I will always love u [Part 1]

Aku akan terus mencintaimu, sekarang dan selamanya.

Daragon i will always love u

Author : Fel Hu.
Genre : Romance.
Ratting : T.
Main cast : Kwon Ji Yong dan Sandara Park.
Other cast: 2NE1

Annyeong.. Ini fiction pertama, jadi maaf yah kalo masih banyak typo dan tulisan dalam bahasa korea yang salah. Thanks for your time and enjoy~

—————————————–

Seorang perempuan berlari sekuat tenaga menjauhi kerumunan orang-orang yang mengejarnya…

“Dara eonni!! ” teriak kerumunan itu. Yang dipanggil malah berlari tambah kencang. Saat sudah memasuki gedung YG barulah perempuan itu memperlambat larinya dan akhirnya berhenti untuk mengatur nafas dan detak jantungnya yang tidak karuan.
” Eh? Eonni, kamu kenapa? Kok bisa ngos-ngosan begitu?” tanya CL saat melihat Dara ngos-ngosan.
” Tadi aku sedang berjalan-jalan sebentar, lalu ada satu fans mengenaliku dan meminta foto. Ketika aku memberikannya, ada lagi yang datang, lalu makin banyak dan mereka mulai menarik-narikku ke segala arah. Kacau sekali pokoknya..” ucap Dara berusaha mengingat kembali kejadian tadi.
“Aigoo.. Kau harus lebih berhati-hati!! Ah.. Jiyong-oppa tadi mencarimu.” ucap CL sambil tersenyum penuh maksud.

Dara tersipu malu saat mendengar nama Kwon Ji Yong atau lebih kita kenal dengan nama G-Dragon.  Ahh… Bagaimana yah, ia jadi teringat hal-hal manis dan romantis yang dilakukan Jiyong padanya.

Ya, Jiyong memang lebih muda darinya, namun umur hanya sebuah angka-kan? Jiyong kadang memang bersifat layaknya anak kecil–manja dan cengengesan–namun, ada saatnya Ji Yong malah lebih tenang dan dewasa dibanding Dara.

” Annyeong~ ” ucap Dara sambil memasuki ruangan bigbang. Di ruangan itu hanya ada Jiyong yang membelakangi Dara sambil menggumamkan lagu yang dia dengarkan melalui headphonenya.

Dara berjalan kebelakang Jiyong, tapi tetap saja Jiyong tidak menyadari keberadaan Dara. Ah… Sedihnya. Sebenarnya bukan tidak menyadari sih, cuma mungkin dia sedang bekerja. Dia selalu berkosentrasi penuh saat bekerja.

“Aigoo… Kukira kau sedang sibuk, ternyata kau sedang melamun” ucap Dara sambil menepuk punggung Jiyong.
“Ehh!!” seru Jiyong lansung tersentak kaget.
“Aish.. Kau membuatku kaget” gerutu Ji Yong lagi saat menyadari bahwa itu Dara. Dara terkekeh pelan saat melihat ekspresi kaget kekasihnya itu.
” Hahaha.. Iya, mianhae chagiya.  Wae sani (lagi mikir apa sih) ??” ucap Dara sambil duduk di depan Jiyong.
” Ahh.. Bukan apa-apa. “

Dara menyipitkan matanya dengan mulut sedikit mengerucut seperti berusaha membaca lebih jelas raut muka dan ekspresi mata Jiyong atau lebih tepatnya ia sedang cemberut.

Jiyong terkekeh pelan melihat ekspresi Dara yang cemberut. Kedua tangannya terangkat untuk menyentuh pipi Dara dan mulai mencubitnya pelan. “Mukamu sangat lucu~ hahaha. Gini saja, kalau kau menciumku, aku akan menceritakan isi lamunanku.”

Dara lansung memeletkan lidahnya “Jangan harap, Ji~”
“Aigoo~ masa kau tak mau mencium pacarmu sendiri sih..  Lagipula masa kau tidak penasaran dengan apa yang sedang kulamunkan?”

Dara terlihat menimbang-nimbang apakah harus ia melakukannya atau tidak. Sebenarnya ia tidak masalah mencium Jiyong, tapi ia merasa malu jika harus melakukannya duluan. Kesannya agresif bgt. Tapi akhirnya ia melakukannya juga. Ia mencium pipi kanan Jiyong dengan sangat cepat.

“Yaaa! Kkumkkae (yang benar saja) ! Kenapa cepat sekali!! Itu hanya terasa seperti ciuman nyamuk! Bahkan Gaho bisa menjilati mukaku lebih lama!” protes Jiyong
“Kalau gitu minta saja Gaho yang menciummu!” seru Dara tidak terima. Aish! Apakah Jiyong tidak tau jantung Dara berdegup kencang walau hanya melakukan ciuman sekilas itu!
“Lalu yang ini tidak?” Ucap Jiyong sambil menunjuk pipi kirinya dan membuat ekspresi cemberut.
“Enak saja.. ” ucap Dara sambil membuang muka kearah kanan.
“Ya sudah kalau gitu… ” Jiyong mengakhiri perkataannya dengan mencium pipi kiri Dara.
“Aigoo~ dasar genit!” ucap Dara sambil memukul lengan Jiyong dengan pelan. Mukanya benar-benar merah padam sekarang.

Jiyong tertawa melihat muka pacarnya yang merah padam. Rasanya itu salah satu alasan mengapa ia menyukai Dara dan kebanggaan tersendirinya menjadi pacar Dara. Jika ia tidak menjadi pacar Sandara Park, maka ia tidak mungkin bisa menciumnya hingga akhirnya bisa melihat muka Dara yang tersipu malu. Ekspresi yang tidak semua orang bisa lihat.

“Ya!! Jangan melamun lagi!! Kamu ini sedang melamunkan apa sih! Jangan bilang kau sedang memikirkan perempuan, karena aku tidak akan memaafkanmu!!” teriak Dara.
” Mwo? Aku memang memikirkan seorang perempuan~!” goda Jiyong.
“Ya!! Kau jangan memikirkan perempuan lain!! Andwe!! ” seru Dara sambil memukul lengan Jiyong.
“Aaa.. Dara-ya!! Appo! Hentikan!”
“Makanya jangan berselingkuh!! Bahkan didalam mimpimu jangan pernah coba berselingkuh!” ucap Dara sambil terus memukuli lengan Jiyong.
“Aishh!! Aku tidak selingkuh! Hei! Aku memang memikirkan perempuan, tapi, perempuan itu kamu! wang ibnidayo (kaulah orangnya) !!” ucap Jiyong sambil menangkap tangan Dara untuk menghentikan pukulan Dara yang bertubi-tubi. Dara tersentak kaget mendengar jawaban Jiyong.
“you are the only girl that always comes to my mind, tapi sepertinya kamu tidak menyanyangiku yah. Aaa~ Kau memukulku dengan sangat kencang.” ucap Jiyong dengam suara anak-anak.

“Mianhae, Jiyongie.. Aku tidak bermaksud memukulmu, hanya saja aku…” ucap Dara tidak melanjutkan ucapannya. Ia tertunduk malu tidak mau Jiyong melihat mukanya, mukanya saat ini merah padam dan jantungnya berdegup kencang. Ia hanya mengelus lembut lengan Jiyong yang daritadi ia pukuli tanpa berani melanjutkan perkataannya. Ia merasa benar-benar bodoh karena cemburu, apalagi saat mengetahui ia cemburu pada dirinya sendiri.
“Hanya saja apa? ” goda Jiyong lagi.
” Ya!! Hentikan!” seru Dara sambil mengangkat kepalanya.

Tepat saat ia mengangkat kepalanya, bibir Jiyong lansung mengecup bibirnya. Ciuman yang awalnya lembut mulai berubah menjadi lebih intens.

“Saranghaeyo Dara..” bisik Jiyong ditengah-tengah nafasnya yang terputus-putus.

***

Bom berjalan sambil menenteng 1 kantong roti dengan girang. Well, ia selalu girang saat memegang makanan. Hari ini 2NE1 akan melatih koreografi baru dan pastinya latihannya akan cukup berat, oleh karena itu Bom sudah menyiapkan roti kalau-kalau jatah makanan yang ia peroleh kurang.

Bom memasuki ruangan sambil mengucapkan salam. Selesai mengucapkan salam, ia lansung mengendarkan pandangan untuk mencari yeo-dongsaeng-nya itu. Matanya lansung menyipit saat melihat sesosok perempuan yang diam di pojokkan, seperti tidak bernyawa. Muka perempuan itu terlihat agak pucat dan memancarkan aura mengerikan. Cukup membuat Bom agak bergidik ngeri.

“Ya~ Dara! Kamu gapapa? Mukamu pucat !” seru Bom menghampiri perempuan itu. Ya, perempuan itu Sandara Park.
” Ah? Aku baik-baik saja.. ” ucap Dara yang berusaha terdengar ceria, tapi tetap saja kedengarannya ia lesu.
” Kojitmal! Tidak apa-apa katamu? Lalu kenapa suaramu lesu sekali? Kau lapar? Mau roti? ” ucap Bom sambil menyodorkan kantung roti yang dari tadi ia pegang.
” Gomawo Bom-ah.. Tapi, aku tidak lapar”
” Dara badanmu panas. kamu sakit? ”
” Aniyo.. Hanya kurang tidur.”

Bom hanya bisa menghela nafas. Jelas-jelas Dara sedang sakit, badannya panas dan mukanya pucat.

“Dara!!! ” seru Bom sambil menepuk pundak Dara dengan cemas. Keadaan ini nampaknya benar-benar gawat, Bom seakan takut Dara sudah pingsan. Apalagi Dara yang tidak bereaksi saat Bom terus-terusan memanggil namanya. Akhirnya, Bom memutuskan untuk menepuk pundak Dara.
“Ah?! Ada apa? Kita sudah mau mulai latihan?” ucap Dara gelalapan dan buru-buru bangun. Karena ia buru-buru bangun, tubuhnya lansung oleng dan hampir jatuh jika Bom tidak lansung memegangnya.
“Aigoo Dara, bagaimana mau mulai latihan badanmu panas seperti ini. Sebaiknya aku ambilkan obat untukmu. 1 jam lagi kita akan mulai latihan.” ucap Bom.
” Ah tidak perlu Bom-ah, aku hanya kurang tidur jadi agak mengantuk. ”
” Tetap saja aku harus mengambilkanmu obat. Kau istirahat saja dulu. Aku akan cepat kembali.” ucap Bom

Dara akhirnya hanya mengangguk. Ia sedang tidak ada tenaga untuk berdebat atau sekadar meminta Bom untuk jangan repot-repot mencarikannya obat. Dia benar-benar butuh istirahat.

***

” Dara!! Bom bilang kamu sakit! Benarkah? Apa yang sakit? Kenapa kau tidak bilang padaku!” semua ucapan Jiyong meluncur dengan cepat, tepat saat dia membuka pintu. Bahkan tak ada sapaan annyeong lagi. Jiyong lansung belari menuju Dara.

“Jangan teriak-teriak!” ucap Bom pelan sambil menatap tajam Jiyong. Jiyong hanya menyengir sebentar sambil berkata “Mianhae, noona” lalu kembali belari ke tempat Dara.

Jiyong lansung duduk disebelah Dara dan mengangkat kepala Dara–yang bersender di tembok–berpindah ke pundaknya. Jiyong lansung menaruh tangannya di kening Dara untuk mengukur suhu Dara, atau minimal membandingkan dengan suhu tubuhnya sendiri.

” Ya!! Dara!! Badanmu panas sekali!!” teriak Jiyong. Suatu pukulan pelan mengenai lengan Jiyong. “Sudah kubilang jangan berteriak, kau malah membuatnya sakit kepala!!” ucap Bom dengan suara tertahan. Ya, Bom sendiri juga sedang menahan diri untuk tidak berteriak-teriak.

Dara terkekeh pelan mendengar pertengkaran mereka. “Goenchanayo, aku tidak akan sakit kepala karena itu.”
” Ne.. aku yang akan sakit kepala mendengar eonnie dan oppa berteriakan di dekatku.” ucap CL yang sedang berkutat dengan obat Dara. Ia sedang menyiapkan obat yang sudah dibeli Bom dengan serius. Seakan-akan obat itu adalah rumus matematika yang rumit. Padahal ia hanya perlu membaca obat mana yang harus diminum terlebih dahulu dan mana yang tidak.

CL membantu Dara minum obatnya. Setelah minum obat Dara kembali mau meletakkan kepalanya di pundak Jiyong. Tapi, Jiyong lansung mengelak, sehingga badan Dara akhirnya jatuh terhuyung dan kepalanya mendarat pelan di paha Jiyong. Dara baru saja mau protes ketika Jiyong membelai pelan rambutnya.

“Yomnyo masipsiyo..” ucap Dara pelan. Ia tahu Jiyong khawatir dengan keadaannya. Terlihat dengan cara perlakuan Jiyong. Dara melihat ada pancaran marah di mata Jiyong. Dara tau Jiyong tidak marah padanya, melainkan ke dirinya sendiri. Bagaimana ia bisa-bisanya tidak tahu bahwa Dara sedang sakit. Padahal ia kemarin bertemu.

Sentuhan tangan Jiyong saat membelai rambutnya terasa sangat lembut, seperti Dara adalah sesuatu yang tak ternilai harganya dan sangat berharga. Sehingga Jiyong merasa harus memperlakukannya dengan sangat lembut, takut Dara akan rapuh hanya karena sentuhan tangannya.

” Aku hanya butuh tidur sejenak..” ucap Dara pelan lagi.
“Ne.. Algesseoyo. Cal cayo” ucap Jiyong sambil mengecup pelan pipi Dara dan lalu kembali menaruh bibirnya dipipi Dara, hanya membiarkannya tetap menempel. Cukup lama hingga Dara merasakan tubuhnya tambah panas karena malu. Ia pasti sedang diperhatikan yang lain. Tapi disisi lain ia merasa senang dan tidak mau menarik diri. Namun, akhirnya Jiyong mengangkat bibirnya dan mulai kembali membelai lembut rambut Dara hingga akhirnya Dara tertidur.

—ooo00ooo—

next>>

17 thoughts on “I will always love u [Part 1]

Leave a comment