That’s smile (chapter 3)

thats-smile

Author : Nur Destiana  nurdestianaa
Main cast : Kwon Jiyong and Sandara park
Support cast : bigbang member and you can find another if you read
Genre : romance
rating : general
length : sequel
N/A : happy reading ^_^
hengsho ^.^
maaf kalau bahasa inggrisnya kurang bagus

Aku hanya bisa menangis, Siwon oppa belum juga sadarkan diri. Diwajahnya terdapat banyak luka lebam. Mungkin mereka menghajar oppa sampai pingsan. Terbuat dari apa hati mereka, manusia tidak mungkin tega melakukan hal sekejam ini. Aku memutar otak dan terus berpikir ‘ bagaimana caranya melarikan diri dari sini’. Aku terus berdoa kepada sang Khalik berharap yang terbaik untuk keselamatanku dan Siwon oppa.

“uhuk uhuk uhuk . . .”

“oppa are you oke? Hiks hiks hiks”

“where am i? And what’s are you doing at here?”

“hiks hiks hiks”

“what the f*ck! And what is this! I can’t move, Dara what’s happend?”

“hiks hiks hiks i am sorry oppa”

“it was Jiyong’s handiwork? The last i saw mowhak boy battered me to blackout! What the f*ck! he jealous to me? He like monster ” (ini ulah Jiyong? Terakhir aku melihat laki-laki mohak memukulku sampai aku tak sadarkan diri. Apa dia cemburu padaku? Dia seperti monster)

“hiks hiks hiks”

“Dara… Please don’t cry, i am here beside you. I will protect you from fu*king man like Jiyong! We must run away from here!”

“yeah i know, we must go awayl! Hiks hiks hiks”

“Dara.. Why you love him?”

“I dont love him oppa, he exert me to be his girlfriend” (aku tidak mencintainya oppa, dia memaksaku untuk jadi pacarnya)

“why?”

“hiks hiks hiks”

“if you know Dara, i am very shock when i knew you had boyfriend. I am apologize because i never brave to say ‘I love you’ it’s so hard. When you went with another man i am going crazy. I always worry about you. And i dont know what must i do”

“oppa please stop talk about it now. We must escape from here. Please nip this rope”

“i am sorry, oke understand”

Aku memberikan kedua tanganku kehadapanya. Aku menyuruhnya menggigit tali yang mengikat kedua tanganku. Dia menurut dan menggigit tali itu. Lama kelamaan tali yang mengikatku terlepas. Tanganku sudah bisa bergerak bebas. Kini aku melepas ikatan dikakiku. Selanjutnya aku melepaskan ikatan yang ada ditangan dan dikaki oppa. Siwon oppa bergerak cepat menuju pintu keluar. Berkali-kali dia mendobrak pintunya tapi tidak bisa terbuka. Tubuhku gemetar karena takut. Sudah setengah hari aku terkurung disini. Aku terus berdoa berharap yang terbaik. Berharap agar aku dan oppa bisa keluar dari gedung tua ini. Berharap agar aku bisa menemui eomma dan appa. Berharap agar psikopat itu bertaubat dan berubah menjadi manusia normal.

“oh sh*t! It’s locked! I can’t open it!”

“hiks hiks hiks what must we do?” aku kembali menangis aku tak menyangka semua ini akan terjadi padaku. Disukai oleh psikopat gila yang bahkan aku sendiri tidak tahu dari mana asalnya. Dan kini dia menyiksaku dengan semua tingkah gilanya.

-beberapa menit kemudian-

-ceklek- pintu terbuka

Pintunya terbuka, seseorang membuka pintunya dari luar. Namja-namja itu, apa yang mereka inginkan. Apa mereka mau menyiksaku lagi. Eh tapi kenapa mereka hanya berempat kemana boss mereka. Siwon oppa menggengam tanganku erat. Dia menatap namja-namja itu dengan penuh kebencian.

“kalian baik-baik saja?”

“apa mau kalian! HAH!”

“tenang kami tidak akan menyakiti kalian berdua”

“sh*t! You are monster! Go away or I kill you!” Siwon membentak mereka dengan keras. Aku tidak pernah melihatnya semarah ini. Oppa . . .

“tenanglah, sungguh kami bisa menjelaskan semuanya. Kami disini untuk menolong kalian. Ada sesuatu hal yang harus kami bicarakan padamu Dara”

“dont touch her! Or you are dead!”

“Yongbae dia bilang apa sih? daritadi ngomongnya pakai bahasa Inggris. Ini pasti gara-gara kamu memukulnya terlalu keras dia jadi lupa bahasa Korea”

“pabo kamu Seungri! Mana mungkin hanya karena dipukul seseorang bisa lupa ingatan”

“Hei! Dia besar di Inggris dan baru saja pindah ke Korea dua tahun yang lalu jadi wajar kalau dia bicara menggunakan bahasa Inggris!”

“oh begitu ya Dara, tapi mukanya Asia banget gak ada bule-bulenya”

“apa itu penting untukmu!” Apa dia pikir seseorang yang besar di Inggris harus berkulit putih dan berambut blonde -_-

“aish kamu terlalu banyak bicara Seungri! Ingat misi kita”

“mianhe . . .”

“Dara hold my hand and run! Understand?” bisik oppa ditelingaku. Aku hanya mengangguk, tak lama Siwon oppa mempererat genggamnya. Dia menatapku dan menganggukan kepalanya. Aku menarik nafas panjang, saatnya untuk kabur. Siwon menarik tanganku dan lari secepat mungkin meninggalkan sekumpulan psikopat sinting tadi.

“YA! Jangan pergi ada sesuatu yang harus kita bicarakan!”

“Dara shi . . . .”

Mereka mengejar kami dari belakang. Oppa menggengam tanganku erat, dia lari sangat cepat. Mereka terus mengejar kami, jarak mereka semakin dekat jantungku berdegup keras. Aku tidak sanggup mengimbangi langkah oppa. Oppa terlalu cepat, jelas-jelas aku bisa kalah langkah. Bagaimana ini, aku bisa pingsan jika terus seperti ini.

“hosh hosh hosh oppa please, i need a rest”

“we must go Dara”

“hosh hosh hosh i am tired oppa” nafasku terengal-engal, oppa menghentikan langkahnya dan menatapku. Dia jongkok dihadapanku dan memberikan punggungnya.

“I’ll pickaback you! Kajja we must escape from here!” mwo! Siwon oppa ingin menggendongku. Aku tidak sedang bermimpi kan? Asik asik asik menyenangkan, aku akan naik kepunggungnya. Punggung Siwon oppa aigooo *_*

Aku menaikkan tubuhku keatas punggungnya. Oppa menggengam kakiku erat, setelah memastikan aku aman, dia melanjutkan larinya. Oppa bolehkah aku terus berada di sini. Terus diatas punggungmu, ini menyenangkan. Walaupun tidak senyaman saat dipundak Jiyong. Eh kenapa jadi mengingat psikopat sinting itu lagi. Sudahlah Dara lupakan namja gila itu.

“Oppa apa tidak apa-apa aku berada diatas punggungmu?”

“no problem, first of all we must go away from here”

Mungkin akan sangat berat berlari sambil menggendong seseorang. Tapi oppa terlihat biasa saja. Dia namja yang baik dan juga perhatian. I love you oppa . . .

“taksi…” oppa menghentikan taksi yang kebetulan lewat didepan kami. Berakhir sudah kebersamaanku dengan punggung oppa. Keempat namja tadi berhent mengejar saat melihat kami menaiki taksi.

-kediaman keluarga Park-

“dia benar-benar tidak tahu diri. Sudah diberi maaf masih saja menyiksa anakku. Akan eomma beri pelajaran namja itu! Awas saja!” eomma sangat marah, terlihat jelas dari matanya. Aku mencerintakan semua yang telah terjadi padaku dan juga Siwon oppa pada eomma. Kurasa tidak ada lagi yang harus ditutup-tutupi. Eomma wajib tahu kalau pacarku maksudku pacar jadi-jadian maksudku mungkin mantan pacarku adalah seorang yang mempunyai gangguan jiwa dan jauh dari kata normal.

“sudahlah eomma tenangkan dirimu yang terpenting anakmu sudah selamat”

“hiks hiks hiks maafkan eomma Dara”

“sudahlah eomma” aku memeluk eomma dengan erat. Pasti eomma sangat mengkhawatirkan keadaanku. Kehadiran psikopat itu sangat menggangu ketenangan. Eomma sampai menangis seperti ini karena ulahnya.

“Dara tomorrow i’ll rent some bodyguard for your security”

“but oppa . . .”

“he is bloody man Dara, you must be carefull”

“arrasoe”

“Eomma akan segera melaporkan dia kepolisi atas kasus penganiayaan”

“jangan eomma” kenapa aku jadi khawatir, apa harus secepat itu lapor polisinya. Eoh ada apa denganku harusnya aku mendukung eomma. Ada apa dengan hati kecilku.

“wae?”

“hanya saja aku tidak ingin masalah ini menjadi rumit. Mungkin kita bisa selesaikan masalahnya secara baik-baik atau musyawarah”

“tapi Dara . . .”

“oh ya kotak p3k ada dimana eomma?” aku berusaha mengalihkan pembicaraan. Berharap eomma mau mengurungkan niatnya.

“wae?”

“aku mau ngobatin luka memar yang ada di wajah oppa”

“baiklah eomma ambilkan dulu kotak p3knya”

-beberapa menit kemudian-

“ini..”

“gomawo eomma”

Aku membalur luka oppa dengan antiseptik. Lalu aku tutup lukanya dengan plester. Dia tetap terlihat tampan sekalipun banyak luka memar di wajahnya. Siwon oppa aku menyukaimu sejak dua tahun yang lalu. Apa kamu tahu isi hatiku. Dua tahun yang berjalan begitu cepat sampai akhirnya datang hama. Hama itu adalah Kwon Jiyong. Entah sampai kapan hama itu menggangu hubungan kita oppa. Setelah aku selesai mengobati lukanya, oppa mengenggam tanganku erat. Dia menatapku, mata kita saling bertemu. Aneh tatapanya tidak senyaman saat aku bertatapan dengan Jiyong. Aish kenapa denganmu Dara stop memikirkan Jiyong!

“Dara . . .”

“do yo wannabe my girl?” apa dia bilang, apa aku tidak salah dengar. Tentu saja aku mau oppa, aku sudah menyukaimu sejak lama. Lidahku gelu apa yang harus aku katakan. Aku benar-benar grogi.

“hmm emm i…emm” kenapa sulit untuk mengatakan iya. Ayolah Dara katakan iya.

” you can answer when you ready to say ‘yes’. Dont exert yourself” dia menghelus kepalaku. Dia namja yang baik berbanding terbalik dengan Jiyong.

“ahjuma harap kamu bisa menjaga Dara dengan baik. Terutama menjaganya dari namja gila itu”

“tentu saja ahjuma, aku akan menjaga Dara sebaik mungkin. Aku akan berusaha untuk terus berada disampingnya”

“eoh oppa bahasa Koreamu sudah mulai lancar?”

“nee aku banyak belajar darimu Dara”

“eomma jadi lebih tenang sekarang. Semoga kalian berdua bisa sampai dipelaminan”

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan eomma. Aku membayangkan bagaimana nanti aku mengenakan gaun putih dan oppa mengenakan jas hitam. Dia menghampiriku dan bersiap untuk meminangku. Lalu datang monster besar dan merusak acara pernikahan kami. Ternyata yang mengendalikan monster itu adalah Jiyong. Aish kenapa bayanganku jadi terkontaminasi oleh psikopat itu sih. Hush hush pergilah dari pikiranku psikopat sinting.

-kamar tidur Sandara park pukul 23.00-

“Dara shi bangun hei bangun…”

“dia tidur seperti kerbau, nyenyak sekali”

“ssstt jangan berisik, sudah cepat bangunin dia lagi”

“Dara shi bangun hei bangun hei tolong bangun. Kalau kamu tidak mau bangun akan kusiram. Hei bangun..”

“dia tetap tidak mau bangun, bagaimana ini?”

“kamu payah Seungri masa kayak gitu saja gak becus. Sini biar aku yang bangunin”

“biar cepat bangun, kasih dia kaus kaki Daesung saja”

“eihhtt kamu pikir kaus kakiku apa! Dasar Seungrat!”

“eh sudah jangan berisik nanti eomma dan appanya bangun”

“Dara bangun hei bangun hei bangun!”

“aku mau tidur saja eomma, kumohon aku lelah”

“Dia pikir aku ini eommanya, Aih”

“suaramu memang terlalu lembut Yongbae sampai-sampai Dara mengira itu suara eommanya kkkkk”

“kamu ini!”

“sssttt sudah-sudah jangan berisik! Nanti rencana kita bisa gagal!”

“Dara bangun ini aku Jiyong, kalau kamu tidak mau bangun aku akan menciumu, kamu dengar itu”

“jangan pernah mencoba untuk menyentuhku psikopat!”

“kamu hebat TOP, Dara shi langsung bangun setelah mendengar ucapanmu”

Aku tersadar dari tidurku, tadi seperti ada suara gaib berbisik ditelingaku. Namun saat aku membuka kedua mataku, sudah ada empat orang namja yang memperhatikanku. Menakutkan! Kenapa mereka ada disini. Apa aku sedang bermimpi, aigo ini mimpi buruk. NO!

“YA! APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI!!”

“sssttt jangan berteriak, tenang Dara kami tidak akan menyakitimu”

“EOMMA TOLONG AK..” sebelum aku selesai bicara salah satu dari mereka membekap mulutku. Apa-apaa ini mereka menakutkan bahkan lebih menakutkan dari semua film horor yang pernah kulihat.

“jebal jangan berteriak, kami tidak akan menyakitimu”

“Apa mau kalian? HAH! Pasti psikopat sinting itu yang menyuruh kalian! Cih…”

“bukan, sungguh dia tidak ada hubunganya dengan kedatangan kami kesini. Kami kesini karena keinginan kami sendiri”

“lalu bagaimana kalian bisa masuk kedalam kamarku?”

“kami masuk lewat jendela kamarmu, kami bingung mau lewat mana lagi. Jalan satu-satunya agar tidak ketahuan adalah merusak jendela kamarmu”

“MWO! kalian merusak jendela kamarku! kalian ini!!”

“ssstt jangan berteriak Dara”

“kalian mau apa sih kesini! Pokoknya aku tidak mau tahu kalian harus ganti rugi! Aish apa masih kurang kalian menyiksaku T-T”

“kami kesini hanya ingin memberitahumu siapa Jiyong sebenarnya”

“aku tidak mau tahu dan tidak peduli!”

“kami mohon dengarkan penjelasan kami dulu Dara”

“aku tidak mau dengar! PERGI!”

“Jiyong bukanlah seorang psikopat seperti yang kamu kira, dia hanya . . .”

“hanya apa?!”

“dia hanya korban dari kekerasan”

“maksud kamu apa?”

“dulu Jiyong tidak sekejam seperti saat ini. Dia mulai berubah semenjak ibunya masuk rumah sakit jiwa. Kami berteman dengan Jiyong sudah sangat lama dari kami duduk di sekolah dasar sampai sekarang kami kuliah. Kami selalu bermain bersama dan masuk sekolah yang sama. Sampai terbentuklah geng bernama ‘bigbang’ karena kebersamaan kami yang begitu dekat bahkan sudah seperti saudara sendiri. Dulu Jiyong anak yang baik, kekanak-kanakan, rajin, tegas dan bijaksana. Itu sebabnya kami menjadikanya leader dalam geng kami. Namun semua berubah saat dia duduk dibangku SMA. Saat itu eommanya memergoki appanya sedang bercumbu dengan seorang namja dikantor tempat appanya bekerja. Eomma Jiyong sangat terkejut dan tidak dapat berkata-kata. Ternyata appanya Jiyong seorang biseksual. Semenjak kejadian itu eomma dan appanya Jiyong sering bertengkar. Eomma Jiyong stress berat, karena tidak kuat dengan perlakuan appanya Jiyong, akhirnya eommanya Jiyong masuk ke rumah sakit jiwa. Dan parahnya lagi Jiyong hampir diperk*sa oleh teman appanya sendiri. Teman appanya rata-rata adalah gay yang mengerikan. Jiyong benar-benar trauma atas kejadian itu, harga dirinya hampir ternodai oleh seorang pria. Dan semenjak itu pula Jiyong berubah menjadi kejam. Dia menjadi egois dan mudah emosi. Oleh sebab itu kami minta tolong kepadamu agar tidak pergi meninggalkan Jiyong. Kami tidak ingin hatinya terus terluka “

“apa aku harus percaya dengan semua cerita kalian? Dan apakah itu penting? Lalu mengapa harus aku yang jadi pelampiasaan amarahnya Jiyong? Hei aku bukan boneka disini! Aku juga manusia!”

“kamu sangat berharga untuknya Dara. Kamu cinta pertamanya. Dia berbuat kasar padamu karena dia benar-benar mencintaimu. Dia tidak ingin kehilanganmu, walaupun caranya memang salah”

“cih… Memukulku, menyiramku, menyekapku, membentakku. Apa itu yang namanya cinta? CINTA APANYA! DIA HANYA TEROBSESI!”

“dia sangat mencintaimu Dara, bukanya kamu juga mencintainya. Kami yakin kalian saling mencintai. Jiyong sangat membutuhkan sosokmu. Dia sudah cukup tertekan melihat eommanya terluka dan kehadiranmu sangat berarti untuknya”

“Aku tidak mencintainya! Tidak sama sekali!”

“bukanya kamu sendiri yang bilang ‘kamu hampir mencintainya’ apa kamu sudah lupa?”

“saat itu aku khilaf”

“kami harap kamu mau jadi kekasihnya dan menerima dia apa adanya. Dia bisa gila tanpa dirimu”

“kalian saja yang jadi kekasihnya!”

“ottoke TOP? Dia keras kepala”

“dia sama seperti Jiyong, sama-sama keras kepala. Yasudah besok kita pikirkan rencana selanjutnya”

“YA! Apa yang kalian bicarakan?”

“bukan apa-apa kok Dara. Kalau begitu kami pamit pulang dulu ya sampai jumpa lagi”

“HEI kalian pikir bisa dengan mudah meninggalkan tempat ini setelah merusak jendela kamarku, HAH!”

“aih bagaimana ini? Daesung merusak jendela kan idemu jadi kamu yang harus tanggung jawab!”

“tapi kalian juga ikut merusaknya”

“yasudah jangan dipikirkan. Nanti hitungan ketiga kita kabur dari sini oke”

“sipp”

1..2…3… Kaburrrrrrr

“YA! KALIAN PSIKOPAT SINTING JANGAN KABUR!”

-keesokan harinya-

“pagi eomma” aku menghampiri eomma yang sedang sibuk dengan roti tawarnya. aku melihat disamping eomma sudah ada dua orang namja berbadan besar menggenakan jas hitam.

“pagi juga Dara, kebetulan kamu sudah bangun. Dua bodyguard yang disewa Siwon sudah datang. Mulai sekarang kamu akan dijaga oleh mereka”

“annyeong agassi Taeceyon imnida”

“naneun Wooyong imnida”

“Annyeonghaseo Dara imnida, semoga kalian bisa bekerja dengan baik”

“siap laksanakan aggasi!”

“badan mereka besar, muka mereka juga sangar. Oppa memang pintar cari bodyguard”

“tentu saja, dibutuhkan bodyguard yang handal untuk menjagamu dari psikopat itu”

” ehm eomma jendela kamarku rusak”

“wae? kok bisa rusak?”

“entahlah mungkin tertiup angin atau apa, nanti panggil orang untuk membetulkanya ya eomma” seandainya eomma tahu yang sebenarnya terjadi tadi malam -_-

“yasudah nanti eomma panggil orang untuk membetulkanya”

-neeettttt neeeettttt- bunyi klakson mobil *anggap saja seperti itu bunyinya*

“mungkin itu Siwon, bukakan pintu untuknya Dara”

“nee eomma”

Aku pergi menuju halaman rumah. Suara klaksonya sedikit terdengar aneh. Apa mungkin oppa beli mobil baru. Kira-kira oppa beli mobil apa? mercedez, limosin, avanza atau apa yaaa.

-ceklek- pintu terbuka

“good morning baby”

~BRAG~ suara pintu tertutup dengan keras

Berani-beraninya dia datang kesini. Jantungku seperti ingin lepas saat melihat wajahnya. Dia dengan santainya datang kesini seperti kemarin tidak terjadi apa-apa. Apa maunya sih! Semalam teman-temanya tiba-tiba masuk ke kamarku dan sekarang psikopat itu yang datang kesini. Aigooo

-tok tok tok tok tok-

“baby kumohon buka pintunya”

“Dara nugu ya?” teriak eomma dari dalam

Aku mengunci pintunya dan beranjak pergi menghampiri eomma. Kakiku lemas, aku masih sangat terkejut dengan kedatanganya. Dia seperti seseorang yang mempunyai kepribadian ganda. Dia benar-benar tidak dapat dimengerti.

“emm itu emm.. Eomma” sahutku gemetar

“wae? tadi kamu membanting pintu keras sekali sampai terdengar dari sini”

“di..di..lu..lu..ar…”

“kenapa Dara? Mana Siwon, tidak disuruh masuk?”

“yang ada diluar bukan Siwon eomma tapi Jiyong”

“MWO! Namja itu berani-beraninya dia datang kesini”

“aku juga tidak habis pikir eomma. Bagaimana ini eomma? Aku takut dia akan menyakitiku lagi”

“tenang saja agassi ada kami disini”

“kalau begitu cepat kalian habisi dia, kalau perlu buat dia kapok supaya tidak datang kesini lagi”

“siap laksanakan!”

Mereka beranjak pergi menuju halaman rumah. Aku mengikutinya dari belakang bersama eomma. Tanpa banyak bicara bodyguard-bodyguard besar itu langsung menghajar Jiyong. Beberapa kali Jiyong berusaha melawan namun dia kalah kuat. Dia tersungkur ditanah, darah segar mengalir dari wajahnya. Dia menatapku tajam, dia merintih kesakitan tapi bodyguard-bodyguard itu terus menghajarnya tanpa ampun.

“ba..by.. Mi..an..he..” sahutnya letih, dia masih sempat bicara dalam keadaan seperti ini. Namja itu benar-benar keras kepala.

“ba..by..ka..mu..can..tik…”

“ba..by..sa..ra…nghe..” sahutnya lagi, dasar namja pabo. Sudah tahu dia sedang dihajar bukanya lari malah terus merayuku. Hatiku sakit, aku tidak sanggup melihat semua ini.

“STOP! kumohon hentikan pukulan kalian! Kumohon”

“tapi agassi…”

“sudah cukup! Dia sudah babak belur”

“baiklah agassi” Bodyguard-bodyguard besar itu menghentikan pukulanya. Aku menghampiri Jiyong yang sudah tergeletak diatas tanah. Aku menatapnya iba, dia membalas tatapanku dan tersenyum.

“baby aku tahu kamu pasti mencintaku”

-PLAK-

“kenapa kamu menamparku baby?”

“kamu pabo! Kamu menyebalkan! Aku membencimu hiks hiks hiks”

“baby aku minta maaf”

-PLAK-

Eomma menamparnya, dia hanya diam mematung. Eomma tidak mungkin menampar seseorang tanpa alasan yang jelas. Eomma pasti sangat kesal padanya. Eomma biasanya tidak pernah kasar pada seseorang. Aku jadi tambah merasa bersalah pada Jiyong. Sudah dihajar habis-habisan oleh dua bodyguardku dan sekarang ditampar oleh dua orang sekaligus.

“PERGI JAUH DARI ANAKKU! DASAR SINTING”

“tapi eomma…”

“jangan panggil aku eomma! Aku bukan eommamu”

“jebal jangan perlakukan aku seperti ini”

Tak lama mobil Siwon oppa datang. Melihat ada keramaian dihalaman rumah oppa lekas turun dari mobilnya.

“what’s happend?”

“cih kamu lagi, mau ngapain kamu kesini?!” Jiyong menatap Siwon oppa dari atas sampai bawah. Namja itu kenapa sangat menyebalkan.

“hei brengs*k harusnya aku yang bertanya seperti itu. Untuk apa kamu kesini? Tidak tahu diri!” bentak Siwon oppa keras. Aku rasa akan terjadi perkelahian.

“aku datang menjemput pacarku! Kenapa?! Kamu yang tidak tahu diri!”

-BRUG-

Pukulan keras mendarat di wajah Jiyong. Untuk kesekian kalinya Jiyong mendapatkan hantaman keras. Siwon oppa menghajarnya berkali-kali. Jiyong yang sudah tidak berdaya hanya diam tanpa mencoba untuk melawan. Hatiku kembali sakit seakan-akan hantaman keras yang mendarat diwajah Jiyong mendarat pula di hatiku.

“YA! enough oppa” aku menahan lengan Siwon oppa, aku menggengam lenganya erat.

“kamu dengar itu! kalau saja Dara tidak menghentikanku mungkin kamu sudah kubunuh!”

“Dara menghentikanmu karena dia mencintaiku! Dia tidak ingin aku terluka!”

“YOU!” Siwon oppa baru saja ingin mendaratkan pukulan selanjutnya namun aku tahan lenganya sekuat tenaga. Air mataku pecah, hatiku panas, aku tidak mengerti mengapa ini begitu menyakitkan untukku.

“hentikan semua ini! lebih baik kita masuk kedalam. Biarkan saja namja ini diluar. Lagipula percuma juga bicara denganya hanya menambah emosi” sahut eomma terlihat kesal.

“nee benar kata ahjuma”

Aku, eomma, Siwon, dan dua orang bodyguarku masuk kedalam rumah sedangkan Jiyong tergeletak tidak berdaya dihalaman rumah. Jiyong terluka cukup parah.

“Dara gwenchanayo?” Siwon oppa menghelus lembut wajahku. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Aneh bahasa Koreanya sangat lancar akhir-akhir ini. Biasanya dia selalu menggunakan bahasa inggris tapi kenapa daritadi dia bicara menggunakan bahasa Korea.

“kalian berdua jaga yeoja ini baik-baik. Jangan sampai ada satu orang pun yang menyakitinya. Arrasoe?”

“nee arrasoe boss” sahut keduanya kompak

“oppa bahasa Koreamu sudah mulai lancar. Aku senang mendengarnya”

Mendengar perkataanku eomma dan Siwon oppa tertawa. Hei apa ada yang lucu dengan kata-kataku?

“kkkk sebenarnya Siwon bisa bahasa Korea sejak dulu Dara”

“maksud eomma apa?”

“Siwon menggunakan bahasa Inggris, eomma yang suruh. Setelah eomma tahu kamu menyukainya, eomma ada ide untuk mengerjaimu. Eomma menyuruh Siwon menggunakan bahasa Inggris saat bersamamu. Dahulu kan nilai bahasa Inggrismu kurang bagus tapi semenjak mengenal Siwon kamu mulai berubah. Nilai bahasa Inggrismu semakin lama semakin membaik. Dengan begitu itu artinya rencana eomma berhasil”

“benarkah itu oppa?”

“nee Dara kkkkk”

“aish jadi selama ini aku dikerjain >_

“demi kebaikanmu juga Dara kkkk”

“huh dasar . . . “

“baby hei kumohon maafkan aku hei baby aku mencintaimu. Saat itu aku sedang emosi maafkan aku. Aku tahu kamu mencintaiku” teriak Jiyong dari halaman rumah, namja itu tidak ada kapoknya.

“baby . . .”

“sudahlah biarkan saja dia berteriak. Jangan pedulikan dia Dara”

“nee oppa”

“Taeceyon dan Wooyong akan menjagamu dengan baik. Jadi usahakan kamu selalu berada didekat mereka ya Dara”

“nee siap oppa”

“kalau begitu ayo kita berangkat tuan putri” oppa memberikan lenganya padaku. Dia bersikap seperti pangeran yang ingin menggandeng permainsurinya. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya.

-ceklek-

pintu terbuka

“anggap dia tidak ada, arrasoe” bisik oppa ditelingaku

“nee” aku bergumam pelan

Melihat pintu rumah yang terbuka, Jiyong bergegas menghampiri. Namun langkahnya terhenti saat dia melihatku bergandengan dengan Siwon oppa. Dia menatapku dengan penuh rasa benci. Aku tidak suka tatapan itu. Aku berjalan melewatinya diikuti dua bodyguardku dari belakang. Dia diam seribu bahasa dia hanya menatapku dan terus menatapku. Saat Siwon oppa bersiap membukakan pintu mobilnya untukku tiba-tiba saja Jiyong menggengam tanganku erat. Melihat perlakuan Jiyong terhadapku refleks Taeceyon memukulnya, Jiyong terhuyung tak berdaya.

“ba..by..katakan padanya kamu mencintaiku” katanya dengan suara yang letih

“dia benar-benar gila, cepat masuk kedalam mobilku Dara. Kamu bisa telat kuliah kalau masih disini” bisik oppa ditelingaku

“tapi oppa . . .”

“sudah cepat masuk Dara”

“nee”

Aku masuk kedalam mobil diikuti Siwon oppa dan dua bodyguardku. Meninggalkan Jiyong yang tergeletak tidak berdaya ditanah. Hatiku sakit, dia babak belur banyak luka memar diwajahnya. Walaupun waktu itu teman-temanya juga sempat memukul Siwon oppa tapi entah mengapa aku merasa kali ini Jiyong mendapat pukulan yang lebih parah dan lebih menyakitkan.

“kenapa melamun Dara?”

“ani, aku senang oppa berada disampingku dan aku juga senang oppa bisa bicara menggunakan bahasa Korea saat ini”

“aku juga senang berada disampingmu Dara”

“hmm oppa boleh aku bertanya sesuatu padamu?”

“tentu saja boleh, mau tanya apa Dara?”

“soal wanita yang menciumu waktu itu, ehmm dia sebenarnya…emm dia”

“dia mantan pacarku saat aku masih berada di Inggris. Dia datang ke Seoul merayuku untuk kembali padanya tapi aku tidak mau. Aku juga tidak tahu kenapa dia begitu memaksakan diri ingin kembali padaku padahal dia yang minta putus hubungan denganku. Dan saat dia menciumku sungguh itu diluar kendali. Aku benar-benar tidak tahu kalau dia mau menciumku”

“apa kamu masih mencintainya?”

“tidak, aku mencintaimu Dara”

“chinca?”

“aku sangat mencintaimu Dara”

Aku tersenyum mendengar ucapanya. Penantian selama dua tahun akhirnya terjawab. Dia seseorang yang aku idam-idamkan sejak lama. ‘Choi Siwon’ aku selalu bermimpi nama itu yang ada dikartu undangan pernikahanku nanti. Dia mencintaiku dan aku juga mencintainya kita menikah, kita mempunyai anak dan hidup bahagia. Aamiin

“Dara maaf kalau membuatmu menunggu terlalu lama. Sebenarnya aku sudah tahu dari setahun yang lalu kalau kamu mencintaiku. Ahjuma sering menceritakan hal ini padaku, hanya saja aku sedikit ragu dengan perasaanku. Namun saat tahu kamu menjadi kekasih orang lain bahkan saat tahu kamu berkencan denganya hatiku sakit. Aku baru sadar bahwa sebenarnya aku juga mencintaimu. Aku sangat meyayangimu Dara”

“benarkah? Ternyata kehadiran psikopat itu membawa berkah untuk hubungan kita ya oppa”

“jadi bagaimana status relationship kita Dara? Apa kamu mau jadi pacarku?”

“aku mau oppa”

“jadi mulai sekarang kamu sah jadi pacarku?” aku hanya mengangguk, oppa tersenyum lebar. Dia terlihat sangat senang.

“eheemmm selamat untuk kalian berdua” sahut Taeceyon dan Wooyong mengejutkanku. Aku dan oppa hanya tersenyum menanggapi mereka, lucu juga jadian didalam mobil dan disaksikan dua orang bodyguard.

-Yonsei Univercity-

“gomawo sudah mau mengatarku oppa”

“nee, Taeceyon dan Wooyong tolong kalian jaga pacarku baik-baik. Kalau terjadi sesuatu padanya cepat hubungi aku, arrasoe?”

“nee siap boss, kami mengerti”

“Dara jaga dirimu baik-baik. Saranghe”

“nado saranghe oppa”

Aku melambaikan tanganku kearahnya. Dia tersenyum manis lalu menutup kaca mobilnya. Dua orang bodyguardku membungkuk hormat padanya. Mobilnya sudah pergi menjauh, tiba saatnya memulai hari baru dikampus. Ditemani dua penjaga besar disampingku. Sedikit terasa aneh dan canggung tapi aku akan membiasakan diri karena ini demi kebaikanku. Saat aku berjalan masuk kedalam kampus yeoja-yeoja yang ada didekatku menatapku bingung. Memang terasa sedikit ‘awake’ karena belum pernah ada mahasiswa atau mahasiswi disini yang datang membawa dua bodyguard disampingnya.

-Cafetarian Kampus- pukul 10.00-

“aigoo Dara mereka berdua tampan. Aku jadi iri padamu”

“aish sudahlah jangan berlebihan. Kamu memang tidak bisa kalau dikasih lihat cowok ganteng”

“tapi bodyguard-bodyguardmu ini memang tampan Dara. Boleh aku pinjam satu?”

“memangnya bodyguardku mainan pake dipinjam segala”

“Apa kamu yakin mereka bisa menjagamu dari psikopat itu? Mereka terlalu tampan untuk jadi bodyguard mereka cocoknya jadi boyband”

“Siwon oppa pasti tidak salah pilih. Dia pasti memilih bodyguard yang terbaik untuk menjagaku”

“baguslah”

“hemm Chaerin ada kabar gembira”

“kabar gembira apa?”

“aku dan Siwon oppa baru saja jadian”

“MWO!”

“bisa tidak ekspresimu tidak berlebihan seperti itu”

“selamat Dara . . . Akhirnya penantian panjangmu terjawab juga. Sebenarnya aku kurang setuju kalau kamu jadian sama bule mutasi itu tapi aku ikut senang mendengarnya. Pasti Park Bom sangat iri kalau mengetahui kamu sudah jadian sama Siwon”

“oh iya aku jadi merindukanya. Apa kabar dengan Park bom, Hye soon dan juga Gummy. Kira-kira sudah berapa lama mereka praktik kuliah diluar kota?”

“entahlah mungkin satu bulan lebih, kira-kira bagaimana ekspresi mereka saat mengetahui salah satu temanya disukai oleh psikopat gila dan ternyata psikopat itu cowok terpopuler dikampus ini”

“mungkin mulut mereka akan melebar lima cm. Aku merindukan Bom, benar katamu pasti dia sangat iri padaku karena aku berhasil mendapatkan pacar bermarga ‘Choi’. Bom kan sagat ingin mempunyai pacar bermarga ‘Choi’ “

“bukan hanya iri mungkin dia akan mengamuk kkkkk”

“Dara shi . . .” panggil seseorang dari jauh. Suaranya seperti pernah kudengar. Ternyata empat orang namja itu lagi. Mau apa mereka? Tidak ada kapok-kapoknya.

“aggasi apa mereka berbahaya untukmu?” gumam Wooyong padaku

“tidak, kalian tenang saja”

“hosh hosh kami mencarimu kemana-mana. Ternyata kamu ada disini”

“ada apa lagi? Apa tidak cukup merusak jendela kamarku, sekarang apalagi?!”

“ada yang harus kita bicarakan Dara”

“apalagi yang harus dibicarakan?”

“tapi jangan disini terlalu banyak orang. Kita cari tempat lain saja”

“aku tidak mau!”

“eh tunggu siapa dua namja besar ini? Apa mereka pacarmu Dara?”

“pabo kamu Seungri! Pacar Sandara kan boss kita Kwon Jiyong”

“Dara lebih baik kita pergi dari sini. Mereka mengerikan” bisik Chaerin ditelingaku

“tunggu sebentar Chaerin makananku belum habis”

“lagian daritadi bukanya dimakan”

“ihh daritadi kamu mengajakku bicara jadi mana sempat aku makan”

“Dara kami mohon izinkan kami bicara padamu”

“tidak mau!”

“ehmm mungkin ada baiknya kalau kita memperkenalkan diri terlebih dahulu. Perkenalkan aku Lee Seungri, dia Yongbae, dia Daesung dan dia Top atau biasa dipanggil Seunghyun”

“aku tidak peduli dengan nama kalian!”

“yeoja ini menyebalkan” bisik Daesung pada Yongbae

“hei aku mendengar itu!” kataku pada mereka, yang menyebalkan itu mereka bukan aku.

“Hei Chaerin namaku Lee Seungri. Kamu bisa memanggilku Seungi, Panda, atau ‘jagi’ mungkin”

“hei aku tidak membutuhkan namamu!” bentak Chaerin, yeoja ini galak juga.

“ayo Dara pergi dari sini” bisik Chaerin untuk kedua kalinya. Kurasa dia benar-benar tidak nyaman berada disini.

“iya sabar, tunggu sampai makananya habis baru kita pergi. Lihat makananya tinggal sedikit lagi jadi sabar sedikit” sahutku sambil sibuk mengunyah makanan.

“Chaerin ini nomor ponselku, kalau kamu butuh bantuanku hubungi saja aku” Seungri memberi secarik kertas berisikan nomor ponsel pada Chaerin. Aku dan Chaerin hanya menatapnya dengan tatapan aneh. Kurasa Seungri menyukai Chaerin.

“aish dasar Seungrat! Kamu malah modus, kita kesini untuk menjalankan tugas”

“siapa yang modus sih TOP! Lihat Dara shi tidak mau bicara dengan kita. Lalu kita harus bagaimana?”

“yasudah kita pergi saja dari sini. Tunggu saat yang tepat”

“tapi TOP aku masih ingin berada disini”

“apa maksudmu? Ayo kita pergi”

“aish baiklah, iya-iya ayo kita pergi. Chaerin aku tunggu pesan darimu ya, bye muach” Seungri memberi kiss bye pada Chaerin. Ternyata Seungri dan Jiyong mereka sama saja. Sama-sama kePDan dan gak punya urat malu. Keempat namja itu pergi begitu saja meninggalkanku.

“aigoo Chaerin muka kamu merah. Kamu kenapa? Hmm aku mengerti kamu menyukai Seungri yaaaa?”

“apa! Tidak-tidak! memimpikanya saja tidak pernah terbesit dalam benakku. Aku tidak menyukainya, dia itu psikopat sama seperti Jiyong”

“kkkk tapi dia tampan. Lagipula kapan lagi kamu disukai oleh seorang namja itu momentum yang sangat langka bahkan hampir punah”

“DARA! Apa maksudmu!”

“kkkkk aku hanya bercanda tapi memang kenyataan seperti itu bukan?”

“jangan sampai aku mencolok kedua matamu Dara!

“aishh nee, galak sekali pacarnya Seungri”

“SANDARA PARK!”

-any call kyopta any call kyopta any call kyopta- ponsel Dara berdering

“yoboseo oppa”

“yoboseo gwenchanayo?”

“gwenchana oppa, wae? Kamu merindukanku yaaa?”

“Aku hanya mengkhawatirkan kedaanmu”

“tenang sayang, aku baik-baik saja kok”

“aku jauh lebih tenang sekarang”

“tidak perlu khawatir sudah ada dua namja berbadan besar yang menjagaku”

“Dara maaf nanti aku tidak bisa mengantar kamu pulang”

“wae?”

“tadi Jiyong datang ke kantorku. Dia tiba-tiba saja memecahkan kaca mobil dan mengempeskan ban mobilku. Dia mengamuk seperti orang gila. Aku sempat menghajarnya tapi dia melawan dan hampir saja menyakitiku untung saja ada pegawai kantor yang menolongku. Aku takut dia akan melukaimu juga”

“mwo? oppa aku kekantormu sekarang”

“tidak perlu Dara, dia sudah pergi. Aku baik-baik saja. Kamu sudah makan?”

“sudah oppa, terus bagaimana kamu bisa pulang kalau mobilmu rusak. Hiks hiks oppa aku sangat mengkhawatirkanmu”

“aku bisa pulang naik taksi. Hei jangan menangis Dara. Aku baik-baik saja”

“tapi oppa . . .”

“sudah dulu ya nanti aku telpon lagi oke?”

“nee oppa annyeong”

“annyeong”

-tut tut tut tut tut- sambungan telpon terputus

“kenapa kamu menagis? Ada apa Dara? Apa yang terjadi?”

Aku memeluk Chaerin dengan erat. Aku menangis dipelukanya, Chaerin menepuk punggungku berusaha untuk menenangkanku. Psikopat itu! Kenapa dia melukai pacarku, dia benar-benar sudah gila. Aku takut Siwon oppa terluka, aku takut psikopat itu akan membunuhnya aihh tidak! Di film yang pernah kulihat seorang psikopat bisa dengan tega membunuh seseorang. Oppa . . .

-kediaman keluarga Park-

“aggasi kamu baik-baik saja?”

“nee, kalian tunggu diluar ya aku mau istirahat”

“siap laksanakan”

Aku merebahkan tubuhku diatas kasur. Pikiranku masih belum tenang aku masih mengkhawatirkan oppa. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya. Bagaimana kalau psikopat itu mencoba untuk membunuhnya. Aish hal itu terus berputar-putar dalam benakku. Apa lebih baik aku menghubunginya.

~ tuuuttttt tuuutttt tuuuttttt tuuuutttt ~

“yoboseo ada apa Dara?” aku tenang bisa mendengar suaranya lagi. Suara halusnya membuat hatiku hangat.

“tidak apa-apa, kamu sedang apa?”

“aku masih banyak kerjaan Dara, nanti aku hubungi lagi”

-tut tut tut tut tut- sambungan telpon terputus

Namja yang sangat sibuk, tidak pernah berubah dari dua tahun yang lalu. Tapi paling tidak aku masih bisa mendengar suaranya. Namja tinggi, baik, berkarisma, tampan, kaya raya dan taat agama seperti dia sangat langka ditemukan di bumi ini. Aku terus berdoa kepada Sang Khalik semoga dia benar-benar jodohku. Dan semoga dia bisa selamat dari psikopat itu.

-ceklek- pintu terbuka

“Dara ada seseorang yang mencarimu” kata Eomma terlihat gelisah. Memangnya siapa yang mencariku?

“nugu ya?”

“katanya namanya ‘Miny’ dia bilang dia satu kampus sama kamu. Tapi orangnya aneh dan mencurigakan, eomma takut dia suruhanya Jiyong” sejak kapan aku punya teman bernama ‘Miny’. Dari namanya saja sudah ketahuan kalau orang ini sok ‘imut’ . Apa mungkin ‘Minzy’? yeoja itu memang belum pernah kesini. Tapi untuk apa dia kesini.

“Minzy mungkin eomma, dia perempuan atau laki-laki?”

“perempuan sih Dara, tapi penampilanya aneh banget. Eomma jadi khawatir” eomma jadi mudah curiga dengan seseorang akhir-akhir ini. Eomma maafkan aku gara-gara psikopat itu eomma jadi sering mengkhawatirkan keadaanku.

“oh mungkin dia Minzy, suruh dia masuk ke kamarku eomma. Tenang kalau terjadi sesuatu padaku aku langsung berteriak. Lagipula ada Taceyon dan Wooyong yang menjagaku”

“baiklah, kalau begitu eomma suruh dia masuk”

-ceklek- pintu terbuka

“YA! KAMU!” Jantungku seperti melayang di udara. Berkali-kali aku mengedipkan mataku. Aku takut ini hanya bayangan semu. Seungri! Dia menggunakan pakaian wanita dan rambut palsu. Apa yang sebenarnya dia inginkan dariku.

“kamu baik-baik saja agassi?” dengan cepat Wooyong dan Taeceyon mengecek kamarku. Seungri terlihat cemas dan pucat mungkin dia takut ketahuan.

“aku baik-baik saja, hanya saja tadi ada serangga”

“kalau terjadi sesuatu cepat panggil kami aggasi” aku hanya mengganguk lalu tersenyum. Mereka kembali menutup pintu kamarku. Aku menarik nafas panjang, ini sungguh MENGERIKAN!

“terimakasih telah menyelamatkanku Dara” dia membungkukan badanya. Aku hanya diam mematung tidak bicara satu kata pun. “Dara ada sesuatu hal yang harus kita bicarakan” sudah kuduga, Seungri pasti ingin mengucapkan kata-kata itu. Mereka memang pantang menyerah.

“kamu mengerikan, bisa-bisanya kamu menyamar sebagai wanita agar bisa masuk kedalam rumahku”

“habis dua bodyguardmu menyebalkan. Aku takut dihajar oleh mereka. Akhirnya aku putuskan menyamar jadi wanita agar tidak ketahuan. Tapi bagaimana menurutmu aku cantik tidak?”

“masih cantikkan cicak yang menggenakan rok daripada kamu”

“huh.. Dara…Kamu kok gitu sama aku??” dia memasang wajah sedih ekpresinya seperti kucingku saat ditinggal pacarnya, aish aku jadi mual melihat tingkahnya.

“memangnya kamu mau ngomong apa sih! Cepat katakan!”

“aku mohon kembalilah pada Jiyong. Cintai dia dan sayangilah dia. Kamu sangat berharga untuknya Dara”

“aku tidak bisa! Aku tidak mencintainya jadi aku mohon jangan paksa aku!! Lagipula wanita didunia ini masih banyak kenapa terus memaksaku sih!”

“karena kamu special one untuknya. Kumohon Dara, maafkan Jiyong”

“dia itu seorang monster, aku tidak suka dengan sifatnya. Aku bisa gila jika terus bersamanya”

“dia tidak seburuk yang kamu kira. Dia memang tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik. Tapi suatu saat dia pasti berubah. Apa kamu tidak kasihan melihatnya terluka seperti ini. Dia menyukaimu dari awal kita ospek. Dan sekarang sudah semester 4 itu artinya dia sudah memendam perasaanya sejak dua tahun yang lalu” dua tahun? kenapa waktunya bisa sama seperti aku memendam rasa untuk Siwon oppa. Mungkin hanya kebetulan saja.

“lalu kenapa dia baru menyatakan perasaanya sekarang? Kenapa tidak dari dulu?”

“dia terlalu takut untuk menyatakan perasaanya. Dia trauma melihat eommanya terluka karena cinta. Dia takut hal itu akan terulang kembali padanya. Selama ini dia sudah mencoba melupakanmu tapi dia tidak bisa”

“cih…lalu apa yang dia lakukan sekarang?! Dia bisa berbuat seenaknya padaku. Apanya yang trauma dan apanya yang takut!”

“dia melakukan ini karena dia tidak sanggup menahan emosinya. Dia tidak sanggup menahan perasaanya yang sudah terlalu lama dia pendam. Akhirnya dia meledak seperti monster yang ingin melahap mangsanya. Aku mohon Dara kembali pada Jiyong untuk sementara paling tidak sampai dia bisa mencintai wanita lain”

“apa maksudmu?”

“Dia sangat tertekan dengan apa yang terjadi pada keluarganya. Dia sangat terluka setelah melihat eommanya masuk rumah sakit jiwa ditambah lagi mengetahui appanya seorang biseksual. Meskipun Jiyong orang kaya tapi tetap saja kebahagiaanya kurang sempurna. Tidak mudah baginya mencintai seorang wanita. Dia mempunyai trauma yang begitu mendalam dalam hal ‘percintaan’. Itu sebabnya dia sering berbuat kasar padamu apalagi ketika dia melihatmu bersama namja lain. Trauma itu yang terus terbayang-bayang dalam pikiranya sampai-sampai dia tega menyiksamu”

“apa yang kamu katakan itu benar?”

“aku tidak berbohong, sungguh Dara”

“lalu apa yang harus aku lakukan?”

“cukup mengubahnya jadi lebih baik. Cukup berada disampingnya dan menemaninya paling tidak sampai dia benar-benar bisa menghilangkan rasa traumanya itu”

“tapi aku sudah mempunyai kekasih”

“Dara mengapa?! Bukankah kamu masih jadi kekasihnya Jiyong? Lalu kenapa sekarang kamu menjadi kekasih orang?”

“Aku dan Jiyong tidak sungguh-sungguh berpacaran. Aku pacaran denganya karena terpaksa. Dia selalu memaksaku dan mengacamku. Bukankah kamu sendiri yang melihat bagaimana cara dia memaksaku. Bahkan kamu juga yang membantunya untuk menangkapku saat aku berusaha kabur”

“tapi Dara shi aku mohon kembalilah kepadanya. Anggap saja ini permohonan dariku untukmu. Jiyong adalah leader kami sungguh kami tidak sanggup melihatnya terus terluka”

-TBC- -RCL-

 <<back next>>

Readres yang cantik juga tampan maaf ya aku bohongin muhehehe. Aku terharu banget pas tahu komenya lebih dari 50 T-T, gomawo jadi tambah semangat. Tapi nanti diakhir chapter beneran bakal aku kunci jadi buat yang udah komen jangan khawatir. Entahlah cerita ini membosankan atau tidak untuk kalian. Yang jelas aku mau lihat respon selanjutnya. Aku selalu berusaha jadi writer yang baik tapi apa daya aku baru bisa memberikan ini untuk kalian. Kritik dan saran sangat membangun. Tolong terus koreksi kesalahan aku ya, bantu aku jadi writer yang baik. Love you guys

 

especially buat kamu yang gak bisa buka ff aku sekalipun udah tau PWnya. Nanti diakhir chapter bakal aku tag ke FB kamu. Jadi kalau bisa kasih tahu FB kamu ya gomawo ^_^

 

72 thoughts on “That’s smile (chapter 3)

Leave a comment