It’s War #9

war

Author : Cyscha
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong, Ahn Sohee
Support Cast : Park Bom, Lee Chaerin

Dara menoleh kearahku. Dia mengernyitkan dahinya bingung. “Baiklah. Bisa ku pertimbangkan” kata Dara akhirnya. Dan bertepatan dengan sampainya aku didepan apartemenku.

“Sudah sampai. Terimakasih tumpangannya.” Aku tersenyum manis kepadanya. Dia hanya membalas dengan rengutan. Aku keluar dari mobilnya. “annyeong” Teriak Dara dari mobil sebelum mobilnya berjalan. Aku tersenyum mendengarnya.

Dara? Kenapa akhir-akhir ini aku begitu memikirkannya? Ada apa denganku? Aku menambil ponsel disaku celanaku dan menelpon seseorang.

“seungri. Tolong ambil mobilku diparkiran Club. Kuncinya ada pada satpam disana.”

***

Sohee Pov

Kenapa aku tidak tenang malam ini? Apa karena pemberitahuan mendadak jiyong yang mengatakan dia akan pergi kehongkong besok? Aku berjalan mondar mandir dikamarku. Sejak sore tadi Jiyong tidak menelponku. Aku mengkhawatirkannya. Tapi tentang apa aku khawatir? Aku membuang jauh-jauh pikiran buruk.

Tapi? Dia kemana sih? Tidak biasanya kan dia tidak menghubungiku? Beberapa bulan terakhir dia berubah. Emm mungkin sekarang dia sedang sibuk. Aku meraih handphoneku dan melakukan panggilan.

“Hoaam yeoboseyo?” Suara Chaerin terdengar parau dan diselingi menguap.

“Emmm besok Jiyong kehongkong bersama siapa?” tanyaku langsung.

“Mwo? Apa kau mengigau?” Teriak Chaerin kesal. Tentu saja dia akan marah aku menelpon di jam tidurnya hanya untuk menanyakan Jiyong berangkat dengan siapa besok.

“Aku belum tidur dan aku tidak mengigau.”jawabku sekenanya.

“Errr sarap! Tapi kau mengganggu tidurku dengan pertanyaan tidak pentingmu” chaerin ngedumel. Aku bisa bayangkan wajah kesalnya.

“Oke.. Miane chaerin ah, tapi aku rasa ini penting bagiku.” Aku mengalah. Daripada dia mengamuk dan tidak menjawab.

“Besok dia berangkat dengan Dara, jelaskan!”jawaban Chaerin membuatku tersentak. Bersama Dara dia bilang? Aku tidak salah dengarkan? Aku baru akan bertanya lagi saat chaerin berkata.

“Aku matikan ya? Aku mengantuk.. Hoam”

“Tunggu-tunggu…” Aku menahannya.

“Apa lagi? Bukankah sudah kujawab? Arghhh aku banyak kerjaan besok.” gusarnya.

“Chaerin-ah, bisakah kau batalkan penerbangan untuk Dara? Emmm… Aku tidak ingin dia pergi bersama Jiyong.” ucapku hati-hati.

“Mwo? Kau bercanda sohee-ssi! Dan ini tidak lucu! Aku tidak bisa melakukan itu.” Serunya kaget. Tapi dia dengan jelas menolak.

“Kenapa tidak bisa? Kau kan sekretaris Jiyong, kau pasti bisa menggantikan Dara untuk berangkat.” Saranku. Aku memang berusaha mencuci otak chaerin. Karena aku tidak bisa membiarkan dara pergi bersama Jiyong. Chaerin menghela nafas. “Sohee-ah, jangan pernah mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Aku tidak bisa melakukan itu. Jiyong akan membunuhku, ini urusan pekerjaan dan lebih penting daripada egomu. Kau akan menghancurkan YG dan J Tune jika kau seperti ini terus. Sandara dan Jiyong terlibat hubungan bisnis, jadi berhenti berpikiran buruk. Maaf aku tidak bisa membantu, karena itu diluar kemampuanku.”

Aku menghela nafas berat. “Ne, miane sudah mengganggu. Annyeong” Aku memutuskan sambungan telpon saat tidak mendapat dukungan dari chaerin. Apa benar yang kupikirkan ini keterlaluan? Aku memutuskan menelpon Jiyong sekarang.

“Yeoboseyo babe? Kau belum tidur?” Sapanya ketika mengangkat telponku. Aku bernafas lega mendengar suaranya yang tak berubah.

“Ne, aku belum mengantuk. Apa aku mengganggumu?” Tanyaku.

“Tentu tidak sayang. Emmm kalau boleh tau kenapa kau tidak bisa tidur? Apa kau memikirkanku?” Jiyong tertawa renyah diseberang sana. Aku mau tak mau ikut tersenyum.

“Iya, aku memikirkanmu. Itu karena kau tidak menghubungiku sejak sore tadi” aku cemberut. Aku memang kesal karena dia yang tau-tau menghilang setelah menelponku mengabari tentang keberangkatannya ke hongkong.

“Oh miane chagi, aku menghadiri acara kantor tadi, baiklah.. Sekarang kau sudah tau jawaban kenapa aku tidak menghubungimu, mari kita tidur. Ini sudah sangat malam” Ajaknya disertai dengan suara menguap.

“Emm.. Babe, boleh aku bertanya?” aku berkata hati-hati.

“tentu saja, kau ingin menanyakan apa?”

“Dengan siapa kau ke hongkong besok?” Aku meringis memikirkan reaksinya. Aku tidak seharusnya menanyakan urusan pekerjaan tengah malam seperti ini, terlebih lagi hal itu bukan urusanku.

“kenapa kau menanyakan itu? Kau mabuk ya? Sejak kapan kau peduli dengan pekerjaanku babe?” bukannya menjawab dia malah ikut bertanya. Aku kebingungan mencari jawaban yang tepat.

“Emm ak-aku hanya ingin tau saja” huftt semoga dia tidak bertanya lebih jauh lagi.

“Oh baiklah, aku berangkat dengan Dara. Sekarang mari kita tidur, aku takut kesiangan besok” Dia lagi-lagi mengajakku untuk tidur. Tapi hatiku semakin tidak karuan saat nama Dara disebut. Ingin aku bertanya kenapa harus Dara? Apakah tidak ada orang lain? Tapi aku tidak bisa. Ini jelas memang bukan urusanku. Dan Jiyong pasti akan marah jika aku mencampuri pekerjaannya,

“Emmm kenapa harus Dara?” Desisku tak sadar. Aku sendiri terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulutku secara reflek

“Eh, kau mengatakan apa babe?” Tanya Jiyong.

“Emm bukan apa-apa, mari kita tidur. Gud nite babe..” Kututup telponku dengan cepat, sesak rasanya mengingat Dara, aku tidak tau kenapa aku begitu cemburu pada gadis itu? Dia tidak berbuat apapun. Tapi kenapa aku begitu takut jika dia berdekatan dengan Jiyong.

Aku merebahkan tubuhku dikasur. Menerawang membayangkan hal yang terjadi pada saat Jiyong dan Dara bersama. Arrgghh apa yang kupikirkan sih? Kupejamkan mataku untuk melenyapkan bayangan buruk tentang itu.

***

Dara pov

Aku mendengar Bel apartemenku berdering mengganggu ketenangan tidurku. Aku meraba-raba mencari ponselku untuk melihat jam berapa sekarang, karena lampu kamarku kumatikan jadi aku tidak bisa melihat jam wekerku. Mataku setengah terbuka melirik ponsel. Jam 4 pagi! Aku terlonjak. Ini saraf! Siapa sih orang gila bertamu sepagi ini?

Aku mengacuhkan suara bel itu. Tapi orang gila itu sepertinya benar-benar tidak tau jam rupanya. Dia masih memencet bel. Aku menutup kupingku dengan bantal. Bodo amat! Aku tidak akan peduli siapa tamu itu. Dan aku tidak akan membukakan pintu untuknya.

Aku bernafas lega saat orang itu tidak lagi membunyikan bel. Tapi sekarang mataku tidak mau terpejam lagi. Rasa kantukku lenyap. Kututup wajahku dengan bantal memaksa untuk terpejam lagi. Tapi kali ini ada lagi yang mengganggu. Handphoneku berdering. Ya tuhan siapa lagi sih yang berusaha menganggu tidurku. Aku meraih ponselku tanpa melihat siapa penelponnya aku langsung mengangkatnya.

“Yeoboseyo?” Sapaku malas. Mataku masih terpejam.

“DALONG BUKA PINTUMU”

aku terlonjak kaget dan langsung terbangun. Mataku mengerjap beberapa kali. Apa aku bermimpi? Sepertinya aku mendengar suara Bomie berteriak? Aku melihat handphone ditanganku. Aigo ternyata benar, si alien itu yang menelponku.

“Apa kau saraf! Jam berapa ini? Mari kuajarkan bertamu yang baik.” gusarku. Aku tidak habis pikir kenapa aku dikelilingi orang-orang gila.

“JANGAN BANYAK BICARA! CEPAT BUKA PINTU. AKU SUDAH MENGGIGIL MENUNGGUMU KELUAR” teriak Bom lagi. Suaranya menggelegar seolah hendak mengoyak gendang telingaku. Errr aku mendengus kesal dan berjalan keluar kamar. Kututup segera telponya saat aku sudah membuka pintu.

“Kau tidur seperti mayat” Seru bom menerobos masuk kedalam sesaat setelah pintuku terbuka. Aku tidak menggubrisnya. Hanya mengikutiku berjalan kedalam.

“Em aku rasa kau sudah waktunya aku menemani kau ke psikiater” dengusku kesal saat kami sudah sama-sama duduk disofa. Bom mendelik kearahku. Dia mengeluarkan lembaran kertas dari tas nya dan menyerahkanya kepadaku.

“Berkas-berkasmu. Aku bisa gila mendengar si naga itu berteriak pagi-pagi ditelpon hanya untuk menyuruhku mengantarkan berkas-berkas ini segera keapartemenmu.” Bom cemberut menyerahkan tumpukan kertas-kertas itu kepangkuanku.

“What???” Aku melongo. Aku tidak menyangka Bom diperintah oleh sibrengsek itu. Ini keterlaluan. Dia tidak bisa menyuruh sekretarisku seenaknya begitu.

“Aku rasa dia memang saraf!” Bom mendesah. Aku menaikkan alisnya. Kenapa bisa dia mau menuruti perintah Jiyong? Jelas-jelas aku atasannya.

“Seharusnya kau menolak. Kau kan sekretarisku bukan sekretarisnya.” aku mengernyitkan kening menatapnya.

“Kau pikir dia mau mendengar? Pria itu benar-benar gila. Bisakah kau menghentikan kerja sama kita denga company nya?” Gerutu Bom. Aku menahan tawaku. Dia pikir bisa segampang itu membatalkan kontrak kerja sama? Dasar babbo!

“Aku harus pulang. Dan melanjutkan tidur cantikku yang sudah terganggu gara-gara bajingan itu.” Bom bangkit dari duduknya. Aku mengantarnya sampai keluar.

“Oya, aku lupa menyampaikan pesan jiyong, dia akan menjemputmu jam 5 pagi!” Bom berkata lalu berjalan meninggalkanku yang terbengong kaget.

Jam 5 pagi? Aku melihat jam yang tergantung di ruang tamuku. Jarum jamnya sudah menunjukkan pukul 4.42! Mulutku terbuka lebar! Itu artinya waktuku tersisa 18 menit lagi? Aku benar-benar akan memasukkan pria itu ke RSJ! Kwon Jiyong! Aku bersumpah akan membencimu seumur hidupku.

Aku dengan cepat meraih handuk dan mandi sebelum bajingan itu datang menjemputku. Apa harus berangkat sepagi ini sih? Aku tidak pernah bisa berpikir dengan normal selama itu menyangkut Jiyong. Dia benar-benar membuat waktu berjlan begitu cepat dan membuat keadaan terlihat panik. Errr aku harus mengakui perkataan Bom benar. Aku memang lebih baik menghentikan kerja sama ini.
Itulah yang terlintas dipikiranku saat ini.

Tbc….

<<back next>>

40 thoughts on “It’s War #9

  1. Kkk..benarkan si jiyong ntu mrindukan dan memikirkan Dara slalu sampe2 trlintas di otak’a ttg rncana jail’a supaya bisa brdua dgn dara kkk.. Good Job (y) Yaelahh si sohee cemburuan amat -_- ganggu moment DG aja.. tpi jiyong jujur loch ya #Salut kkk.. Ok gue rasa mreka ke HK bukan hnya skedar urusan prusahaan tpi taktik jiyong untuk bisa brdua ama Dara *Waks :v dasar licik :3 okk.. nextt…

  2. Sohee? Hoaaaaaammmm>< cieeee jiyong udah gasabar pengen ketemu dara xD lagian, semalam kan dia jg bawa mobil?knp mesti numpang sm dara coba? Duh jadi curiga u,u

  3. sohee kalangkabut tuh gara2 joyong ke jepangnya sana dara. kasihan bom pagi2 udah di suruh nganterin berkas2 ke apartemennys dara….dasar jiyong.

  4. Sohe…..rada males bca bgian dia,apalgi jenong manggil dia babe?aigooo…andwe panggilan itu hanya untuk dara.
    Jenong udh mulai suka ama dara knpa gk sewa apartemen yg bersbalahan dgn dara kan biar dket 🙂 dan sering ktemu

  5. Apa2an itu sohee
    Cuma karena gak suka jiyong deket sama dara,dia nyuruh CL batalin penerbangannya dara,egois banget
    Jiyong bener2 kangen kayanya sama dara sampe2 jam 5 udh mau jemput dara

Leave a comment