WITCHLOVE~Krystal Acting Strange #7

witch

Dalam imajinasi saya kalo Dara berubah, mungkin kurang lebih seperti pict. dibawah ini hohoho >///<~~~~Gomawo tuk Dilla dah manipin ne pict. kkkkkk 😛

posts

Author : Zhie

Main Cast : Park Sandara, Kwon Jiyong, Lauren

witch5

Support Cast : Park Bom, Lee Chaerin, Krystal, Seungri

Genre : Family, Fantasy, Romance

~~~~~~~

Pagi yang cerah seperti biasa, Dara dan Jiyong berangkat sekolah dengan berjalan kaki…Dara merapatkan jaketnya saat sinar matahari tak mampu mengalahkan hawa dingin yang masih terasa.

“Omo….musim gugur kali ini tak jauh bedanya dengan musim dingin, aigo….aku benar-benar butuh penghangat  sekarang.” Ucap Dara dengan sesekali menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya dan menempelkannya dipipi, sementara Jiyong yang semula berjalan dengan tenang di depannya tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berbalik, itu membuat Dara yang berjalan dengan menundukpun menabrak tubuhnya dengan keras.

“Ya! Kenapa kau-” Omel Dara seketika berhenti saat Jiyong melilitkan syal kuning yang sebelumnya ia kenakan keleher Dara. “Mwo?” Dara masih tak mengerti dengan apa yang Jiyong lakukan.

“Lain kali pakailah sesuatu untuk membuatmu lebih hangat.” Ucap Jiyong kemudian tepat di depan wajah Dara, Dara yang menyadari jarak wajah mereka yang terlalu dekatpun bisa merasakan kalau pipinya terasa panas seketika. “Kurasa suhu tubuhmu dapat naik dengan cepat Dara, karena kau tahu…wajahmu seperti kepiting rebus sekarang.” Lanjut Jiyong kali ini dengan mengembangkan senyum nakalnya membuat Dara kembali tersadar…

“Ya! Apa maksudmu itu, hah? Aku hanya-“

‘Graps’

Omelan Dara kembali berhenti saat Jiyong tiba-tiba menariknya kepelukannya dan menaruh wajahnya dibahu Dara, itu membuat Dara dapat merasakan hembusan nafas Jiyong dilehernya dan tubuhnya benar-benar mati rasa menyadari kini jarak mereka lebih dekat dari sebelumnya.

“Ap…Apa yang kau lakukan, hah?” Tanya Dara tak benar-benar bisa menutupi kegugupannya kali ini.

“Tenanglah, tundukkan wajahmu…jangan sampai Krys melihat kita.” Ucap Jiyong setengah berbisik, dan tepat saat itu Dara menyadari mobil Krystal melewati mereka, dan setelah yakin mobil itu telah jauh…Jiyongpun melepaskan pelukannya pada Dara.

“Kau tidak ingin dia melihat kita?” Pertanyaan itu tanpa sadar keluar begitu saja dari mulut Dara. Membuat Jiyong sekilas menatapnya.

“Ne…itu sudah pastikan.” Jawab Jiyong singkat kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya, sementara Darapun sejenak memperhatikan Jiyong yang telah berjalan menjauh.

“Kenapa? Kenapa, Ji? Kenapa kau tidak ingin Krystal melihat kita? Apa karena kau memiliki perasaan yang lain padanya?” Batin Dara mulai menebak-nebak, dan Dara sebenarnya sadar kalau mereka memang tengah merahasiakan tentang masalah mereka tinggal bersama…tapi entah kenapa ia selalu merasa tak tenang bila itu menyangkut Krystal. “Omo…apa aku mulai cemburu sekarang?” Tanya Dara pada dirinya sendiri, tapi dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. “Ani…anio, itu tidak mungkin. Aigo, babbo…keluarkan satu kata itu dari pikiranmu, Dara.” Ucap Dara dengan memukul-mukul kepalanya.

“YA! Sampai kapan kau akan berdiri disitu, hah?” Panggil Jiyong yang kini telah cukup jauh darinya.

“Ah…Ne.” Jawab Dara kembali tersadar, dan langsung berlari kecil menghampirinya.

Hannyoung High School

Dara kini tengah berada diruang locker untuk mengganti sepatunya, sementara Jiyong telah berada lebih dulu ke kelas…karena mereka telah sepakat jika sudah hampir tiba disekolah, Jiyonglah yang lebih dulu masuk kelingkungan sekolah sementara dia akan masuk 5 atau 10 menit kemudian. Darapun tak lupa melepas syal milik Jiyong dan menaruhnya dilockernya….

“Syal itu seperti punya Jiyong.” Ucap sebuah suara mengagetkannya.

“Krystal.” Guman Dara saat menyadari Krystal berdiri tak jauh darinya, “Ah…anio, ini milikku.” Ucap Dara kemudian berusaha mengelak.

“Ah…Ne, tidak mungkin itu milik Jiyong…karena akan aneh bila kau memiliki barangnya jika kau tidak memiliki suatu hubungan dengannya. Dan yang aku pasti Sandara Park tidak pernah tertarik apalagi berniat berhubungan lebih dekat dengannya…benarkan?” Tanya Krystal tajam, membuat Dara sekilas menatapnya…

“Ne, kau benar Krys.” Jawab Dara akhirnya, Krystalpun menyunggingkan senyumnya dan mendekati Dara…

“Kajja, bukankah kita harus ke kelas sekarang.” Ajak Krystal sambil meraih pergelangan tangan Dara, Dara baru saja akan mengangguk saat tiba-tiba tatapan mata Krystal kembali terhenti dan kali ini ia memperhatikan jam tangan yang Dara kenakan. “Jam tangan ini, aku pernah mencarinya sebelumnya.” Ucap Krystal kemudian membuat Dara mengerutkan keningnya.

“Mwo?”

“Ini seperti jam miliki Jiyong, dan aku berniat mencarinya agar memiliki benda yang sama dengannya…karena kupikir itu jam keluaran terbaru atau limited edition, karena aku tak melihat ada anak-anak lain yang memakainya. Tapi aku tak berhasil mendapatkannya dimanapun dan kini…aku melihat kau mengenakannya. Kenapa bisa Dara?”

“Mwo?”

“Kenapa bisa kau memilikinya, hah? Dimana kau mendapatkannya? Apa kau membelinya? Atau kau-“

“Tu…tunggu Krys, tunggu…jangan berpikir macam-macam, aku tidak mengerti dengan semua yang kau bicarakan. Mungkin kau hanya salah lihat, atau ini hanya kebetulan…yang jelas, aku sama sekali tak ingin dihubung-hubungkan dengan Jiyong karena kami memang tak ada apa-apa. Dan jam ini…kau lihat, ini bukan sesuatu yang spesial jadi kau tak perlu memikirkannya terlalu jauh.” Ucap Dara berusaha sebisa mungkin agar Krystal tak salah paham tentang hubungannya dan Jiyong.

“Benarkah? Benarkah itu tidak spesial Dara?” Tanya Krystal lagi.

“Ne…tentu saja Krys.”

“Kalau benar tak spesial, bukankah tak masalah jika kau melepasnya?”

“Mwo?”

“Karena jujur, akan  banyak yang salah sangka bila kau mengenakan jam seperti miliki Jiyong….jadi untuk menghindari itu. Bukankah kau sebaiknya melepasnya?” Ucap Krystal kali ini membuat Dara tersentak, karena sungguh ia tak menyangka bila Krystal akan berpikir sejauh itu. Dara sejenak terdiam, karena ia ingat bahwa Lauren telah berpesan untuk tak pernah melepaskan jam itu tapi kini ia tak tahu harus bagaimana lagi untuk meyakinkan Krystal, akhirnya iapun menghela nafas panjang.

“Baiklah, aku akan melepasnya…ini tak masalah untukku.” Jawab Dara kemudian melepaskan jamnya dan menaruhnya dilocker.

“Itu terlihat lebih baik, kajja…kita ke kelas sekarang.” Ucap Krystal menggapai lengan Dara untuk mengikutinya.

“Hanya hari ini…ini akan baik-baik saja, iya kan?” Batin Dara meyakinkan bahwa tak akan ada masalah bila ia melepas jamnya untuk hari ini. Yah…hanya untuk hari ini.

——

Pelajaran pertama telah usai, dan kini memasuki jam pelajaran kedua. Kelas 3-2 bersiap-siap untuk pelajaran  olahraga hari ini. Dan setelah berganti pakaian, seluruh siswa siswi kelas 3-2 menuju ke gedung olahraga.

“Dara…kau tidak memakai jam tangan yang diberikan Lauren?” Tanya Jiyong lirih saat mereka tengah berbaris dan ia sengaja mengambil posisi disebelah Dara untuk bisa bicara dengannya.

“Anio, kau lihatkan lengan bajuku pendek…kalau anak-anak yang lain menyadari aku memakai jam yang sama denganmu. Apa kata mereka? Kau tidak ingin digosipkan denganku’kan? Lagipula aku rasa tak masalah jika sekali-sekali aku tak memakainya.” Jawab Dara dan lagi-lagi tanpa mereka sadari Krystal tengah menatap aneh kearah mereka.

Dan saat pelajaran olahraga berlangsung tiba-tiba jam tangan Jiyong menyala, itu menandakan adanya kehadiran penguasa kegelapan. Lalu Jiyongpun kembali mendekati Dara dan memberitahunya…merekapun langsung menuju kearah yang ditunjukkan melalui jarum jam, setelah lebih dulu ijin kepada guru olahraga mereka dengan alasan ke toilet.

“Ji…kau duluan saja, aku akan menyusulmu…aku harus mengambil jam tanganku dulu, kau tahukan…aku tidak akan bisa berubah tanpa jam tangan itu.” Ucap Dara kemudian, karena kekuatan yang berasal dari kalungnya tak akan sempurna tanpa adanya jam tangan itu. Jiyongpun mengangguk, Dara dengan berlari menuju ke lockernya…dan saat tiba, ia terkejut karena tak menemukan jam tangannya.

“Mwo? Dimana jam itu? Bukankah aku tadi menaruhnya disini? Ottoke?” Ucap Dara panik kembali memeriksa lockernya.

“Kau mencari sesuatu Dara?” Sebuah suara lagi-lagi menggetkannya dan itu…

“Krystal!”

“Apa yang kau cari, hah?” Tanya Krystal kemudian.

“Ah…aku, aku sedang mencari-“ Dara bingung harus menjawab apa kali ini.

“Aku melihatnya.” Ucap Krystal membuat Dara kembali melihat kearahnya.

“Mwo?”

“Aku melihat seseorang di depan lockermu tadi, tapi aku pikir itu bukan sesuatu yang serius…dan jika kau sekarang merasa kehilangan sesuatu. Mungkin aku bisa membantumu, karena aku juga tak sengaja melihatnya menuju kesuatu tempat, dan siapa tahu saja…barang yang kau cari ada disana.” Ucap Krystal membuat Dara mendekatinya.

“Dimana tempat itu Krys?” Tanya Dara kemudian.

“Aku bisa menunjukkan tempat itu padamu, kajja…ikut aku.” Jawab Krystal kemudian, dan Darapun mengikutinya.

——

Kini Dara dan Krystal berada digedung olahraga sekolah yang tak lagi dipakai, karena selain gedung itu sudah tua…letaknya yang jauh dari gedung utama sekolah membuat gedung itu tak kunjung direnovasi. Darapun menghentikan langkahnya saat Krystal juga berhenti.

“Kau melihat orang itu pergi kesini?” Tanya Dara kemudian mulai memperhatikan sekelilingnya.

“Ani.” Jawab Krystal  singkat membuat Dara mengerutkan keningnya.

“Mwo? Apa maksudmu Krys? Bukannya kau melihat seseorang yang sebelumnya berada dilockerku?” Tanya Dara, dan tepat saat itu Krystal berbalik menghadapnya dengan syal berwarna kuning yang telah berada ditangannya.

“Mwo? Itu-“

“Milik Jiyong, Dara…ini miliki Jiyong, bukan milikmu.” Ucap Krystal membuat Dara tersentak.

“Kau mencoba membohongiku, benarkan?”

“Mwo?”

“Disyal ini tertulis lambang ‘J’, dan aku tahu pasti seluruh barang yang dianggap berharga bagi Jiyong itu memiliki lambang ini…tapi aku tak mengerti, benar-benar tak mengerti. Kenapa ini bisa berada ditanganmu?” Ucap Krystal dengan nada yang sangat tajam.

“Krys-“

“HANYA MENJAWABNYA DARA!” Bentak Krystal membuat Dara benar-benar tak mengerti, karena tepat saat itu terlihat Krystal mengeluarkan air mata.

“Eh…ada apa, Krys? Ada apa sebenarnya denganmu?” Tanya Dara berusaha menyentuh Krystal tapi Krystal dengan kasar menampik tangannya.

“Aku hanya memperingatkanmu…jangan pernah lagi mendekati Jiyong, atau kau akan terluka Dara.”

“Mwo?” Dan tepat saat itu pintu gedung olahraga itu tertutup dengan sendirinya tak ada lagi cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah yang ada karena langit diluar tiba-tiba berubah menjadi gelap.

“HAHAHAHAHAHA….Apa ini membingungkanmu Nona Park??? Kau tahu, temanmu yang cantik ini sudah aku kendalikan…satu saja tindakanmu bisa membahayakan dirinya.” Ucap sebuah suara yang kembali menggema.

“Cih! Ternyata ini semua ulahmu…dasar pengecut! Beraninya kau memanfaatkan orang yang tak ada hubungannya dengan ini, hah?” Ucap Dara kali ini tak bisa lagi menahan emosinya, apa lagi saat ini ia melihat Krystal dengan tatapan kosong…ia seperti hidup tapi tak bernyawa. Sungguh, Dara tak suka melihatnya…karena bagaimanapun Krystal adalah sahabatnya.

“HAHAHAHAH, bisa kau ulangi lagi Nona Park? Tak ada hubungan? Kau salah…tentu aku bisa mengendalikannya dengan mudah karena dia memiliki hubungan yang kuat dengan kalian semua, dia memiliki suatu perasaan yang sangat kuat…dimana perasaan yang semula putih itu kini telah menjadi gelap dan sangat menyiksa baginya. Karena itu aku dapat dengan mudah mengambil alih jiwanya.”

“Apa maksudmu itu, hah?”

“Apa perlu aku menjelaskannya? Bukankah kau temannya? Seharusnya kau mengerti apa yang temanmu suka dan tidak suka…seharusnya kau dapat mengerti apa yang temanmu inginkan dan tidak inginkan, karena kau bisa lihat? Jika dia telah mencapai batas kesabarannya kali ini, dan disini aku hanya membantunya…untuk melenyapkan apa yang ia tak suka hingga bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.” Jawab suara itu, membuat Dara kembali melihat kearah Krystal.

“Krys…apa kau begitu marah padaku, hah? Apa aku yang membuatmu menjadi seperti ini?” Batin  Dara benar-benar merasa bersalah.

“Kenapa kau diam kali ini Nona Park? Apa kau menyadari tak ada lagi yang bisa kau lakukan, tanpa jam itu kau tidak bisa apa-apa.” Ucap suara itu membuat Dara kembali melihat sekelilingnya.

“Kau pikir aku akan menyerah, hah? Aku tak akan membiarkanmu tertawa lepas…aku juga tidak akan membiarkanmu melukai orang-orang disekitarku.” Jawab Dara tegas.

“Benarkah begitu? Baguslah kalau begitu, kali ini aku yakin aku akan benar-benar menang. Bersiaplah menerima kekalahanmu Park…sekaranglah waktunya, SERANG!”

Dara terkejut saat tiba-tiba Krystal dapat mengendalikan benda-benda disekitarnya dan saat itu beberapa kayu runcing yang sebelumnya berada disudut ruangan kini terangkat dengan sendirinya, membuat Dara tak percaya saat Krystal mengarahkan kayu-kayu itu padanya…tak ada lagi waktu untuk menghindar karena itu berlangsung dengan cepat….

“KYAAAAAAAAAAAAAA!!!”

‘Brugh’

Sesuatu menghantamnya dengan keras membuatnya jatuh tersungkur, dan saat ia menyadari…ternyata Jiyonglah yang kembali menyelamatkannya.

“Ji.”

“Kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” Tanya Jiyong cemas menatap Dara.

“Anio, aku baik-baik saja.”

“Syukurlah…kupikir aku akan kembali tak berguna.” Ucap Jiyong kemudian membuat Dara memukul ringan bahu Jiyong.

“Kenapa kau berpikir seperti itu, hah?”

“Ckckckckck…apa ini? Apa kalian tengah menunjukkan kemesraan kalian sekarang? Tidakkah ini bukan waktu yang tepat? Kecuali kalian telah bertekad untuk mati bersama.” Suara yang menggema kembali menyadarkan Dara dan Jiyong, Jiyongpun segera membantu Dara untuk berdiri.

“Apa sebenarnya maumu, hah?” Balas Jiyong kali ini memposisikan dirinya di depan Dara, dan suara itu kembali menggema dengan tawanya.

“Mauku? Sudah jelaskan? Mauku saat ini adalah mengancurkan kalian tapi untuk saat ini…sepertinya aku akan merubahnya, karena sepertinya teman kalian yang cantik ini…memiliki suatu permintaan.” Jawab suara itu membuat Jiyong seketika menatap Krystal yang berdiri tak jauh darinya. Dan saat itu Dara dapat melihat bagaimana raut wajah Jiyong yang berubah menjadi sangat marah hingga ia mengepalkan kedua tangannya.

“Cih, apa yang kau lakukan dengannya..hah? Cepat, bebaskan dia?” Ucap Jiyong kemudian.

“Membebaskannya? Baiklah…itu mudah, kau hanya perlu memilih Tuan Kwon. Memilih untuk membebaskan teman cantikmu ini atau memilih Nona Park yang kini tengah berdiri dibelakangmu.”

“Mwo? Apa maksudmu, hah?”

“Wae? Bukankah itu cukup jelas, aku hanya ingin kau memilih….jika kau memilih teman cantikmu ini, jam itu akan kembali dengan sendirinya dan Nona Park bisa kembali menyempurnakan kekuatannya lalu mengalahkanku tapi buruknya Lauren akan musnah detik ini juga karena itu sama saja kau telah merubah masa depan dan jika kau memilih Nona Park, maka teman cantikmu ini akan mati dengan sendirinya karena jiwanya kini telah terkunci dan dipenuhi oleh aura hitam sehingga tak akan mudah baginya untuk kembali.”….“Bagaimana Tuan Kwon? Apa kau sudah memilih?” Lanjut suara itu, dan tepat saat itu Lauren datang…

“Appa jangan khawatir, Lauren tidak akan mati walau Appa memilihnya.”

“Mwo?”

“Percayalah, Lauren akan baik-baik saja.” Jawab Lauren membuat Jiyong kini kembali menatap Krystal, sementara Dara yang sedari tadi diampun kini melangkahkan kakinya mendekati Krystal.

“Apa yang kau lakukan bodoh? Jika kau mendekatinya…kau akan musnah.” Ucap suara itu kemudian, karena saat ini Krystal telah dikuasai oleh kekuatan kegelapan.

“Tak apa, kalau itu adalah yang terbaik.” Jawab Dara yakin, karena entah kenapa di dalam hatinya yang terdalam…ia tak ingin mendengar Jiyong mengatakan pilihannya.

“Eomma, hentikan…kau tidak bisa melawan kekuatan itu dengan dirimu yang sekarang!” Ucap Lauren kemudian.

“Anio…aku bisa, aku pasti bisa.” Jawab Dara memegang kalungnya erat, dan setelah mengucapkan mantranya kini Dara telah berubah…dan dengan perlahan ia mendekati Krystal yang kini tengah dikelilingi oleh cahaya hitam.

“Dara, hentikan.” Ucap Jiyong kemudian membuat Dara sejenak menghentikan langkahnya.

“Jika aku berhenti, maka apa yang akan kau pilih Ji? Kau tidak bisa memilih, iyakan?” Ucap Dara tanpa berbalik melihat Jiyong, dan setelah itu Dara kembali melanjutkan langkahnya memasuki cahaya hitam yang mengelilingi Krystal.

“HAHAHAHAHAHA, tak ku sangka ini akan begitu mudah….Nona Park telah menyerahkan nyawanya sendiri tanpa diminta, dan kalian tahu…cahaya hitam itu akan menyedot habis seluruh kekuatannya, dia benar-benar tak bisa apa-apa tanpa jam itu.”

———

Dara menghentikan langkahnya saat ia telah berada tepat di depan Krystal yang seperti mayat hidup…ia sama sekali tak bergerak, hanya berdiri dengan tatapan kosong. Dara berusaha menyentuhnya tapi tak bisa, kekuatan yang menguasainya begitu kuat.

“Krys…kumohon sadarlah, sadarlah Krys…kau pasti bisa melawan kekuatan yang mengendalikanmu. Aku minta maaf padamu, tapi sungguh…aku tak ingin melihatmu seperti ini. Aku-“

‘Graps’

Tepat saat itu Krystal tiba-tiba mencengkram leher Dara dengan kuat…

“Krys…Krys, a…apa..apa yang kau lakukan?” Ucap Dara dengan susah payah, ia berusaha melepaskan cekikkan Krystal dari lehernya tapi cengkaraman itu begitu kuat hingga membuat susah bernapas.

“Jiyong, kau tak bisa memiki Jiyong…kau tidak harus mendekatinya…kau, kau tidak boleh merebutnya dariku.” Jawab Krystal dan saat itu Dara dapat melihat dengan jelas apa yang ada dipikiran Krystal…melihat saat Jiyong membopongnya pada saat dicagar alam, melihat bagaimana ia dan Jiyong saling menatap…dan melihat kejadian yang tadi pagi saat Jiyong memeluknya. Ternyata Krystal melihat dan menyadari semua itu….itulah yang membuat kekuatan hitam semakin mudah merasukinya, karena rasa cemburu dan sakit hati Krystalah yang membuka jalan untuk kekuatan hitam itu mengendalikannya.

“Krys…de, dengarkan a…aku, itu ti…..dak se, seperti apa yang kau lihat…kami sa…sampai saat ini, tidak memiliki….hubungan apa-apa, sungguh.” Ucap Dara lagi, dan saat itu Krystal melepaskan cengkraman dilehernya…Dara bernapas lega, tapi ia salah…karena setelah itu Krystal kembali menyerangnya dan itu membuat Dara terlempar dan terjatuh dengan sangat keras.

“Arrrrrgghhhh.” Dara berusaha kembali bangkit saat Krystal kini mendekatinya…dan pada saat Krystal akan menyerangnya tiba-tiba Jiyong telah menghalanginya.

“Jangan lakukan Krys…hentikan.” Ucap Jiyong seketika mampu membuat Krystal berhenti, “Kau tidak seharusnya melakukan ini…ini bukan dirimu Krys, aku sangat mengenalmu.” Lanjut Jiyong membuat Dara melihat kearahnya, “Krys…bebaskanlah dirimu dari kekuatan itu, aku yakin kau pasti bisa…kembalilah seperti Krystal yang kukenal, Krystal yang akan baik-baik saja dan tersenyum walaupun semua berusaha menyakitinya…Krystal yang akan mudah memaafkan dan tidak akan menyimpan dendam ataupun rasa sakit dihatinya…Krys, tunjukkanlah dirimu yang sesungguhnya…kumohon.” Dan saat itu bayangan-bayangan yang ada dipikiran kembali terlihat…bayangan saat ia dibully oleh teman-temannya saat smp dan Jiyong datang untuk menolongnya, bayangan saat ia terjatuh dan Jiyong yang mengobati lukanya…bayangan saat Jiyong hampir saja tertimpa reruntuhan dan ia menolongnya. Dara hanya bisa tertegun dengan apa yang ia lihat…karena ternyata Jiyong benar-benar memiliki arti khusus bagi Krystal hingga Krystal rela berkorban sejauh itu untuknya.

“Ji…Jiyong.” Ucap Krystal lirih dan saat itu sorotan matanya telah terlihat hidup seperti semula.

“Krys.” Jiyong dengan sigap menangkapnya saat Krystal tak bisa lagi menopang tubuhnya. “Kau sudah berusaha keras rupanya.”

“Mianhe, karena selalu menyusahkanmu…karena diriku sudah menyatu dengan kekuatan itu, aku jadi-“

“Sudahlah hentikan, kau tidak perlu menjelaskan apapun.” Ucap Jiyong kemudian, dan Krystalpun mengeluarkan jam tangan dari sakunya…

“Ini…Dara, ini milikmu.” Ucap Krystal pada Dara yang berdiri disamping Jiyong, Darapun menerimanya. Dan dengan itu Dara dapat kembali menyegel kekuatan sihir kegelapan….

Beberapa saat kemudian….

“Ji…bawalah dia ke ruang kesehatan, aku akan mengijinkannya dengan Songsaenim.” Ucap Dara kemudian.

“Baiklah.” Jawab Jiyong mengangkat tubuh Krystal setelah lebih dulu Lauren menghilangkan kembali ingatannya mengenai kejadian beberapa saat yang lalu. Dan saat Jiyong telah meninggalkan gedung itu, Darapun tiba-tiba terjatuh…

“Eomma, kau merasakan sesuatu? Apa ada yang terluka? Aku akan mengobatinya Eomma.” Ucap Lauren cemas melihat kondisi Dara.

“Ani, anio…aku baik-baik saja, mungkin aku hanya lelah…lagipula, ini sudah biasa bagiku…jadi gwanchana, pulanglah…aku akan segera kembali ke gedung olahraga.”

“Tapi Eomma-“

“Percayalah…aku baik-baik saja, kembali ke rumah sekarang..Ne.” Perintah Dara tegas, Laurenpun menurutinya. Dan setelah kepergian Lauren….

“Khuhuhuuuu, kau pintar sekali berakting Nona Park…padahal aku tahu dengan pasti, tubuhmu merasakan sakit yang sangat karena masuk kelingkaran cahaya hitam itu tanpa kekuatanmu yang sempurna. Kau benar-benar mengagumkan, tapi lihatlah ini baru permulaan…karena setelah ini, aku akan kembali membuatmu merasakan sakit yang lebih dalam.” Ucap sebuah suara itu, lalu pergi dan menghilang.

“Aku tidak akan pernah takut dengan ancamanmu pengecut, lihat saja aku akan kembali mengalahkanmu.” Pikir Dara meyakinkan hal itu, walaupun saat ini…ia benar-benar merasakan sakit yang menjalar diseluruh tubuhnya, dan ia telah berusaha keras untuk menutupinya dari Lauren…karena ia tahu Lauren akan kembali melemah jika membantu menyembuhkan sakitnya.

Saat pulang sekolah….

“Apa Krys, baik-baik saja?” Tanya Dara saat ia dan Jiyong pulang tengah menapaki jalan pintas yang lengang menuju Apartemen Dara seperti biasa.

“Ne…dia telah melupakan apa yang telah terjadi sebelumnya.” Jawab Jiyong.

“Ah, Ne…baguslah.” Ucap Dara kemudian berjalan mendahuluinya, tapi langkahnya terhenti saat tiba-tiba Jiyong mengalungkan syal kuning miliknya kembali keleher Dara…

“Jangan memikirkannya terlalu jauh, itu tak memiliki arti apa-apa.” Ucap Jiyong tegas tepat ditelinganya.

“Mwo? Apa maksudmu, hah?” Tanya Dara tanpa berbalik.

“Sesuatu yang terjadi diantara aku dan Krys dulu, itu bukan apa-apa…aku membantunya dan menolongnya, itu hanya sebagai teman…tidak lebih.” Jawab Jiyong menjelaskan dan itu berhasil memudarkan kecemasan yang sempat dirasakan Dara sebelumnya. Darapun mulai mengembangkan senyumnya…dan Jiyong kembali melanjutkan langkahnya. “Kajja.” Ajaknya kembali menyadarkan Dara.

“Ah…Ne.” Jawab Dara cepat kembali mensejajarkan langkahnya dengan Jiyong…

~~~Next Chap~~~

“Mau pergi ya?”

“Diakan mau pergi kencan!”

——

“Bagaimana ini, sepertinya dia tidak memakai jam tangannya.”

“Biarkan saja, kita pasti bisa menghadapinya berdua.”

—-

“Aku kira kau tidak akan kembali dan aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal.”

“Selamat tinggal, apa maksudnya?”

Omo…kekx, chapter ini berantakan banget alurnya. Sigh 😦 . Yah moga ini masih dapat dipahami. So…tidak lupa meninggalkan jejak all, Hengsho…^^

<<back next>>

70 thoughts on “WITCHLOVE~Krystal Acting Strange #7

  1. Yaaa krystal jangan jadi jahat please. Jadi jahat bukan peran yg bagus buat krystal, tapi gpp la ini kan cuma ff gk didunia nyata. Unnie, ceritanya bikin gemes, ceritanya keren. Aku bener bener sukaaa ^^

  2. Jiyooonnggg beneran udah suka sama dara ini fix hehehe
    Dara juga sayang banget sama lauren *yaiyalah kan anaknya*
    Hehehe jadi Krystal ituu dulunya korban bully ? Terus ditolongin amaa jiyong ? Hooalah pantesan
    Eh tapi udahlah jiyong sama dara pokoknya hehehe

  3. Krystal jahat banget. Akibat terlalu cemburu ama Dara , sampai-sampai penguasa kegelapan merasukinya. But I like di endingnya hohooo jiyong so sweet banget ama Dara wkwkkk

Leave a comment