[Finalis FF] A Butterfly for the Dragon – Chapter 1

A Butterfly for the Dragon

A Butterfly for the Dragon Part 1

Author : Jung Hye Na

Cast : Sandara Park & Kwon Ji Yong (G-Dragon)

Additional Cast: 2NE1 Member

Big Bang Member

Genre: Romance, Mystery

Rating: PG-15

Disclaimer:

All casts belong to their God, parents, and their self. I just borrow their name and character to support my story. Don’t copy this fan fiction without permission.

©Jung Hye Na 2012

***

Seorang gadis manis sedang memperhatikan penampilan barunya di sebuah cermin besar yang terpajang rapi di sebuah salon kecantikan. Nampaknya ia sedikit kurang puas dengan  potongan baru rambutnya.

“Minzy! Kenapa rambutku jadi begini?

Gadis bernama Minzy itu menoleh, “Eonnie, eonnie kau selalu saja begitu.Sehabis potong rambut selalu saja complaint, tapi tetap saja ujung-ujungnya kau malah menyukai potongan baru rambutmu. Lagipula tadi eonnie sendiri yang memilih model rambut pendek seperti ini.”

Sandara, nama gadis manis yang kini berambut pendek itu malah memajukan bibirnya. “Tapi kenapa wajahku jadi seperti ini? Seperti anak kecil”

Minzy menatap tamu langganan sekaligus sahabatnya itu heran. Biasanya kan setiap wanita selalu ingin agar mereka terlihat lebih muda dari usianya. Namun sepertinya hal itu tidak berlaku bagi Sandara.

“Eonni bukannya bagus bila kau terlihat lebih muda dari umurmu? Sudah nikmati sajalah potongan rambutmu yang baru. Cepatlah pulang! Kau sudah satu jam disini, kasihan pelangganku lain yang sudah lama mengantri untukmu”.

Sandara pun akhirnya memilih pergi dari salon milik Minzy. Kasihan juga bila ia terus berargumen dengan dongsaengnya itu. Suasana salon sedang ramai, Minzy pasti akan kewalahan. Walau dengan perasaan sedikit kecewa dengan model potongan rambut barunya, Sandara pun melangkah gontai kembali ke apartemennya. Sepanjang perjalanan pulang, tak henti-hentinya ia memainkan poni rambutnya, beberapa saat kemudian ia sudah sibuk meniup-niup poni lurusnya hingga.

BRUK!

Sandara pun menoleh, pandangannya pun seakan terkunci sesaat pada mata tajam orang yang ditabraknya. Kembali ke alam sadarnya, Sandara pun dengan segera menundukkan kepalanya “Mianhamnida, aku tidak sengaja. Tadi aku tidak memperhatikan jalan”.

Orang yang tersebut menatap Sandara sekilas, lalu pergi tanpa membalas permintaan maaf Sandara.

“Cih, orang macam apa itu? Harusnya kan ia membalas permintaan maafku. Ah orang-orang jaman sekarang semakin tidak tahu aturan dan sopan santun”

Setelah melupakan kekesalannya, kembali ia melanjutkan perjalanannya pulang. Dengan melewati berbagai deret pertokoan di seputaran Seoul, dan sesekali ia mencuri-curi pandang ke samping kanan dan kirinya, menikmati berbagai barang yang terpajang di etalase toko.

Seketika pandangannya tertuju pada sebuah toko, yang desain interiornya bernuansa ungu, dipadu gradasi warna perak dan magenta, berhias bunga lili putih.

“Miracle Destiny”, nama toko itu terpajang jelas pada papan kayu lapuk namun terkesan antik itu. Karena penasaran Sandara pun melangkah memasuki toko “aneh” itu.

***

“Hyung! tolonglah jadikan aku muridmu, aku akan bersungguh-sungguh belajar darimu”.

Lelaki yang dipanggil hyung itu tetap tidak bergeming dari posisinya membaca koran. Bahkan walaupun Cheondung sudah sedemikian rupa melayaninya, memijitnya dan melakukan berbagai hal yang terkadang tidak masuk akal. Namun agaknya semua hal yang telah ia lakukan untuk Jiyong tidak dianggap oleh superstar itu.

Ayolah Jiyong hyung! Aku ingin menjadi penyanyi sepertimu, angkat aku jadi muridmu”.

Pandangan Jiyong beralih dari Koran yang sedang dibacanya, membuat air muka Cheondung berubah cerah. “Aku lelah, aku ingin tidur, kau Cheondung pulanglah sudah malam”.

Jiyong pun meninggalkan Cheondung yang kini telah bertampang masam lagi. Namun ia tidak perduli. Segera saja laki-laki itu masuk ke kamarnya. Membuang dirinya ke spring bed yang empuk. Pikirannya melayang ke suatu tempat hingga sebuah suara mengembalikannya ke alam nyata.

“Jiyong!, aku sudah menemukannya!, Butterfly yang kita tunggu sudah datang”.

***

Sandara menghempaskan dirinya ke kasur empuk di apartemennya. Seharian menghabiskan waktu diluar membuat badannya serasa mati rasa. Ditatapnya sebuah gelang unik yang dibelinya dari toko “aneh” tadi. Dengan hiasan kepala naga gelang itu Nampak menawan di tangan Dara. Namun bukan kepada gelang itu tujuannya sekarang namun pada pengalamannya di toko “aneh” tadi.

Flashback

Teng…teng, bunyi bel toko “Miracle Destiny” membuat sang pemilik berambut panjang halus itu pun menoleh.

Dengan senyum dibibirnya sang pemilik toko pun menoleh, “Annyeonghaseo”

Dara yang agak terkejut dengan penampilan sang pemilik toko yang sedikit bergaya ala para peramal gypsy, diam sesaat sebelum akhirnya membalas perkataannya, “Annyeonghaseo”

“Park Bom imnida, ada yang bisa saya bantu aggassi?”

Ah, ternyata nama pemilik toko ini adalah Bom, “Dara imnida, aku kemari hanya melihat-lihat”

Dengan jeli Dara menyapu seluruh ruangan toko tersebut. Ternyata toko ini mirip dengan toko perhiasan pada umumnya, namun istimewanya, toko ini memiliki motif dan desain tersendiri yang terkesan ekslusif. Apalagi belum pernah Dara melihat motif-motif perhiasan yang begitu abstrak seperti ini. Matanya pun menangkap sesuatu benda yang nampak berkilau. Sebuah gelang berkepala naga.

“Maaf, aku ingin gelang ini, berapa harganya?”

Sedikit kaget lalu Bom pun tersenyum ganjil, “pilihanmu berat aggassi, tapi kau adalah takdir sang naga. Baiklah kau hanya perlu membayar 20.000 WON untuk gelang itu”

Dara Nampak bingung dengan perkataan Bom, namun segera dibayarnya gelang itu. Mungkin Bom hanya bergurau saja.

“Aggassi, bolehkah aku meramal nasibmu?”

“Eh, silahkan saja”.

Bom pun dengan segera memegang tangan kanan Dara dan memejamkan matanya seraya mengucap mantra aneh. “Kau, harus hati-hati Dara, kau harus jeli membuat pilihan karena nasib sang naga ada di tanganmu, dan karena kelak sang naga akan menjadi bagian terpenting hidupmu, kupu-kupu”.

End of Flasback

***

“Dimana Butterfly itu TOP?”

“Menurut Bom, ia sudah berada di Seoul. Dia sudah memilihmu, dan membawa kristalmu”.

“Tapi dimana? Dimana tepatnya aku bisa menemukan Butterfly?”

“Kau akan menemukannya lewat hatimu Ji”

Hanya itu pesan terakhir TOP pada Jiyong sebelum akhirnya ia menghilang dari kamar pria itu. Jiyong mengacak rambutnya frustasi. Lalu berteriak histeris, “Arghhh, Shiittt!!!!

Ia pun bangkit menuju sebuah ruangan rahasia di dalam kamarnya. Ditatapnya jam pasir berwarna kuning besar yang ada di atas meja ruangan itu. Waktunya tinggal sedikit lagi sebelum ia menghilang dari dunia manusia.

Pikirannya menerawang jauh, terlihat raut kesal dalam dirinya. Bagaimana mungkin ia bisa menemukan Butterfly di Seoul. Hey, Seoul bukan tempat yang sempit apalagi dengan batas waktu yang semakin menipis. Ia harus segera bertindak.

“Daesung!, tolong atur jadwalku untuk besok. Kita harus menemukan Butterfly”

***

Dara bangun dari tidur lelapnya ketika sinar matahari mulai menembus jendela apartemennya. Dengan malas ia pun segera menuju ke kamar mandi. Setelah sepenuhnya sadar, gadis itu pun berteriak.

“Oh, My God!, naskahku?”

Dengan secepat kilat ia mandi dan menyiapkan segala perlengkapannya pagi ini. Tentu saja, ia memiliki janji dengan stasiun televisi BigBang untuk mengirimkan naskah filmnya hari ini. Dan ia sudah terlambat 30 menit dari waktu perjanjian.

“Omo, omo, kenapa aku mesti terlambat”

Setelah memoleskan make up tipis pada wajahnya ia pun dengan cepat segera menuju stasiun Tv BigBang.

Sesampainya di kantor,” Annyeonghaso, mianhamnida Direktur Choi Seunghyun saya terlambat”

“Kau pasti Sandara Park, penulis Best Seller A Secret of Butterfly World, duduklah!”

Malu itulah yang dirasakan Sandara, hari pertama saja ia sudah memberikan citra yang buruk, bisa-bisa hilang kepercayaan Direktur untuk membuat dorama berdasarkan novelnya.

“Nde, Direktur”

“Baiklah, karena banyak sekali reader yang ingin kisah novelmu diangkat ke layar televisi, maka selamat Nona Sandara Park, novelmu akan segera diangkat menjada dorama series, bekerjalah dengan baik. Dan oh ya untuk pemeran yang akan bermain kau bisa ikut dalam proses pengcastingan besok”

“Kamsahamnida Direktur”

Dara tak henti-hentinya tersenyum ketika keluar dari ruangan Direktur Choi. Bagaimana tidak novelnya akan diangkat ke layar kaca. Untuk seorang penulis baru seperti dirinya sungguh membanggakan bukan?

***

“Hyung!,,,,Hyung!,,,,Hyung! Ireonaaaa!!!”,

Dengan teriakan sekencang-kencangnya Cheondung berusaha untuk membangunkan Jiyong. Namun pria itu tetap saja tidak bergeming. Ini sudah pukul 9 pagi. Jiyong sudah terlalu sering seperti ini. Selalu terlambat bangun dan semakin hari ia semakin sulit untuk dibangunkan. Sungguh merepotkan bagi Cheondung.

“Hoaem!!!!, Cheondung pukul berapa sekarang?”

“Sudah jam 9 lebih 10 menit! Hyung semakin hari kau itu semakin sulit di bangunkan. Kau harus lebih sering bangun pagi, aku jadi kerepotan membangunkanmu. Jangan sampai kau nanti malah tertidur selamanya. Ayo sekarang cepat mandi! Direktur Choi tadi menghubungiku, katanya ia punya proyek besar untukmu”

Jiyong pun segera menuruti perintah Cheondung. Dengan senyuman yang bisa dikatakan ganjil Jiyong pun membalas ucapan asistennya. “Ya, mudah-mudahan aku bisa terus terbangun”

Tiba di kantor BigBang, Jiyong pun langsung masuk ke ruangan TOP. Tentunya tanpa ditemani Cheondung.

“Ada apa kau memanggilku kemari? Apa kau sudah menemukan Butterfly”

“Neh, aku sudah menemukannya. Ini!”

“Apa ini? A Secret of Butterfly World? Kau mau mempermainkan aku ya?”

“Hahahah santai saja lah Ji, bacalah novel itu. Kau akan bermain di dalamnya. Kurasa tokoh Rui cocok untukmu”

“Cih, harusnya kau membantuku untuk mencari Butterfly. Bukan menambah bebanku dengan memberikanku pekerjaan lagi”

“Aku sedang dalam proses untuk membantumu, sudahlah nikmati saja apa yang sudah kuberikan padamu Ji, sudah keluar sana bukankah kau ada pemotretan hari ini”

“Tidak aku sudah menyuruh Daesung mengosongkan jadwalku,” kata Jiyong santai

“Seenaknya saja mengosongkan jadwal, bisa rugi perusahaanku. Pokoknya kau harus mengambil peran di Novel itu. Pastikan kau terpilih jadi peran utama untuk casting besok”

“Bagaimana pun aku ladang uangmu TOP, setidaknya kau masih jadi bawahan di duniaku, Jadi wewenang masih di tanganku”

“Tapi sepertinya sang Naga masih terlalu lemah untuk merebut kekuasaannya kembali”

***

G-Dragon! G-Dragon! G-Dragon!

“Teriakan para fans bergemuruh meneriakkan nama artis idola mereka. G-Dragon kini sedang di puncak ketenarannya. Berwajah tampan dan sukses di usia muda tak heran ia sangat di gilai para fansnya. Tak puas di bidang tarik suara kini ia pun berencana merambah ke dunia acting. Akhir bulan Maret ini ia dikabarkan akan membintangi sebuah Dorama”.

“Cheondung bisa kau kecilkan volume TVnya?”

“Noona, ini sedang ada berita tentang Jiyong, ia baru saja diwawancarai hari ini dan untungnya aku selalu berada di sampingnya. Lihat Noona!!!, wajahku ada di dalam TV”

Heboh Cheondung, adik Dara yang berprofesi sebagai asisten Jiyong. Ia memang sangat terobsesi dengan Jiyong. Walupun terkadang ia tidak pernah terlalu diperhatikan oleh Jiyong namun tetap saja ia sangat mengelu-elukan Jiyong.

Dara pun menolehkan pandangannya sekilas pada layar TV, seketika pandangannya berubah. Itu laki-laki yang ditabraknya lusa. Pantas ia tidak membalas perkataan Dara. Dia artis ternyata. Mungkin dia takut bila Dara adalah seorang stalker.

“Cheondung-ah, apa kau menjadi asiten laki-laki itu?”

“Noona, tentu saja. Aku kan selalu bilang kalau aku itu adalah asisten dari adalah Kwon  Jiyong. Dan lagi masa kau perlu bertanya lagi itu Jiyong? masa sebegitu terkenalnya ia, kau juga tidak tahu”

Dara pun mencibir, ia bukan fangirl yang selalu update tentang artis-artis televise, ia hanya gadis yang terlalu sibuk dengan dunia imajinasinya di novel yang ia tulis. Ah biarkan saja Cheondung sibuk dengan idolanya. Sebaiknya kini ia harus tidur. Besok adalah syuting perdana untuk novelnya kan?

Dara pun segera menuju kasurnya yang empuk diregangkannya badannya yang sudah agak pegal untuk merevisi naskah film seharian. Dipandanginya lagi gelang berkepala naga di tangannya. Tak berapa lama kemudian ia pun tertidur lelap.

“Butterfly bangunlah!”

Dara merasa terusik ketika sebuah tangan mengoncang-goncangkan tubuhnya. Dengan malas ia pun terbagun.

“Dimana aku? Dan siapa kau?

“Aku? Kau yang menciptakan aku kan, seharusnya kau jauh lebih mengenalku dari siapapun”

“Mau kemana kita?”, kata Dara sadar setelah ia merasa bahwa dirinya sudah tidak berada lagi di kasur empuk apartemennya

“Ke Butterfly World”

Namja berkulit putih pucat itupun menarik tangan Dara untuk mengikutinya. Membawa gadis itu terbang menyusuri negeri yang ia ciptakan sendiri di novelnya. Negeri seperti film Alice in Wonderland, sangat aneh namun unik. Tak henti-hentinya Rui, menunjukkannya segala sesuatu yang indah disana. Mengajakkya ke dunia yang ia ciptakan sendiri dalam novelnya.

“Apakah ini nyata?”

“Tentu, aku Rui. Pangeranmu”

Rui yang wajahnya sangat mirip seseorang yang entah mengapa tidak bisa Dara kenali tak henti-hentinya bersikap manis pada Dara. Memang karakter Rui seperti itu. Kekanak-kanakan, dengan wide-smile, namun sangat sensitive.

“Butterfly saatnya kau pulang, besok aku akan menjemputmu lagi”

“Noona!!! Ireona!!! Katanya kau hari ini akan menghadiri casting. Ayo bangun nanti kau terlambat”

“Hoaemm!!, jam berapa ini Cheondung-ah?

“Jam 7, waktumu hanya tinggal 30 menit lagi”

Omo, gadis itu hampir saja mengulagi kesalahannya kemarin. Andai saja bukan karna Cheondung membangunkannya bisa-bisa doramanya bisa dibatalkan untuk syuting. Belum lagi mimpi indahnya kemarin, benar-benar terlihat nyata. Bahkan bila Cheondung tidak membangunkannya, ia bisa saja akan tinggal alam mimpi selamanya.

“Dara-ssi!, baguslah kau datang. Casting akan dimulai 10 menit lagi”

Suara TOP terdengar ketika Dara sudah sepenuhnya memasuki kantor Bigbang. Syukur casting dimulai 10 menit lagi jadi ia masih punya waktu untuk menenangkan nafasnya yang sudah naik turun akibat buru-buru tadi.

***

“Master, Butterfly sudah mendekat kearah sang naga!”

“Inilah saatnya, sebelum Butterfly bertemu dengan naga, kita harus merebut perhatiannya. Kita harus menggagalkannya. Dan biarkan sang naga tertidur untuk selamanya”

“Baik, Master”

***

Dara membasuh wajahnya di wastafel. Menghilangkan sejenak kebosanannya untuk mengcasting puluhan actor untuk proyek doramanya, namun tidak satupun dari merek yang mampu menjiwai tokoh Rui, tokoh utama di novel Dara. Orang aneh, berkulit pucat, dengan seringaian misterius dan selalu berpakaian ala pemandu sirkus dengan topi pesulap. Bagaimana pun karakter Rui memang sulit diperankan oleh seorang manusia asli bagaimana pun ia adalah fiksi dan actor yang bisa memerankan sosok Rui hanyalah actor hebat. Tunggu ada satu actor yang dirasanya cocok untuk peran ini. Dara pun segera kembali ke ruang casting.

BRUK!

Dengan kecerobohannya lagi Dara kembali bertabrakan dengan orang dan parahnya lagi ia menumpahkan minuman yang berada di genggaman orang itu hingga mengotori baju namja tadi.

“Shit!, apa kau punya mata?”

“Mianhamnida, aku tidak sengaja, dan aku sedang buru-buru, aku akan mengganti biaya pakaianmu yang aku kotori”

“Cih! Lupakan. Kau diberikan mata untuk kau pergunakan dengan baik. Tapi malah kau sia-siakan. Dan baju ini, kau tidak akan mampu menggantinya. Baju ini limited edition hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memilikinya”

“Ya! Sombong sekali kau! Kau itu…..”

“Dara-ssi, cepatlah kita akan mulai!”

Suara staf membuyarkan kemarahan Dara, gadis itu langsung melenggang pergi meninggalkan namja tadi dengan perasaan kesal.

“Baiklah Dara apa kau siap untuk memulai casting lagi, tinggal tiga actor lagi, Tae Yang, Se7en dan Jiyong”.

Penuturan Direktur Choi Seunghyun tadi tiba-tiba membuat Dara sumringah. Jiyong ia akan membuat pembalasan pada namja itu.

“Baiklah TaeYang silahkan tunjukan kemampuan aktingmu pada kami,” seru Direktur Choi Seunghyun selaku ketua Juri

Tae Yang pun telah menunjukkan kemampuan aktingnya. Meskipun ia tidak cocok untuk peran utama, kemampuannya tidak boleh diremehkan. Maka ia pun akhirnya ikut berperan dalam dorama ini.

Dan kita percepat saja pada casting Jiyong. Jiyong Nampak dengan cool dan santai memasuki ruang casting. Dan mulai memperagakan kemampuan aktingnya dengan sangat perfect untuk actor pemula. Seperti dugaan dialah sosok yang pas untuk karakter Rui.

“Jiyong-ssi aktingmu tidak perlu diragukan lagi. Hanya saja, aku ingin kau memerankan Rui dengan keadaan tidak waras.

Ya ini adalah permainan Dara

“Bukannya itu tidak ada di script?”, kata Jiyong protes. Melihat dari permintaan Dara saja sudah mengindikasikan perempuan itu sedang bermain-main dengannya.

“Mianhae Jiyong-ssi, namun ada adegan Rui yang frustasi ketika Nabi meninggalkannya ke dunia manusia, apa kau tidak sanggup Jiyong-ssi?”

Untuk memulai debutnya sebagai actor dengan terpaksa Jiyong menurutinya. Tak hanya sampai disana Jiyong dikerjai oleh Dara, berbagai peran ia limpahkan ke Jiyong hingga Jiyong harus menahan malu ketika wajah anehnya ditertawai oleh juri casting

“Baiklah, selamat Jiyong-ssi, kau akan berperan sebagi Rui. Mohon kerja samanya”, kata Dara yang sudah sangat kesulitan menahan tawanya karena puas mengerjai Jiyong.

***

Brakk!

“Apa maksudmu TOP?, membiarkan perempuan itu bermain-main denganku.”

“Tenanglah Ji!, aku malah sedang membantumu”.

“Kau selalu mengatakan bahwa kau sedang membantuku, apa yang kau bantu?, membiarkan perempuan itu mempermainkanku?”

“Dia Butterfly!”

Jiyong POV

“Dia Butterfly”

Apa maksud TOP? Apa ia gila mana mungkin Butterfly yang ditakdirkan sebagai penyelamatku adalah gadis macam dia. Ceroboh dan menyebalkan. Lagipula dia terlihat sangat lemah.

“Apa kau bercanda TOP?”

“Percaya atau tidak Dara adalah Butterfly, Bom sudah sangat yakin dengan wanita itu. Tugasku dan Bom untuk menemukan Butterfly sudah selesai, kini semuanya bergantung padamu Ji, hanya kau yang bisa merubah keadaan menjada normal kembali”

Wajah TOP berubah serius, kembali seperti apa seharusnya dia, penasihat Naga. Naga, ya kenapa aku harus ditakdirkan menjada naga? Kenapa bukan member lainnya? Kenapa harus aku yang menerima kutukan ini?

“Ji, nasib kami ada ditanganmu, aku, Bom, Daesung dan bahkan mereka. Bagaimanapun mereka adalah bagian dari kita. Mereka tidak akan bisa kembali ke diri mereka sendiri bila naga tidak hidup.

“TOP, kenapa aku yang harus menjadi naga? Kenapa bukan kalian? Aku lemah”.

Aku lelah, sudah bertahun-tahun aku selalu bertanya mengenai takdirku, tapi tetap saja aku tidak mendapat jawaban pasti. Menjadi Naga, adalah hal yang paling menyusahkan kini karena menyangkut nyawaku dan sahabat-sahabatku. Ras V.I.P

“Kuatlah Ji, kau pemimpin kami, sekali kau goyah tidak akan ada yang bisa membantumu dan kami”

Akupun segera keluar dari ruangan TOP, sampai kulihat Butterfly, sedang bersama dengan Cheondung

Tunggu Cheondung?

Mereka sangat akrab sekali, apa mereka berkencan? Ani, mereka tidak boleh berkencan. Bila itu terjadi, kami tidak akan mendapat kesempatan.

“Dah Noona!” kudengar Cheondung melambai ke arah Butterfly

Bagus saat ini, Butterfly sudah pergi. Aku harus bicara dengan Cheondung.

“Oh, hyung! Sudah selesai castingnya? Kudengar kau jadi Rui, wah chukkae ya. Dan kebetulan sekali film yang kau bintangi itu diambil dari novel noonaku. Wah senangnya”

“Jadi dia noonamu?”

“Eh? Ia namanya Sandara Park, kenapa?

Nampak wajah bingung di wajah Cheondung.

“Apa kau masih ingin menjadi muridku?”

“Jeongmal? Tentu saja hyung. Kau mau menjadikanku muridmu dan menjadikanku penyanyi?”

“Asalkan dengan satu syarat….”

“Syarat?”

“Aku ingin berkencan dengan noonamu”

***

Hari ini adalah hai pertama syuting. Semua pemain dan crew sudah stanby di lokasi syuting. Tak terkecuali Jiyong, Dara dan Cheondung. Tatapan tidak suka masih dapat dirasakan dari sorot mata Dara pada Jiyong. Siapa suruh dia sombong, Dara paling tidak suka pada orang sombong. Jadi walaupun Jiyong itu berperan penting dalam dramanya Dara nampaknya masih acuh terhadapnya. Sedangkan Cheondung hanya bisa menatap prihatin pada dua orang yang akan dijodohkannya.

“Hai Dara!”

“Hai, em?”

“TaeYang, panggil aku seperti itu, aku telah membaca novel originalmu, dan sepertinya peranku sebagai Miu yang playboy tidak cocok untukku”

“Tapi wajahmu mendukung Tae Yang-ssi”, canda Dara dengan sedikit berkelakar

“Jangan memanggilku dengan sebutan formal Dara, aku tidak suka wanita yang membuatku tertarik merasa sungkan padaku”

Blush! Seketika wajah Dara bersemu merah, apa itu artinya TaeTang sedang menyatakan perasaan sukanya pada Dara secara tidak langsung? Ah jangan bodoh Dara, model actor cassanova seperti Taeyang sudah banyak tersebar di pasaran.

“Tapi sungguh, aku penasaran dengan mu yang mampu menciptakan novel seimajinatif itu. Dari novelmu kelihatan kau itu orang yang romantic”

“Anio tidak juga, aku hanya menulis ide yang tiba-tiba datang mengalir, percaya atau tidak aku bahkan belum pernah merasakan cinta seperti Nabi”

“Kalau begitu, aku bisa menjadi Rui dan kau menjada Nabi, dan kita wujudkan kisah cinta seperti di novelmu”

“Apa kau sedang menyuapku untuk menaikkan peranmu menjada Rui? Aku bukan tipe orang yang akan luluh bila dirayu”

“Apa kau pikir aku sedang merayumu Dara?, padahal aku hanya sedang bercanda, Hey! Ini gayaku untuk mebuat suasana syuting hidup, kau keGR-an Dara”.

Crap, Dara kini malu sendiri, bisa-bisanya ia mengira TaeYang menyukai dirinya. Mana mungkin Taeyang kan actor pasti ia sudah punya banyak yeoja disampingnya.

“Hahahhahahhahahha”

Melihat Dara yang mulai kikuk Taeyang pun mulai tertawa. Dan Dara tidak ada pilihan lain selain ikut tertawa untuk menyembunyikan rasa malunya.

“Hyung!, kalau kau ingin mendapatkan Dara noona sepertinya kau sudah terlambat, tuh liat saja actor itu udah mendekati noona duluan”

Jiyong pun menolehkan kepalanya. Dalam pandangannya kini TaeYang dan Dara sedang tertawa mesra. Ada sedikit rasa cemburu yang merajai hatinya. Hei Butterfly itu miliknya tidak boleh sembarang orang yang merebut yeojanya. Jiyong pun dengan segera menuju ke tempat Dara dan menarik tangan yeoja itu.

Meninggalkan Taeyang yang masih terbengong-bengong.

“Ya! Lepaskan! Appoo”

Namun Jiyong terus menarik tangan Dara hingga ke taman belakang lokasi syuting tanpa memperdulikan pandangan orang-orang di sekitarnya.

“Ya Kwon Jiyong-ssi, lepaskan aku”, kini Dara semakin berteriak

“Kenapa kau menarikku hah?”

Yang ditanya hanya bisa mematung bingung. Kenapa ya? Ia sendiri tidak tahu alasan pasti mengapa ia bisa-bisanya menarik tangan yeoja itu, tanpa alasan yang jelas. Itu reflex dan atas suruhan instingnya sendiri. Mungkin ia Butterfly maka ia sedikit possesif pada wanita ini.

“Aku,,,aku,,,hah sudahlah kau jangan mendekati namja itu lagi”.

“Wae? Apa hakmu untuk melarangku berteman dengan Taeyang?”

“Aku tidak suka! Kau itu milikku”

Plak!

“Aku bukan milikmu Jiyong-ssi, aku bukan milik siapa-siapa”

Speechless, setelah ditampar ia langsung ditinggalkan sendiri oleh Dara, sungguh kasihan nasibnya. Ternyata mendekati Butterfly tidak semudah yang ia kira. Ia juga dengan begitu bodohnya menarik Dara tanpa menyiapkan alasan logis atas tindakannya tersebut.

“Hyung!, syuting sudah akan dimulai, sebaiknya sebaiknya kau cepat masuk ke dalam hyung!”

“Cheondung-ah ceritakan padaku bagaimana noonamu?”

Dengan posesif Jiyong memaksa Cheondung untuk membantunya mendapatkan hati Dara

“Hyung?!

***

“Aku bukan Rui aku adalah Dragon, kita ditakdirkan untuk bersama Butterfly”

“Aku bukan Butterfly tapi Dara, Sandara Park”

“Kau Butterfly, kupu-kupu untuk sang Naga, untukku”

“Noona!, ireona!, kau ini semakin hari semakin mirip Jiyong, akhir-akhir ini ia selalu terlambat bangun”

Dara pun menguap, “jangan samakan aku dengan Jiyong, ah namja itu dia sudah out of character. Kalau saja bukan dia yang memerankan Rui, aku tidak akan mau untuk bekerja sama dengan namja itu”

Cheondung menghela nafasnya pelan. Ternyata menyatukan noonanya dan Jiyong bukanlah perkara mudah. Ia harus memutar otak untuk bisa mendekatkan noonanya dan Jiyong. Dua orang yang sama sekali tidak cocok. Dara yang naïf, tidak cocok dengan Jiyong yang menurutnya kekanak-kanakan dan tidak sabaran. Padahal aslinya Jiyong tidak seperti itu. Benar kata orang bila First Impression itu hal yang terpenting. Seandainya Sandara melihat Jiyong seperti Taeyang tentu saja mereka bisa langsung pacaran dan ia bisa langsung menjada murid Jiyong. Sayangnya hal itu masih terlihat mustahil bagi Cheondung. Tapi bila ia mengambil hikmah dari masalah ini, setidaknya ia jadi bisa lebih dekat dengan Jiyong, seperti hubungan hyung dengan dongsaeng bukan bos dan asisten. Semua hal yang ia lakukan malah semakin menjauhkan Dara dari Jiyong, dan makin mendekatkan Taeyang dengan Dara. Jiyong juga sih yang salah, entah kenapa ketika ia dekat dengan Dara semua jadi runyam dan ujung-ujungnya. Taeyang lah yang jadi penyelamat Dara. Contohnya adalah ddua hari yang lalu:

Cheondung menyuruh Jiyong memberikan Dara bunga, tapi harus bunga mawar putih sebagai permintaan maaf Jiyong pada Sandara, tapi Jiyong malah membelikan bunga Mawar Merah karena stok mawar putih yang ia cari habis. Sialnya Dara alergi dengan mawar merah, aneh bukan? Badannya mendadak gatal dan dan hidungnya berair. Untungnya Taeyang datang dengan obat alergi serbuk sari. Jadinya kembali lagi ia menjada superhero di mata Dara. Sedangkan Jiyong ia, hanya dituduh ingin mencelakai Dara.

Ataupun kecelakaan kemarin

Cheondung sudah mengatur sebagian rupa agar Jiyong dan Dara tertinggal oleh para staf, ia bahkan sampai memperdaya Taeyang dengan mentraktirnya minur agar Taeyang tidak mengganggu acara pdkt Jiyong dan Dara.

“Yah! Kenapa lokasi sepi sekali, kemana semua orang?

“Dara?! Kau masih disini? Katanya kau cepat-cepat pulang, atau jangan-jangan kau mau dekat-dekat denganku ya?

“Aigoo, PD sekali kau Jiyong, walaupun kiamat pun aku tidak sudi berdua bersama orang sepertimu”

“Yasudah kau bisa pergi”

“Baik”

Dara akan pergi dan membuka pintu keluar namun. “Pintunya terkunci. Hoi siapapun tolong buka pintunya, kami terkunci disini”

“Yah kenapa kau teriak-teriak?”

“Jiyong-ssi pintunya terkunci”

“Eh?? Jangan bercanda, ini sudah malam dan aku sudah harus tidur”

“Coba saja sendiri”

Dara dan Jiyong pun berusaha membuka pintu tersebut. Useless, pintu tertap saja terkunci rapat. Karena sudah sangat malam terpaksa Jiyong dan Dara mengunap di lokasi syuting. Untunglah ada kasur namun sayangnya hanya ada satu. Jiyong yang melihat Dara sudah mengantuk, memaksa gadis itu agar tidur bersama di kasur yang terlebih dahulu ditempatinya. Dara tentu saja takut dan malas untuk tidur satu ranjang dengan orang yang dibencinya. Tapi dengan memaksa Jiyong menariknya kasar agar mau tidur di kasur. Kasian kan gadis itu menggigil kedinginan bila tidur di lantai. Menyerah, Dara pun pasrah matanya tidak bisa diajak berkompromi akhirnya iapun tertidur. Dia menciptakan jarak dengan Jiyong namun karena ukuran kasur yang kecil mau tidak mau mereka harus tidur berdekatan sangat dekat. Entah bagaimana ceritanya kemudian Jiyong bisa merubah posisinya menyergap Dara, menciumi gadis itu dengan ganasnya. Well sejak kejadian itu Dara semakin illfeel dengan Jiyong. Jiyong is pervert, selalu membekas di benak Dara.

To Be Continued

next>>

14 thoughts on “[Finalis FF] A Butterfly for the Dragon – Chapter 1

Leave a comment