[DGI FESTIVAL 2016_PARADE] Angel Without Wings #6

AWWWW

Author : QueeNda

Main Cast : Kwon Ji Yong, Park Sandara

[6] “Sleeping Beauty…”

Aku sedikit ragu untuk melangkahkan kakiku masuk kedalam rumah sakit, aku sangat tidak menyukai bau obat-obatan. Uurgh, demi apapun aku benar-benar tidak menyukai bau itu, lebih baik aku mendengarkan semua khotbah Youngbae daripada harus masuk kedalam rumah sakit.

Tapi ini demi Dara. Aku harus bisa. Aku memejamkan mataku, mengumpulkan segenap kekuatan untuk melawan rasa tidak suka ku. Fighting!

Aku mulai memasuki lobby, bau obat-obatan sudah mulai tercium. Tahan Jiyong. Aku melirik kertas yang berada dalam genggamanku. Room A/10.04 ..aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit sambil melihat plang yang tergantung ditiap kamar.

“ROOM A/10.04”

Cocok. Berarti ini ruangan Dara. Aku memandang pintu kamar Dara. Kedua sudut bibirku terangkat membentuk senyuman. Sekarang antara aku dan Dara hanya terhalang pintu putih ini. Setelah aku masuk, aku dapat bertemu dengan malaikatku.

“ji-jiyong?apa benar kau Jiyong?”

Aku sedikit tersentak kaget, lalu menghela nafasku pelan. Aku berbalik dan melihat siapa yang baru saja memanggilku dari belakang dan membuatku terkejut.

“benar kau Jiyong?”

Seorang wanita berambut merah menghampiriku, aku mencoba untuk mengingatnya, wajahnya tidak asing bagiku tapi aku lupa siapa dia.

“bibi Bo-mmie?”tanyaku ragu.

“Ya Tuhan ternyata benar ini kau Jiyong”

Apa benar ini bibi Bommie?dia mengelus pipiku lalu memelukku sedangkan aku masih diam terpaku ditempatku berdiri. Setelah melepaskan pelukannya, bibi Bommie menarikku untuk duduk di bangku dekat ruangan Dara dirawat.

“kau sudah sebesar ini sekarang”Bibi Bommie tersenyum menatapku. Senyuman yang sama seperti senyuman milik Dara.

“hmmh,,itu karena kita sudah lama tidak bertemu”yaah, bahkan sangat lama..sampai aku bisa melupakan keberadaan kalian..

“kau tahu, Dara selalu menanyakan dirimu, selalu berbicara tentang dirimu”pandangan Bibi Bommie menjadi sangat sedih, aku menatapnya, lebih tepatnya memperhatikan penampilannya yang sekarang. Ia jauh tampak berbeda dari yang kulihat di foto semalam yang ibu tunjukkan, rambut yang diikat asal, tubuhnya yang terlihat kurus, matanya yang lelah dan gurat-gurat khawatir dan sedih itu terlihat jelas di wajahnya. Tapi, wanita didepanku ini tampak tegar…

“maafkan aku bibi..”aku menundukkan wajahku merasa bersalah tapi bibi Bommie memegang tanganku seolah memberikanku kekuatan, bodoh, harusnya akulah yang memberikan kekuatan untuknya.

“ini bukan salahmu Ji, ini adalah takdir kehidupannya. Waktu itu, saat Dara mendengar berita kepindahan ayahnya ke Seoul, dia sangat bersemangat. Dia mengepakkan semua barang-barangnya sendirian, dia selalu bilang sesampainya di Seoul dia akan menemuimu katanya dia merindukanmu dan akan membuat kejutan tentang kedatangannya. Anak itu,,benar-benar sangat bahagia. Tapi, saat kami sudah di Seoul…”Bibi Bommie menghentikan ceritanya, ia memejamkan matanya. Aku bisa merasakan emosi yang ia tahan. Kesedihan yang benar-benar mendalam. Aku masih menunggunya untuk melanjutkan cerita.”saat kami sudah di Seoul, Dara meminta izin untuk pergi berkeliling, katanya ia ingin melihatmu di sekolah karena kami memasukkannya di sekolah yang sama denganmu sesuai dengan permintaannya. Tapi, tiba-tiba saja aku mendapatkan telepon dari rumah sakit kalau putriku kecelakaan. Ia ditabrak oleh truk, tubuhnya terlempar sejauh 5m. aku benar-benar tidak bisa merasakan bagaimana ia menahan sakitnya. Seharusnya aku tidak mengijinkannya keluar. Ini semua salahku..saat itu juga perasaanku hancur bahkan aku hampir bunuh diri. Tapi ayah Dara selalu bilang kalau aku harus kuat untuk putri kecil kami..”Bibi Bommie mulai menangis, aku mengusap kedua mataku yang mulai berair.

Maafkan aku Dara…Maafkan aku…

“kalau saja aku melarangnya, semuanya tidak akan seperti ini. Tidak akan pernah ia tertidur selama ini.”Bibi Bommie mengusap matanya tapi kesedihan masih terpancar dari matanya bahkan saat ia memaksakan sebuah senyuman berkembang di bibirnya.

“apa kau mau masuk kedalam?”Bibi Bommie berdiri dan merapikan penampilannya, aku mengangguk.”kajja”aku berdiri lalu mengikuti bibi Bommie.

*

*

Aku memasuki ruangan tempat Dara dirawat, sebelumnya aku diharuskan memakai baju steril terlebih dahulu. Perasaan takut langsung menghampiriku tapi semuanya tertutup oleh perasaan rinduku yang terlalu dalam untuknya. Aku mengikuti bibi Bommie dari belakang, perlahan ia memutar knop pintu. Jantungku semakin berdetak lebih cepat dari biasanya.

“sayang, lihatlah siapa yang datang”Bibi Bom berjalan menuju vas bunga, ia mengganti bunga yang mulai layu dengan bunga baru yang dibawanya, sedangkan aku masih terpaku di dekat pintu. Kaki ku terasa berat untuk melangkah saat melihat pemandangan didepan mataku. Malaikatku yang sedang tertidur, di sekelilingnya terdapat banyak selang yang membantunya untuk tetap hidup. Aku menutup pintu dibelakangku perlahan dan melangkah menuju tempat tidur Dara.

Aku..aku datang..maaf aku terlambat, Dara..

Hatiku sesak memandangnya yang tetap memejamkan matanya, ia seperti puteri tidur. Malaikatku tetap cantik walaupun ia sedang terlelap. Aku memandang tubuh mungilnya yang ditempeli banyak selang, bibi Bommie bilang tanpa ada alat-alat seperti ini Dara tidak akan hidup lebih lama, ia akan tertidur selamanya.

“ji, kurasa kau butuh waktu berdua dengannya. Jadi aku akan keluar dulu, neh?”

Aku mengangguk, aku tidak bisa berbicara lagi. Bibi Bommie melangkah keluar dan sekarang hanya ada aku dan Dara. Aku duduk disebelah ranjangnya, menggenggam sebelah tangannya dan menciumnya.

“bodoh, kau bilang dirimu malaikat penjagaku? Tapi lihatlah dirimu hanya tertidur..”dadaku semakin sesak, airmataku mulai mengalir..

“Ssantoki, mau sampai kapan kau tertidur? Cepat bangun dan mulai menganggu hari-hariku lagi dengan celotehanmu..cepat bangun karena masih banyak hal yang harus kutunjukkan padamu..”aku semakin mengeratkan genggaman tanganku dan membelai rambutnya yang tetap halus..

“Sandara, kumohon cepatlah bangun..apa aku harus menciummu agar kau segera terbangun dari mimpi panjangmu?”aku tertawa, mencoba menghibur diriku sendiri..bodoh, lihatlah karenamu aku menjadi cengeng..

“maafkan aku..maaf karena aku melupakanmu,,maaf karena aku terlambat menyadari semua tentangmu..maafkan aku..kumohon cepatlah bangun”aku semakin terisak, perasaaan sedih ini sulit untuk kubendung lagi, aku tidak menyalahkan takdir yang telah terjadi antara aku dan Dara mungkin memang seperti inilah yang harus terjadi antara kami berdua. Aku percaya suatu saat nanti Dara akan terbangun dari tidur panjangnya. Seperti cerita Putri Tidur yang akhirnya terbangun setelah mendapat ciuman dari pangeran cinta sejatinya. Bodoh, tapi Dara bukan Puteri Tidur..aku tertawa lirih menertawakan pikiranku sendiri.

“aku akan kembali,,jangan pergi dulu”aku mencondongkan tubuhku dan mencium pipinya..sesaat, aku menatap wajahnya yang masih tertidur sebelum melangkah keluar dari kamarnya..

*

*

Aku berlari melewati lorong putih yang sudah biasa kulewati, bau obat-obatan yang kubenci pun sudah mulai bersahabat dengan hidungku. Sudah 2 bulan sejak aku mengetahui keadaan Dara yang sebenarnya, aku selalu berkunjung kesini setiap hari. Entah untuk mengajaknya berbicara atau hanya sekedar menemaninya saja, walaupun yang kudapat hanya pejaman matanya dan suara dari mesin pendeteksi jantungnya.

aigoo,,kau masih saja betah tertidur disini?apa kau tidak merindukan aku?”aku terkekeh sendiri..aku merindukannya..”oh ya, aku membawa gitar..aku sudah berjanji untuk membuatkanmu lagu bukan..jadi aku akan menyanyikannya sekarang,,aku tidak meminta bayaran darimu..aku hanya memintamu untuk segera bangun”aku mengusap kedua mataku yang siap mengalirkan beribu kubik airmata..aku mengambil gitar dan kembali duduk disebelahnya..

Butterfly’s..seperti namamu..”aku mulai memetikkan gitar..

Kumohon cepatlah bangun dari tidur panjangmu..karena kau bukan puteri tidur, kau adalah malaikatku, kupu-kupu dihatiku..

Sandara…

Bangunlah…

“bagaimana? Suaraku sangat merdu bukan? Kurasa aku akan menjadi juara jika mengikuti ajang pencarian bakat…”aku terdiam…Dara masih tidak merespon, hanya suara mesin yang masih terdengar…Aku menaruh gitar disampingku, kembali memandangi Dara…

Dara, sampai kapan kau akan begini? Cepatlah bangun karena aku merindukanmu…

“baiklah, aku akan keluar dulu, nanti aku akan kembali lagi menyanyikan lagu-lagu ciptaanku untukmu”aku membelai rambutnya dan mengecup keningnya..”aku mencintamu..”aku berbisik ditelinga Dara lalu mencium pipinya..aku pun mulai melangkah menuju pintu keluar..

Tuuuuuuuutttttt…Tuuuuuuttttt……………

Langkahku terhenti…

Tidak…

Ini tidak mungkin…

Aku melihat alat pendeteksi jantungnya bergerak dengan cepat dengan beberapa garis lurus…Tidak, Dara tidak mungkin meninggalkanku seperti ini!

Airmata mulai keluar dari kedua mataku seberapa pun besarnya aku tahan…aku melangkah mendekatinya menggenggam tangannya dengan kedua tanganku, kulitnya yang hangat mulai terasa berbeda, tidak mungkin..

kau harus bangun sekarang Dara! Jangan buat aku gila seperti ini…!!

Kumohon cepatlah bangun…

Jangan tinggalkan aku Dara, bahkan aku baru menyatakan perasaanku kepadamu..

Kumohon, tetaplah bersamaku..

Aku mencintaimu…sangat mencintaimu…

….

Bibi Bommie duduk disampingku, keadaannya lebih mengkhawatirkan. Ia terus menangis saat mengetahui keadaan Dara yang memburuk, Paman Teddy –ayah Dara- memeluk istrinya mencoba menenangkannya. Park Sanghyun –adik Dara- walaupun terlihat tegar tapi aku juga bisa merasakan kesedihan yang terpancar dari sorot matanya. Kedua orangtuaku juga datang, wajah mereka juga terlihat khawatir bahkan ibu sesekali mengeluarkan airmata, bagi ibuku Dara sudah seperti puterinya sendiri. Sedangkan aku, keadaanku tidak jauh lebih kacau bahkan lebih kacau dari mereka yang ada disini. Tim dokter yang menangani Dara masih di dalam, mereka masih memeriksa Dara.

Tuhan, kumohon buat malaikatku tersadar dari tidurnya…

Aku memejamkan mataku sambil terus berdoa…

CKLEK

Aku membuka mataku, melihat seorang dokter keluar dari kamar Dara. Bibi Bommie dan Paman Teddy menghampiri dokter Kim, dia yang selama ini menangani Dara. Wajah-wajah tegang terlihat di raut muka Sanghyun, kedua orangtuaku dan aku sendiri. Dokter Kim membuka maskernya dan berbicara dengan bibi Bommie dan Paman Teddy, aku tidak terlalu mendengar apa yang mereka bicarakan. Dokter Kim menggelengkan kepalanya lalu membungkukkan badannnya dan kembali masuk. Setelah itu yang kulihat tangisan Bibi Bommie semakin histeris sambil terus memanggil nama putrinya, tubuhnya hampir terjatuh kelantai kalau Paman Teddy tidak langsung memeluknya. Aku melihat ke sekitar, Sanghyun memilih untuk meninggalkan tempat sedangkan orangtuaku menghampiri orangtua Dara, ibu memeluk Bibi Bommie dan menangis bersama.

Tidak…

Aku menggelengkan kepalaku, ini tidak mungkin…

Dara tidak mungkin meninggalkanku seperti ini…

Aku menyenderkan punggungku, lengan kiriku menutupi mataku sedangkan tangan kananku memukul dadaku. Mencoba menahan semua rasa sesak yang tiba-tiba menjalar ditubuhku. Aku mulai terlarut dalam tangisku..

Tidak mungkin…bilang padaku kalau ini hanya tipuan April Mop atau mimpi buruk yang hanya lewat dalam tidurku…

Dara…

Semua kenangan indah bersamanya berputar dipikiranku, membuat dadaku semakin sesak…

“Aku adalah malaikat…ditambah aku adalah malaikat penjagamu”

“Jiyoong,,kalau kau tidak membuat gol yang banyak aku tidak akan menjadi malaikatmu lagi!!!”

“Aku menyukai hujan”

“Ji-jiyong, berkencanlah denganku”

“karena kau satu-satunya alasan aku masih bertahan hidup”

“ji,,kenapa jantungmu sangat berdebar?”

Tubuhku merosot, aku semakin tenggelam dalam kesedihanku. Senyuman itu selalu membayangiku, bahkan ciuman itu masih terasa manis di bibirku.

Sandara, apa kau mempermainkanku?!

Kau bohong! Pembohong besar! Kau bilang dirimu malaikat penjagaku! Tapi kenapa kau meninggalkan diriku seperti ini!

*

*

Continued

20 thoughts on “[DGI FESTIVAL 2016_PARADE] Angel Without Wings #6

  1. baru pulang sekolah…terus langsung cuuusss dgi….. dan ternyata AWW diupdate…..tpi kok bikin nangissssss sih kak…. 😥
    gk ikhlas bgt klo sampe dara meninggal.
    kak dee please jgn buat dara pergi ookkk….
    next chap hwaiting kak… 😉

  2. Dara nggak mungkin beneran meninggal kan? waee?? apa karna jiyong yg ngucapin kata cinta dan karena itu dara meninggal? #abaikan

Leave a comment