[Short Series] A Journey of A Thousand Miles : Part 6

a-journey

“Jika suatu saat aku lelah berjalan, bisakah kau membantuku walau hanya sekedar untuk berdiri?”

.

.

.

Scriptwriter : VA Panda | Title : A Journey of A Thousand Miles | Duration : (short) series | Genre : Drama, Slice of Life, AU

va panda presents

Pada hari di mana embun yang mengerti akan pagi, dedaunan yang terhempas di sekitar jalan setepak merendah resah untuk membiarkan angin membawanya. Langit sendu itu masih enggan memperlihatkan sinar mentari cerah, seakan tahu hempasan risau akan seorang gadis bermantel merah dengan bunga aster yang ia peluk. Gadis itu hanyalah seorang gadis bisa namun marga yang dibawa sang ayah juga perusahaan besar yang ayahnya kelola, terkadang membuat ia nampak berbeda. Ia, Sandara Park. Gadis yang menampilkan kesenduan pun jika wajah yang ia perlihatkan nampak dingin bagaikan krystal salju.

“Kau membuat aku tidak akan pernah lupa untuk singgah di tempat ini,” Sandara berujar muram. Kedua manik mata coklat terang ia jatuhkan pada sungai di bawahnya.

Sekelebat memori itu kembali hadir. Sandara bukan menjadi orang yang akan tunduk diam namun suatu hal lain akan berbeda kala mata kepalanya menyaksikan secara nyata, Ahn Sohee ingin melepaskan beban kehidupan yang ia bawa seorang diri.

Ahn Sohee, gadis itu menjadi seseorang yang terus mengantui mimpi kelam Sandara. Bunuh diri dengan melonjat pada sungai yang dalam dari atas jembatan, hal yang sangat sulit dipercaya kebanyakan orang yang mengenal sosok periang seperti Sohee justru melakukan hal sependek pikiran manusia frustasi.

“Sohee-ah, bagaimana mereka tidak pernah menyalahkan aku saat kau mati tepat di depan mataku sendiri.” Sandara bergumam lirih. Buku tangannya mengepal sampai memucat, menerawang pada hamparan air tenang di bawah sana –tempat yang justru menggulung Sohee dalam murka sebuah arti ketenangan.

Di waktu yang bersamaan, siluet seorang pria terlukis di permukaan aspal saat mentari yang mulai menyembul. Rahang pria itu terlihat kaku saat di mana ia mengingat gadis yang ia cintai telah tiada, Ahn Sohee, namun kini yang ia lakukan tak banyak, hanya diam mematung tanpa mencoba melangkah lebih dekat pada sosok Sandara yang tengah menganak sungai di permukaan pipi.

“Setidaknya dia masih sadar diri untuk mengingatmu, Sohee sayang.” Sosok pria itu ialah Kwon Jiyong, pria yang memantau dari jarak yang cukup dekat pada letak Sandara berada.

“Jiyong,” pria yang disebut namanya itu berdiri dengan kaku saat Sandara membalikkan punggung, menatapnya dengan nanar. “Peganglah dan sampaikan salamku untuk Sohee.” Sambung Sandara memberi bunga aster sembari menilik dalam ke arah bola mata Jiyong yang justru menantapnya dengan gusar.

“Kenapa tak kau lakukan sendiri pada bunga yang kau bawa!” Jiyong berkata tajam, mencibir dan menolak bunga aster yang disodorkan Sandara.

“Bunga indah seperti ini akan diberikan langsung pada seseorang yang indah menurutnya. Aku memberikannya padamu sama halnya jika kau memberikan bunga ini kembali pada Sohee,” berujar dengan lemah, Sandara berlalu melewati Jiyong, hembusan angin yang menarikan surai indah Sandara membawa sebuah aroma yang sama layaknya bunga aster yang kini berada di lengan Jiyong.

 

 

 

 

**

A Journey of A Thousand Miles

**

Chanyeol mengempaskan tubuhnya pada bangku taman yang memanjang. Ia memejamkan mata sembari mengembuskan napas lelahnya. Tempat tinggalnya dulu sangat banyak mengalami perubahan, di pagi hari ini misalnya, Chanyeol dengan semangat terus mengarahkan lensa kamera pada panorama asri khas Korea.

“Sebentar lagi, Aku akan menemukanmu.” Chanyeol berbisik pada dirinya sendiri. Sejenak menenggelamkan diri pada suasana pagi, ia masih memilih beristirahat di bawah pohon rindang.

“Kenapa tak kau lakukan sendiri pada bunga yang kau bawa!”

Saat Chanyeol tengah mencoba masuk dalam ke alam bawah sadarnya, suara seorang pria yang terpekik membuat fokusnya teralih. Rasa penasaran seorang Chanyeol membawanya justru terbangun dari istirahatnya. Membenarkan kamera yang mengalung di lehernya, pria itu berjalan mencari sumber suara yang sempat mengganggunya.

Jalan setapak berbatu menjadi pengantar akhir untuk Chanyeol keluar dari taman. Ia melihat sekeliling di antara keheningan juga sambutan aliran sungai yang menyejukan. Di sana, sosok gadis mengenakan dress putih gading, punggungnya telah tertangkap oleh Chanyeol.

Pria itu semakin melangkah pasti, lengannya ia taruh di kamera dan entah mengapa ada hal yang menarik dirinya untuk mengambil gambar pada sosok gadis yang memunggunginya.

KLIK

Chanyeol tersenyum melihat hasil potretannya. Ia melanjutkan aksinya namun terhenti saat di mana ia melihat pria yang sedari tadi berdiri kaku di hadapan sang gadis justru menatap gadis itu dengan benci.

“Apakah ini semua pertengkaran? Pria mana yang menatap kejam pada seorang gadis seperti itu?” Chanyeol berkomentar. Sejujurnya ia tak menyukai cara pria itu menatap tajam pada sang gadis yang justru tertunduk seolah ikut takut juga menyalahkan dirinya.

Emosi prianya mulai tak menerima dan akhirnya Chanyeol berjalan terburu-buru ke arah mereka. Ia bergeruti dalam batin sejenak, membuat percakapan pada dirinya sendiri namun langkahnya sempat terhenti saat ia melihat gadis tadi memberikan bunga indah pada pria itu dan melangkah pergi begitu saja.

KLIK

Chanyeol dengan sigap mengarahkan kamera pada gadis itu dan melihat hasil yang menakjubkan saat ia mendapatkan rupa menawan dari gadis itu. Gadis itu seolah diibaratkan dewi Asterea dengan mata sedikit sembab bekas tangis. Chanyeol terdiam, terlalu terpukau pada potretan gadis cantik tepat pada latar matahari yang baru hendak bersinar malu.

“Woah,” ia melirik pada pria tepat di seberangnya yang menjatuhkan bunga yang tadi diberikan pada gadis cantik yang tertangkap pada kameranya. “Bagaimana bisa dia bersikap jahat pada gadis cantik dan angun seperti tadi?” tanyanya dengan tak percaya dan berdesis kesal namun berlalu untuk memutar arah, mengelilingi tempat tinggalnya yang telah lama ia lupakan atau setidaknya menemukan teman masa kecilnya yang dulu.

 

 

 

To be continued


Next >>

Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6

A/N :
Beberapa orang yang nyebabin aku aktif nulis ff series. Mereka bilang kayak gini sama aku, segagal apapun tulisan yang kamu hasilkan jangan berhenti sama hal yang udah kamu mulai. Nulis terus, latihan dari selesaein ff series misalnya buat rencana kamu kedepan, sayang kalo punya kemahiran tapi gak diasah.
Uh, thanks buat semua orang yang selalu support aku walaupun juga orang rumah bilang aku kayak gak punya kerjaan buat pantengin laptop seharian >_<
Makasih buat kalian, di hari yang benar-benar berat untuk hari ini (dalam real life aku) aku berharap kalian masih tetap kasih support untuk aku tetap percaya di jalan aku buat nulis dan nulis
Anyway, hari ini aku ngalamin hari terbaper parah dan entah kenapa aku kadang lebih milih komunikasi di dunia maya kayak gini daripada sakit hati sama ucapan orang yang kadang asal ceplas-ceplos bebek.
Uh, kepanjangan … aku akhiri. Salam dari aku buat kalian semua :*

17 thoughts on “[Short Series] A Journey of A Thousand Miles : Part 6

  1. Akhirnya, ff yang kutunggu-tunggu :”
    Aish, itu Jiyong kok jahat gitu sih. Oemji -_- Tega banget sama Dara
    Semangat kak pindaaaa 😀 maaf kalo aku manggilnya kayak gitu soalnya gatau harus manggil gimana XD Ditunggu karya berikutnya, kak. Aku selalu menunggumu^^

  2. Wahh chanyeol oppa blom tau ya kalo cewek yg diomongin dirinya sendiri itu dara unnie? Dara unnie nggak salah apa apa kok, bahkan dara unnie ndak ngebunuh sohee unnie. Sohee unnie bunuh diri dihadapannya dara unnie, kan? terus ngapain pake nyalahin dara unnie. Dara unnie fighting. Next chap, authornim😘😍

  3. akhirnya dilanjut jga ff ini.
    ya ampun mau sampe kapan ji benci sama dara. padahakan dara gk salah apa2.
    siapakah teman masa kecil chanyeol?
    next chap thor…semangaaaattt.

  4. Salah paham kasus paling mnyakitkan buat si korban . Dara bner2 udh tegar dan sabar disini. Tpi masih aja bnyak yg ngehujat dia tnpa mau tau alasannya. Trkadang keadaan bisa mngalihkan pndangan dgn sbuah kesalahpahaman. Aigoo jdi dramatis gini. Beneran salut sama dara deh yg trusan tegar , jiyong buka hati napa kasian bgt dara 😦

  5. mereka udah taukan sohee bunuh diri tapi kenapa nggak berhenti nyslahin dara? karena dara keliatan dingin dan sohee baik jadi mereka nggak percaya??
    kenapa jiyong sejahat itu sih…
    jadi chanyeol nggk tau itu dara? ya ampuuun… semoga cepet ketemu deh…
    semangaat ^^

Leave a comment