[Oneshoot] Nan Gwenchana…

10695183_1540743989488748_2033182409_n

Author  : Sponge-Y

Cast        : Park Sandara, Kwon Jiyong

Genre     : Sad, romance

Note: FF ini hanya fiktif belaka, murni dari imajinasi author. Jadi, jangan terlalu diambil hati yak ^^.  Dan buat VA Panda makasih posternya :* . Selamat membaca….

Kwon Jiyong….. sudah berapa lamakah aku mengenalnya? Entahlah…. Aku bahkan sudah tidak mengingat lagi kapan pertama kali kita bertemu. Benar, aku telah melupakannya kecuali satu hal, yaitu perasaanku saat itu. Perasaan yang muncul ketika kita masih bukan siapa- siapa di dunia ini, perasaan yang muncul ketika aku belum menyadari betapa berbedanya aku dan dirinya.

Mereka bilang, dia bukanlah seorang laki- laki yang baik dan aku tidak dapat memungkiri bahwa mereka benar. Aku tahu dengan pasti semua yang ada pada dirinya, namun entah mengapa aku masih tidak mampu untuk tidak menyukainya. Aku mencintainya, aku bahkan menyukai semua yang ada pada dirinya, bahkan sekecil apapun itu. Meskipun aku tahu bahwa hatinya bukanlah untuk seorang Sandara…..

Aku tahu aku salah. Mencintai seseorang yang bahkan tertawa untuk gadis lain. Menunggu seseorang yang bahkan menangis untuk gadis lain. Tapi apakah gadis itu juga melakukan apa yang aku lakukan untuknya? Apa dia selalu merindukannya seperti diriku yang selalu merindukannya? Apa dia selalu menangis untuknya seperti ini? Entahlah… aku juga tidak mengerti apa yang terjadi antara aku, kau, dan dirinya.

Bukankah mencintai dan dicintai itu hal yang sangat mudah? Aku sering menontonnya di acara- acara drama, mereka bertemu, menyukai satu sama lain dan akhirnya merajut kisah cinta yang indah. Tapi mengapa semua itu bahkan sangat sulit untukku? Aku mencintainya, selalu mengharapkannya untuk menjadi milikku. Bahkan aku telah menyia- nyiakan waktuku selama hampir sepuluh tahun hanya untuk menunggunya. Menunggunya…… dan berharap suatu saat nanti dia akan melihat dan menyadari keberadaanku. Tapi sampai kapan lagi aku harus menunggu? Sampai kapan lagi aku harus menangis seperti ini ketika melihatnya tertawa untuk gadis lain?

Tapi mungkin saja perasaan ini tidak tumbuh semakin dalam jika dia tidak memulainya bukan?

Bohong, jika aku tidak pernah menyalah artikan perhatian yang selama ini diberikannya padaku. Bahkan aku yang lebih tua empat tahun darinya pun tidak pernah dipanggilnya noona. Perhatian lebih yang dia berikan itu benar- benar membuatku seperti orang bodoh. Terkadang aku berpikir, apa arti dari semua itu? Rasa kasihan, sayang, ataukah cinta? Hal itulah yang membuatku terjatuh semakin dalam tanpa bisa kuketahui bagaimana caranya agar aku bisa terbebas dari semua ini. Tapi jika hanya dengan mencintainya lah yang bisa aku lakukan, aku akan tetap melakukannya. Aku tidak peduli jika hanya aku yang terus tersakiti, aku tidak apa- apa…. Meskipun dia tidak pernah menyadari tentang perasaanku padanya, atau di hanya pura- pura tidak tahu?

——-

Kuperhatikan sebuah cincin yang tergeletak di atas meja kamarku. Cincin itu… cincin yang sudah tidak kupakai lagi sejak dua tahun yang lalu. Ingin sekali aku membuangnya, kupikir dengan membuang benda tersebut aku akan dapat melupakan semuanya. Semua tentang dirinya, tentang kenangan kita, dan tentang perasaan ini. Tapi ternyata aku salah, aku tetap tidak bisa melakukannya.

Membuangnya, lalu melupakan Jiyong,…… bahkan hal itu lebih menyakitkan jika dibandingkan dengan aku tetap menyukainya dan selalu menantikan harapan kosong darinya.

Orang bilang cincin pasangan sebagai simbol cinta yang abadi bukan? Tapi lagi- lagi semua itu tidak terjadi padaku. Hingga sekarang pun aku masih tidak mengerti hubungan macam apa yang aku dan Jiyong jalani. Memiliki cincin dan gelang pasangan, baju pasangan bahkan kita memiliki barang yang hampir serupa, layaknya pasangan pada umumnya. Namun, apa artinya semua itu jika tidak dilengkapi dengan sebuah komitmen? Dia hanya membuatku berharap dan terus berharap. Menunggunya, menahan sakit, dan terkadang ingin rasanya aku menyerah.

Flashback

5 tahun yang lalu

“Saengil chukkhae, mianhe aku terlambat.” Kata Jiyong tiba- tiba datang menghampiriku yang sedang duduk sendirian di tengah- tengah bisingnya suara musik. Aku tersenyum lega menyambut kedatangannya, aku tahu Jiyong tidak mungkin lupa tentang hari ini. Begitu juga seperti tahun- tahun yang lalu, meskipun dia tidak datang tepat waktu karena kesibukannya, tapi dia selalu menyempatkan diri datang ke pestaku.

Aku menatap heran ke arahnya ketika dia menyodorkan sebuah kotak kecil tepat di depanku. Aku bisa menebak apa isi dari kotak tersebut, tapi aku masih tetap terdiam dan hanya menatap kosong benda yang berada di tangannya itu. Dia berdecak pelan lalu meraih tangan kananku, dia membuka kotak tersebut yang isinya sepasang cincin perak. Cincin pasangan? Aku bisa merasakan jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya ketika dia mulai mengambil salah satu cincin dan memakaikannya di jariku. Bahkan aku hampir kesulitan untuk bernafas. Aku menunggu kata- kata yang keluar dari mulutnya kemudian, kukira penantianku selama beberapa tahun terakhir ini tidak akan sia- sia. Namun nihil, dia hanya tersenyum puas sambil memakaikan cincin yang satunya lagi di tangannya.

“Aku juga memakainya.” Katanya kemudian sambil memamerkan tangan kanannya padaku. Aku masih terdiam, aku bahkan tidak memiliki keberanian untuk bertanya apa arti dari semua ini. Yang kutahu, hanya sepasang kekasih lah yang selalu memakai cincin pasangan. Tapi apa ini? Dia tidak pernah mengatakan jika dia mencintaiku, dia tidak pernah memintaku untuk menjadi miliknya dan bahkan dia tidak pernah memberi kepastian tentang hubungan ini.

“Kamu menyukainya?” Tanyanya lagi sambil mengacak pelan rambutku. Dia selalu saja seperti ini, memperlakukan aku yang bahkan empat tahun lebih tua darinya seperti anak kecil. Tapi aku tidak pernah marah, aku suka dia memperlakukanku seperti itu. Aku mengangguk pelan sambil tersenyum lemah menanggapinya.

Seharusnya aku bahagia dengan hadiah ulang tahunku ini bukan?

Benar, jika saja aku tahu dengan pasti apa maksud Jiyong melakukan ini. Dan jika saja aku tahu yang sebenarnya bagaimana perasaan Jiyong padaku. Tapi lagi- lagi rasa sakit itu kembali muncul. Seberapa berartinya kah aku bagi dirinya? Apakah dia lebih menyayangiku daripada semua yeoja yang pernah dikabarkan dekat dengannya? Atau dia juga memperlakukan yeoja- yeoja tersebut sama seperti dia memperlakukan aku seperti ini?

“Dara-yah… saranghae,” Aku menghentikan langkah tiba- tiba ketika mendengarnya mengatakan itu padaku. Aku menatap dirinya lekat yang masih berdiri sambil tersenyum jauh di hadapanku. Aku menekan keras dadaku saat kurasakan jantung ini kembali berdetak dengan sangat tidak beraturan. Apa aku salah dengar? Tidak, jelas- jelas aku mendengarnya. Atau inikah akhir dari segalanya?

Aku baru saja akan tersenyum ketika tiba- tiba kulihat empat orang namja berjalan ke arahnya. Satu di antara mereka berjalan mendekati Jiyong dan memukul pelan kepalanya.

“Ya! Berhentilah menggoda Dara noona.” Kata orang tersebut yang kutahu bernama Seunghyun. Kulihat Jiyong meringis sambil mengelus kepalanya akibat pukulan dari Seunghyun tadi. Aku hanya menatap mereka datar dan kuurungkan niatku untuk tersenyum. Harusnya aku tahu jika dia hanya ingin menggodaku. Apa aku terlalu bodoh hingga selalu terbuai olehnya?

Jika dipikir- pikir lagi, sudah berapa kali dia mengatakan hal seperti itu kepadaku?

Aku mencintaimu….

Aku menyayangimu…

Aku merindukanmu….

Hingga akhirnya aku mengerti, jika dia tidak pernah sungguh- sungguh mengatakannya. Lagi- lagi aku merasa sebagai orang yang paling bodoh di dunia ini. Begitu besarkah pengaruh Jiyong dalam kehidupanku? Bukankah di luar sana banyak sekali namja yang jauh lebih baik darinya? Dan bahkan mereka secara terang- terangan menunjukkan ketertarikannya padaku. Lalu apa yang aku lakukan? Aku hanya tetap menutup mata dan hatiku untuk mereka, menunggunya…. Dan tetap menunggunya, yang entah sampai kapan aku akan tetap bertahan seperti ini.

Flashback end

Dulu kupikir aku hanya perlu menunggu beberapa bulan lagi hingga akhirnya semua penantianku selama ini tidak sia- sia. Tapi lagi- lagi aku salah, semakin lama aku menunggunya…. semakin aku menahan rasa sakit ini sendirian, dia justru semakin menjadi orang yang berbeda. Benar, semua itu dimulai sejak dia mengenal gadis Jepang yang bernama Kiko itu. Entah sudah berapa lama dia mengenal gadis itu, namun yang pasti sampai saat ini aku masih belum mengerti, tentang hubungannya dengan gadis itu, tentang persaannya terhadap gadis itu. Jiyong tidak pernah menceritakannya padaku dan aku terlalu takut untuk bertanya. Yang kutahu, Kiko selalu bisa membuatnya bahagia dan sedih secara bersamaan. Hal yang tidak pernah bisa aku lakukan untuk Jiyong.

Kiko…. Seberapa menarik kah yeoja itu bagi Jiyong? Cantik? Kurasa tidak. Bahkan aku jauh lebih cantik darinya. Dan baik? Jelas tidak. Hanya orang bodoh lah yang mengatakan jika dia adalah yeoja baik. Lalu apa yang Jiyong lihat darinya? Kenapa harus dia? Bahkan aku yang lebih dulu mengenalnya, aku yang lebih dulu mencintainya, aku bahkan rela menunggunya seperti ini. Bukankah dunia sangat tidak adil?
Hubungan mereka semakin menjadi topik pembicaraan ketika beredar fotonya dan Kiko yang sering menghabiskan waktu bersama. Jangan pernah bertanya bagaimana perasaanku ketika melihat mereka berdua. Sakit? Tentu saja, tapi aku tetap tidak bisa untuk tidak menyukainya. Lalu haruskah aku menangis lagi untuknya? Tidak… aku benar- benar lelah. Menangis, menunggu, berharap, adalah hal yang selalu aku lakukan untuknya. Tapi…..
Kenapa harus Kiko yang bisa memilikinya? Kenapa harus dia yang bisa merebut hati Jiyong?
Apa Jiyong benar- benar tidak pernah menyadari perasaanku? Atau mungkin aku memang terlalu baik untuknya? Jika memang seperti itu, bisakah aku mengatakan padanya bahwa aku akan baik- baik saja? Aku tidak peduli tentang bagaimana berbedanya aku dan Jiyong. Seburuk apapun dia, sejahat apapun dirinya, aku tetap tidak bisa untuk tidak mencintainya. Aku baik- baik saja, meskipun dia sering sekali menorehkan luka di hati ini. Aku baik- baik saja, meskipun sudah tak terhitung lagi berapa kali dia membuatku menangis. Gwenchana…. Aku akan tetap baik- baik saja, selama aku masih tetap bisa mencintainya seperti ini…..

chakhan yeojan nappeun namjal johahae wae
nappeun namjan nappeun yeojal johahae wae
geuraeseo nan neoreul ireoke saranghae
geunde neoneun ireon nae mameul molla wae
Cuz Im so good to you yeah
You love her but her kiss is a lie
Cuz Im so good to you yeah
you kiss her but your love is a lie
Cuz Im so good to you yeah
You love her but her kiss is a lie
Cuz Im so good to you yeah
nal saranghandan mareul mideosseo
dareun namjawa dareul kkeora mitgo sipeosseo
eoriseokgedo babogachi nae mam
jugo neo ttaeme nan
gipeun seulpeume jamgyeo
hollo nunmureul samkyeo
kkok nayeoyaman haenni
dodaeche wae geuraenni
neol saranghan ge joeni
wae naman apaya doeni
dalkomhage nal nogigo
gabyeopge tto nal sogigo
tteugeopge nal jeoksigo
chagapge nal beorigo
cuz I was good to you
naegen neol jareul su inneun geureon nari eobseo
maybe I was too good for you
jinsimeuro chakhage sarabwaya da pillyo eobseo

“Bagaimana menurutmu?” Tanya Jiyong sesaat setelah lagu itu berhenti diputar. Aku hanya terdiam, mencoba untuk memahami kembali setiap kata yang ada pada lagu tersebut. Indah, ya menurutku itu sangat indah, hanya saja….. lagu itu terasa begitu nyata.

“Hei,” Kata jiyong lagi sambil melambai- lambaikan tangannya di depan wajahku yang membuatku tersadar. “Cih, kamu tidak menghargaiku, padahal kamu adalah orang pertama yang kuperdengarkan lagu ini,” lanjutnya sambil mengkerucutkan bibirnya dengan lucu. Tunggu dulu…. Orang pertama? Lalu… kenapa harus aku?

“A-apa lagu ini kamu ciptakan untuk seseorang?” dengan ragu aku mulai memberanikan diri bertanya padanya. Dia terdiam, lalu menatapku dengan tatapan yang sama sekali tidak bisa kumengerti. Aku sudah mengenalnya sangat lama, tapi baru kali inilah aku merasakan sorot mata yang berbeda dari seorang Kwon Jiyong. Tidak… ini bukan lagi tatapan yang selalu kusalah artikan itu, tapi lebih seperti……. tatapan penyesalan?

Dia mengangguk, lalu tersenyum simpul. Lagi- lagi jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, benarkah lagu ini sengaja diciptakannya untukku? Ahh tidak… mungkin lebih tepatnya untuk kita? Tapi kenapa….

“Dara, kenapa kita harus berada di situasi seperti ini?” Tanyanya pelan dan hampir terdengar seperti bisikan, namun aku masih bisa mendengarnya dengan jelas. “Dari sekian banyak orang, kenapa harus aku?” Lanjutnya kemudian. Dia menundukkan kepalanya yang membuatku tidak bisa melihat raut wajahnya.

Namun aku bisa merasakan dengan jelas dari nada bicaranya, dia sedang tidak baik- baik saja. Aku menggigit bibir bawahku cukup keras, tidak… aku sudah berjanji tidak akan pernah menumpahkan air mata ini di depannya.

“Mianhe, jeongmal mianhe. Jika kamu benar- benar sudah lelah, menyerahlah. Kumohon…. jangan biarkan dirimu lebih tersakiti lagi.” Ucapnya kemudian dengan kepala yang masih tertunduk. Pertahananku runtuh, dengan perlahan air mata ini mulai terjatuh membasahi pipiku. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, bahkan ini lebih sakit dari apa yang telah dia berikan selama ini. Apakah salah jika aku mencintainya? Jika aku bisa memilih, aku pasti tidak akan pernah memilih untuk mencintainya. Benar, andai saja aku tau jika rasanya akan semenyakitkan ini…..

“Wae?”

Hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut bodoh ini. Padahal banyak sekali hal yang ingin aku tanyakan padanya. Namun lagi- lagi lidahku kelu dan hanya hati yang bisa berbicara,

Kenapa dia harus melakukan hal ini padaku?

Kenapa dia lebih memilih gadis itu daripada aku?

Kenapa hanya aku yang tersakiti disini?

Kenapa mencintainya begitu sulit bagiku?

Kenapa dia tidak pernah melihat ke arahku?

Kenapa…..

“Mianhe.” Dia mulai mengangkat kepalanya dan menatap lekat ke arahku. Aku semakin terisak, entah kenapa tatapan itu hampir seperti tatapan perpisahan. Kenapa dia harus melakukan ini? Aku tidak apa- apa, sungguh…. Selama dia masih mengijinkanku untuk menyukainya aku akan tetap baik- baik saja. Digenggamnya kedua tanganku yang sudah mulai bergetar, namun aku sama sekali tidak berani menatap ke arahnya.

“Berbahagialah, kamu pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dariku.”

Tidak…. Kenapa dia harus mengatakan hal seperti itu? Tidak bisakah dia hanya membiarkannya saja? Berakting seperti dia tidak tahu apa- apa, membiarkanku menyukainya, membiarkanku terus berharap padanya. Tidak bisakah dia tetap melakukannya?

Dia mengacak pelan rambutku, sama seperti biasanya dan detik berikutnya dia mulai bangkit dari duduknya. Aku masih menunduk, takut jika Jiyong akan melihat wajahku. Mungkin aku akan terlihat sangat menyedihkan di matanya dan aku sama sekali tidak mengharapkan rasa kasihan dari siapapun. Dia mulai beranjak meninggalkanku, ketika dia sudah hampir sampai di ujung pintu aku baru berani menatapnya. Ya, menatap punggungnya yang berjalan semakin menjauh meninggalkanku. Mungkinkah dia akan benar- benar meninggalkanku? Aku bahkan tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa padanya setelah ini. Bisakah semuanya kembali seperti semula? Dan masihkah aku akan baik- baik saja tanpanya?

—–

Dari sekian banyak orang kenapa harus aku?
Kenapa harus kamu? Karena kamu yang telah membuatku seperti ini dan karena kamu telah mengajariku apa itu cinta. Dan kamulah yang telah membuatku mengerti, bagaimana rasanya saat kita tertawa dan menangis untuk seseorang, rasanya saat melihat seseorang yang kita cintai bahkan tertawa untuk orang lain. Bahkan aku menyukai setiap hal- hal kecil yang selalu kamu lakukan untukku. Sekecil apapun itu, meskipun menurutmu itu sederhana, tapi aku sangat menyukainya. Aku tidak pernah tahu, jika tanpa kusadari aku telah terjatuh sedalam ini. Tapi aku janji aku akan tetap baik- baik saja, aku akan berbahagia meskipun tanpa kamu disisiku. Dan bila suatu hari nanti aku akan menemukan seseorang yang lebih baik darimu, mungkin itu hanya akan menjadi pendapat orang lain saja. Karena bagiku, kamu adalah yang terbaik dan tidak akan ada seorang pun yang bisa menggantikan posisimu di hati ini……

 —–end—–

Haloo semuanya…. ada yang merindukan saya? wkwk. Maaf baru sempet nongol karena yahh jujur saja sempet kehilangan mood nulis belakangan ini. Dan jangan lupa tinggalkan komentar ya ^_^ kita sebagai author disini tidak meminta apa- apa, hanya saja biasakan tinggalkan komentar setelah membaca 🙂 karena bagi kami setiap komentar yang masuk adalah penyemangat author. Biasakan untuk menghargai karya seseorang, karena menulis itu tidak mudah. Gomawoo ^_^
 

34 thoughts on “[Oneshoot] Nan Gwenchana…

  1. dr sekian bnyk ff yg sya baca, hmpir smwnya sad ending, trmasuk dirimu thor, TT_TT,, ada apa ini, ada apa… sya jg lagi galau,,, huaaaaaaaa… one sided love? bener gk?

  2. Nah ini nih.. asli pengen nangis banget. Akhir2 ini emg sering bgt denger good to you terus baca ff ini jadi kayak masuk bgt ya ke situasi mereka. Sama kayak pertanyaan dara sih sebenarnya.. kenapa dia? Knp jiyong? Kenapa jiyong mesti milih dia? Milih kiko? Yaaa kalo emg udah mentok daragon hanya sebatas delusi para appler, kenapa mesti kiko? Rasanya ga terima aja gitu gatau knp.. kalo dara fine2 aja sih mau sm donghae chanyeol ato siapapun gpp.. mau sm youngbae seungri ato top pun ga masalah. Yg masalah ini kiko nya nih-,- ga tau knp ga suka bgt sm org itu. Mungkin krn keliatan nappeun yeoja-nya bgt ya._. Hft patah hati lagi deh utk ke sekian ribu kalinya</3 😥

  3. Jiyong not good to u Dalong unnie.. 😦 gimana ga diambil hati thor…ini beneran lagi pada potek bahkan nyampe ke jantung..
    hahahahaha,,yasudah lah.. ;(
    semangaattt ya nulis ff nya..^^

  4. Hueeeeeeee nangis guling2 sih ini mah…
    Knp? Kok bisa?
    Ada apa dengan authors? Readers? Kayanya semua applers lagi galau ini…??? T_T

  5. Bru baca ff ini Awalnya q fkir gk pa2 krna skrg gosip si ne2k sdh q hilangkan well meskipun msih nyisa sdikit….
    Baca waktu diawal smpe tengah ok mta q kuat gk nangis tpi stelah flashback end mata q panas udh gk kuat nahan terlalu sakit jdi dara 😥
    Q slalu berhrap dara bhagia meskipun bkn sma jenong asalkan namja itu ganteng,kaya,populer tpi klo udh nyangkut mngenai yeoja yg dket dgn ji rsanya hati gk ngerelain apa jiyong gk pntas bhagia?
    Jwbnya tdk…..krna dia slalu menyakiti te2h kita tercnta dan mngenai si sumpit ramen tu prempuan knpa gk hanyut aja waktu tsunami kmaren di japan…..
    Yasi q mnta sequelnya buat jiyong poV nya bkin dia nyesel….
    (Hehe mianhe jdi curhat dan kpanjangan)

  6. baru baca ff ini
    dan yeap mewek seketika:”(
    sakit bgt jd dara
    gatau knp kok setuju2 aja ya kalo dara sama donghae kek chanyeol kek atau kim soo hyun
    tp kalo jiyong di couple’in sama yeoja lain selain dara *apalagi kalo si ikan amis itu* rasanya marah bgt:”(
    ga rela

Leave a comment