LITTLE CHIM-CHIM [Chap. 3]

chim2

Author : Hanny G^dragon (Author Hoon), twitter : @Hannytaukand, IG: @Hannyquack

Cast: Sandara Park (29 thn), Kwon Jiyong (29 thn), Jimin/Chim-chim bts (5 thn), and other.

Genre : Comedy Romantic.

Author pov

            Matahari mulai menampakan cahayanya, menerobos masuk dengan malu-malu melalui celah antara tirai-tirai di jendela kamar sang idol ternama. Sang idol terusik tidur nyamannya karena cahaya itu hingga ia mengerang tak suka dan mencari posisi yang bisa menyamankan tidurnya lagi sehigga ia semakin mererat pelukannya pada seseuatu yang ia anggap “guling”nya dan wajahnya ia tenggelamkan pada sesuatu yang cukup “kenyal” yang membuatnya semakin menenggelamkan wajahnya dengan nyaman.

Gusel

Gusel

Gusel (bahasa Hoon gusel-gusel ngok hihihi).

            Sang “guling” ah sudahlah kita sebut saja Dara merasa tidurnya terusik, bagian tubuhnya terasa terikat sesuatu terutama bagian dada nya yang tertindih sesuatu. Dara pun dengan berat hati membuka matanya yang langsung menuju arah yang menimpa dada mungilnya.

Kedip…kedip…kedip.

“YAAAAAAAAAKKK!!! DASAR MONSTER HIJAU MESUUUUM” teriak Dara dengan menendang junior Jiyong lalu mendorong tubuh Jiyong sehingga pantat sang korban mencium mesra dinginnya lantai kamarnya.

“Aaaarrrggggghhhh” Jiyong mengerang kesakitan. Bayangkan saja kesakitan yang dia rasakan junior dan bokongnya sakit di waktu yang bersamaan. Ckckc semoga masih berfungsi ya Ji, haha.

“Rasakan” ucap Dara masih kesal dan tak ada rasa iba sedikitpun pada makhluk yang merintih kesakitan dengan satu tangan memegang bagian depan dan satu tangan lain memegang belakang. (Sakit vroooh).

“Yak!!!! Ini sangat sakit kau tau” protes Jiyong yang kini sudah bisa berbicara.

“Aku tidak perduli. Lagi pula bukankah semalam kau bilang akan tidur di sofa lalu mengapa kau ada di sini huh?!! Jawab!!! Kau mau melakukan yang tidak-tidak kan?” tanya Dara sambil menunjuk-nunjuk Jiyong yang masih di lantai.

“Emm, tadinya aku di sofa. Mungkin aku emm tidur berjalan. Iya benar aku suka tidur berjalan. Lagi pula aku tidak akan melakukan apapun padamu. Tck dada mu itu hanya CUKUP kenyal. Tidak begitu besar. Kira-kira sebesar ini” ucap Jiyong memamerkan kepalan tangannya yang ia anggap ukuran yang tepat untuk menggambarkan bentuk dada Dara.

Bruug (bantal melayang tepat pada wajah Jiyong).

“Musah saja kau” ucap Dara, kini ia memalingkan kepalanya ke arah samping ranjang berharap tidak mengusik makhluk gembil yang semalam masih sakit.

“Jimin kemana?” gumam Dara saat melihat tidak ada makhluk bulat menggemaskan itu.

“Jimiiinaaaaah, eodiaaa~” teriak Dara panik mencari Jimin ke luar kamar, takut anak itu pergi lagi seperti sebelumnya.

“Jimiiin” kini Jiyong ikut berteriak.

“NUNA!!!!!” okh ini dia makhluk semacam mochi yang muncul di balik tirai jendela ruang tamu Jiyong. berlari ke arah Dara dan memeluk kaki Dara.

“Kau dari mana emm? Kenapa sudah bangun? Kau harus istirahat sayang” ucap Dara lembut sambil mensejajarkan tubuhnya dengan Jimin.

“Chim cudah bangun dali tadi nuna kalna Chim ingin minum. Chim juga cudah cidak apa-apa nuna jangan khawatil cepelti ini, Chim cidak cuka lihat wajah nuna yang cedang khawatil. Chim cidak ingin melepotkan lagi” ucap Jimin sambil mengelus wajah Dara dengan jemari-jemari kecil nan gemuknya. (cem ceker montok gitu wkwkwk).

“Aigoo manisnya Chim nya nuna. Lalu kau sedang apa di balik tirai hem?” tanya Dara lembut. Kini bukannya menjawab Jimin menundukan kepalanya dan jarinya kini beralih menjadi memelintir ujung bajunya. Jika seperti itu berarti dia sedang gugup, malu atau merasa takut.

“Chim lihat anak-anak cepelti Chim pakai baju yang cama meleka di antar eomma meleka cekolah. Chim cuka melihatnya, Chim pelnah cekolah tapi itu caat eomma dan appa macih ada. Chim rindu eomma dan appa, hiks” kini Jimin menangis. Membuat Dara tersenyum perih dan Jiyong yang melihat itu semakin merasa bersalah atas kejadian kemarin. Walau dia badboy tapi dia juga punya hati kan. (walau jarang di pake, hahaha).

“Oi, Kau akan sekolah besok. Kau dengar, jadi jangan menangis kau akan mengotori karpet mahal ku dengan ingus mu yang sebentar lagi akan jatuh. Cha lebih baik sekarang kita sarapan.”ucap Jiyong menggendong tubuh bulat Jimin yang kini berwajah ceria.

“Cinncaaaaa?? Chim becok cekolah? Benal Jucci cidak bohong kan?” tanya Jimin berbinar.

“Emmm” respon Jiyong singkat namun membuat sang bocah berumur 5 tahun itu memekik senang.

“Holllleeeeeee becok Chim cekolaaaaaah, Chim cekolah chim cekolah Chim cekolah…. (terus-sampe bebusa ngomong gitu mulu)” pekik Jimin dan tubuh nya yang di gendongan Jiyong tak bisa diam seperti belatung.

“Kau berat bodoh! Diamlah dan ekhem, emm jucci minta maaf soal yang kemarin” bisik Jiyong, dia tidak mau Dara mendengar permintaan maaf itu. (Gengsi coy badboy minta maaf kekeke).

“MWO?JUCCI MINTA MAAF CAMA CHIM HUAAAH DAEBAK!!!CHIM MAAFKAN KOK!!!”teriak Jimin sengaja supaya Dara mendengarnya.

“Aiisssh dasar kau setan kecil, menyesal aku minta maaf tck” sesal Jiyong karena kini ia jadi bahan tertawaan Jimin dan Dara.

“Sudahlah Dara jangan tertawa terus, buatkan kami sarapan kami kelaparan” ucap Jiyong.

“Ne nuna pelut Chim juga cudah kluyuk kluyuk minta di ici” ucap Jimin yang kini memperkuat permintaan Jiyong.

“Aiigooo apakah kalian sekarang akur karena makanan, heol. Baiklah kalian tunggu diruang tv saja. jika sudah selesai aku panggil” ucap Dara menyanggupi dan di respon cengiran bahagia oleh kedua namja beda usia.

15 menit.

“Deee~ lama sekali. Aku lapaaaar~”rengek Jiyong yang kini memeluk pinggul Dara dari belakang dan kepalanya ia tumpu di bahu Dara. (suka perih klo adegan begini, hahaha Hoon ga kuat pengen juga).

“Aiisshh, lepas Ji. sebentar lagi. Jangan seperti ini” ucap Dara berusaha melepaskan backhug dari Jiyong namun tidak di gubris sama sekali oleh sang pemeluk.

“Jika kau bersikap seperti ini, mana bisa aku mematikan perasaan yang seharusnya tidak ada”batin Dara.

“Juccciiiii ~ jangan cepelti itu pada nunanya Chim. Rasakan ini!!!!”ini si makhluk mochi datang dan melihat Dara yang di peluk Jiyong. merasa tak terima ia pun berlari menuju kaki Jiyong dan

Sluuuurrttt

Celana piyama Jiyong di tarik ke bawah oleh Jimin alhasil boxer kuning Jiyong terihat menyilaukan bagi Dara dan Jimin yang bertampang polos melihat apa yang ada di hadapannya. (Jim tar juga kamu segitu kok besarnya wkwkwkw).

“Yak!!!” Jiyong secepatnya menarik kembali celana piyamanya itu. Dara yang tertawa terbahak membuat Jiyong mecebikkan bibirnya. sungguh kesal.

“Cacing alaska jucci becal ya? punya Chim macih bayi” tanya Jimin polos.

“Muahahahahaha” kini Jiyong yang tertawa puas, pertanyaan Jimin membuat wajah Dara bersemu merah.

“Sudah-sudah ayo kita makan. Aku harus cepat-cepat ke rumah sakit” ucap Dara mengalihkan suasana yang sedikit canggung baginya. (pagi-pagi ngomongin cacing alaska wkwkw).

“Ini asin” protes Jiyong.

“yasudah jangan dimakan, berikan padaku” ucap Dara kesal.

“Cini Chim yang habis kan caja nuna. Ini enyak kok” ucap Jimin.

“Aaaah kau memang anak baik. Tidak seperti makhluk hijau itu, tidak bersyukur sekali. Habiskan ne Jiminaaah” ucap Dara senang melihat Jimin memakan dengan lahap masakannya.

“Maaf ya jucci” ucap Jimin dengan nada meledek dan tercetak senyum miring di wajahnya.

“heba heba (lihat lihat) dia tersenyum miring padaku, huaah” ucap Jiyong sambil menunjuk-nunjuk Jimin.

“Jangan berisik, kau mengganggu saja” ucap Dara yang memarahi Jiyong dan saat wajah Dara yang sedang ke arah Jiyong di manfaatkan oleh Jimin.

“Weeeeek” Jimin menjulurkan lidahnya mengejek Jiyong dan tanpa sepengetahuan Dara.

“Huuaaaah benar-benar setan kecil. Bisa gila aku” ucap Jiyong frustasi. (tenang Ji ini baru di mulai kok wkwkwkw).

Dara Pov

“Jaga dirimu ne. Jangan pergi tanpa sepengetahuan ahjussi hijau. Chim mengerti?” ucapku padanya sebelum pergi.

“Nde, Chim mengelti nuna. Nuna hwaiting” ucap Jimin sambil mengepalkan tangannya keatas menyemangatiku. Benar-benar lucu sekali anak ini.

“Cha, nuna pergi dulu ne. Ji jika kau membuat dia hilang lagi kau benar-benar akan mati di tanganku. Aku pergi” ucapku setelah mengecup pipi gembil Jimin.

“Aku tidak di kecup juga eoh” ucap makhluk hijau itu.

“Jangan mimpi, musnah saja kau” ucapku sarkas lalu pergi keluar dari rumah Jiyong.

~Rumah Sakit~

“Aiigoooooooo, dr. Sandara datang terlambat eoh? Ckckc tidak patut di contoh sekali” ucap namja berkuping lebar dan dia masuk tanpa mengetuk pintu ruanganku terlebih dahulu.

“Aku mengurus Jimin dulu” jawabku.

“Ah iya bagaimana keadaaan Jimin? Aku mengkhawatirkannya” ucapnya, memang terlihat sekali dia khawatir pada Jimin.

“Dia sudah membaik. Dan kau tau dia akan bersekolah dan itu ide dari Jiyong. emm aku hanya takut Jiyong hanya berjanji saja dan membuat kecewa bocah itu. kau tau sendiri Jiyong seperti apa pada anak kecil. Dia begitu senang saat Jiyong mengatakan bahwa dia akan menyekolahkannya” ceritaku pada Chanyeol.

“Jika Jiyong tidak menepati janjinya, aku yang akan membiayainya sekolah bahkan sampai kuliah” Chanyeol.

“Tck, kau ini sedang menyombong kan diri, begitu? Aaaah kekayaan keluarga Park Chanyeol memang tidak akan habis bukan begitu? Tidak seperti ku yang harus bersusah payah mencari uang. Tck seharusnya kau tidak usah berkerja Yeol-ah berikan kesempatan untuk yang seperti ku agar merasakan kekayaan yang tidak akan habis sepertimu kekeke” candaku.

“Jika kau mau kau bisa menikah denganku dan menikmati semuanya sesukamu” ucap Chanyeol dengan wajah serius membuat tawaku terhenti.

“Kau bercanda? Hahaha” tawa canggungku menggema.

“Anni, aku serius” ucapnya lagi, membuat kami terjebak dalam keheningan sesaat.

Tok tok tok, suara ketukan pintu memecah keheningan, membuatku bernafas lega. Setidaknya aku bisa keluar dari keadaan yang canggung ini.

“Dok, sudah di tunggu di ruang operasi” ucap suster.

“Baiklah, aku kesana. Yeola-aah, nanti kita makan siang bersama ne. Aku pergi dulu” pamitku dan aku tak mendapat respon apapun kecuali senyuman manis darinya. Aaah mollaaaaa~.

Jiyong Pov

“Chiiiim, jangan berlarian terus. Aku pusing melihatnya eoh” aku pusing melihat dia berlarian kesana kemari seperti kue beras yang bergelinding kesana kemari.

“Jangan dilihat kalau jucci pucing lihat Chim lali”ucapnya.

“aish, kenapa kau tidak menurut padaku. Kenapa pada Dara kau menurut sekali dan bersikap manis, huh” tanyaku dan atensinya pun kini terarah padaku.

“Jucii hijau cidak cuka Chim kan? Chim tau itu. jadi untuk apa Chim mendengal pelkataan jucci hijau. Kalau Dala nuna cudah cayang cama Chim jadi Chim juga cayang Dala nuna” jawabnya dengan jujur. Sial, dia tau aku tidak begitu menyukainya, ah ani bukan dia saja tapi seluruh bocah yang ada di dunia ini (yaelah kek g pernah jadi bocah ja Ji).

“Baguslah jika kau tahu itu. aku memang tidak menyukai bocah” ucapku lagi.

“Chim juga lebih cuka Chanyeol hyung dalipada jucci hijau. Weeek” ucapnya lagi. Waah dia membandingkan aku dengan si telinga lebar itu, Tck.

“Yak!!! Kau kan tinggal denganku mana bisa kau lebih memihaknya?”ucapku tak terima.

“Yeol hyung cayang cama Chim, cidak cepelti jucci. Aah Jucii Chim haus” rengeknya.

“Ambil sendiri sana di kulkas” ucapku malas, kesal juga di sama-samakan dengan temannya Dara oleh si bocah bantet ini.

“Chim boleh ambil cendili?” tanyanya.

“Emm, ambil saja sendiri. aku sedang malas bergerak” ucapku. Dia pun berlari menuju dapur dan aku memejamkan mata, rasanya mengantuk sekali.

Huwwweeeeeeek. Terdengar sesuatu dan aku langsung menuju dapur.

“Astaga Jimiiiiin” aku berlari menuju Jimin yang muntah-muntah sambil memegang kaleng bir yang sudah terbuka. Sial dia meminumnya. Aarrrrhhhh Jiyong pabbo. Kenapa aku lupa jika ada bir di kulkas.

“Hueeek, hueeeek” dia terus muntah-muntah. Wajahnya sangat pucat aku jadi takut. Aku pun bergegas menggendongnya dan mengambil kunci mobil. Aku bergegas menuju rumah sakit. Siap-siap aku dibunuh Dara.

~Rumah sakit~

“Dia tak sengaja meminum bir di kulkas. Aku tidak tahu De~” bela ku saat Dara sudah ingin membunuhku dengan suntikan mati di tangannya.

“De~ tenang oke. Jimin kan sudah membaik” ucap namja yang sedang berusaha menenangkan Dara yang ingin membunuhku.

“Hah!!!! AKU TAK HABIS FIKIR BAGAIMANA BISA AKU MENYUKAI PRIA SEPERTI DIA!!!”ucap Dara kesal sambil menunjuk-nunjuk ku dengan telunjuknya namun tak menyadari apa yang di ucapankannya.

Hening~

“De?” panggilku bersamaan dengan Chanyeol, wajah kami seakan meminta penjelasan dengan apa yang dikatakannya.

Dara menyukaiku? Selama ini dia menyukaiku? Saat kita bersahabat?

-TBC-

            Annyeoooong, mian lama update wkwkwkw. Udah di ketik di handphone pake word di hp eh pas ke notebook malah ga bsa dibuka alhasil jadi di ketik ulang. Mian readers. Kekeke. Semoga tidak mengurangi kecintaan readers pada kuuuuh *akubutuhcinta hahaha. Jangan lupa comennya yua beibiiih. *kecupbasah.

Note : Maaf pada Author Hanny baru mempost FF ini setelah hampir seminggu dari waktu pengiriman, karena kesehatanku yang sedikit terganggu jadi baru bisa post ini FF skrg. So, sekali lagi mian… berharap Hanny gak jera untuk kembali mengirimkan FFx ke DGI. Hengsho ^^ -Zhie-

35 thoughts on “LITTLE CHIM-CHIM [Chap. 3]

  1. Akhirnya ketahuan??? Dara keceplosan.. Dasar 😂😂
    Lagi2 chim chim jadi sakit di tangan jiyong. Aduhhhh anak kecil minum bir??😣

Leave a comment