Kidnap My Heart [Chap. 2]

abcd

Author : Jessica Jung Main Cast :  Kwon Jiyong (20), Sandara Park (20)

Support Cast : Jung Il Woo (25), Ahn Sohee (25), ChoiDong Wook (24), Oh Sehun (19), Gong Minji (19), Choi Seunghyun (23), Lee Seunghyun (19), Jessica Jung (20), Kang Daesung (19), Dong Youngbae (19), Stephanie Hwang, Lee Chaerin Genre : Romance,Friendship, Family, Humor, General Rating : RG 13+

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Kyaaaa….!!!”

Terdengar suara tangisan yang melengking dan begitu keras di telingaku. Aku segera menghampiri asal suara itu dan ternyata Doramilah yang sedang menangis.

Chagi-ahwae geurae..?” tanyaku menepuk-nepuk bahunya bermaksud agar dia berhenti menangis.

“Dia mengataiku jika aku tidak memiliki EommaSongsaengnim

MWO…??”pekikku terkejut saat melihat anak kecil yang mengatai Dorami. Aku sangat tau perasaan anak kecil yang diejek seperti itu.

Bagaimana tidak, aku juga pernah merasakan menjadi seorang anak-anak dan di sering di ejek. Bahkan, sampai sekarang kalimat ejekan itu masih datang padaku.

“Da…darimana kalian mengetahui hal itu? itu tidak baik. Lagipula Songsaengnim kalian yang dulu pasti juga mengajarkan jika kalian jangan pernah menjelekkan teman-teman”ucapku mencoba sabar dan berbicara dengan pelan agar emosiku tidak meluap. Entah mengapa rasanya aku harus benar-benar membela Dorami.

Songsaengnim, dia memang tak memiliki seorang Eomma”ujar siswa yang lain membuatku tertegun.

“Tapi, Appaku berkata jika Eomma ada di luar negri. Mana mungkin Appa kuberbohong” pekik Dorami mencoba membela dirinya.

Aku maju segera kedepan kelas sambil menggandeng tangan Dorami yang mungil di sampingku. Dorami masih terlihat menangis dan menutupi wajahnya dengan atu tangannya yang lain.

“Tolong, siapapun yang ada di kelas ini jangan berkata hal-hal yang buruk, ne. Jika hal itu terjadi Songsaengnim akan menghukum kalian” jelasku agar mereka takut. Karna Jessi kemarin berkata padaku jika anak kecil takut di hukum. Sepertinya itu memang benar, mereka semua diam tanpa bicara sedikitpun.

Songsaengnim akan keluar sebentar, kalian kerjakan tugas di halaman berikutnya”…”Dorami, kajjaSongsaengnim akan memberimu sebuah hadiah untukmu, seperti yang sudah Songsaengnim katakan tadi”

Aku mengajak Dorami untuk duduk di taman dekat kelas. Dia duduk di sampingku sambil membenarkan roknya yang sedikit tersingkap karna tak mudah untuknya duduk di kursi taman ini.

“Dorami-ah, kau suka apa..?” tanyaku kembali mengelus rambutnya untuk kesekian kalinya.

“Aku suka ice cream” jawab Yeoja di sampingku ini dengan polos.

Songsaengnim hanya membawa coklat, bagaimana jika kau makan coklat ini, dan sepulang sekolah nanti Songsaengnim akan membelikanmu ice cream..” tanyaku kembali yang kali ini menyeka air mata yang belum hilang juga.

Aniya Songsaengnim, aku alergi coklat dan Appaku tak membolehkanku memakan coklat”

Ada juga orang yang sama anehnya denganku..?? Aku sebenarnya juga alergi coklat. Ini semua tak adil. Coklatkan makanan ringanyang manis dan enak. Tapi, kenapa aku harus alergi dengan hal itu. Sepertinya aku dan Dorami memiliki nasib yang sama. Yaitu, sama-sama tidak bisa merasakan coklat. Aish, kenapa aku membicarakan tentang coklat..?

“Baiklah, sepulang sekolah nanti..?”

Mollayo, aku belum meminta izin kepada Appa ku, besok saja ne Songsaengnim. Aku juga akan mengenalkan Appa ku.” balasnya tiba-tiba terlihat senang dan membuatku sedikit terkejut. Aku hanya mengangguk meng-iyaan ucapanya.

“Kenapa Songsaengnim sangat baik padaku..? Apakah Songsaengnim memiliki seorang putri sepertiku..?” tanyanya kembali.

Pertanyaan Dorami membuatu teringat sebuah kisah yang sangat menyakitkan. Aku tak ingat berapa tahun tepatnya, tapi kurasa hal itu sudah lama terjadi. Anehnya, aku benar-benar tak bisa melupakan kejadian itu. Seharusnya, aku memang memiliki seorang putri yang menggemaskan seperti Dorami. Hanya kehendak tuhanlah yang membuatku seperti ini.

AniyaSongsaengnim masih sangat muda untuk memiliki seorang putri” jawabku memaksakan senyumku di hadapanya.

Appa kujuga masih sangat muda, Songsaengnim. Entah kenapa Appa ku sudah memiliki seorang putri” sahutnya menatap lurus kedepan.

Jeongmalyo..? Dan putrinya sangat cantik. Aku yakin Eommamu juga sangat cantik” pujiku membuat pipinya memerah.

Aigo, ini sudah hampir istirahat, lebih baik kau cepat mengerjakan tugasmu sebelum tertinggal. Jika ada seseorang yang membuatmu sedih, laporkan saja pada Songsaengnim” tambahku membuat senyumannya kembali melebar. Dorami pun segera turun dari kursi taman dan berdiri tegak di depanku.

GomawoyoSongsaengnim” balasnya membungkukkan badanya dengan sangat sopan. Sungguh, sepertinya orang tua Dorami sangat memperhatikannya.

“Dara-ya…..!!!!!”

Aku mendengar suara seorang Namja yang sangat lantang dan berlari ke arahku sambil melambaikantanganya.

“Il Woo Oppa..Waeyo..?” tanyaku saat dia duduk disampingku. Il Woo Oppa adalah salah satu dosen muda yang mengajar di Universitas yang aku tempati. Universitas itu hanya terletak beberapa kilometer dari sini.

“Kau bekerja di sini..?” ucapya balik bertanya sembari membenarkan kacamata berbingkai hitam yang menghiasi matanya.

Ne” jawabkusesingkat-singkatnya.

“Apakah kau ada acara setelah pulang mengajar nanti..?” tanya Il Woo Oppa kemudian.

“Aku hanya ingin membeli beberapa ice cream. Setelah itu, aku punya banyak waktu yang tersisa”

“Ah, begitu rupanya. Bagaimana jika aku mengajakmu pergi ke Sungai Han..? Sudah lama kita tidak bersenang-senang di sana bukan..?”serunya dengan tawaran yang sangat menarik perhatianku.

“Aku ingin kita pergi nanti malam Oppa, jam tujuh malam. Kudengar akan ada pesta kembang api di sana”balasku dengan senyuman lebar yang menghiasi setiap inci wajahku. Aku memangsangat senang berkunjung ke Sungai Han. Sungai itu akan terlihat lebih indah jika dilihat pada malam hari.

Aigo, baiklah. Kau selalu terlihat lucu seperti dulu Dara-ya” ucapnya mengacak-acak rambut coklatku yang terurai indah sebelum dia merusaknya serta suaranya yang di buat se-aegyo mungkin.

Oppa, berhentilah memperlakukanku seperti anak kecil, aku ini sudah besar. Aku akan kembali ke kelas ku dulu. Annyeong…”balasku pergi menjauh dengan terburu-buru. Entah kenapa jantungku selaluberdebar cepat jika terlalu lama bersama Il Woo Oppa.

Sebelum jantungku lepas, lebih baik aku pergi dari hadapanya. Aku mungkin bersikap acuh tak acuh padanya. Tapi, itu hanya berpura-pura. Apa aku mulai menyukai Il WooOppa..?Aniya, itu tak akan terjadi sampai kapanpun.

“Dara-ya..!!Jangan lupa nanti sepulang mengajar kau masih ada jam kuliah. Kutunggu kau dilantai 6, tepatnya di ruangan seni musik..!!!” seru Il Woo Oppa dari kejauhan tapi aku tetap mendengarnya.

Aku tak akan bisa menjauh dari Il Woo Oppa. Bagaimana aku bisa menjauh jika dia adalah dosen pembimbingku..? Aish, ini semua sungguh mengganggu.

Il Woo POV

Seperti apa yang kukatakan, Dara memang tak pernah berubah dari dulu sejak aku pertama bertemu denganya. Dara selalu berpenampilan seperti anak kecil padahal umurnya sudah menginjak dua puluh tahu, terlebih dia sudah menjadi seorang guru.

Aku sangat mengenal latar belakang kehidupan Dara.Sebenarnya, dia berasal dari keluarga yang sangat terpandang. Itu terjadi sebelum Dara di usir dari rumahnya. Aku tak bisa menjelaskan secara lebih teliti tentang kehidupanya karna semua ini merupakan rahasia terbesarnya.

Oleh karena itu, aku mencoba menjadi penghibur diantara kesedihan-kesedihan yang di alami Dara. Aku cukup kagum padanya karna dia selalu tampil ceria tanpa mengungkit-ungkit masa lalunya di depanku dan teman-temannya yang lain. Dara adalah yang terbaik.

Setahuku, Dara ini adalah Yeoja baik-baik. Tak sepantasnya kedua orang tuanya memperlakukan Dara seperti ini. Sepertinya mereka memang sudah kecewa dengan hal yang tak sengaja di lakukan Dara.

Songsaengnim, bukankah kelas di mulai setiap pagi..? Kenapa hari ini harus di mulai lebih siang dari biasanya..?”

“Dara tak bisa datang sepagi itu, dan kenapa kau memanggiku Songsaengnim..?Itu terdengar aneh” balasku pada Seungri yang masih mengangkat tanganya. Seungri hanya meringis mendengar ucapanku.

Menurutku, dari semua mahasiswa yang memilihku sebagai pendampingnya, Seungri-lah mahasiswa yang paling bodoh dan cara pikirnya sangat lambat. Sebab itulah, Seungri sangat sering menjadi bahan siksaan teman-temannya yang lain.

BRAK..!!!

“Mianhae Oppa,aku terlambat. Eh, aniyaMianhaeyo Songsaengnim” pekik Dara yang tiba-tiba muncul membuat semua orang yang ada di ruangan ini terkejut dan memandangnya, termasuk aku sendiri.

“Silahkan duduk di tempatmu” ucapku mempersilahkanyaduduk.

Di kelas ini memang tak ada yang tau jika aku sangat dekat dengan Dara. Termasuk si bodoh Seungri juga tak pernah mengetahuinya. Kami berdua memang berjanji agar pertemanan ini di rahasiakan, karna menurutku suatu persahabatan yang sangat dekat antara murid dengan gurunya hanya akan menimbulkan suatu pikiran negatif.

“Jessica Jung, kemana dia..?” seruku saat mengabsen satu per satu orang yang ada di kelas musik ini.

“Dia tidak bisa datang Songsaengnim..” jawab Seungri kembali mengacungkan jarinya. Seungri dan Jessica mempunyai suatu hubungan tertentu. Jadi, tak aneh bila Seungri mengetahui semua hal tentang Jessi.

Waeyo..? Kenapa dia tidak masuk..?”

“Dia sedang mengurus Dadoong, Songsaengnim. Dara Noona yang membuat Jessi tak bisa hadir, Dara sangat menghawatirkan kucing itu dan harus ada yang menjaganya” jawab Seungri melirik Dara dengan sinis.

Wae geurae..?Jangan menyalahkanku Seungri-ya” pekik Dara tak terima dengan sindiran Seungri.

“Jangan pura-pura tak mengetahui hal itu Noona” sahut Seungri terus memojokkan Dara.

“Youngbae-ah,tolong aku” ucap Dara dengan lirih pada Youngbae yang duduk di sampingnya. Meskipun Dara berkata dengan pelan dan lirih, tapi aku tetap bisa mendengarnya sedikit.

Waeyo..?Aku tak tau apapun tentang itu. Lebih baik kau mengaku saja tentang perbuatan konyolmu itu Noona” seru Youngbae dengan lantang malah mendukung Seungri.

“Sudahlah, itu hanya masalah kecil” ucapku dengan tiba-tiba karna kasihan melihat Dara yang terus di pojokkan oleh Seungri.

“Lain kali aku akan membawa Dadoong dan tak akan mengulanginya” sahut Dara dengan lantang yang tiba-tiba berdiri dari duduknya.

“Kau tak berniat meminta maaf dengan semua tindakan yang kau lakukan tanpa berfikir, Noona” sindir Seungri pada Dara.

“Aniya, aku hanya akan meminta maaf jika aku memang bersalah” jawab Dara dengan senyuman bangga di bibirnya.

Selain cantik, Dara juga memiliki sifat unik sekaligus aneh. Dia pasti akan melakukan apa yang dia anggap benar. Sebenarnya, semua hal yang di anggap orang lain benar adalah salah jika menurut Dara. Sebaliknya, hal-hal yang di anggap orang lain salah, Dara menganggapnya tindakan yang paling benar.

Aku sungguh prihatin dengan Dara yang tak berubah. Sepertinya, dia memang belum mendapat pencerahan dari Tuhan untuk membuang tindakan konyol nya.

Kurasa masalah kecil tentang Jessi yang berubah menjadi besar ini udah selesai, dan waktunya aku memulai pelajaran yang sempat tertunda kira-kira sampai tiga puluh menit lamanya karena perdebatan mereka.

Dara Pov

Ingin kubunuh juga dua orang ini..! Seungri selalu memojokkanku jika aku membuat kesalahan sedikit saja pada Jessi. Sepertinya Seungri tergila-gila dengan Jessi. Ne, Jessi memang cantik, bahkan sangat cantik menurutku. Sedangkan Youngbae tak kalah menyebalkanya dengan Seungri.

Setiap kali aku meminta pertolongan pada Youngbae, dia pasti akan membela orang yang membuatku marah. Di antara mereka memang tidak ada yang benar sama sekali. Biarkan saja aku berkata sesuka hatiku. Toh, mereka tak akan mendengar apa yang kukatakan.

“Ei, Daesung-ah,kemarin kau kemana..? Aku sempat datang ke rumahmu tapi kau tak ada di sana”tanyaku berbisik sepelan mungkin agar Il Woo Oppa tak mendengarku. Memang jika di saat pelajaran, sifat Il Woo Oppa yang manis dan sabar berubah menjadi kejam.

“Aku kemarin berkunjung ke rumah temanku. Aku kasian padanya karna mengurus anaknya sendirian” jawab Daesung balas berbisik ketelingaku.

“Memang di mana ibunya..?” tanyaku lagi.

“Aku tak tau sekarang ibu anak temanku ada di mana. Aku memang belum bertemu denganya. Ceritanya begi-“

“Apa yang kalian lakukan..? Bukannya memperhatikan malah berbicara sendiri” pekik Il Woo Oppayang ternyata sejak tadi berdiri di belakangku dan Daesung.

Aniyo Songsaengnim” sahutku membela diri padahal aku terbukti melakukan kesalahan.

“Kalian berdua turun ke lantai bawah, dan lari lima kali putaran lapangan…!!!”

MWO..??!!Songsaengnim, kau bencandakan..?” tanya Daesung yang terkejut dengan perintah yang di berikan Il Woo Oppa.

“Aku tak pernah bermain-main dengan apa yang aku katakan” tegas Il Woo Oppa denganseyakin-yakinya dan tatapannya yang mematikan.

Aku dan Daesung terpaksa lari memutari lapangan sampa lima kali. Sebenarnya aku hanya lari tiga putaran saja, sedangkan Daesungku beri tambahan dua putaran untuk menyelesaikan hukumanku. Kekekeke.., Daesung memang yang terbaik dari semua orang yang kukenal.

Gomawo. Iniuntukmu” seruku saat Daesung menghampiriku dengan wajah yang terlihat sangat lelah. Belum lagi nafasnya sudah yang hampir hilang.

Noonamianhae. Karena aku kita jadi di hukum”ucapnya dengan menundukkan kepala. Sepertinya terjadi kesalahan di sini.

“Bukankah aku yang seharusnya minta maaf..?” tanyaku menatap mukanya lekat-lekat.

Aniya, lebih baik aku saja yang meminta maaf”

“Ah, itu salah satu alasan mengapa Minji sangat menyukaimu. Bukankah begitu..? Kau selalu meminta maaf meskipun kau tak bersalah sama sekali. Tapi, aku hanya ingin memberimu sebuah nasehat. Tidak baik terus-terusan meminta maaf, kau akan menjadi seperti seorang pengemis”

Aish, aku memang harus melakukan hal itu pada Daesung. Aku tak bermaksud untuk membuatnya berbuat jahat dan tak mau meminta maaf pada siapapun. Hanya saja, seperti apa yang kukatakan pada Daesung tadi.

Aku sangat berbeda dengan Daesung. Daesung jarang membuat kesalahan tapi lebih sering meminta maaf. Sedangkan aku, sangat sering membuat kesalahan tetapi tak pernah mau meminta maaf dan mengakui kesalahanku.

Aku melakukan hal itu agar aku terlihat menjadi yang terbaik dari yang lainya. Ah, karna perbuatan aneh ku itu, orang-orang malah menganggapku orang yang selalu bertindak tanpa berpikir. Baiklah, aku mengakui julukan yang mereka berikan padaku. Setidaknya, aku lebih di kenal meskipun dengan sebutan yang menurutku sedikit menyinggung perasaanku.

KRING…!!!

Akhirnya bel berbunyi juga, tanda pelajaran sudah berakhir. Aku bisa segera membeli ice cream yang suah menungguku di tempatnya. Kyaa..!! Ice creamI’m coming..!!

“Dara-yaeodikka..?” terdengar suara Youngbae dibelakangku. Aku segera berbalik menatapnya.

“Kau tak memanggilku dengan sebutan Noona..?”

“Janga pura-pura terkejut. Aku sudah sering melakukan hal yang sama setiap saat” ketusnya dengan nada datar yang memang telah menjadi kebiasaan Youngbae jika aku membuatnya marah.

“Ah, baiklah. Aku mau membeli banyak ice cream hari ini. Wae..? Kau mau ikut..?” tanyaku memberi tawaran pada Youngbae. Sejak dulu, Youngbae hanya akan memanggilku jika dia ingin meminta sesuatu dariku dan aku sudah sangat hafal bahasa tubuhnya.

Aniya

“Aish, kau berbohong. Ada yang ingin kau mau adik kecil..?” godaku sambil mendekatkan wajahku.

“Belikan aku ice cream juga Noona. Karna kau, aku jadi menyukai ice cream. Kau pembawa virus” jawabnya meledekku. Ah, hanya ini yang dia minta. Kupikir dia akan memintaku untuk membelikanya sepatu seperti kemarin siang.

“Itu urusan gampang. Kajja, kita berangkat sekarang…!!” seruku menarik tanganya dan Youngbae hanya pasrah melihat tingkahku.

Jiyong POV

Appa……!!!!”seru Dorami berteriak dari kejauhan dan berlari ke arahku dengan senyuman lebar di wajahnya.

“Dorami-ya,bagaimana harimu di sekolah..??” tanyaku karna dia tak terlihat seperti biasanya.

“Di kelasku, ada guru baru dan guru itu sangat baik hati. Dia membelaku saat teman-temanku berkata kasar padaku. Dia juga sangat cantik Appa” jawabnya dengan serius.

Jika dari kalimat yang di ucapkan Dorami, sepertinya guru barunya memang sangat baik dan cantik. Anak kecil tak pernah berbohong. Aku jadi ingin bertemu denganya. Ya, meskipun aku sudah menjadi seorang Ayah, tak salahkan jika aku tertarik dengan Yeoja yang cantik. Apalagi aku juga masuh muda.

“Siapa namanya..?”

“Namanya adalah Sandara Park, kami semua memanggilnya Park Songsaengnim”….”Ah, ne Appa. Park Songsaengnim mengajakku untuk membeli ice cream besok sepulang sekolah dan aku sudah berkata jika Appa akan ikut”

“Ne….?? Tapi, Appa sangat sibuk” jelasku karna di semester akhir ini aku berniat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sempat kuabaikan. Aku tak mau tertinggal lagi, itu hanya akan membuang uangku.

“Appa, aku mohon sekali saja” rengek nya dengan manja seperti biasa jika aku tak bisa menuruti permintaanya.

“Baiklah jika kau memaksa” balasku dengan pasrah.

“Kyaaa….!! Jeongmalyo Appa..? Aku sangat senang. Aku sangat ingin mempunyai Eomma seperti Park Songsaengnim.Kajja, kita pulang Appa..!” serunya dengan riang gembira berlari ke arah mobilku yang kuparkir depan di depan sekolah.

Dorami sangat mudah menyukai siapapun yang dia anggap baik. Ya, meskipun itu juga karna pengaruhku yang pernah berkata ‘kau harus menyukai dan menyayangi orang yang baik padamu’ kupikir aku mendidiknya dengan sesukaku.

Aku kan sudah bilang jika aku ini tak tau caranya jadi seorang ayah. Ini merupakan pengalaman pertamaku. Meskipun sudah empat tahun lamanya, tapi aku masih sedikit canggung untuk mengurusnya sendirian.

<<Back Next>>

49 thoughts on “Kidnap My Heart [Chap. 2]

Leave a comment