Ahjumma Next Door [Chapter 39] : Don’t Say a Word

Ahjumma Next Door

Author        : silentapathy
link            : asianfanfics
Indotrans   : dillatiffa

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

“Tidak! J-j-iyong… Maksudku… I-i-itu berbahaya!” Dara menarik diri dari tangan Jiyong yang menagan lengannya.

“Tapi itulah satu-satunya cara! Bagaimana jika dia benar-benar mengincarmu sekarang ini? Waktunya semakin habis, kamu tidak boleh kabur dari tempat ini.”

 

Dara menundukkan kepalanya dalam. Dan jiyong tidak perlu menatap wajahnya untuk tahu bahwa gadis itu sedang menangis.

“Aku hanya ingin hidup normal seperti orang-orang, punya keluarga, punya identitas, hanya itu. Kenapa semua ini terjadi? Apakah seharusnya aku tetap menyembunyikan diriku saja, menjauh dari orang-orang dan berhenti membuat masalah. Setiap kali aku melangkah melewati zona amanku, sesuatu yang buruk terjadi. Aku tidak ingin ada orang lain yang terluka karena aku.” Dara menutupi wajahnya dengan tangan, mencurahkan isi hatinya. Perlahan Jiyong menarik gadis itu kedalam pelukanya dengan sebelah tangan, dan tangan yang satu lagi bergerak menarik kepala Dara kearahnya, mengeratkan gadis itu dalam pelukannya.

“Shhh…” Jiyong menenangkan Dara dan mengecup puncak kepalanya. “Sebentar lagi, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah padaku.” Katanya menenangkan Dara. Dia kemudian menarik diri dari pelukan mereka dan menghapus jejak air mata dari wajah Dara dengan jemarinya.

“Berhentilah menangis, kamu tidak tentu mau menemui tamumu dengan muka sembab, kan?” ucap Jiyong.

 

“J-j-iyong… Kumohon jaga dirimu…” balasnya.

“Tentu saja aku akan menjaga diriku. Masih banyak yang harus kulakukan… Masih banyak yang masih harus kubuktikan… Hanya saja… Dara, tatap aku…” dia menangkup dagu Dara untuk membuat gadis itu menatapnya. “Percayalah padaku, neh? Aku pasti akan segera kembali.” Kata Jiyong, menelan ludah dengan berat.

“Apapun yangterjadi, tunggu aku. Aku akan kembali, Dara.” Katanya dan bahkan sebelum Dara bisa mengangguk, gadis itu sudah merasakan bibir Jiyong mengklaim bibirnya. Mata Dara melebar dan Jiyong menariknya semakin rapat ketubuhnya, mengangkat wajahnya hingga membuatnya ciuman mereka semakin dalam, membuatnya semakin merasakan bibir Dara. Dara melemah dengan ciuman itu, mengaitkan lengannya di pinggang Jiyong mencari topangan, seolah hidupnya bergantung pada Jiyong dan kemudian memejamkan mata.

Mengingat bagaimana gerakan bibir Jiyong pada ciuman-ciuman mereka sebelumnya, Dara balas menciumnya dan menggigit kecil bibir bawah Jiyong, membuat pria itu melenguh pelan. Jelas sudah, Dara haus akan ciuman Jiyong. Ciuman Jiyong yang sanggup membuat jantungnya berdebar keras tepat pada detik pertama bibir mereka bersentuhan.  Ciuman Jiyong yang dia harap tidak berhenti, jika inilah satu-satunya hal yang bisa membuat pria itu tetap berada disisinya.

Jiyong tentu saja terkejut-shock-kaget dengan bagaimana cara gadis itu menerima ciuman mereka. Dia kemudian menarik diri sejenak, tapi detik berikutnya bibir mereka kembali bersentuhan, menjilat bibir Dara, mencari jalan untuk memasuki rongga mulutnya dan gadis itu memberikannya dengan senang hati. Jiyong merasakan Dara, merayu lidah gadis itu untuk bergulat dengan lidahnya – membuatnya hampir hilang kesadaran dengan bagaimana manis dan memabukkannya rasa bibir gadis itu.

Gadis ini benar-benar dosa terindah.

Dan sebelum Jiyong semakin tersesat dan hilang kesadaran, dia menarik diri sepenuhnya dari ciuman mereka, dengan nafas terengah-engah, meniupkan nafasnya ke wajah Dara. Dia ingin kembali tenggelam dalam bibir Dara saat melihat gadis itu masih memejamkan mata dengan bibirnya terbuka – tapi dia buru-buru memejamkan mata dan menangkup wajahnya dan menempelkan keningnya di kening Dara.

“Aku mencintaimu…” katanya sambil mengusap bibir gadis itu dengan ibu jarinya. “Tuhan… Aku sangat mencintaimu… Kamu selalu berhasil membuatku gila.” Katanya mencoba mengontrol dirinya untuk tidak lagi mencium gadis itu.

Mata Dara langsung terbuka lebar… Jantungnya yang berdetak keras seolah akan meledak kali ini. Pria itu mencintainya.

Jiyong mencintainya.

Suara Jiyong terus terngiang di telinganya. Dara mencoba untuk bersuara tapi tidak ada apapun yang keluar dari mulutnya. Dia menatap Jiyong yang tersenyum padanya.

“Aku… Aku…” dia ingin sekali mengatakan sesuatu tapi otaknya seolah kehilangan perbendaharaan kosa kata.

Jiyong tertawa melihat ekpresi terkejutnya. “Bodoh… Kamu tidak perlu mengatakan apapun.” Katanya sambil menyentil kening gadis itu.

“Aack!” Dara mengusap keningnya tapi dihentikan ditengah jalan oleh Jiyong dan digantikan dengan ciuman dari pria itu.

“Maaf… Tapi kamu sangat cute.. aisht!” Jiyong hampir tidak bisa mencegah dirinya dari mencubit pipi Dara.

“Apa kamu percaya padaku?” Tanya Jiyong dan Dara hanya bisa mengangguk.

“Gadis pintar.” Balas Jiyong sambil mengelus kepala Dara. “Ayo kita selesaikan semua ini.”

 

 

==========

Bom sedang dalam perjalanan kembali ke ruang ganti saat dirasakannya sebuah tangan menggenggam lengannya. Hal selanjutnya yang dia tahu, dirinya sudah ditarik ke salah satu sudut.

“Hei…” kata TOP dan mengedipkan sebelah mata padanya.

“Seunghyun!” Bom langsung memeluknya dan TOP langsung balas memeluk gadis itu.

“Sedang sibuk?”

 

“Ya… Oh Tuhan! Terima kasih Tuhan, kamu baik-baik saja!” Bom mengeratkan lengannya di sekitar tubuh TOP.

“Harus itu… atau aku harus menerima amukanmu.” Ungkapnya membuat Bom memukul dadanya.

“Kenapa kamu disini? Kupikir kamu tidak akan datang?” pertanyaanmu langsung mengubah mood-nya sendiri.

“Jiyong juga ada disini. Kami perlu menangkap Kim Dongwon… Dia ada disini.”

 

Bom terkesiap kaget, ketakutan tertulis jelas diwajahnya.

“Hei… tidak akan ada yang terjadi, oke?” kata TOP sebelum mengecup keningnya. “Ada aku disini.”

 

Bom hanya bisa mengangguk dan memeluk TOP lagi. “Ayo. Aku perlu bertemu dengan Jiyong. Dia sudah berada di ruang gantimu.”

Bom menggandeng tangan TOP. Dia membuka pintu dan pintu ke ruangan mereka dan langsung disuguhi pemandangan paling mengagetkan dalam hidupnya.

“Dara…— KYAAAAAHHHH!!!!”

 

“What the f*ck man?”

 

==========

Hyunsuk mengerutkan alisnya begitu melihat nama TOP tertera di layar teleponnya.

“Eunju-yah, aku perlu akan keluar sebentar, neh?”

 

 

“Paman, tolong beri tahu petugas yang ada disini tapi pastikan jangan ada yang bergerak. Kami tidak mau mengacaukan acara ini. Jiyong  sudah punya rencana, yang bisa kita lakukan adalah mendukungnya.”

 

 

“Anak pabo itu! Dia bisa terluka lagi! Kenapa kalian tidak membertahuku lebih awal?” Hyunsuk meledak marah.

“Percayalah padanya… Dia tidak akan terluka.” Jelas TOP sebelum mengakhiri panggilan telepon.

==========

Dongwon menguap dan mengedarkan pandangannya dalam ruangan temaram.

“Membosankan…” katanya dan meringis layaknya orang gila. “Mrs. Phillips, saya permisi sebentar… Saya harus menerima telepon.” Katanya yang hanya dibalas oleh anggukan oleh sang nyonya.

Dongwon berdiri dan menyeringai, menjauh dari meja mereka, berjalan ke bagian tergelap dari ruangan. Dia berhenti untuk melihat kearah meja keluarga Park dari kejauhan.

“Hidupmu di dunia ini akan segera berakhir, pak tua… Tapi kupastikan kamu akan menikmati penderitaan secara perlahan sebelum kamu bisa beristirahat dengan tenang. Mari kita lihat bagaimana kamu akan kehilangan cucumu yang berharga itu bahkan sebelum dunia mengenalnya.”

 

Dia kemudian melanjutkan langkahnya dan melihat sekeliling sekali lagi sebelum berbelok ke salah satu sudut.

==========

“Kita tidak akan bisa melakukannya! Kita tidak akan bisa melakukannya tepat waktu! Lihat kita sekarang, kita sangat jelek!”

 

“Bommie, tenanglah. Kamu terlihat baik-baik saja… Aku hanya berharap rencana ini akan berhasil… Aku sangat takut Bommie-yah…” kata Dara sambil merapikan dress putihnya.

Bom mendesah dan menyelipkan anak rambut Dara yang terlepas dibalik telinganya. “Aku juga takut Darong… Aku hanya ingin ini segera selesai dan kita bisa memulai hidup baru.”

 

“Bagaimana jika Dongwon menembaknya saat dia berusaha kabur?” Tanya Dara.

Mereka berdua kemudian terkesiap saat mendengar suara teriakan Minzy.

“UNNNNIIIIIIIEEEEEEEEEE!!!”

 

 

[BANG! BANG! BANG]

 

“Sh*t! Sudah kukatakan padanya untuk menunggu di tempat para model!” seru Bom, memandang wajah Dara yang sama kagetnya.

==========

Dongwon menyembunyikan dirinya di salah satu sudut saat dia mendengar seseorang membuka pintu. Dia kemudian mengintip dan seringai malas langsung terbentuk di bibirnya begitu dia melihat sosok seorang gadis dari samping sbeelum gadis itu bisa berbalik dan berjalan pergi.

“Park Sandara…” katanya sambil berjalan mendekati gadis itu yangmemunggunginya. Gadis itu langsung membeku mendengar namanya dipanggil.

“… alas an kenapa Eunju tidak pernah bisa menjadi milikku… alas an kenapa Youngjin memutuskan kerja sama denganku… dan alasan kenapa si b*ngs*t Jaejoong mengkhianatiku.” Katanya dengan air mata berlinang.

“Hush, gadis kecil… Kamu gemetaran…” katanya sambil menyeringai dan mengarahkan pistolnya di belakang kepala gadis itu. “Jangan khawatir, sweetheart… Aku akan membuat hal ini cepat dan mudah… Mari lihat bagaimana omma dan harabeoji-mu akan menerima hal ini. Oh jangan lupa pada si b*ngs*t anak angkatku itu. Aku ingin melihat mereka terluka…”

 

“Katakan bye bye, Park.”

 

 

==========

Minzy keluar dari ruangan para model untuk memanggil unnie-unnie-nya. Mereka harus naik catwalk setelah ini dan mereka harus bersiap karena ini adalah show final.

Dengan langkah cepat, dia berjalan ke ruangan mereka tapi langsung tersentak begitu melihat seorang pria mengarahkan pistol kearah Dara.

“Park Sandara…” katanya sambil berjalan mendekati gadis itu yangmemunggunginya. Gadis itu langsung membeku mendengar namanya dipanggil.

“… alas an kenapa Eunju tidak pernah bisa menjadi milikku… alas an kenapa Youngjin memutuskan kerja sama denganku… dan alasan kenapa si b*ngs*t Jaejoong mengkhianatiku.” Katanya dengan air mata berlinang.

“Hush, gadis kecil… Kamu gemetaran…” katanya sambil menyeringai dan mengarahkan pistolnya di belakang kepala gadis itu. “Jangan khawatir, sweetheart… Aku akan membuat hal ini cepat dan mudah… Mari lihat bagaimana omma dan harabeoji-mu akan menerima hal ini. Oh jangan lupa pada si b*ngs*t anak angkatku itu. Aku ingin melihat mereka terluka…”

 

“Katakan bye bye, Park.”

 

 

 

“UNNNNIIIIIIIEEEEEEEEEE!!!”

 

 

[BANG! BANG! BANG]

 

 

“ARRRRRGH!!!”

 

 

TOP langsung menembakkan pistolnya kearah Dongwon, mengarahkan ke tangannya, sementara pistol di tangan Dongwon jatuh ke lantai dengan suara debam kecil. Dia kemudian menarik Minzy dan mengamankan gadis itu bersama dengan para unnie-nya di ruangan ganti mereka.

“Kunci pintunya!” katanya dan Bom langsung melakukan apa yang dia perintahkan.

Perlahan, gadis dihadapan Dongwon berbalik dan mengambil pistolnya yang terjatuh di lantai.

“Kamu… KAMU…” Dongwon tidak bisa percaya bahwa dia telah tertipu.

“F*CK!!! Kamu hampir mendapatkanku, Dongwon! Aku tidak menyangka kamu akan menyerangku sekarang!” Jiyong membungkuk dan melepas wignya lalu menggaruk kepalanya karena kesal.

“Sh*t man, kupikir aku tidak akan bisa melakukannya! Kupikir dia akan menampakkan diri saat kamu berada di catwalk. *Pfiuh*!”  TOP menggoda Jiyong sebelum memborgol tangan Dongwon yang terluka.

YAH!!!”

 

 

 

“Ini tidak mungkin! Kalian tidak bisa menangkapku! Aku akan kembali dan memastikan kalian membayar semua ini!” kata Dongwon saat TOP menyeretnya pergi. Para petugas yang lain sudah menunggu di sudut lain.

“Yada yada yada… Jangan membuang-buang tenagamu, b*j*ng*n. Kamu sendiri yang menyerang kami terlalu cepat. Aku senang karena akhirnya aku akan bisa tidur dengan nyenyak.” Kata TOP.

Jiyong mengerutkan alisnya – kembali tersesat dalam pikirannya.

Misi sudah selesai… Dia tersenyum singkat lalu menggelengkan kepalanya. Jika bukan Dara yang terlibat, akankah dia mengambil resiko seperti ini?

Dia kemudian langsung mengeluarkan teleponnya dan menghubungi sebuah nomor.

“Paman… semuanya sudah berakhir.”

 

 

==========

“Girls, ppalli!!!” Spiffy mendampingi ketiga gadis itu dibelakang panggung.

Acara sempat ditunda selama bebepa menit saat Bom, Dara, dan Minzy tidak muncul diatas panggung. Hyunsuk merasa sangat cemas, tapi kemudian Jiyong menelepinnya, dan dia bisa bernafas lega. Dia sungguh bisa mempercayai anak itu.

“Apa yang sebenarnya terjadi, Hyunsuk?” Tanya Eunju.

“Tidak ada, saying… Semuanya yang terbaik untuk Dara…” dia meyakinkan Eunju.

“Ladies and gentleman, kami persembahkan kepada kalian, orang-orang dibalik layar DB & Co.” pembawa acara memperkenalkan mereka sebelum mereka berjalan diatas catwalk.

Sorakan dan tepuk tangan mengiringi mereka seolah mereka tidak mengalami kejadian apapun beberapa saat yang lalu.

Dara mengedarkan pandangan dan mencoba menangkap sosok Jiyong tapi dia tidak bisa menemukannya. Jiyong mungkin sudah kembali ke markas. Dia merasa kecema tidak bisa melihat pria itu namun segera mengenyahkan perasaannya itu. Dia merasa mejadi terlalu serakah. Jiyong baru saja menyatakan cintanya dan dia seolah telah menjadi gadis yang paling bahagia di dunia ini. Dara buru-buru menegakkan bahu dan menatap kearah keramaian. Ingatan tentang Jiyong berdandan menyerupai dirinya mau tak mau membuatnya terkekeh pelan.

Mereka melambaikan tangan kearah keramaian bersama dengan Spiffy. Mereka sungguh berharap CL juga berada disini bersama mereka.

Tak berapa lama, para cameramen dan fotografer mulai mengerubungi mereka. Hampir dibutakan oleh flash dari kamera namun mereka hanya bisa menampilkan senyum terbaik mereka bersama para model.

Siapa sangka segala sesuatunya berjalan hingga menuntunnya ke hari ini? Dara bahkan berulang kali bertanya pada dirinya sendiri dengan senyum masih terpasang di wajahnya saat bertatapan mata dengan sang kakek, ayahnya, ibunya, bibinya, Teddy oppa-nya, Kiko, dan juga Se7en oppa-nya.

Orang-orang yang dikasihinya.

Dan dengan Jiyong berada disisinya, dia siap untuk menatap dunia.

==========

“Apa? Kamu tidak bisa melakukan ini Jiyong!” Tablo memukulkan telapak tangannya ke meja dengan keras.

“Aku minta maaf hyung.”

 

“Apa masalahmu?” Tablo menunjuknya.

“Aku hanya… aku hanya harus kembali ke rumah. Aku sungguh ingin melakukan hal ini.” Ujar Jiyong tenang.

“Kamu tidak bisa melakukan ini.”

 

“Aku bisa.”

 

==========

……………………………………………………….

~TBC~

<<back   next>>

40 thoughts on “Ahjumma Next Door [Chapter 39] : Don’t Say a Word

  1. Omooo jiyong udh berhasil menyatakan perasaan nyaaa !!! (^-^)
    Ituu jiyong ngomong apa sama tablo ? 😐
    Fighting next chapter !!!!

  2. Wkwkkwk jiyong nyamar jadi Dara :v idenya bagus bgt :3 dan itu berhasil.. Tp kenapa diakhir chap jiyong seperti mau berhenti dari pekerjaannya?? Oke next part

  3. Jadi, jiyong oppa berdandan kayak cewek gitu? kayak di mv ‘crayon’? Lol😄 eheyy, akhirnya jiyong oppa nyatain perasaannya jugaa, legaa dehh😍😆

Leave a comment