuat hatinya hancur setiap saat ia mendengarnya. Tapi saat ini, dia, meraka. Tidak bisa melakukan apapun selain melihat Dara  kesakitan.

Tumornya makin parah. Dia membutuhkan operasi segera, tapi kemungkinannya untuk hidup menjadi taruhan. Mereka semua tahu itu. Jiyong berada dalam posisi paling buruk. Ia tidak bisa mempertaruhkan nyawa Dara tapi disaat bersamaan ia tidak bisa melihat Dara kesakitan setiap hari.

seunghyun mengernyitkan alisnya. Dia melingkarkan lengannya dibahu pria muda itu. Mengusap punggungnya untuk membuatnya tenang.

“aku tau.. Tapi kita harus bertahan deminya..”

Dia kembali melemparkan pandangannya ke ruangan Dara. Lagi-lagi mendengar tangsisan perihnya.

‘tuhan.. aku mohon jangan buat dia lebih menderita lagi..’

Ia menutup matanya. Merapalkan kalimat yang sama yang menemani doanya selama beberapa mingu ini.

“Ommo.. aku rasa kau perlu istirahat..”

Jiyong mendekati wanita tua yang duduk disamping ranjang Dara, menggenggam erat tangannya.

Mrs. Park  langsung menuju rumah sakit sesat ia sampai. Seperti mimpi buruk yang menghantui mereka kembali ketika mendengar kabar tentang putrinya. Dia pikir mereka telah melewati masa-masa itu. Tapi mereka semua salah. Penderitaan,penderitaan yang makin menyiksanya. melihat gadis kecilnya menderita menahan sakit sedangkan dirinya tidak bisa melakukan apapun.

“aku baik-baik saja. Kaulah yang sekarusnya beristirahat, kau pasti kekurangan tidur.”

She told him… caressing her daughter’s pale face… Jiyong looked down at his lifeless lover… Ucapnya sambil membelai wajah pucat putrinya. pandangan Jiyong beralih ke tubuk kekasihnya yang tak berdaya, dia lebih kurusa dari biasanya. Dan pagi ini, beberapa saat setelah ia bangun lagi-lagi Dara memuntahkan isi perutnya. Menderita karena migraine yang selalu menyiksanya.

“aku tidak ingin meninggalkannya..”

bisik Jiyong dengan sejuta kesedihan di balik suara itu. Mrs. Park  membalikkan badannya dan mendapati Jiyong disana.  Tubuhnya makin kurus dalam beberapa minggu ini. Dia tersenyum ke arah Jiyong sebelum bangkit dari kursi.

“bisa aku bicara denganmu sebentar?”

bagaimanapun Jiyong tau pasti apa yang akan dibicarakan wanita ini. Dia telah mengatakan hal yang sama berulang-ulang kali. Tapi Jiyong tetap tidak bisa memutuskannya. Bahkan tetam-temannya juga setuju. Untuk membuat semuanya lebih mudah bagi dara, untuk mengakhiri penderitaan Dara. Tapi Jiyong melihat hal yang berbeda. Menyuruh Jiyong untuk melepaskan Dara . menyerah dan melakukan hal yang paling mudah untuk menghentikan penderitaan Dara.

“Jiyong-ah…”

Mrs. Park  memanggil Jiyong sekali lagi. Jiyong menghembuskan nafasnya dan mengangguk. Jiyong berdiri di samping Dara dan mencium keningnya. Jiyong meraih tangan dara dan mengecupnya lembut.

“Aku akan segera kembali baby..”

Bisiknya sebelum melayangkan kecupan lainnya.

Mereka pergi keluar ruangan dan mendapati Seunghyun dengan muka cemasnya.

“Aku titip dia sebentar..”

Seunghyun hanya mengangguk sebelum ia dan adik dara masuk kedalam ruangan itu. Jiyong mengikuti Ibu dara sampai mereka tiba di ruang tunggu rumah sakit.

“Ia membutuhkannya..”

Mrs. Park memberikan Jiyong secangkir kopi lalu mereka duduk. Jiyong tau apa yang dimaksudnya. Ini tentang operasi lagi. Mereka mengatan hal ini kepada Dara sebelumnya, dan Dara besrta Jiyong sendiri menolak mentah-mentah. Hal ini terlalu berbahaya bagi Dara.

Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Jiyong. Ibu Dara tahu bahwa ia masih belum merubah pikirannya. Ibu Dara meletakkan minumannya dan ia meraih tangan jiyong lalu meletakkannya di pangkuannya.

“Jiyong-ah.. jangan egois..”

Jiyong mendongak. Kristal bening mulai terbentuk di matanya. Ini membuatnya sakit mengetahui bahwa ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Dara. Dan dibalik itu semua mungkin saja ia tidak akan pernah menemui dara lagi. Menyebut dirinya egois, tapi ia tidak ingin kehilangan Dara lagi.

“A… A.. Aku tidak bisa kehilangannya lagi..”

Setetes cairan bening lolos dari matanya ketika ia menundukkan kepalanya. Mrs. Park menggenngam erat tangan Jiyong.

“Kau tidak akan kehilanannya. Kita tidak akan kehilangannya. Dia gadis yang kuat. Karena itu dia butuh operasi ini..”

“Tapi…”

“Jiyong-ah.. apa kau ingin melihatnya menderitasetiap hari? Hatiku hancur melihat putriku hamper mati menahan rasa sakitnya. Dan aku tahu kau juga merasakannya.. jadi kumohon.. berikan dia kesempatan untuk memperoleh hidupnya kembali. Kita harus mencobanya..  ini  jalan satu-satunya..”

Jiyong menapat takut kepada Mrs. Park. Menarik tangannya dari genggaman Mrs. Park memberi jarak  diantara mereka, pandangannya lurus kedepan. Dan akhirnya, tangisnyapun pecah. Serasa nyawanya tercabut. Ia hanya bisa tertunduk lesu, menupang keningnya dengan tangan, lalu menangis.  Ini saat yang paling tidak berdaya yang pernah ia rasakan. Andai saja ia bisa memberikan nyawanya untuk dara.

“Kenapa harus dia?? Apa salahnya sehingga harus menderita seperti ini?!!?”

Ucap jiyong disela tangisnya. Mrs. Park ikut menemaninya dalam tangis. Memeluk pria yang sedang hancur di hadapannya. Mrs. Park mengusap punggungnya. Itu adalah kalimat yang sama yang diucapkannya sejak pertama kali kejadian ini terjadi.
“Semuanya akan baik-baik saja.. putriku adalah gadis yang kuat. Tetaplah di sisinya..”

***

12 thoughts on “I’M SORRY BY BLUDOKI CHAPTER 28

Leave a comment