Me and I [chapter 1]

me n iAuthor : ndestiana
Main cast : Sandara park dan Kwon jiyong
Another cast : Choi seunghyun

——————————————-

Dara Pov

APA KAU SUDAH PUAS SEKARANG!!!!!” bentakku padanya, aku sudah tidak sanggup menahan emosiku .

“…….”

“kenapa hanya diam?! kau sudah mulai sadar sekarang kalau kau itu salah!!HAH!!!” sahutku merasa menang karena tak biasanya laki-laki ini diam saat aku bentak.

~BRUUUGGG~

Dia memukul dinding dengan sangat keras. Kulihat bagian dindingnya sampai retak, pasti pukulannya itu sakit sekali. Kenapa dia menyakiti dirinya sendiri.Apa tidak cukup untuknya memukul Seunghyun. Apa sekarang dia mengalihkan emosinya dengan memukul dinding.Dia pikir segala sesuatu bisa selesai dengan emosi. Aku sudah tidak peduli lagi dengan apa yang diperbuatnya.

SANDARA PARK!!!KAU ITU ISTRIKU!!!!!” bentaknya keras mebuat kupingku sakit mendengarnya

DAN SEUNGHYUN ITU BOSS KU!!!!!!!!” aku membalas bentakkanya. Dia menatapku sangat tajam. Aku merasakan amarahnya sangatlah dalam padaku. Aku sudah terlalu sering melihat tatapan itu, dan aku sudah tidak takut lagi. Aku sudah muak dengan tingkahnya itu.

“AKU TIDAK PEDULI!!!!!!” bentaknya lagi padaku. Kulihat tangannya bengkak dan memar sehabis memukul tadi. Ingin aku obati tangan halusnya itu tapi rasa kesalku sudah menghilangkan rasa kasihanku padanya.

Aku sudah tidak sanggup lagi menahan sakit hati ini. Tak terasa air mataku mengalir dan mebasahi pipiku. Apakah ini rasanya jika menikah dengan anak kecil. Apakah yang ada di otaknya itu hanya cemburu dan cemburu. Apa dia pikir aku ini harus selalu bersamanya. Apakah memang anak muda itu selalu bertindak sebelum berpikir. Aku juga pergi kan untuk mencari nafkah,aku pergi bukanlah untuk bermesraan dengan boss ku. Apa hanya karena aku diluar kota selama 1 minggu bersama Seunghyun itu berarti aku ada hubungan dengannya.

Aku bekerja juga kan untuknya. Aku tidak mungkin mecintai laki-laki lain. Aku sudah sangat mencintainya. Apa semudah itu dia berpikir bahwa aku akan mencintai seseorang selain dia. Aku tidak mungkin mengkhianati suamiku semudah itu. Apa dia sudah sangat gila sehingga bisa berpikir seperti itu. Kenapa anak kecil itu sangat menyebalkan. Aku tidak tau apa yang ada dipikirannya itu. Aku lelah dengan semua ini aku sudah sangat muak.

“kenapa kau menangis?” tanya Jiyong padaku. Ingin rasanya kulempar mulutnya dengan kulit duren. Kenapa aku menangis? Apa dia tidak mikir aku menangis karena dia. Apa otaknya sedang konslet atau bagaimana sih dasar laki-laki ini.

~hhhhhfffffffttttttttt~aku menarik nafas panjang dan berusaha menghentikan tangisanku.

“aku lelah bertengkar denganmu, sudah kita sudahi saja pertengkaran tidak penting ini” sahutku pelan kurasa ada benarnya jika aku menyudahi semua ini. Berteriak-teriak dengannya hanya membuang tenaga saja.

“besok kau harus mengundurkan diri dari kantormu itu!” sahutnya dengan sangat mudah. Apa dia pikir semudah itu aku melakukan hal tersebut. Sedangkan aku sudah bertahun-tahun bekerja disitu dan mendapat gajih yang lumayan besar. Semudah itu kah dia menyuruhku untuk recint. Ah namja ini yaampun

“Jiyong kau harus mendinginkan kepalamu itu tenangkan hati dan pikiranmu,aku tau kau pasti cemburu karena aku pergi bersama Senghyun selama satu minggu. Tapi sungguh aku dengannya tidak ada hubungan apa-apa,kau tau kan aku ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Kau kan juga tau kalau aku tak mungkin meninggalkan kewajibanku begitu saja” ujarku pelan kuharap dia mengerti akan penjelasanku. Karena aku sudah sangat lelah memberitahunya berkali-kali tentang ini.

“aku tidak mau tau!aku tidak suka jika kau pergi dengannya!carilah pekerjaan yang karyawannya wanita semua. Agar aku bisa tenang dan tidak banyak mengkhawatirkanmu” ujarnya padaku, apa dia bilang? Kantor yang isinya wanita semua apa yang sebenarnya ada dipikirannya. Hah aku sungguh tak mengerti benar-benar tidak mengerti jalan pikirannya itu. Otaknya memang benar-benar konslet saat ini.

“Jiyong kau jangan gila!!!! Kau pikir semudah itu mendapat pekerjaan. Lagipula aku sudah nyaman menjadi manager disitu. Kumohon kau mengerti!!!! Lagipula kan kau juga baru saja kuliah jadi aku yang harus mencari uang disini!!!! Ku mohon mengertilah !!! dan kuharap kau mau minta maaf dengan Senghyun atas tingkahmu itu yang tiba-tiba memukulnya tanpa sebab dan arah ”

“………”dia hanya diam dan menunduk,apa ada yang salah dari ucapanku.Kuharap dia mengerti akan keadaanku.

“kenapa hanya diam?” tanyaku pelan

“…………”

“kenapa hanya diam Jiyong? Ji ? Ji ? kau dengar apa yang kutakan?” sahutku sambil melambaikan tanganku dihadapannya. Dia hanya terdiam dan bengong tidak merespon. Aku lekas bangkit dan pergi meninggalkannya. Namun dia langsung menggengam tanganku erat.

“Dara aku mencintaimu” sahutnya pelan kulihat matanya menatapku sangat lembut seperti berkata bahwa yang dikatakannya itu adalah tulus

“aku juga mencintaimu Jiyong” jawabku pelan kurasa dia terlihat sedih saat ini

“……..” dia diam sejenak dan tidak berkata apa-apa. Membuatku khawatir dengan tingkahnya itu.

“aku akan cari kerja part time, aku akan mencari uang untuk menafkahimu, maafkan aku menyusahkanmu selama ini” sahutnya sangat lembut padaku. Mendengar perkataannya membuat hatiku sedikit terluka. Aku tidak mungkin memaksa anak semuda Jiyong untuk bekerja. Bahkan dia baru saja masuk kuliah dan tak seharusnya dia memikirkan hal itu.

“tidak perlu dipaksakan, kau kan masih sangat muda umurmu baru 17 tahun, sudah kau kuliah saja yang benar dan serius, mendengar kau masuk fakultas yang kau inginkan saja aku sudah sangat senang. Tidak perlu minta maaf seperti itu”

“maafkan aku belum bisa menjadi suami yang baik untukmu” sahutnya sangat pelan aku bisa merasakan luka dari ucapannya. Aku merasa sangat bersalah ketika mendengar hal itu. Seharusnya akulah yang minta maaf. Karena aku telah merebut masa mudanya yang seharusnya bebas dan merdeka. Dia terlalu muda untuk menikah denganku. Kenapa perbedaan umurku sangat berbeda jauh dengannya. Aku tau kau sangat mencintaiku,sampai-sampai kau mau menikah di usia semuda ini karena kau tidak ingin kehilangan diriku. Mianhe neomu mianhe Ji……..

“hiks hiks hiks mianhe Ji” tak terasa air mataku yang sudah kering kini mengalir lagi. Sekarang bukan karena kesal tapi lebih karena aku begitu mencintainya.

“hei jangan menangis,hei hei hei sudahlah jangan menangis,lagipula kenapa sekarang kau yang minta maaf?”

“hiks hiks hiks karena aku terlalu memaksa kau untuk menikahiku secepat mungkin jadi kau tidak bisa terlalu bebas seperti anak muda yang lain,maafkan aku chagi ya hiks hiks”

“sudahlah lagipula aku juga yang pengen menikah denganmu,tidak perlu minta maaf” ujarnya sambil memelukku erat,aku merasakan hangat tubuhnya. Sudah seminggu tidak merasakan kehangatan tubuh ini. Sungguh aku menyayangimu Kwon Jiyong.

“hiks hiks chagi apa tanganmu itu sakit?kau memukul dinding sangat keras pasti sangat sakit kulihat tanganmu itu memar,biar aku obati ya”

“aniyo gwenchana,sudah dengan dipelukmu saja aku sudah merasa baikan,nanti saja obatinya, aku sedang ingin memeluk tubuh kecilmu ini Dara,sekarang jangan menangis lagi ya Istriku”

“iya” jawabku pelan

Aku merasa lebih tenang saat ini. Aku mempererat pelukanku aku merasa sangat nyaman saat ini. Masalah dia menonjok boss ku seakan lenyap begitu saja. Mungkin inilah yang disebut kekuatan cinta atau semacam apalah itu yang jelas saat ini aku merasakan lebih baik,lebih nyaman, dan lebih tenang.

~why so serious get your crayon get your crayon get your crayon~ ponsel Dara berdering

“sudah jangan diangkat,matikan saja menganggu saja telpon itu” sahut Jiyong menatapku tajam. Dan terus memelukku erat, memang sih saat romantis seperti ini memang tidak enak kalau diganggu.

“chagi ya…” sahutku lembut

“mwo?”

“aku harus mengangkat telponnya,bolehkan?”

“tidak!!!”

“Ji…. Jebal !”

“TIDAK!!!!!” dia membentakku keras,membuatku terkejut dan melepaskan pelukanku darinya. Dia mulai lagi,benar-benar menyebalkan.

“JIYONG!!!KENAPA KAU BEGITU MENYEBALKAN!!!BAGAIMANA KALAU ITU TELPON YANG SANGAT PENTING HAH!!!” bentakku keras padanya

“AKU TIDAK PEDULI!!!!!APA KAU TIDAK TAU AKU BEGITU MERINDUKANMU!!!!!!!” bentaknya lebih keras,aduh ini sudah seperti lomba berteriak. Kupingku begitu sakit mendengar teriakan-teriakan Jiyong. Bahkan mendengar teriakanku sendiri sudah sakit kupingku.

“TERSERAH!!!!” sahutku keras setelah mendengar ucapanku dia menatapku tajam dan mendekatkan wajahnya manisnya itu. Aku tau apa yang akan dilakukannya tapi aku tak bisa karena aku terlalu kesal untuk melakukan itu saat ini.

~brugggg~

“hei kenapa kau mendorong suamimu?! Aku kan cuman ingin menciummu apa salah!!” sahutnya pelan bisa kulihat mukanya merah karena tidak jadi menciumku

“AKU TIDAK PEDULI!!!!!”

~teng nong teng nong teng nong~
~tok tok tok tok tok~
“HEI BUKA PINTUNYA SANDARA PARK TOLONG BUKA INI SANGAT PENTIG BUKA PINTUNYA KITA HARUS BICARA!!!!!!”

Hei siapa itu kenapa tiba-tiba datang dengan mengetuk pintu sekencang itu padahal sudah menekan bel. Apa dia yang menelponku tadi apa ini soal Seunghyun yang dipukul Jiyong?

bersambung~~~

next >>

42 thoughts on “Me and I [chapter 1]

Leave a comment