WITCHLOVE~First Date #8

witch

Author : Zhie
Main Cast : Park Sandara, Kwon Jiyong, Lauren

witch5

Support Cast : Park Bom, Lee Chaerin, Krystal, Seungri

Genre : Family, Fantasy, Romance

Dalam imajinasi saya kalo Dara berubah, mungkin kurang lebih seperti pict. dibawah ini hohoho >///<~~~~Gomawo tuk Dilla dah manipin ne pict. kkkkkk 😛

posts

Thanks to yang udah nyempeti and meluangkan waktu untuk meninggalkan komentar:

Dhiiannoviia, dina, wildasti98, novi46, hana, meidaarinadia88, cindy, afril, dwyis, abnia, ma’rifa, peachyeka, diahvipanda, siska, renn, De ‘S’ CrEwZz (@S_CrewZz), Iis Karisma Narundana, SyifaMaulidiana, fafa, rizhumaputri, rhea liana, Aries11, kaka, vipbabys, devi0929, jrk, maiianx honeys, farah, AmaliaMilaYW, Agustina Handoko, Anisa, upik, Riska, enosora, adel, rainnyas, Arum’dawo, rarakwon, sumi, chanqky, lilis, krungy0204, Ernik Amalia, maria, chahayani,  cyscha, annejiyongi, diahAprilia, Dillatiffa, KrungKrung30, Sundu@park, Tiara Fadillah, darabbit, yeebee1, Crayra.

Komentar Chingudeul semua adalah penyemangat saya untuk segera mempost FF ini. Sekali lagi gomawo, Ne! >.< >>*Bow.. XD

Thanks to ‘Dillatiffa’yang udah buat ku PD post FF ini, karena pertamax sempet ragu n’ minder ma ne FF…kkkk 😛

And tuk komentar terfavorit di chap. 7 : maiianx honeys ^^ : Gomawo, Ne!

And First Comment di chap. 7 : Crayra >.<…yeyyyyyy!!!

~~~~~~~

APARTEMEN KELUARGA PARK

Pagi yang cerah…Jiyong baru saja keluar dari kamarnya dengan seragam lengkap, dan pergi menuju ruang makan.

“Selamat pagi.” Sapa Jiyong pada Dara dan Lauren yang sudah duduk manis dikursi meja makan.

“Pagi!” Balas Dara dan Lauren bersamaan.

“Masakan siapa ini?” Tanya Jiyong langsung begitu melihat makanan yang tersaji di meja makan tidak seperti biasanya dan jujur…itu semua terlihat mengkhawatirkan. -_-

“Ini semua masakan Eomma.” Jawab Lauren membuat Jiyong menatap Dara tak percaya.

“Ah…mianhe, karena baru pertama kali…mungkin ini tidak enak, jadi lebih baik tidak usah dimakan.” Ucap Dara kemudian menyadari makanannya tidak benar-benar menarik untuk dimakan.

“Ehem, sudahlah…aku rasa ini tidak terlalu buruk. Kajja…selamat makan.” Ucap Jiyong kemudian mulai memakan masakan Dara, dan sejenak ia berhenti mengunyah…

“Wae?” Tanya Dara melihat kearah Jiyong, sementara Jiyongpun berusaha untuk menelan apa yang telah ada dimulutnya.

“Enak, Appa?” Lanjut Lauren membuat Jiyong hampir tersedak dengan minumnya.

“Mmmm….lumayan, yang jelas ini masih bisa untuk dimakan.” Jawab Jiyong membuat Dara memajukan bibirnya.

“Tidak usah menghibur, aku tahu pasti ini tidak enak.” Ucap Dara menundukkan kepalanya, Lauren dan Jiyongpun saling berpandangan, Jiyongpun berbicara dengan kode mulutnya pada lauren…lalu Laurenpun mengerti dan mengembangkan senyumnya.

“Jadilah enak….’Magical Lauren’.” Ucap Lauren dalam hati dengan cepat menggerakkan jari telunjuknya kearah makanan yang tersaji dimeja makan. “Hmm…biar Lauren kali ini yang mencoba y.” Ucap Lauren kemudian mulai mencicipi masakan Dara. “Omo, ini sangat enak Eomma…kupikir Appa hanya menggodamu, jadi kajja…cobalah.” Lanjut Lauren membuat Dara melihat kearahnya tak percaya.

“Benarkah?” Guman Dara akhirnya ikut mencicipinya, dan tepat saat itu matanya mulai berbinar, “Waaaaaaaahhh, aku tidak menyangka akan menjadi seenak ini…padahal penampilannya kurang menggugah selera karena itu aku tak mencobanya lebih dulu, tapi ternyata ini benar-benar enak.” Ucap Dara bersemangat, sementara Jiyong dan Lauren hanya tersenyum kecut menanggapinya.

HANNYOUNG HIGH SCHOOL

Hari ini kelas 3-3 kedatangan siswa baru pindahan dari Jerman, ia bernama Lee Donghae…seketika siswa baru itu menjadi pusat perhatian dan pembicaraan seisi sekolah tak terkecuali dikelas 3-2, karena selain tampan sifatnya yang ramah membuat para yeoja senang mengidolakannya….

“Waaaaaaaaaaah, dia sangat tampan.”

“Senyumnya mengalihkan duniaku.”

“Omo…dia sangat berbeda dengan Jiyong.”

“Anio, tapi Jiyong tetap nomor satu untukku.”

“Tapi Jiyong jarang memberikan senyuman pada kita.”

“Itulah yang membuat dia semakin menarik.”

Dan lain sebagainya….

Ocehan-ocehan itu sangat jelas terdengar ditelinga Jiyong yang tetap tenang dan tak begitu memperdulikannya. Ia hanya fokus dengan buku yang ia baca…sampai Seungri dkk datang mengelilingi tempat dimana ia duduk.

“Mwo? Kau dengar itu Ji, sepertinya kau memiliki saingan yang kuat.” Ucap Seungri kemudian membuka pembicaraan.

“Ne…Lee Donghae, akan menjadi pangeran baru disekolah kita menggeser posisi seorang Kwon Jiyong.” Tambah Seunghyun membuat yang lain mengangguk-anggukan kepalanya setuju.

“Harusnya kau lebih bisa bersikap lembut dengan para yeoja, boy.” Tambah Yongbae membuat Jiyong akhirnya menutup buku yang dibacanya.

“Aigo…jujur, kedatangannya benar-benar membuatku senang.” Jawab Jiyong acuh, berdiri dari duduknya dan beranjak pergi meninggalkan kelas…

“Kyaaaaaaaaa…aku menyukainya, sangat menyukainya…kau tahu, dia sangat ramah…bahkan saat kami tak sengaja bertabrakan dikantin, ia membantuku berdiri dan menyakan apa aku baik-baik saja…lalu, kalian tahu…dia mengatakan aku cantik….kyaaa….” Suara histeris yang sangat Jiyong kenal itu membuatnya menghentikan langkahnya.

“Mwo? Benarkah itu, Dara? Aku baru kali ini melihatmu begitu tertarik dengan seorang namja…wah, apa kau telah jatuh cinta padanya?” Tanya Bom membuat Dara kembali mengembangkan senyumnya.

“Omo…apakah ini yang dinamakan cinta? Yang jelas dari pertama mata kami bertemu, itu membuat dadaku berdetak lebih cepat…kyaaaaaaaaa, aku butuh oksigen sekarang…aku butuh oksigen.” Pekik Dara tak kalah histeris dari sebelumnya, membuat Jiyong menghela nafas tak mengerti.

“Cih, apa-apan yeoja itu? Tidakkah ia terlalu berlebihan? Cih…memalukan.” Ucap Jiyong kembali meneruskan langkahnya pergi meninggalkan kelas.

——-

Malamnya saat di Apartemen Keluarga Park….

“Kau tahu Lauren? Murid baru itu sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat tampaaaaaaaaaaaan….dan ia juga ramah, ia selalu memberikan senyum pada semua yang menyapanya. Kyaaaaaaaaaaaaa…dia memang lelaki idaman setiap wanita.” Ucap Dara pada Lauren saat mereka tengah nonton tv bersama, Jiyong yang juga berada disanapun hanya berusaha untuk mengacuhkan dan tak memperdulikan bagaimana Dara sangat membangga-banggakan murid baru itu kepada Lauren yang setia mendengarkannya.

“Benarkah ia benar-benar tampan Eomma? Lalu bagaimana dengan Appa?” Tanya Lauren kemudian membuat Dara sekilas menatap Jiyong, Jiyong tetap tidak terganggu dengan tatapan Dara yang seperti tengah mengamati dirinya tapi tidak bisa dipungkiri ia menunggu apa jawaban Dara.

“MMmmm….dia tidak ada apa-apanya.” Jawab Dara singkat membuat Jiyong tersentak, tapi Jiyong cukup pintar untuk menutupinya.

“Waaah, benarkan seperti itu Eomma? Lauren jadi ingin bertemu dengannya.” Ucap Lauren kali ini membuat Jiyong akhirnya mau tak mau menanggapinya.

“Ya! Ya! Ya! Apa yang kau maksud dengan tak ada apa-apanya itu, hah?” Tanya Jiyong kemudian tak terima.

“Omo…memang seperti itu kenyataannya, dia tampan…dia ramah…dia baik…selalu tersenyum dan juga dia…mengatakan aku cantik, dia orang jujur menurutku..benarkan?” Jawab Dara dengan bangganya, membuat Jiyong kembali mendesah.

“Cih, kau menilainya terlalu tinggi Dara.” Ucap Jiyong membuat Dara mencibirkan bibirnya.

“Ya! Itu bukan urusanmu…yang jelas ia lebih bisa menyenangkan hati seorang yeoja dibandingkan dirimu.” Ucap Dara kemudian berdiri dari duduknya dan berlalu pergi menuju kamarnya.

“Waaaahhh, Eomma benar-benar terlihat sedang falling in love sekarang….Appa, kau tahu…posisimu benar-benar terancam sekarang.” Ucap Lauren menggoda Jiyong, membuat Jiyong yang tengah meminum teh hangatnya menjadi tersedak.

“YA!” Pekikkan Jiyong kali itu mampu membuat Lauren terkikik dan berlari menyusul Dara.

—–

2 minggu semenjak kedatangan murid baru itu, Dara terlihat sudah mulai akrab dengannya…bahkan mereka telah bertukar nomor ponsel dan itu membuat sikap Dara menjadi lebih ceria dari biasanya.

“Aigo, tak bisakah kau menyimpan ponselmu?” Tanya Jiyong saat mereka berjalan kaki menuju sekolah seperti biasa.

“Mmmm.” Ucap Dara tak terlalu merespon karena terlalu asik dengan ponselnya.

“YA!” Ucap Jiyong kali ini meraih lengan Dara yang berjalan di depannya membuat Dara seketika menghentikan langkahnya.

“Wae?” Balas Dara kali ini membalas tatapan Jiyong.

“Lihatlah ke depan bodoh.” Jawab Jiyong membuat Dara kembali berbalik melihat apa yang dimaksud Jiyong

“O…o…pasti akan menyakitkan bila menabrak tiang itu.” Ucap Dara kemudian saat melihat tiang listrik yang berdiri kokoh di depannya.

“Cih, karena itu arahkanlah pandanganmu ke depan…dasar babbo.” Omel Jiyong kini melanjutkan langkahnya melewati Dara yang hanya memajukan bibirnya.

——–

HANNYOUNG HIGH SCHOOL

Saat istirahat, Jiyong tengah berkumpul bersama teman-temannya yang asik mengobrol disudut koridor kelas…ia menyenderkan tubuhnya di dinding dengan posisi tangan disakunya. Jiyong selalu terlihat tenang dan keren bila seperti itu, membuat beberapa yeoja yang melewatinya selalu mencuri-curi pandang untuk melihatnya.

Dan tak lama ada sesuatu hal yang berhasil menarik perhatian seorang Kwon Jiyong, dari arah tangga…terlihat Dara dan Lee Donghae saling berbicara dan tertawa dengan lepasnya. Mereka tampak sangat dekat dan akrab…

“Waaaahhhh, lihat….Dara sangat akrab dengan murid baru itu.” Ucap Seunghyun kemudian.

“Ne…mereka terlihat miliki suatu hubungan.” Tambah Yongbae.

“YA! Anio…itu tidak boleh terjadi, Dara hanya untukku.” Ucap Seungri kali ini tak terima.

“Hmmm, tapi lihatlah mereka….serasa dunia hanya milik berdua. Benarkan?” Tambah Daesung kali ini, dibenarkan dengan anggukan oleh Seunghyun dan Yongbae…membuat Jiyong kembali melihat kearah Dara dan Lee Donghae yang tak memperdulikan tatapan-tatapan murid-murid yang lain kepada mereka.

“Omo….andwaeeee, Bagaimana ini…aku tak sanggup melihat mereka, Dara benar-benar telah mematahkan hatiku.” Ucap Seungri kali ini terlalu mendramatisir membuat ketiga temannya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihatnya.

‘Puk…puk..puk’

“Sabar Seungri-ah, menyerahlah pada Dara.” Ucap Seunghyun kemudian dengan menepuk-nepuk bahu Seungri.

“Hikz…kau memang yang paling mengerti aku Seunghyun-ah.” Jawab Seungri terharu, dan memeluk salah satu sahabatnya itu.

“Ne, tentu saja aku mengerti…aku sangat mengerti kalau dirimu sangatlah tak pantas untuk Dara.” Ucapan Seunghyun kali ini membuat Seungri melepaskan pelukannya.

“Mwo?”….”YA!” Pekik Seungri saat menyadari bahwa Seunghyun tengah mengoloknya sekarang, membuat yang lain tertawa melihatnya….tapi tidak dengan Jiyong, Jiyong tetap tenang dengan sikapnya…walaupun terlihat dengan jelas bahwa pandangan tak lepas dari Dara yang tengah asik berjalan berdampingan dengan seorang Lee Donghae.

Beberapa saat kemudian, bel pulang telah berbunyi…para siswa dan siswi telah berhamburan keluar dari ruang kelas mereka. Begitupun dengan Dara dan Jiyong, seperti biasanya Jiyong berjalan dibelakang Dara dengan jarak yang cukup jauh bila masih berada dilingkungan sekolah…

“Dara.” Panggil sebuah suara membuat Dara menghentikan langkahnya, dan refleks Jiyongpun ikut berhenti dan melihat Donghae tengah berlari menghampiri Dara.

“Waeyo?”  Tanya Dara kemudian saat Donghae telah berada dihadapannya.

“Hari minggu besok, kau ada waktu?” Ucap Donghae balik bertanya.

“Ehm…Ne, tentu saja …itu hari libur.” Jawab Dara seadanya.

“Kalau begitu…pergilah denganku.” Ucap Donghae kemudian, membuat Dara membalas tatapannya. ”Kita kencan.” Lanjut Donghae membuat Dara menatapnya tak percaya.

“Mwo?”

“Kutunggu kau di Lotte World. Oke.” Ucap Donghae kemudian dengan senyuman menggembang dan berlalu pergi meninggalkan Dara yang masih membeku ditempat.

“Omo…omo…apa aku bermimpi? Apa ini hanya mimpi?” Gumannya menepuk-nepuk pipinya, dan seketika wajah Dara memerah saat menyadari itu nyata….”Omo….omo…kyaaaaaaaaaaaa!” Pekiknya mulai histeris dengan berlonjak kegirangan…dan saat itu Jiyong yang melewatinyapun mengatakan sesuatu…

“Berhenti bertingkah bodoh, semua orang tengah melihatmu sekarang.” Ucap Jiyong mengingatkan membuat seketika Dara menghentikan kegilaannya.

——

APARTEMEN KELUARGA PARK

Hari minggu yang cerah, saat diruang makan….

“Selamat pagi, semua!” Sapa Dara ceria saat telah duduk dikursinya.

“Pagi.” Jawab Jiyong dan Lauren bersamaan.

“Eomma, mau pergi ya?” Tanya Lauren disela-sela makannya, saat melihat baju yang Dara kenakan.

“Diakan mau pergi kencan.” Celutuk Jiyong membuat Dara memberikan tatapan tajam padanya.

“Ya! Bukan kencan…kami hanya akan pergi jalan-jalan.” Ucap Dara kemudian.

“Apa dengan namja yang Eomma bilang sangat tampan itu?” Tanya Lauren membuat Dara sekilas menatapnya.

“Ah…Ne.” Jawab Dara singkat.

“Omo, apa Eomma hanya pergi berdua dengannya? Eomma akan menyelingkuhi Appa?” Tanya Lauren membuat Dara tersentak.

“YA! Siapa yang akan menyelingkuhi siapa, hah? Kami hanya pergi bersenang-senang, lagipula sampai saat ini akukan tak memiliki hubungan apapun dengan ’nya’ (Jiyong)…jadi aku pikir tak masalah.” Jawab Dara sekilas menatap Jiyong yang tetap tenang dengan makanannya.

“Ah…Ne, tapikan-“

“Sudahlah, Lauren lanjutkan makanmu dan Kau Dara…bukankah kau akan terlambat jika tak segera menghabiskan sarapanmu?  Jangan membuat seseorang menunggu.” Ucap Jiyong kali ini membuat Lauren dan Dara sama-sama terdiam.

“Cih, apa-apaan dia? ‘Jangan membuat seseorang menunggu’…Apa itu artinya dia mengusirku? Apa itu artinya dia ingin aku cepat-cepat pergi, hah? Aish, namja ini…sangat menyebalkan.” Omel Dara dalam hati karena entah kenapa Dara sangat kesal dengan sikap acuh seorang Kwon Jiyong.

Dan setelah kepergian Dara…

“Appa, kenapa kau membiarkan Eomma pergi..hah?” Tanya Lauren kemudian.

“Aku tak ada hak untuk melarangnya bukan?” Ucap Jiyong membuat Lauren memajukan bibirnya, “Tapi bagaimana kalau kita juga pergi? Bukankah tak masalah kalau kita juga bersenang-senang?” Lanjut Jiyong kemudian, membuat Lauren kembali menatapnya.

“Kemana Appa?”

“Lotte World.” Jawab Jiyong singkat, membuat Lauren kembali mengembangkan senyumnya sekarang.

—–

“Bagaimana Dara, kau senang?” Tanya Donghae kemudian saat mereka telah mencoba beberapa permainan.

“Ne…tentu saja, ini benar-benar menyenangkan.” Jawab Dara dengan senyum cerianya.

“Syukurlah, karena setelah ini mungkin kita tidak akan bertemu lagi.” Ucap Donghae lirih, membuat Dara melihat kearahnya.

“Mwo? Kau mengatakan apa barusan? Aku tidak mendengarnya.” Tanya Dara kemudian membuat Donghaepun kembali mengembangkan senyumnya.

“Sudahlah…lupakan saja, sebaiknya kita melanjutkan kesenangan kita…kajja.” Ajak Donghae meraih telapak tangan Dara membuat Dara tersipu dan mengikutinya.

Sementara itu…

“Omo…namja itu menggandeng tangan Eomma, Appa.” Ucap Lauren saat tengah mengamati Dara dan Donghae dari jauh. Jiyongpun tetap tenang menyeruput minumannya. “Mmm…aku rasa kita seperti seorang penguntit sekarang.” Guman Lauren kali ini membuat Jiyong tersedak dengan minumannya.

“Ya! Kita tidak menguntit mereka Lauren, kita bersenang-senang disini…dan itu hanya kebetulan jika kita melihat mereka.” Ucap Jiyong kemudian, membuat Lauren kali ini menyipitkan matanya melihat kearah Jiyong dengan penuh selidik.

“Omo…kau menjadi sangat mencurigakan Appa, atau jangan-jangan kau sudah tahu kalau Eomma akan pergi ketempat ini dan berniat untuk mengikutinya?” Tanya Lauren terang-terangan mengungkapkan apa yang ada dipikirannya sekarang.

“YA! Anio…itu tidak mungkinkan.” Elak Jiyong dan tepat saat itu jam tangannya dan Lauren berbunyi.

‘Tiiiit…titt…titt’

“Omo, penguasa kegelapan datang lagi.” Ucap Jiyong menyadari jelas hal itu.

“Aigo…Bagaimana ini, sepertinya Eomma tidak memakai jam tangannya.” Ucap Lauren saat menyadari ia tadi tidak melihat Dara menggunakannya.

“Biarkan saja, kita pasti bisa menghadapinya berdua. Jadi…jangan menganggunya kali ini.” Jawab Jiyong sambil beranjak pergi mengikuti arah yang ditunjukkan oleh jam tangannya dan setibanya mereka ditempat itu….

“Waaaaaaah, kalian hanya datang berdua? Berani sekali.” Ucap sebuah suara dari penguasa kegelapan kembali menggema.

“Lauren, bukankah kau mengatakan jam yang kupakai ini juga memiliki kekuatan yang cukup besar? Apa aku bisa menggunakannya untuk mengalahkannya?” Tanya Jiyong pada Lauren yang berdiri disampingnya.

“Kita bisa mencobanya Appa, aku juga akan menggunakan kekuatanku yang ada.” Jawab Lauren membuat Jiyong mengangguk mengerti. Dan Jiyongpun memencet sebuah tombol dijamnya, sepasang sayap berwarna putih bersihpun kembali muncul dari balik punggungnya…

“Kami akan mengalahkanmu, pecundang.” Ucap Jiyong kali ini membuat suara itu kembali tertawa…

“HAHAHAHA, kau terlalu percaya diri Tuan…SERANG!”

Dan tepat saat itu tanah pasir disekitar mereka bergulung-gulung bagaikan ombak dan menyerang menuju kearah mereka, tapi dengan cepat Jiyong dan Lauren berhasil menghindar…

——

“Aigo, perasaanku tidak enak.” Batin Dara membuatnya gelisah…dan iapun segera mengecek sesuatu ditasnya, dan benar saja…jamnya kini menyala menandakan adanya penguasa kegelapan. Ia memang sengaja tak memakainya kali ini tapi ia tetap membawanya.

“Ada apa Dara?” Tanya Donghae kemudian.

“Ani..anio, hanya saja…aku sepertinya harus ke toilet, rollercoaster itu membuatku mual.” Jawab Dara berbohong.

“Ah…begitu ya?”

“Ne…kalau begitu, tunggu aku ya??? Dan mungkin akan sedikit lama, tapi aku pasti kembali.” Ucap Dara kemudian, Donghaepun akhirnya mengangguk dan Dara segera pergi menuju tempat yang sepi dan dengan kekuatannya ia pergi ketempat dimana Jiyong dan Lauren berada.

——

“Jiyong…Lauren, kalian tidak apa-apa?” Tanya Dara saat melihat Jiyong dan Lauren yang tampak kehabisan tenaga.

“Lauren, baik-baik saja…Eomma. Tapi sepertinya Appa terluka.” Jawab Lauren kemudian, membuat Dara kini beralih menatap Jiyong.

“Ani…anio, aku tidak apa-apa…aku baik-baik saja.” Ucap Jiyong cepat, tapi Dara tahu pasti kalau Jiyong tidak dalam keadaan baik sekarang…

“Cih, bodoh…kenapa kau tak menungguku, hah?” Guman Dara dengan suara bergetar, dan itu membuat Jiyong membalas tatapannya…dan ia dapat melihat mata Dara yang mulai berkaca-kaca, tapi Darapun dengan cepat mengalihkan pandangannya dan berdiri menantang kembali penguasa kegelapan.

“Hei…pengecut, kau mengincarkukan? Kenapa kau melukainya, hah?” Teriak Dara benar-benar marah kali ini.

“Kau datang juga Nona Park, itukan bukan salahku…kau yang datang terlambat, lagipula aku belum-belum mengeluarkan kekuatanku tadi…aku rasa mereka beruntung kubiarkan masih bernapas saat ini.” Jawab suara itu kembali menggema.

“Cih…aku tidak akan memaafkanmu.”….”Magical Wicthlove Dee!” Ucap Dara kemudian sambil memegang kalungnya dan detik itu jugapun ia berubah…dan tepat saat itu serangan ombak pasirpun mulai menyerang kearahnya…”Magical One Witchlove Dee!” Ucap Dara dan munculah sinar perisai yang melindunginya tapi saat sinar perisai itu menghilang tanpa Dara sadari dari arah belakang ombak pasir itu menyerang lagi.

“DARA….AWAAAS!!!” Teriak Jiyong refleks berlari kearah Dara dan menariknya kepelukannya, tepat saat itu tubuhnya dihantam oleh ombak pasir dengan sangat keras.

‘Bruuuuggghhhh’

Dara dan Jiyong jatuh terlempar dengan sangat keras…

“APPAAA….EOMMMAAAAAA!” Pekik Lauren tak percaya dengan apa yang dilihatnya, tapi Dara masih mampu berdiri dan menopang tubuhnya…ia baik-baik saja, tidak dengan Jiyong…

“Ji…Jiyong, buka matamu…kumohon buka matamu.” Ucap Dara tak sanggup lagi menahan air matanya saat Jiyong terlihat tak sadarkan diri.

“Appa, Appa…Lauren akan menyembuhkanmu, tenang…Lauren pasti akan menyembuhkanmu.” Ucap Lauren saat telah berada disampinya, tapi saat itu Jiyong berusaha keras untuk membuat dirinya tersadar.

“Aku baik-baik saja…sungguh, Dara selesaikanlah…kau pasti bisa mengalahkannya.” Ucap Jiyong kemudian meyakinkan Dara, Darapun mengangguk mengerti. Dan saat itu Darapun terbang dengan sayapnya yang telah muncul saat ia minta dan kini ia kembali berkonsentrasi….

“Aku benar-benar tak akan memaafkanmu, pengecut.” Ucap Dara geram, dan saat itu Laurenpun menyadari kekuatan sihir kegelapan mulai melemah…

“EOMMA….SEKARANG!” Teriaknya pada Dara, Darapun segera memunculkan tongkatnya dan…

“Magic love bersatulah dalam diriku…sesuai perjanjian turutilah perintahku…sinar pengunci sihir kegelapan munculah…chyrstal shine love!” Ucap Dara mengerahkan tongkat itu pada ombak pasir yang akan kembali menyerangnya dan berhasil….

“Ji…bagaimana keadaamu, hah?” Tanya Dara saat telah kembali pada penampilannya semula.

“Aku tidak apa-apa…hanya saja, sepertinya aku susah untuk berdiri…bisa kau bantu aku?”

“Ah…Ne.”

Darapun membantu Jiyong untuk berdiri…dan saat itu Lauren dengan sihirnya memunculkan sebuah kursi roda. Dan Darapun membantu Jiyong untuk duduk disana…

“Mianheyo…Appa, kekuatan Lauren sekarang tidak mampu menyembuhkan luka itu…jadi untuk sementara duduklah disitu…Ne, Lauren akan pergi kembali ke masa depan untuk meminta obatnya karena sesuatu yang disebabkan oleh kekuatan sihir hanya bisa disembuhkan dengan kekuatan sihir pula. Jadi…mianheyo, telah membuat Appa seperti ini.” Ucap Lauren menundukkan wajahnya menyesal. Jiyongpun dengan lembut mengelus kepala Lauren.

“Anio…tidak ada yang perlu dimaafkan, bukankah ini juga salah satu tugasku…jadi sudahlah, tak usah memikirkannya Ne.” Jawab Jiyong lembut.

“Ne..Appa, araesso. Aku akan segera kembali.” Ucap Lauren kemudian.

“Hati-hati, Ne.” Ucap Dara kemudian, disusul oleh anggukan dari Lauren dan saat itu munculah cahaya yang sangat terang dan Lauren masuk kedalamnya…dan saat cahaya itu menghilang seketika itu juga Lauren tak kembali terlihat…

—–

Dan kini Dara dan Jiyong kembali ke Lotte World…dan saat itu mereka melihat Donghae yang duduk disebuah bangku taman.

“Sepertinya Lee Donghae masih menunggumu, pergilah Dara…temui dia.” Ucap Jiyong kemudian, Dara yang berada dibelakang kursi rodanyapun kembali melihat kearah Jiyong.

“Tapi Ji, kau-“

“Cepatlah…apa kau mau membuat dia menunggumu lebih lama?” Potong Jiyong membuat Dara tak lagi meneruskan kata-katanya.

“Ah…baiklah, tapi tunggu aku ne! Aku akan kembali.” Jawab Dara sebelum ia pergi meninggalkan Jiyong. Dan setelah itu…

“Mianheyo…membuatmu menunggu sangat lama. Pasti kau sangat bosan sekarang.” Ucap Dara saat telah berada dihadapan Donghae, Donghae yang semula menundukpun kini kembali mengangkat kepalanya dan melihat kearah Dara…”Kau tidak marah padaku kan?” Tanya Dara kemudian saat Donghae tak kunjung bicara, dan tepat saat itu Donghae menariknya kepelukannya. “Mwo..Waeyo?” Tanya Dara tak mengerti kenapa Donghae tiba-tiba memeluknya.

“Aku kira kau tidak akan kembali dan aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal.” Jawab Donghae membuat Dara mengerutkan keningnya.

“Selamat tinggal, apa maksudnya?” Tanya Dara kemudian.

“Aku akan pindah untuk yang kesekian kalinya Dara.”

“Mwo?”

“Aboji…ia kembali dipindahkan, tapi yang kudengar ini untuk yang terakhir kalinya…dan itu adalah Hongkong. Padahal sebelumnya aku berharap…disinilah yang terakhir, tapi ternyata tidak…harapanku tidak terwujud, karena aku akan pergi besok pagi. Kau tahu aku sebelumnya sangat takut untuk mengenal seseorang dengan dekat…karena pada akhirnya aku pasti akan meninggalkan mereka sehingga aku selalu membatasi diriku untuk berteman, tapi saat pertama melihatmu…aku tak bisa membatasi diriku Dara. Justru aku ingin semakin dekat denganmu, tapi kembali lagi…aku harus pergi, pergi meninggalkan semuanya dan yang kutahu Negara ini menjadi Negara yang singkat kutinggali tetapi kenapa ini yang paling berat untuk ditinggalkan.” Jawab Donghae terdengar bergetar, Darapun membalas pelukan Donghae.

“Lalu…kau tetap akan pergikan? Kau tidak akan kembali?” Tanya Dara yang juga tak bisa menutupi kesedihannya karena bagaimanapun Donghae memiliki arti tersendiri untuknya.

“Ne, aku tidak bisa menjanjikan apapun…tapi yang jelas aku ingin mengatakan satu hal padamu, senang…bertemu denganmu, Dara.” Jawab Donghae tulus membuat Dara sekuat tenaga menahan air matanya….dan ia kembali berusaha mengembangkan senyumnya saat Donghae harus segera pergi karena sesuatu yang mendesak. Kini Darapun terduduk dibangku dimana tadi Donghae menunggunya, ia mulai menangis sekarang…entah kenapa tapi itu cukup menyesakkan baginya…dan saat itu sebuah sapu tangan terulur padanya.

“Pakailah.” Ucap Jiyong saat Dara mencoba menghapus airmatanya, Darapun menerimanya.

“Gomawo.” Jawab Dara singkat. Jiyongpun berusaha untuk berdiri dari kursi rodanya dan kini duduk disamping Dara.

“Apa dia meninggalkanmu?” Tanya Jiyong kemudian, membuat Dara sekilas menatapnya.

“Ne…dia harus pergi Ji, dia harus mengikuti kemana Appanya pergi. Menyedihkan bukan? Kencan pertamaku…ternyata sebuah kencan perpisahan.” Jawab Dara kembali berusaha menahan air matanya. Jiyongpun menghela nafas panjang…

“Menangislah bila ingin menangis Dara, tak usah menahannya…kali ini kalau kau ingin menangis, aku akan meminjamkan pundakku untukmu bersandar…agar kau dapat menuntaskan semuanya.” Ucap Jiyong membuat Dara yang mendengarnya kembali terisak dan benar-benar menyandarkan kepalanya dipundak Jiyong…ia menangis kali ini, menangis untuk bisa menuntaskan segala perasaannya hari itu juga.

~~~Next Chap~~~

“Apa? Mereka mengalami kecelakaan? Tidak mungkin-“

“Untuk sementara, jangan beritahu dia.”

—-

“Ji…kau punya hubungan apa dengan Dara?”

“Yah, mungkin kalian memang harus tahu.”

—–

“Aku heran…kenapa kau bisa menenangkanku disaat aku membutuhkannya?”

“Karena aku bisa mengerti dengan apa yang kau rasakan-“

Kajja…tinggalkan jejak seperti biasa, ingatkan saya jika ada typo ^_^ dan bagi yang tak pernah meninggalkan jejak…membiasakanlah mulai sekarang. Karena mungkin saya akan kembali memberi PW untuk chapter akhir dari FF ini. So…moga ini kembali dapat dimengerti. Hengsho. >.<

<<back next>>

94 thoughts on “WITCHLOVE~First Date #8

  1. Duh tragis kecan pertama dara,, tapi karna itu daragon bisa berduaan mana jiyong sedia buat ngasih pundak.y buat dara klo dara nangis ,, donghae cuma sebentar aja ternyata ,,,

  2. omo…jiyong nguntit dara ???
    penasaran ya sama kencannya dara ???
    tragis banget yah..kencan pertama malah jadi kencan perpisahan
    tapi tenang aja ada jiyong yang akan menemani hari2mu

  3. Sabar ya jiyong..gak tau knp dr chap sblmnya ampe skrg jiyong dsni mnarik prhatian bgt..sedih jg sih ngeliat dara..tp lbih sedih jiyong ..

  4. Jiyong kok baik banget yaaa
    Ngebiarin dara sama donghae, padahal diaa udah jelas suka sama dara
    Mungkin karena dia udah tau toh akhirnya diaa yang menangin dara wkwkw
    Tapi yah dara udahlah sama jiyong ajaa
    Lauren hati hatii yaa ke mass depannya

Leave a comment