SECRET : Dos

secret

Author :: Sponge- Y
Main Cast :: Kwon Jiyong (26 th) | Park Sandara (26 th)
Support Cast :: Bae Soo Bin (27 th) | Seungri (23 th) | Lee Chaerin (22 th) | etc
Genre :: Sad | Romance

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sandara POV

Aku melangkah memasuki kantor ini. Baru pertama kalinya aku sangat bangga pada diriku sendiri. Appa, Eomma, aku menjadi seorang jaksa sekarang. Dengan yakin aku berjalan menuju ruang kerjaku. Tapi dari tadi aku merasa mendapat tatapan aneh dari orang- orang yang ada disini. Aisht.. menyebalkan. Apakah mereka iri meihat kecantikanku? Kekeke. Aku hanya tersenyum seramah mungkin sambil terus berjalan menuju ruanganku. Sesampainya di ruanganku, aku melihat sudah ada sekitar empat orang yang datang. Sepertinya mereka adalah teman kerjaku.

“Annyeonghaseyo..” Sapaku dengan riang. Mereka semua menoleh dan melihat ke arahku. Tapi lagi- lagi aku mendapatkan tatapan aneh. Ya! Sebenarnya apa yang salah denganku?

“Omo! Siapa dia?” Tanya salah satu dari mereka kepada temannya yang sedang duduk di sampingnya.

“Mollayo. Apa jangan- jangan dia jaksa baru itu?” jawab orang tersebut.

“Ahh,, kamu sudah datang. Aku sudah menunggumu dari tadi.” Kata orang yang satunya lagi. Dia sepertinya senior disini karena kelihatan sudah agak tua.

“Ne.” Jawabku dengan sopan.

“ Eunjung, Myungsoo, Bom. Kenalkan ini Dara, dia jaksa baru disini.” Katanya memperkenalkanku.

“Annyeong, Park Sandara imnida.”

“Jadi dia yang namanya Dara. Kemarilah, ini meja kerjamu.” Panggil seorang yeoja cantik sambil bangkit dari duduknya.

“Ne, gumawo.” Aku lalu berjalan kearah meja yang dia maksud.

“Selamat datang Dara. Aku Bom, aku juga jaksa disini.” Katanya dengan ramah.

“Bom-ssi, kuserahkan Dara padamu. Ada sesuatu yang harus kukerjakan. Dara- ssi, jika ada sesuatu, tanyakan saja pada Bom. Aku pergi dulu.” Kata orang tadi.

“Ne, kamsahamnida.” Balasku sambil membungkukkan badan.

 “Dara, kenalkan mereka Eunjung dan Myungsoo. Merekalah yang akan bekerja sama denganmu nantinya.” Ucap Bom kepadaku.

“Annyeong.” Aku kembali menyapa mereka.

“Selamat datang Unnie.” Balas Eunjung.

“Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik Dara noona.” Ucap Myungsoo sambil tersenyum ramah.

“Ne, gumawo.”

“Tapi Dara, kupikir kamu cukup berani juga.” Kata Bom tiba- tiba.

“Berani apa?” tanyaku bingung.

“Lihatlah, berani- beraninya kamu memakai pakaian seperti ini.”

“Mwo? Memangnya kenapa?”

“Aigo, jadi kamu tidak mengerti juga? Pakaianmu ini terlihat sangat seksi. Andai saja Hyun Suk sunbaenim melihatnya, pasti dia akan marah- marah. Aku saja mati- matian menahan keinginanku memakai baju seksi gara- gara kakek tua itu.” Jelas Bom panjang lebar.

“jadi begitu, pantas saja tadi banyak orang yang menatapku aneh. Lalu siapa Hyun Suk itu?”

“Aisht.. dia adalah jaksa senior disini. Karena dia sudah tua, dia jadi sering marah- marah. Kamu harus berhati- hati dengannya.”

“Hahaha.”

“ya! Apakah itu lucu?”

“Anni. Aku hanya penasaran dengan Hyun Suk sunbaenim itu.”

“Hmm.. kuharap kamu tidak pernah berurusan dengannya.”

“Dara-ssi!” tiba- tiba aku mendengar seseorang memanggilku. Aku menoleh dan melihat seseorang sudah berdiri di depan pintu.

“Neh?” tanyaku.

“Dara, dia itu Hyun Suk sunbaenim.” Bisik Bom kepadaku. Jadi dia yang namanya Hyun Suk. Kelihatannya cukup galak juga.

“Jadi kamu Sandara putrinya Park Tae Soo itu. Ikut saya sebentar. Ada yang ingin saya bicarakan.” Katanya.

“ne.” Balasku pasrah sambil mengikutinya dari belakang.

“Semoga kamu selamat Dara, fighting.” Ucap Bom.

Aku sedang berada di ruangan Hyun Suk sunbaenim sekarang. Aku tidak mengerti apa yang ingin dia bicarakan padaku.

“Dara-ssi. Saya tahu kamu adalah putri dari Park Tae Soo. Saya juga tahu dia bukan orang sembarangan. Tapi itu bukan berarti kamu bisa melakukan sesuatu seenaknya.”

“Maaf sunbaenim, tapi saya tidak mengerti apa maksud anda.”

“Mwo? Jadi kamu belum mengerti? Baiklah sekarang saya mau bertanya, apa kamu tahu tempat apa ini?”

“Ne? Ini adalah kantor kejaksaan sunbaenim.” Sekarang aku semakin tidak mengerti apa yang sedang dia bicarakan.

“lalu apakah pantas memakai pakaian seperti itu sebagai seorang jaksa?” Aisht.. ternyata Bom benar. Dia ingin membicarakan tentang pakaianku.

“Mianhamnida sunbaenim. Saya salah, saya janji tidak akan mengulanginya lagi.”

“Baiklah, tapi saya tidak ingin melihatmu memakai pakaian seperti itu lagi besok.”

“Saya mengerti sunbaenim.”

“Kalau begitu kembalilah ke ruanganmu.”

“Ne sunbaenim. Saya permisi dulu.” Kataku lalu berjalan keluar. Aisht.. menyebalkan. Baru saja hari pertama kerja, tapi sudah mendapat teguran. Andai saja tadi aku mendengarkan apa kata Jiyong.

“Apa yang dia katakan Dara?” Tanya Bom ketika aku sudah sampai di ruanganku.

“Dia menegur soal pakaianku.” Jawabku cuek.

“Benar kan apa yang kukatakan. Aisht.. kakek itu memang sangat menyebalkan.”

“Ne. Sangat menyebalkan.”

“Bagaimana kalau kita pergi makan saja Dara. Aku sedang tidak ada kerjaan sekarang. Dan kamu juga kan masih baru disini, jadi belum ada kasus yang harus kamu kerjakan.”

“Mwo? Makan? Baiklah. Aku harus mengembalikan moodku dengan makanan.”

Akhirnya aku menyelesaikan hari pertama kerjaku tanpa melakukan apa- apa. Mereka bilang aku masih baru, jadi aku belum mendapat kasus yang harus aku selesaikan. Aisht.. menyebalkan.

“Dara, kamu mau langsung pulang?” Tanya Bom ketika aku keluar dari ruangaku.

“Ne. Wae?”

“Kamu pulang dengan siapa? Mau pulang bersama?” tawar Bom.

“Anniya. Aku akan dijemput namjachinguku.” Jawabku dengan senyum nakal.

“Aisht.. jadi begitu. Baiklah kalau begitu kajja kita keluar bersama.” Ajak Bom.

“Ne, kajja.”

“Bommi-ah, aku pulang dulu neh? Aku sudah dijemput.” Kataku saat kita sudah sampai diluar. Aku melihat mobil Jiyong sudah berada tak jauh dari tempatku berdiri.

“Ne. Jadi itu namjachingumu. Kalian tampak serasi Dara.”

“Gumawo, aku duluan, neh?”

“Ne. Hati- hati.”

Setelah aku berpamitan dengan Bom, aku lalu berlari menuju mobilnya jiyong dan langsung masuk. Kulihat Jiyong menyambutku dengan senyuman hangat.

“Bagaimana hari pertamamu kerja chagiya?” Tanya jiyong.

“Membosankan. Bahkan tadi aku tidak melakukan apa- apa. Tadi juga aku bertemu dengan kakek menyebalkan. Dia memarahiku hanya karena aku memakai pakaian seperti ini.” Jawabku panjang lebar sambil cemberut.

“Seharusnya kamu mendengarkan apa kataku tadi.”

“Dan seharusnya kamu membelaku, bukannya malah menyalahkanku.”

“Aisht… Arasso. Tapi bisakah kamu tidak cemberut seperti ini? Kamu terlihat sangat menggemaskan Dara.” Katanya sambil mencubit pipiku.

“Ya!” Kataku sambil memukul tangannya.

“Hahaha… bagaimana kalau kita makan dulu?”

“Ne, aku mau es krim Ji.” Rengekku seperti anak kecl.

“Baiklah, kamu mau seberapa banyak?”

“Emm… mau rasa coklat, vanilla, pisang, apel.”

“Arasso. Akan kubelikan sebanyak yang kamu minta. Tapi kamu jangan cemberut lagi neh?”

“Ne.” jawabku sambil tersenyum lebar. Sebenarnya aku tidak butuh makanan untuk mengembalikan moodku, tapi kehadiran Jiyong saja sudah lebih dari cukup.

Jiyong POV

“Apa rencanamu Ji?” Tanya paman Lee sambil duduk di kursi yang berada di depanku.

“Aku akan menghancurkannya melalui Park Sandara.”

“apa kamu akan membunuh Park Sandara?”

“Tidak paman. Aku tidak akan membunuh siapapun disini. Sekarang aku telah masuk ke dalam kehidupan Dara. Dengan begitu akan lebih mudah bagiku untuk mengungkap segala kebusukan Park Tae Soo.”

“Jadi begitu. Baiklah untuk saat ini akan kuberikan kesempatan padamu untuk menghancurkan Park Tae Soo menggunakan caramu. Tapi jika kamu tidak mampu melakukannya aku yang akan menghancurkannya dengan caraku sendiri.”

“Ne, Paman.”

“Tapi Jiyong, jangan sampai kamu jatuh cinta padanya.”

“Mwo? Mana mungkin aku jatuh cinta padanya paman. Bahkan aku sangat membencinya.”

“Baguslah, akan kupegang kata- katamu Ji. Tapi kamu harus tetap berhati- hati, Park Tae Soo itu orang yang licik. Aku akan tetap mengawasimu.”

“Gumawo, Paman.”

“Kalau begitu saya permisi dulu paman.” Lanjutku sambil berdiri dan melangkah pergi.

“Jiyong-ah.” Panggil paman Lee tiba- tiba  saat aku hampir sampai di depan pintu.

“Ne paman?”balasku sambil menoleh ke belakang.

“Aku sudah menyiapkan sebuah apartemen untukmu. Kamu bisa menempatinya dengan Seungri.”

“Maaf paman, tapi sepertinya aku tidak bisa menerimanya. Aku telah berhutang banyak padamu, aku tidak ingin merepotkanmu lagi.”

“Aigo Jiyong, anggap saja ini hadiah untukmu karena kamu telah mau membantuku untuk menghancurkan Park Tae Soo.”

“Tapi paman aku melakukannya juga demi Appa.”

“Arasso. Kamu memang keras kepala seperti Appamu. Tapi kali ini aku tidak mau mendengar penolakanmu. Kamu harus menerimanya.”

“Baiklah jika kamu memaksanya paman. Gumawo, aku berhutang banyak padamu.”

“Sudahlah kamu tidak perlu memikirkannya.”

“Kalau begitu aku pergi dulu paman.” Pamitku lalu keluar dari ruangannya dan berjalan kearah dapur. Sepertinya aku perlu untuk mengisi perutku.

“Ya! Seungri-ah! Kubilang jangan makan kue itu. Itu kusiapkan khusus untuk Jiyong Oppa.” Aku mendengar sama- samar suara Chaerin dari dapur.

“Berapa kali kubilang bisakah kamu memanggilku oppa? Bukankah aku juga lebih tua darimu? Dan kue ini, aku hanya ingin mencicipinya sedikit. Dasar pelit.”

“Kamu tidak pantas di panggil oppa.”

“Asht.. bisakah kalian berhenti bertengkar?” Selaku tiba- tiba sambil mengambil kue yang ada di meja.

“Oppa. Darimana saja kamu? Aku sudah menyiapkan kue ini dari tadi.” Kata Chaerin lalu menghampiriku.

“Darimana lagi, pasti bertemu dengan Park Sandara.” Sahut Seungri.

“Diam. Aku tidak bertanya padamu.” Bentak Chaerin.

“Aigo, bisakah kalian diam? Aku hanya ingin makan dengan tenang.”

“Arasso. Tapi oppa, apakah Sandara itu cantik? Apa oppa menyukainya?” Tanya Chaerin.

“Mworago? Cih.. dia yeoja yang sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah menyukainya.” Jawabku. Aisht… apa yang ada dipikiran Chaerin sampai- sampai dia menanyakan hal bodoh seperti itu?

“Syukurlah.” Ucap Chaerin lega.

“Wae? Kamu khawatir? Apa jangan- jangan kamu menyukai Jiyong hyung?” Tanya Seungri curiga.

“Diam. Aku tidak mengajakmu bicara.” Bentak Chaerin lagi.

“Makanlah Oppa. Kamu harus makan yang banyak.” Kata Chaerin menyuruhku makan kue yang sedang kupegang.

“Ne. Gumawo, Chaerin-ah.” Balasku sambil mengacak lembut rambutnya.

“Ya! Hyung. Aku juga mau kue itu.” Rengek Seungri.

“Sudah kubilang kue itu kusiapkan khusus buat Jiyong oppa. Kamu tidak boleh memakannya.” Jawab Chaerin. Shit.. aku seperti berada di antara anak TK sekarang.

“Hyung, aku sudah menemukan informasi tentang perusahaan Park Tae Soo.Dia pemimpin dari King Group yang memiliki beberapa cabang perusahaan.  Dia juga mempunyai sebuah yayasan kepedulian sosial.” Kata Seungri sambil menyerahkan sebuah dokumen kepadaku.

“Yayasan kepedulian social?”

“Ne hyung. Dia sering membantu memberi uang beasiswa bagi mahasiswa, panti asuhan, dan orang- orang penderita kanker.”

“Dia juga akan mencalonkan dirinya sebagai presiden untuk kepemimpinan mendatang. Sepertinya banyak pihak yang akan mendukungnya karena dia terkenal sebagai orang yang dermawan.Apalagi dengan posisinya sekarang ini” Lanjutnya panjang lebar.

“Mwo? Presiden? Cih.. aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang hyung?”

“Kamu tidak perlu melakukan apa- apa sampai aku menyuruhmu. Kali ini aku yang akan menyelidikinya melalui Park Sandara. Sepertinya akan sangat menarik jika dia yang mengungkap semua kebusukan ayahnya.”

“Jadi begitu rencanamu hyung?”

“Ne.”

“Tapi hyung, kamu jangan terlalu membenci Park Sandara. Bisa jadi nanti kamu akan benar- benar jatuh cinta padanya.”

“Ya! Mworago? Aku tidak akan pernah jatuh cinta pada yeoja bodoh itu. Dia sama sekali bukan tipeku.”

“Hyung, perasaan itu bisa datang kapan saja. Meskipun logika kita berkata tidak, tapi hati kita tidak akan bisa menolaknya.” Katanya dengan ekspresi menjijikkan. Apakah ini adalah sesi curhat?

“Ya! Sebenarnya apa yang sedang kamu bicarakan hah?” bentakku.

Bibiip biibip

Tiba- tiba aku mendengar pesan masuk di hpku. Aku lalu membuka dan membacanya.

Chagiya, apa kamu sedang sibuk? Aku ingin mengajakmu makan malam diluar.

Aisht.. ternyata dari Dara. Lagi- lagi dia. Apakah dia tidak bisa hidup tanpa bertemu denganku sehari saja? Tapi tetap saja aku tidak bisa menolaknya. Aku harus selalu bersikap manis padanya. Yah,, meskipun aku mual jika melakukannya. Aku lalu membalasnya.

Anni Chagiya. Aku sedang tidak melakukan apa- apa sekarang. Baiklah, kujemput setengah jam lagi neh?

“Apakah itu Sandara?” Tanya Seungri tiba- tiba.

“Bukan urusanmu.”

“Apa dia mengajakmu kencan?” tanyanya lagi.

“Sudah kubilang bukan urusanmu.” Bentakku.

“Oh iya, aku hampir lupa memberitahumu. Besok kita akan pindah dari rumah ini. Paman Lee sudah menyediakan apartemen untuk kita.” Lanjutku mengalihkan pembicaraan.

“Mwo? Kenapa tiba- tiba?”

“Aku juga tidak tahu. Paman Lee baru memberitahuku tadi siang.”

“Jadi kita akan pindah dari sini?” Gumamnya pelan. Ada apa dengannya? Kenapa dia terlihat sedih seperti itu?

“Wae? Apa ada yang salah?”

“A-anni. Tapi apakah Chaerin akan sering mengunjungi kita?”

“Mwo? Wae? Jadi kamu sedih karena harus berpisah dengannya? Apa kamu menyukainya?” tanyaku penasaran.

“Hahaha.. tentu saja tidak. Mana mungkin aku menyukainya. Bukankah aku seharusnya senang akan terbebas darinya?” Jawabnya sambil tertawa yang sedikit dipaksakan.

“Jinjja? Tapi kurasa kamu menyukai Chaerin.”

“Mworago hyung?”

“Ya! Seungri-ah. Perasaan itu bisa datang kapan saja, meskipun logikamu berkata tidak, tapi hatimu tidak akan bisa menolaknya.” Godaku. Kulihat ada perubahan pada raut wajahnya. Apakah aku tidak salah lihat? Kurasa pipinya memerah sekarang. Apa dia benar- benar menyukain Chaerin? Tapi bukannya mereka selalu bertengkar?

“Mwo? Ya hyung! Kamu menjiplak kata- kataku.” Bentaknya mulai marah. Sepertinya aku harus segera pergi dari sini sebelum dia benar- benar marah.

“Aku harus pergi, Dara mengajakku makan malam. Aku keluar dulu neh?” kataku dan aku langsung keluar tanpa menunggu jawaban darinya.

Aku sedang makan bersama Dara di sebuah restoran sekarang. Membosankan. Tidakkah dia mempunyai teman untuk diajak makan selain aku?

“Wae Ji? Kamu tidak suka makanannya?” tanyanya tiba- tiba.

“A-anniya. Aku sangat menyukainya.” Jawabku dengan senyum yang kupaksakan.

“Baguslah. Aku kira kamu tidak menyukainya.”

“Bagaimana mungkin aku tidak menyukai makanan seenak ini chagiya.” Kataku sambil memegang tangan kirinya. Aisht.. kenapa aku harus selalu melakukan hal yang menjijikan seperti ini?Jujur saja aku bukan tipe pria romantis seperti ini. Ini sama sekali bukan gayaku. Sabarlah jiyong, paling tidak kamu hanya perlu melakukannya sampai hidup Park Tae Soo benar- benar hancur.

“Kalau begitu makanlah yang banyak Ji.”

“Ne.”

Setelah makan Dara mengajakku pergi ke taman lebih dulu. Aisht.. apa yang ada dipikirannya sampai- sampai dia mengajakku ke tempat seperti ini. Tapi lagi- lagi aku tidak bisa menolaknya. Aku harus membuat Dara semakin mencintaiku.

“Sudah lama aku tidak jalan- jalan ke taman seperti ini.” Katanya saat kita berjalan menyusuri taman ini.

“Apakah dulu kamu sering kesini?”

“Ne. Ini tempat kesukaanku.Dulu ketika aku sedang sedih, aku selalu datang kesini. Tapi sejak kuliah, aku tidak sempat lagi pergi ke tempat ini.”

“Lalu kenapa sekarang kamu mengajaku ke tempat ini? Apa itu artinya kamu sedang sedih chagiya?”

“Anniya, aku hanya merindukan tempat ini. Kajja kita duduk disini.” Katanya mengajaku duduk di salah satu bangku.

“Ternyata setelah sekian lama taman ini tidak banyak berubah.” Lanjutnya.

“Apakah masih sama seperti dulu?” tanyaku.

“Ne. Bangku ini masih tetap disini, lampu itu, jalan setapak, semuanya masih sama.” Aisht.. apakah itu penting? Dasar bodoh.

“Sepertinya taman ini memang sangat nyaman.”

“Tentu saja. Ji, lihat itu.” Katanya sambil menunjuk seorang kakek dan nenek yang sedang berjalan.

“Wae?”

“Apakah suatu saat kita bisa seperti mereka?”

“Mwo?”

“Aku berharap kita bisa seperti kakek dan nenek itu nantinya. Kita akan selalu bersama sampai kapan pun.” Katanya sambil menyandarkan kepalanya di bahuku.

“Tentu saja chagiya. Aku akan selalu berada di sampingmu sampai kapan pun. Aku akan selalu menjagamu, Dara.” Balasku. Cih… aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kukatakan. Membuat perutku mual saja. Jangan terlalu berharap Dara. Kamu pikir aku mau bersama dengan yeoja bodoh sepertimu sampai tua?

“Nado saranghe Ji.”

 

….. ser continuado …..

<< Atrás Próximo >>

56 thoughts on “SECRET : Dos

  1. Sumpah , Nyesek banget bacanya…
    God, Jiyong opini aku tega banget sih sama dara, dan dara kamu kok polos banget?
    Ah.. ini semuanya salah appa nya dara sampai dara juga terlibat seperti ini, yang sabar ya dara …

  2. Unnieeeeeee kenapa harus sepolos dan setulus ituuuu 😭😭😭😭
    perasaan itu bisa datang kapan saja. Meskipun logika kita berkata tidak, tapi hati kita tidak akan bisa menolaknya.
    Mari jiplak kata kata seungri oppa 😘😘😘

  3. Iiiihhh sumpah jiyong jahat banget 😭😭😭 kasihan daranya digituin didepan baik baik tapi dibelakang daranya dibilang bodoh mulu pakai mual segala lagi

Leave a comment