Black Wings [Chap 2]

2g

Author : Hanny G>Dragon (Twitter : @hannytaukand ; IG : @Hannyquack)

Cast : G-Dragon, Sandara Park, Lee Soo Hyuk

Genre : Fantasy, comedy, Romance.

            Annyeong, belum menyapa di ff baru aku niy, thanks yang udah tertarik sama ff ini. Dan terus dukung ff di DGI dengan komentar-komentar readers. Don’t be sider okey. Biar author-authornya semangat buat lanjutin ff nya. Dan untuk chap 1 memang dibuat sangat singkat biar pada penasaran aja hehehe. Ok deh selamat membaca. *nyengir kuda.

Author Pov

Haruskah aku mencabut otak jail orang itu?”

“Huaaakh!!” teriak Dara saat membuka matanya. Dan ia mendapatkan dirinya sedang berada di kamar nyamannya.

“Ah, syukurlah itu hanya mimpi. Mimpi yang sangat aneh” ucap Dara merasa lega dan menarik kembali selimutnya.

“Emm, selimut ini terasa lembut sekali dan wangi. Mungkin karena aku meloundry di tempat yang berbeda dari tempat loundry langgananku. Hemm, wanginya membuatku nyaman” ucap Dara merasa selimutnya yang lembut dan menyebarkan wangi yang harum. Dan saat Dara memiringkan posisi tubuhnya. Ia tak bisa berkedip mungkin Dara seperti ingin mengeluarkan matanya dari rongganya. Bagaimana tidak, matanya menangkap sosok namja yang sedang menatapnya dengan intens dan jarak mereka sangat dekat.

“Annyeong” ucap namja itu dengan seringai iblis di wajah tampannya.

krik, krik, krik. Kedip. Kedip. Kedip,  Dara masih belum bisa mencerna apa yang terjadi.

“Huaaaaakh” teriak Dara yang kini sudah kembali pada kewarasannya. Ia sangat terkejut hingga ia terjungkal dari tempat tidurnya.

“Arrgh” keluh Dara saat tubuhnya membentur lantai.

“Gwencana?” ucap namja pada Dara yang kini berada di bawah tempat tidurnya sambil ia kini memposisikan terduduk di kasur empuk Dara.

“Ya!! siapa kau? Sedang apa kau disini? Dan mengapa kau tidak memakai baju?” tanya Dara sambil menunjuk-nunjuk namja yang ia tak kenal. Namun rona wajahnya berubah pucat saat pertanyaan terakhir yang ia lontarkan sendiri mengganggu fikirannya.

“Hah???? Tidak memakai baju? Aku?” Dara pun lalu meneliti tubuhnya.

“Aaah, syukurlah aku berpakaian lengkap” ucap Dara merasa lega dengan fikirannya sendiri. namun ia teringat akan makhluk yang sedang menatapnya.

“ Yak!! Mengapa kau tak menjawab?” teriak Dara sambil beranjak berdiri dan kini ia dapat melihat seluruh bagian dari makhluk itu.

“Sayap?” bisik Dara saat sayap besar berwarna hitam menutupi sebagian kasurnya.

apakah ini yang terasa sangat lembut dan sangat harum” fikir Dara dalam hati.

“Omo, omo. Aku sepertinya sedang tidak waras. oke oke tenang Dara. Calm down. Pertama kau harus menghubungi seseorang, ah bommie tapi dia sedang berkencan dengan salah satu namja-namja pemujanya. Polisi? Ah pasti aku akan dianggap benar-benar gila dan akan dipaksa untuk di rehabilitasi di rumah sakit jiwa. Aaaarrrrggghhh bagaimnana ini” teriak Dara histeris sambil mengacak-ngacak rambut coklatnya hingga seperti rabut singa yang sedang mengamuk.

“Oi” ucap makhluk itu yang merasa diacuhkan keberadaannya.

“Shut up, diam disana dan kau pasti orang yang sedang mabuk sepulang dari festival cosplay. Dasar masum. Yak! Pakai bajumu dan singkirkan bulu-bulu buluk itu” cerocos Dara dengan galak pada makhluk yang kini berjalan menghampiri Dara.

“Huaaakh, jangan mendekat. Kau tidak memakai baju dan celana” Dara benar-benar mengeluarkan suara falseto falsnya sambil menutup matanya.

“mfftt, dungu” ucap makhluk itu.

“Mwo. Apa yang kau katakan tadi?” Dara kini membuka matanya bahkan kini sudah melotot marah pada wajah yang tetap menyeringai seperti iblis di wajah tampannya.

“Aku pakai celana, kau tak lihat” ucap makhluk itu sambil menunjuk-nunjuk kebawah kearah celana yang ia pakai dan Dara mengikuti arah telunjuk makhluk itu.

“Ya baguslah. Cepat pergi dari sini atau aku akan melaporkanmu pada polisi dan sepertinya kau harus membuka kostum sayapmu itu, dasar aneh.” Ucap Dara yang kini berani menantang dengan menatap manik mata  namja di depannya yang bukan seperti namja biasanya.

Whooooozz

“Apakah yang seperti ini bisa di lepaskan?” ucap makhluk itu melebarkan sayap hitamnya yang besar dan lebar merentang dengan gagah di hadapan Dara.

“Wow, apakah itu yang harus ku katakan? Baiklah kau itu menggunakan kostum yang bagus tapi kau tak bisa memakai itu terus menerus dan yang terpenting  CEPAT PERGI DARI SINIIIII” teriak Dara tak terpedaya dengan sayap hitam makhluk itu.

“Baiklah aku akan pergi jika kau bisa melepaskan sayap ini dari tubuhku” ucap makhluk itu lagi-lagi dengan senyuman iblisnya yang khas.

“Okey. Siapa takut, sini akan ku lepaskan hingga tak bisa kau pakai lagi bulu-bulu buluk ini” ucap Dara bersemangat dan melangkah menuju belakang tubuh di hadapannya itu.

            Dara mengamati tubuh bagian belakang sosok di hadapannya. Punggungnya sangat tegap dan Dara tersentak saat bagian pangkal sayap menyatu di tulang bahu nya. Dara pun melihat sebuah gambar seperti tatto membentuk seperti seseorang yang bersayap di belakang lehernya..

“Kau ini sebenarnya makhluk apa?” tanya Dara menjauh dari sosok yang tadi membuatnya murka. Sosok itupun membalikkan tubuhnya sehingga ia mentap Dara yang tadinya sangat berani padanya kini menjauh dan merasa takut akan dirinya.

“Wae? Kau tak bisa lepaskan? Bukankah aku harus melepaskannya?” sindir makhluk itu mulai menyeringai jahat dan melangkah mendekati Dara yang melangkah mundur hingga langkahnya terhenti oleh dinding kamarnya sendiri.

“Apakah aku seseram itu hingga kau sangat gemetaran?” kini lagi-lagi tubuh Dara di tutupi oleh kedua sayap makhluk itu sehingga tidak ada lagi ruang dan celah untuk Dara menghindar.

“Mwo? Entah kau makhluk seperti apa tapi aku tak takut padamu. dasar mahluk aneh” ucap Dara kini kembali menjadi berani walau dia tidak tahu makhluk apa yang ia hadapi.

“Aaaaarrrrggghhh, kenapa kau tak takut padaku huh? Apakah karena ketampananku yang mempesona hingga kau tak takut dan jadi tergila-gila padaku?” ucap makhluk itu frustasi dan membebaskan Dara dari kurungan sayap hitamnya dan kini ia berdecak marah duduk di tepi tempat tidur.

“Cih, mana bisa aku terpesona dengan makhluk aneh sepertimu”pungkas Dara dengan arogan. Dara memang yeoja yang tangguh yang jarang sekali takut akan sesuatu.

“Sial. Aku merasa terhina. Benarkah dia yeoja yang aku cari. Ghah menyebalkan” bisik makhluk yang kini seperti bunga yang layu.

            Dara memperhatikan makhluk yang masih berbisik-bisik dengan dirinya sendiri kemudian melangkah menghampiri karena rasa penasarannya akan makhluk itu. Dara menatapnya dari ujung kaki hingga wajahnya tak luput sayap hitamnya yang kini tak mengembang karena sang pemilik sedang merenungi sesuatu yang memusingkan dirinya.

“Jangan menatapku seperti itu” ucap makhluk bersayap itu memicingkan matanya pada Dara.

“Ceritakan padaku. Kau ini apa? Apakah kau vampire seperti yang ada di film-film hollywood? Benarkah?” selidik Dara.

“Cih, vampire? Itu hanya lelucon. Dan yang mempercayai itu lebih bodoh dari lelucon itu” jawab si makhluk arogan.

“Lalu?” tanya Dara lagi sambil berjongkok menopang wajahnya dengan kedua telapaknya di hadapan makhluk yang Dara rasa tidak menakutkan lagi.

“Apa-apaan kau ini. Apakah kau tak pernah mendengar iblis? Emm bukan itu terlalu kasar tapi semacam dewa kejahatan. Ah iya seperti itu. Kau pernah dengar yang seperti itu?” jawab makhluk itu sambil memikirkan kata-kata yang bisa di mengerti Dara.

“Jadi kau itu iblis? Cocok memang” ucap Dara polos.

“Yak!! Apa yang kau ucapkan? Benar-benar yeoja ini. Damn mengapa aku harus berurusan dengan yeoja bodoh seperti ini. Hei aku bilang aku ini emm semacam dewa kejahatan” kini makhluk itu kembali menegaskan penjelasannya.

“Dewa kejahatan itu iblis. Sama saja bukan” jawab Dara masih bertampang polos dan lugu tapi membuat sosok di hadapannya ingin membakar tubuh mungil Dara itu.

“Arrrghh, terserah” ucap makhluk bersayap hitam itu.

“hei iblis, untuk apa kau ke rumahku? Apakah kau di kirim Tuhan karena aku jarang berdoa?” tanya Dara lagi.

“Yak!! Jangan panggil aku iblis. Aku punya nama” pungkas lawan bicara Dara. Namun Dara hanya memiringkan kepalanya yang mengartikan ia tak mengerti dengan semua ini.

“Aku G-dragon. Dewa kejahatan dan kegelapan. Setiap dewa baik dewa kejahatan maupun dewa kebaikan terdapat simbol di tubuhnya. Dan ini simbolku” jelas makhluk yang bernama G dragon itu sambil menunjuk belakang lehernya. Gambar yang dilihat Dara sebelumnya.

“Ahh, lalu untuk apa kau kerumahku? Jawab itu ib- ah maksudku G-baygon” tanya Dara lagi.

“G-DRAGOOOOOOOOON BODOOOOH” ucap G dragon menahan emosinya pada sosok lugu sekaligus menyebalkan itu karena salah menyebutkan namanya.

“Ah ne mian. G dragon, kekeke” Dara meminta maaf sambil berdiri dan merentangkan telapak tangannya di hadapan G dragon.

“Senang mempunyai kenalan makhluk yang diluar akal sehatku. Aku Sandara Park. Hidup sendirian, orang tua ku meninggal karena kecelakaan pesawat 2 tahun yang lalu dan sebaiknya kau pergi sekarang. Bye-bye”ucap Dara saat tangan G dragon meraih tangannya kemudian Dara melangkah pergi dari kamarnya menuju dapur apartemnnya.

“Apa-apaan ini. Mungkin aku kelelahan hingga mengalami hal seperti ini. Tuhan, aku akan lebih sering berdoa kepadamu aku janji” ucap Dara menengadah ke langit-langit apartemennya lalu menuangkan air putih pada gelas kelincinya.

“Doamu tak akan di dengarnya” ucap sosok G dragon yang tiba-tiba berada dihadapan Dara.

“Uhuk-uhuk, hoeeek. Kau masih disini?” Dara tersedak minumannya dan tak tahan karena sosok itu belum pergi dari apartemennya.

“Aku akan tinggal di sini. Aku akan menemanimu, kekeke. Pasti kau bersyukur bukan kau di temani dewa yang amat sangat tampan sepertiku, eng?” ucap G dragon menaik turunkan alisnya pada Dara.

“Maaf. Aku tak perlu di temani. Pergilah ke neraka sana dan minumlah laharnya” ucap Dara sinis pada dewa angkuh dihadapannya.

“Shirro. Aku akan tetap berada di sekitarmu Sandara Park. Ah aku lapar, ada yang bisa ku makan?” ucap G dragon kemudian membalikkan tubuhnya mencari di laci dapur dan Prang, prang, prang.

“YAAAAAA!!!!! Bulu buluk sialaaaaaan. Akan ku bakar sayap sialan mu itu” ancam Dara pada G dragon karena mendapati semua benda yang berada di meja makan berserakan dan luluh lantak tak berbentuk karena sayap hitam G dragon menyapu semuanya.

“Ohoho mian dan jangan terlalu ekstrim seperti itu nona (Brugh : sayap jatohin blender), ah mian jangan bermata seperti itu (Prang: 1 set mug kelinci kesayangan Dara yang kini berserakan di lantai menjadi serpihan) oh itu aku minta maaf lagi. Okey-okey mungkin aku harus seperti ini” ucap G dragon setelah meluluh lantakkan dapur Dara. Ia menggeliat lalu merentangkan tangannya dan Fluuuttt sayap besar yang hitam itu kini menghiang seakan masuk dalam tubuhnya.

“Bagaimana, keren bukan? Aku seperti manusia sekarang” pamer G dragon namun tidak ada respon dari Dara yang terhuyung dan berjalan seperti zombie menuju pintu keluar apartemen. Dara ingin menghirup udara segar agar kesialan ini lenyap dari hidupnya.

**

Dara Pov

            Aku sepertinya mulai gila. Apakah karena aku belajar terlalu keras hingga memaksakan otakku dan kini otakku telah rusak. Eomma appa aku menjadi gila. Aku berjalan keluar apartemen mencari udara segar agar otakku kembali pada kewarasannya. Dan kini aku duduk di taman yang memang tak jauh dari apartemen.

“Benarkah ini terjadi, apakah bukan sekedar mimpi yang aneh? Plak, plak” aku menampar pipiku sendiri dan merasakan sakit dan itu berarti ini bukan mimpi. Aku benar-benar gila. Bomie-aaah apakah kau akan menjengukku di rumah sakit jiwa?

“Jika kau berbicara sendirian seperti ini mungkin saja kau dianggap gila” ucap G dragon yang sudah duduk di samping Dara.

“Omo, sejak kapan kau di sini?” ucap ku kaget karena aku tidak merasakan di ikuti dari belakang sejak keluar apartemen.

“Ah itu hal yang sangat kecil bagiku. Kau tau teleportasi. Yaa aku melakukan seperti itu. Tapi saat melakukan di bumi membuat energiku banyak terkuras, terlebih lagi membawamu dari gang sempit itu sampai ke kamarmu. Itu teleportasi yang menguras energiku” jelas panjang lebar G dragon.

“Jadi kejadian di gang itu pun bukan mimpi? Aaaarrrrrggghh menjauh dariku” ucapku menjauh pergi dari G dragon namun makhluk itu tetap mengekor pada ku.

“Yak!! Mengapa kau mengikutiku?” protes ku

“Ayo kita pulang. Aku sangat lapar dan aku kepanasan” jelas G dragon menatap perut six pactnya dan kakinya. Tunggu perut? Kaki? Mengapa aku bisa melihat perut dan kakinya?

“Kyaaa, dungu kau keluar bertelanjang dada dan bertelanjang kaki seperti ini” teriakku kaget karena aku baru sadar bahwa dia belum memakai bajunya dan tak memakai alas kaki apapun. Dewa kejahatan macam apa sebodoh dia?

“Aku selalu seperti ini di sana” bela G dragon sambil menunjuk ke langit. Shitt, dia bodoh atau apa. Omo orang-orang menatapku aneh. Bagaimana tidak, aku sedang berbicara pada namja yang bertelanjang dada dan tak beralas kaki.

“Arrrggh jauh-jauh dariku ( dia sengaja mendekat), ku bilang kau jauh-jauh orang-orang melihat aneh  dan jijik padaku mereka akan berfikir aku habis berbuat yang tidak-tidak denganmu bodoh” ungkapku lalu berlari kembali ke apartemen.

`~ Apartemen ~

            Terdapat dua makhluk berbeda yang sedang saling menatap tajam. Aku dan dia sama-sama tidak ingin mengalah.

“Mengapa kau tak bisa pergi dari sekitarku?” tanyaku.

“Memang tak bisa” jawabnya singkat. Aku mengerutkan keningku, aku harus berbuat apa dengan si dewa arogan ini.

“Baiklah. Aku tidak tahu dan aku sudah lelah mencari tahu mengapa kau tidak bisa pergi dari hadapanku. Tapi kau tak bisa tinggal denganku. aku hanya tinggal sendirian disini apa kata orang nanti dan apa kata namjachinguku?” ucapku teringat Donghae oppa. aku rindu dia disaat seperti ini.

“Mwo? Kau punya namjachingu? Aaaah aku ingat namja yang selalu membantumu itu dan selalu menjadi penolongmu itu. Cih kau terlalu berharap. Aku tahu kalian tidak memiliki hubungan seperti  itu” jelasnya sok tahu. Tapi mengapa ia bisa tahu aku memang belum menjadi yeojachingu sepenuhnya tapi aaah sudahlah.

“Berisik. Kau ini cerewet sekali. Baiklah kau bisa tinggal di sini. Kau tidur di kamar itu. Dan pakai ini. Mataku bisa sakit melihat kau bertelanjang dada seperti itu terus” ucapku memutuskan hal gila ini. Wellcome to the hell Dara. Hiks.

“Sudah. Seperti ini bukan?” tanyanya kemudian menyembul dari balik pintu kamar mandi. Sosok itu memakai jaket ku yang memang aku suka memakai jaket laki-laki hingga terlihat cocok baginya dan biarkan celana hitam ketat yang ia pakai sebelumnya itu ia pakai hingga aku membelikan yang baru untuknya. Aah aku harus mengeluarkan uang. Hiks memang neraka. Mengapa aku mengalami hal seperti ini.

“Ini terlalu panas, aku benci panas” ucapnya ingin membuka jaket yang sudah di pakainya.

“Yak!! Kau tak akan ku beri makan jika kau membukanya. Kau hanya belum terbiasa saja karena kau sebelumnya selalu bertelanjang dada. Heol, baiklah nanti ini kita akan berbelanja kebutuhan pakaianmu tapi kau harus menurut padaku. Arraseo?” ucapku mengingatkannya dan ia mengangguk cepat. Kenapa aku seperti mempunyai hewan peliharaan.

“Makhluk sepertimu makan makanan seperti apa?”tanyaku padanya yang duduk manis di meja makan.

“Aku suka sekali makanan manusia. Aku tak suka makanan para dewa. Dewa kegelapan sejenisku hanya memakan keputusasaan dari seseorang. Tapi aku tak suka itu, aku lebih suka makanan manusia” ucapnya penuh dengan rona bahagia ketika membicarakan makanan manusia. Oh Tuhan, benarkah dia dewa kegelapan atau kejahatan seperti yang ia ceritakan. Ia lebih seperti namja yang berotak bocah usia 5 tahun.

“Oiii, jangan bergumam. Aku bisa mendengarnya. Bahkan jika dalam hatimu. Aku pun bisa melihat dibalik baju yang kau pakai” ucapnya dengan enteng penuh dengan kebanggaan.

Duk, suara panci ramen yang ku pukul pada kepalanya yang bodoh.

“Jika kau melakukan itu, akan ku buat bulu sayapmu menjadi isi bantal tidurku” ancamku masih menenteng panci ramen.

“Oh, okey aku akan diam” ucapnya sambil melakukan gaya meresleting mulutnya. Dasar aneh.

            Akupun memasakkan rameyeon untuknya dan ia sudah memakan 3 bungkus ramyeon dan ini ia sedang memakan yang ke 4. Aku memperhatikan cara ia makan, ia sama seperti manusia hanya saja ia mempunyai sayap dan pastinya kekuatan tersendiri. Triiing, ada line yang masuk dan aku membuka chat nya dan ternyata dari Bomiie.

Kau harus ke sini secepatnya atau kau akan menyesal seumur hidupmu Darong” isi pesan dari Bomiee, dia pasti hanya membesar-besarkan saja. emm, tapi aku penasaran.

Kau di mana?” balasku pada Bomiie.

Cafe seperti biasanya” balasnya singkat dan aku pun langsung mengganti baju dan menyambar kunci mobilku. Ah aku lupa ada makhluk itu, ia masih sibuk menyeruput kuah ranyeonnya.

“G, aku akan keluar sebentar kau diam di sini okey” ucapku padanya dan ia tak merespon apapun ia tidak menganggapku karena terlalu asik dengan ramyeonnya. Terserahlah.

**

            Aku parkirkan mobilku dan langsung memasuki cafe yang sering ku datangi bersama Bomiie. Dan dengan saran Bomie yang entah untuk apa aku harus memakai kacamata hitam, masker dan topi. Ini seperti penampilan yang sedang melakukan kriminal.

“Untuk apa kau menyuruhku ketempat ini dan memakai ini semua. Hello aku bukan artis yang di ikuti paparazi” tungkasku pada Bomie yang sepertinya mengacuhkan keluhku dia hanya menatap kebelakangku dan menutupi wajahnya dengan buku menu. Dan secara spontan akupun mengarahkan pandanganku sesuai arah pandangan Bomiie.

“Oppa? Donghae oppa?” bisikku melihat sosok yang selalu berada di sampingku saat aku dalam masalah apapun dan selalu menjadi dewa penolongku.

“Benar, itu si Donghae. Dia bersama Jessica Jung dari jurusan modeling” Jelas Bomie padaku.

“Mungkin mereka hanya membicarakan sesuatu tentang kuliah atau entahlah” ucapku menghibur diri namun melihatnya terasa perih.

“Lihatlah lagi, apakah mereka terlihat seperti sedang membicarakan tentang kuliah?” ucap Bomiie membuatku melihat ke meja Donghae oppa dan Jessica. Memang mungkin tak terlihat seperti sedang membicarakan sesuatu tentang perkuliahan atau yang lainnya yang biasa di lakukan seorang teman. Donghae oppa mengelus lembut rambut panjang yeoja di sampingnya itu yang sedang bergelayut manja di lengannya. Oke sempurna sekali hari ini untukku.

“Biarlah, besok aku akan menanyakan ini padanya langsung” ucapku pada Bomie dan beranjak pergi yang membuat Bomiie tak bisa berkata apa-apa. Oke mungkin sekarang tampangku melebihi iblis manapun. Terserah aku tidak peduli dengan pendapat orang lain tentang tampangku saat ini. Oppa, mengapa kau tak memberi tahuku tentang ini? Dan aku pun melajukan mobilku menuju apartemen yang kini dihuni oleh sosok yang aku sendiri tak tahu makhluk apa dia itu sebenarnya.

**

Author Pov

~ Keesokan Harinya ~

“ Emmmhhh” gumam Dara saat posisi tidurnya ia rubah miring ke arah kanan. Namun Dara merasakan hempasan angin dikeningnya membuat ia memaksakan membuka matanya yang masih mengantuk.

“Meeffftttttt” teriak Dara yang ia tahan dengan telapak tangannya sendiri. makhluk yang ia adopsi entah dari mana kini tidur dengan tenang dan dengan wajah yang sangat tampan. Darapun menjauhkan wajahnya yang hanya berjarak beberapa centi meter dengan wajah G dragon yang sedang tidur itu. Dara melihat dan menikmati pemandangan indah itu. Matanya, hidung dan bibir. Tanpa ia sadari ia menelan ludahnya sendiri. lalu memukuli kepalanya sendiri yang sudah berfikir nakal pada sosok makhluk jahat yang tesesat.

            Bruuugh, Dara membelakkan matanya saat tak terduga G dragon yang masih tertidur membungkukkan badannya sehingga tepat menempel pada dada Dara yang tak jauh dari jangkauan G dragon.

“Hiaaaaaat, Dasar dewa dungu, mesuuuum” teriak Dara yang menjambak rambut hitam G dragon sedang yang kesakitan.

            Setelah mereka menghabiskan waktu 3 jam untuk bertengkar. Dara memasakkan G dragon omurice dan Dara pun tidak melupakan bekal namja jail yang maniak omurice buatannya itu. Mino sudah seperti adik bagi Dara.

“G dragon, ah itu terlalu panjang dan sulit. Aku panggil kau Jidi (GD) saja. okey” ucap Dara saat makan bersama dengan Gd dan Gd hanya mengangkat bahunya yang menjadi jawabanya pada Dara.

“Baiklah, aku akan pergi kuliah. Kau diam di sini dan jangan merusak apapun arasseo?” ucap Dara yang kini hanya direspon dengan anggukan kepala yang tenggelam dalam wajan berisi omurice. Yups makhluk itu memakan umurice yang begitu banyak, kini Dara sudah mengetahui porsi makhluk seperti Gd.

~ Kampus ~

“ Darooong, kau menyeramkan seperti zombie. Waeyoooo??” tanya Bom yang khawatir dengan Dara yang berwajah pucat dan berjalan pelan dengan terhuyung-huyung.

“Donghae oppa, ia mengatakan dengan senang. Ia telah resmi berhubungan dengan Jessica itu” ucap Dara menampakan wajah yang lebih parah dari zombie yang membuat Bom menyeringit ngeri.

“Aaah sudah ku duga. Malangnya Darongku. Sudahlah kau harus move on. Lihatlah sekelilingmu masih banyak namja yang lebih dari Donghae. Apa kau mau aku beri salah satu namja-namja pengagumku?kekeke. kajja kita ada kelas” ucap Bom berusaha menghibur sahabatnya yang tidak terhibur sama sekali. Ia masih seperti zombie patah hati.

~ Kelas ~

“Bom, kita duduk paling belakang saja. aku sedang tidak fokus” ucap Dara menarik Bom duduk paling belakang. Dara duduk lalu menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangannya yang di lekukkan di meja kelasnya.

“Oke, selamat siang dan perkenalkan aku dosen pengganti dosen mata kuliah ini yang sedang cuti. Semoga kalian berkenan” ucap sang dosen baru.

“Daebak, Darong kau harus lihat ini” ucap Bom yang menyikut-nyikut Dara yang masih menenggelamkan wajahnya pada kedua tangannya.

“Emm, nona yang di sana. Apakah kau mengantuk?” ucap sang dosen baru menatap yeoja yang sedang menenggelamkan wajah zombie nya.

“Dara, kau terlihat. Hei cepat angkat wajahmu. Omo, omo dia mendekat Dara” ucap Bom memperingati Dara. Namun Dara masih asik dengan dunia wajah tenggelamnya hingga sebuah ketukan di meja nya. Tuk tuk

“Nona, apakah aku semembosankan itu hingga kau mengantuk bahkan saat aku belum memulai mengajar” ucap sang dosen dengan tersenyum dan Dara pun kini dalam kewarasannya mengangkat wajahnya dan menatap si dosen baru yang masih tersenyum ramah.

“Ani. Aku tidak mengantuk. Silahkan dilanjutkan sajangnim” ucap Dara gelagap dan bersemangat.

“Baiklah” ucap sang Dosen dengan tetap tesenyum.

Heniiiiiiing ~~~~ Dara kehilangan kewarasan otaknya lagi.

“Bommiee, aku sudah move on” ucap Dara mengambil langkah dengan semangat membara di tubuhnya menuju kursi paling depan di kelas.

TBC

next>>

            Mungkin kebanyakan ekpetasi kalian berfikir ini akan jadi ff yang serius karena tentang dewa kejahatan. Oh ayolah this is Hanny style, kekeke. Tinggalkan komentarnya ya chingu, sebagai semangat author untuk melanjutkan ceritanya. Gumawo* bow ^^.

41 thoughts on “Black Wings [Chap 2]

  1. Hahahahaaa, lucu banget ada dewa kejahatan yg kelakuannya sedikit absurd hahaha 🙂
    Oh iya, Dara cepet banget move on, dosennya siapa yah? Hihiiii
    Penasaran banget, lanjut baca chapter 3 😉

  2. GD jadi iblis tapi kok lugu gituu sih, eh apaa emang diaa belum nunjukin siapaa Dia Kali yaa
    Kayak anak kecil banget wkwk
    Btw lucuu deh karakter mereka disini
    Wkwkwk
    Siapaa ituu dosennya ? Bahkan dara langsung suka pada pandang pertama wkwk

  3. gak nyangka ceritanya bakalan kayak gini, karakter mereka diluar imajinasiku…hehhehe
    dara gampang banget move on nya gara2 liat yg bening2, hahahha

Leave a comment