SUMMER BREEZE CHAPTER 5 *EPILOGUE*

Summer Breeze Part 5 *ending*

Author : Mhelyndz @MhelyndzVIP

Editing : @ssintokkiYasinta ana

summer breeze daragon

Cast:
Sandara Park Dara
Kwon Jiyong
Lee Donghae
Kim Jaejong

Author POV

“Dara ah, lupakanlah Jiyong” ujar Donghae kepada Dara lembut, kini wajah namja itu sejajar dengan wajah Dara. Dara menatap Donghae tak mengerti.
“aku mencintaimu” ujar Donghae lagi, tatapan matanya sangat serius sampai Dara tak bisa menjawabnya. Tak ada kebohongan yang terbaca oleh Dara di mata namja itu.
“Donghae ah, aku…”


“anii, kau tak perlu menjawabnya sekarang,hanya perlu kau tau kalau aku mencintaimu dan akan selalu disampingmu menjagamu” ujar Donghae. Dara hanya bisa terpaku mendengar kesungguhan suara Donghae.
“Dara ah” suara seorang wanita mengagetkan Dara, Dara menoleh dan sedikit terkejut saat melihat orang dihadapannya. Jiyong dan umma nya atau lebih tepatnya Jiyong dan umma Jaejong yang juga adalah ibunya. Dara mendesah sinis saat melihat Jiyong tapi senyumnya langsung melebar saat melihat umma Jiyong dan Jaejong. Mereka memang sangat dekat dulu, Dara memang sering bermain ke rumah Jaejong.
“ahjumma, apa kabar anda??bogoshipo” ujar Dara langsung menghampiri wanita itu dan memeluknya erat. Saat-saat mengurus Jaejong membuat kedua wanita itu dekat layaknya ibu dan anak.
“kenapa kau tak bilang kalau kau kesini??sudah 2 tahun aku tak pernah melihatmu, hanya melihat karangan bunga yang kau letakkan tahun lalu di makam Jaejong” ujar wanita itu lembut
“mianhe ahjuma” jawab Dara melepas pelukannya.
“kau dengan Donghae??apa kalian sudah…” ucapan umma Jiyong menggantung, wajahnya menatap Dara dan Donghae bergantian. Belum sempat Dara menjawab pertanyaannya, tangannya digenggam erat oleh Donghae. Donghae mengangguk tegas seakan mengiyakan apa yang dipikirkan oleh umma Jiyong. wajah Jiyong penuh amarah saat melihat mereka saling menggenggam.
“senang sekali kau akhirnya bisa menemukan namja yang cocok, aku sangat menyukaimu, kau yeoja yang baik, andai saja Jaejong…” wanita itu terdiam seperti meikirkan sesuatu.
“umaa” panggil Jiyong lembut sedikit melupakan amarahnya setelah menyadari perubahan wajah ibunya itu.
‘”Jiyong ah?kenalkanlah ini Dara, yeoja yang sering adikmu ceritakan” ucap ibu Jiyong, Dara sedikit kaget mendengarnya.
“aku sudah mengenalnya umma” ujar Jiyong pelan dan tegas.
“mwo??” ibu Jiyong menautkan alisnya bingung.
“ahjuma, aku pamit dulu, sudah lama kami ada disini, lagi pula Donghae sedang terburu-buru” ujar Dara, yeoja itu sepertinya sudah tak kuat berada di dekat Jiyong, hatinya masih belum bisa menerima semuanya dan masih belum bisa percaya kalau Jiyong adalah kakak Jaejong, berarti selama ini Jiyong membohonginya.
Setelah mendapat persetujuan dari umma Jiyong Dara segera meninggalkan tempat itu. sebelum pergi Dara sempat melihat ke arah Jiyong, sampai akhirnya dia berjalan menjauhi Jiyong dan ibunya, keluar dari area pemakaman. Tangan Donghae memegang tangan Dara erat, tanpa mereka sadari Jiyong menatap mereka tajam. Tangannya terus mengepal sedari tadi melihat kedekatan Dara dengan Donghae, dia cemburu melihatnya. Ingin sekali Jiyong menjadi namja yang beruntung itu.
“Jiyong ah??wae?kenapa kau terlihat sangat marah??” tanya ummanya. Jiyong menoleh dan memaksakan senyum di wajahnya.
“anii, gwenchana, ayo umma” ucap Jiyong akhirnya. Mereka melaksanakan beberapa ritual, menyebarkan bunga dan arak putih dikuburan Jaejong, sehabis itu mereka membersihkan beberapa dedaunan yang ada di atas kuburan Jaejong. Wajah umma Jiyong terlihat sangat pedih melihat kuburan Jaejong, luka akibat kehilangan anaknya yang paling kecil masih membekas di hatinya sampai sekarang. Jiyong sendiri hanya terdiam menatapi nisan Jaejong, tak mengatakan apa-apa. Tatapan matanya kosong tapi tangannya tak henti-hentinya mengepal.
“umma ah, aku pergi sebentar, aku tak bisa melepaskannya, aku akan segera kembali” ujar Jiyong lantang, lalu segera berlari pergi menuju pintu keluar area pemakaman tanpa menunggu persetujuan dari ummanya. Ibu Jiyong hanya menatap kepergian anaknya dengan terdiam, sekilas tersungging senyum dibibirnya, kemudian wajahnya beralih ke nisan Jaejong.
“Jaejong, izinkanlah hyung mu menjaga Dara untukmu, biarkanlah dia bahagia karena cintanya memang tulus untuk yeoja yang kau dan dia sayangi” gumam ibu Jiyong. semilir angin musim panas berhembus pelan, kali ini terasa hangat, mebuat bulu kuduk ibu Jiyong sedikit meremang. Wajah wanita itu tersenyum hangat ke arah nisan Jaejong.
“jadi itu jawabanmu” ucap wanita itu pelan.

***

“Dara ah, waeyo?!” Donghae terlihat sangat khawatir saat melihat Dara tiba-tiba berjongkok saat mereka sudah tiba diluar area pemakaman. Wajah yeoja itu di telungkupkan dikakinya. Tubuhnya bergetar seperti menahan sesuatu yang berat.
“Dara ah” panggil Donghae lagi seraya berjongkok di samping Dara. Mata Donghae terlihat sangat terluka melihat yeoja yang disayanginya seperti itu, benar-benar rapuh.
“lupakanlah Jiyong…” pinta Donghae lagi, tapi Dara tak menjawab perkataan Donghae tubuh yeoja itu semakin bergetar. Donghae memejamkan matanya perlahan,dia menggigit bibirnya pelan terlihat sangat tersiksa melihat keadaan Dara. Tapi tiba-tiba pandangannya menajam dan wajahnya berubah tegas. Entah apa yang mebuat Donghae tiba-tiba seperti itu.
“ikutlah denganku ke jepang, kita bisa memulai semuanya disana, kau bisa melupakan semua yang ada disini, melupakan kenangan yang tak ingin kau ingat” ucap Donghae lembut. Kini Dara bereaksi, dia mengangkat wajahnya dan menatap Donghae seperti kaget. Tapi Donghae tiba-tiba memeluk Dara erat sampai yeoja itu tak bisa mengatakan apa-apa.
“aku tak akan membiarkanmu sedih Dara ah” ucap Donghae o ditengah pelukannya.
“ikutlah aku pergi, belajarlah mencintaiku lagi seperti dulu .” tambahnya lembut. tanpa mereka sadari sepasang mata panda *?!* menatap ke arah mereka tajam, kemudian orang itu segera berbalik pergi setelah mendengar percakapan itu.

***

Jiyong POV

Aku menatap foto Dara dan diriku yang ada di layar ponselku. Foto kami saat kami masih bersama. Kebersamaan yang sangat singkat tapi tak pernah bisa ku lupakan. Bertahun-tahun aku menunggu hari itu, menunggu saat Dara tau ada seorang namja bernama Jiyong yang selalu mengaguminya diam-diam,atau ada seorang namja bernama Jiyong yang mencintainya dengan tulus meski mereka tidak saling mengenal dengan dekat. Setelah kematian Jaejong aku memang menetap di luar negeri dan semakin tak ingin kembali ke korea. aku takut akan mengingat saat aku kehilangan best brother yang ku punya.

Tapi ada hal yang lebih ku takuti lagi, aku takut perasaanku pada Dara mengalahkan akal sehatku bahwa setelah adikku meninggal berarti aku bisa memiliki yeoja itu. aku takut akan hal itu, takut akan mengkhianati adikku. Sampai saat setengah tahun yang lalu saat aku mendapatkan undangan untuk membuatkan lagu salah seorang artis di korea, aku kembali ke seoul. Aku pikir aku sudah bisa mengendalikan perasaanku, tapi itu semua salah besar. Saat menginjakkan kakiku di seoul yang pertama ku pikirkan adalah Dara, bagaimana keadaan yeoja itu setelah kepergian Jaejong?jauh di lubuk hatiku, aku sangat mengklhawatirkannya, tapi sekali lagi aku menahan perasaanku rapat-rapat untuk menemui Dara atau bahkan melihatnya diam-diam.

Sampai tiba saat aku mendapatkan undangan untuk menjadi tutor selama seminggu di sebuah kampus, awalnya aku menolak sampai aku tersadar kalau kampus itu adalah kampus tempat Dara bersekolah. Dan saat itulah egoku yang memenangkan semuanya, bukankah tak apa-apa aku hanya menjadi tutornya?cukup dengan melihatnya kala itu, ku yakin akan mebuatku sedikit bahagia. Sampai saat aku melihatnya saat perjalanan ke kampus, terburu-buru sampai tak menyadari lampu penyebrangan sudah berubah warna dan juga tak menyadari ada sebuah motor melaju kencang ke arahnya. Aku yang panik segera menariknya dan akhirnya kami jatuh. Jantungku seperti mau meledak saat melihatnya kala itu, ingin sekali aku langsung memeluknya tapi akhirnya aku hanya bisa pergi setelah menolongnya. Setidaknya itulah hari pertama Dara tau ada namja bernama Jiyong di hidupnya.

Aku tak bisa mengalahkan egoku, melihat Dara membuatku ingin terus di sampingnya, terlebih saat ku tahu di hatinya masih ada sedikit luka karena di tinggalkan adikku. Aku yang awalnya hanya ingin melihatnya sebagai tutor mulai berubah, aku jadi semakin dekat dengannya, melewati hari bersamanya hanya untuk melihat senyumnya. Sekali lagi membenarkan semua tindakanku. Sampai saat Dara menyebut nama Jaejong saat mendengarkan lagu da eum nal, dan lagi saat aku melihat wallpaper foto Jaejong di handphone nya. aku mulai menyadari kesalahanku karena mendekati yeoja yang di cintai adikku.

Perasaanku kalut, dan lebih kalut lagi saat Dara mengatakan kalau dia mencintaiku. Aku sangat bahagia mendengarnya, sesaat bahkan terlintas di kepalaku untuk tidak memperdulikan tentang adikku yang telah meninggal. Tapi akhirnya aku memutuskan untuk melepaskan Dara, aku tak bisa mencintainya dengan perasaan bersalahku untuk Jaejong.
“bigbang rocks tonight ,o,, e,,oo,,”
handphoneku berbunyi, kubuka pesan itu.

From: Donghae

Hyung, aku sudah mengatakan perasaanku pada Dara, dan memintanya untuk ke jepang bersamaku besok. Aku tak akan memaksa Dara seandainya saja dia lebih memilihmu dibanding aku.

Sms dari Donghae membuat perasaanku tambah kacau. Apa yang harus aku lakukan??sebelumnya Donghae memang pernah menemuiku, menanyakan bagaimana perasaanku pada Dara tapi saat itu aku hanya berpura-pura tidak peduli pada Dara. Saat di pemakaman pun aku menyusul Dara, saat itu aku benar-benar sudah tidak dapat membohongi perasaanku lagi pada Dara, terlebih Dara sudah tau kalau aku adalah kakaknya Jaejong.

Tapi saat melihat Donghae memeluk Dara dan menyatakan perasaannya disana membuat semua niat ku urungkan. Mungkin Dara akan lebih bahagia bersama Donghae dibanding denganku. Tapi sekarang kenapa aku tak bisa melihat Dara pergi ke jepang bersama Donghae??hati ini tak bisa merelakannya. Jaejong, apa kau mengijinkanku untuk mencintai yeoja yang kau cintai??aku tak bisa berpikir jernih saat ini. Tiba-tiba semilir angin terasa hangat berhembus ke arahku. Perasaan ku tiba-tiba terasa sangat nyaman.
“Jaejong apa ini jawabanmu??” gumamku tiba-tiba.

***

Author POV

Dara berjalan terburu-buru keluar dari rumahnya seraya menarik kopernya, dia berpamitan kepada pelayan di rumahnya cepat kemudian berjalan keluar. Sudah ada mobil Donghae yang menunggunya di luar. Donghae memang sengaja menyuruh supirnya untuk menjemput Dara ke bandara. Donghae sendiri sudah terlebih dulu menuju bandara untuk mengurus kepergiannya dan Dara ke jepang. Dara tersenyum ke arah supir Donghae dan menyerahkan kopernya untuk diletakkan di bagasi. Dara baru saja akan mebuka pintu belakang, tapi tangannya tiba-tiba ada yang menarik. Dara mendelik ke arah si penarik.
“ya ! mau kemana kau !” Jiyong sudah ada disana, menutup pintu yang tadi Dara buka lalu menarik Dara menjauh dari pintu mobil.
“Jiyong ah??waeyo?! lepaskan tanganku” gusar Dara berusaha menghempaskan tangan Jiyong tapi Jiyong tak melepaskannya.
“Jiyong ah, Donghae menungguku dibandara, satu jam lagi pesawatnya akan berangkat, apa kau mau aku ketinggalan pesawat??”omel Dara lagi. Rahang wajah Jiyong berubah tegas, amarah terbaca jelas di wajahnya.
“apa kau memang ingin melarikan diri?!” ujar Jiyong sinis, tatapannya tajam menatap Dara.
“ya, aku tak mengerti maksudmu”
“aku tak akan membiarkanmu kemana-mana” ujarnya tegas. Jiyong lalu mengambil koper Dara yang tadi dipegang oleh supir Donghae. Dia lalu menarik Dara pula menjauhi mobil
“Jiyong ah, apa maumu??kenapa kau datang tiba-tiba dan bersikap seperti ini??” gusar Dara.
“apa kau mencintai Donghae??” tanya Jiyong tak mengindahkan pertanyaan Dara,Dara menarik napas dalam-dalam.
“Jiyong ah, ada apa denganmu?kenapa kau semarah ini?jika aku menyukai Donghae tak ada hubungannya denganmu” pekik Dara sedikit kesal, dia masih tak bisa menerima perlakuan Jiyong yang seenaknya terhadap perasaannya.
Genggaman Jiyong melemah.
“jadi kau mencintainya makanya kau ingin ke jepang bersamanya dan meninggalkanku??” ujar Jiyong pelan. Mata Dara membelalak karena ucapan Jiyong.
“jangan berkata seolah-olah aku yang meninggalkanmu, bukankah dari awal kau yang memilih meninggalkanku??membuatku menyukaimu lalu meninggalkanku tanpa mengatakan apa-apa” nada suara Dara meninggi mengucapkan kata-katanya.
“Dara ah, aku…”
“kau meninggalkanku tanpa alasan, kenapa kau tidak bilang kalau kau adalah kakak Jaejong, dan kau meninggalkanku karena kau merasa bersalah pada adikmu??setidaknya kalau kau mengatakan itu aku akan tenang dan menerima semua keputusanmu” ujar Dara, nada suaranya kembali normal. Jiyong menatap wajah yeoja dihadapannya.
“bagaimana kau..”
“Donghae yang menceritakan semuanya” ucap Dara seakan menjawab apa yang akan Jiyong tanyakan.
“kalau tak ada yang ingin dibicarakan aku akan pergi, Donghae menungguku” Dara meraih koper di samping Jiyong lalu menariknya. Untuk beberapa saat Jiyong terdiam melihat punggung Dara yang berjalan menjauhinya. Kali ini tak akan dibiarkannya yeoja itu pergi darinya. Jiyong mengejar Dara, memegang tangan gadis itu pelan.
“Dara ah, sarange” ucapnya. Langkah Dara terhenti, dia tak berani menengok ke belakang. Tak berani mempercayai pendengarannya.
“mianhe karena telah mempermainkan perasaanmu, tapi aku memang mencintaimu, aku tak bisa lagi menahan perasaan ini lebih lama lagi, aku tak bisa melihatmu bersama dengan Donghae. Dara, aku mencintaimu, bahkan sejak kau masih bersama Jaejong, mianhe” Jiyong mendekatkan wajahnya ke bahu Dara, dia meletakan kepalanya di pundak kanan yeoja itu. Dara dapat merasakan hembusan nafas Jiyong di lehernya.
“Jiyong ah…” gumam Dara pelan.
“tapi kalau kau mencintai Donghae aku…”
“na do sarangeo Jiyong ah” jawab Dara pelan. Jiyong mengangkat wajahnya dari pundak Dara, sedikit terperangah mendengarnya, wajahnya terlihat penuh harap.
“Dara ah??”
“ne, aku juga mencintaimu Jiyong ah”
wajah Jiyong berubah berbinar. Jiyong sontak memeluk pinggang Dara dengan kedua tangannya.
“apa aku dimaafkan??”tanya Jiyong, Jiyong memutar tubuh mungil Dara agar berhadapan dengannya. Mereka berdua bertatapan cukup lama sampai akhirnya sebuah anggukan diberikan Dara. Jiyong tersenyum lagi, dia memeluk Dara erat.
“Dara ah, kita mulai semuanya dari awal” bisik Jiyong di telinga Dara. Dara tersenyum bahagia lalu balas memeluk pinggang Jiyong. Jiyong sendiri mencium puncak kepala Dara, senyum di wajahnya tak hilang sedari tadi. Tapi tiba-tiba Dara tersentak.
“Donghae!” ujarnya tiba-tiba. Sontak Jiyong melepaskan pelukannya.
“ya ! Dara ah, kenapa kau sekarang malah menyebut nama namja lain dihadapan namja chingumu sendiri??” gusar Jiyong. Wajah Dara sedikit memerah saat Jiyong berkata kalau dia adalah namja chingunya.
“anii, Donghae pasti sedang menungguku, aku dan dia akan ke jepang hari ini, semuanya sudah diurus di jepang, tapi kemana supir Donghae??” Dara mencari-cari supir Donghae tapi sepertinya supir itu sudah pergi dari sana.
“ya ! apa kau tidak akan mengurungkan niatmu untuk tinggal di jepang setelah aku menyatakan perasaanku?!kau akan meninggalkanku dan pergi dengan namja lain?!” Jiyongi berbicara sedikit emosi.
“mwo??andwee,, aku dan Donghae hanya akan berlibur beberapa hari ke jepang. appa dan umma ku sudah ke sana kemarin karena sedang ada urusan dan aku akan menyusulnya hari ini ditemani oleh Donghae” jelas Dara cepat. Wajah Jiyong berubah shock, tak mengerti maksud pembicaraan Dara. Mata Dara membelalak kaget setelah menyadari kenapa Jiyong berubah seaneh itu saat datang kerumahnya tadi. Jadi namja itu mengira Dara akan pindah ke jepang dan ingin meninggalkannya?? Dara tak dapat menyembunyikan senyum di wajahnya.
Jiyong ah siapa yang memberitahumu kalau aku akan meninggalkan jepang??pantas saja kau begitu aneh tadi,hahaha” ledek Dara lagi. Jiyong memanyunkan bibirnya, dia menggerutu kesal.
“apa kau sebegitu takutnya kehilanganku??” tambahnya.
“aisshh Donghae, benar-benar menyebalkan anak itu” gusar Jiyong. Dara hanya tersenyum menatap wajah Jiyong yang menggerutu. Jiyong tiba-tiba menatap Dara dan tersenyum hangat, Jiyong pun merangkulkan tangan kanannya ke tubuh Dara.
“tapi bukankah karenanya juga aku jadi dapat jujur dengan perasaanku sendiri” ucapnya lalu mengacak-acak rambut Dara.
“ne, tapi sebaiknya kau sms dia, beritahukan kalau aku tak akan ke jepang bersamanya, atau kau berubah pikiran mengijinkanku berlibur bersamanya??”
“aniyo chagi, aku sms dia sekarang” ucap Jiyong tegas, Dara membulatkan matanya lebar-lebar saat mendengar perkataan Jiyong yang memanggilnya ‘chagi’. Baru saja JiyongJiyong mengambil handphonenya, handphonenya berbunyi menandakan ada sms masuk. Dibukanya pesan itu, dari Donghaeo.

***

Donghae POV

“jadi semuanya berjalan seperti yang ku perkirakan??baguslah, kau pulang saja ke rumah, terima kasih atas bantuanmu”
aku menekan tombol end di handphoneku menyudahi pembicaraan. Tadi adalah supir ku yang ku suruh untuk menjemput Dara. Dia memberitahuku kalau Jiyong datang menemui Dara dan tak membiarkannya pergi persis sesuai perkiraanku.

Aku memang sengaja membohongi Jiyong, aku hanya ingin Jiyong jujur dengan perasaannya karena aku tau, kejujuran Jiyong lah yang akan membuat Dara bahagia. Terlebih sewaktu dimobil setelah aku menyatakan perasaanku pada Dara gadis itu dengan tegas berkata jujur kalau tak bisa menerimaku. Dara bilang kalau dia masih sangat mencintai Jiyong. Memang sakit hati ini, sekali lagi harus rela melepaskan Dara untuk orang lain.
Terdengar suara pemberitahuan kalau pesawat ke jepang akan segera berangkat, aku langsung bergegas menarik koperku. Setelah aku kembali dari jepang nanti, aku akan melanjutkan hidupku. Perlahan melupakan perasaanku pada yeoja itu. Tapi aku akan selalu menjaganya sebagai sahabat. Ku ambil handphoneku dan ku ketik sms singkat.

To: Jiyong

Hyung ah, mianhe telah membohongimu. Aku tau kau sangat mencintai Dara sejak dulu. Jagalah dia baik-baik atau akan ku rebut dia setelah aku kembali nanti J

***

Dara POV

Dara memandang kesal ke arah layar handphonenya, hari ini adalah hari pertama dia dan Jiyong memulai semuanya dari awal. Tapi sedari tadi Jiyong sama sekali tak muncul di hadapan Dara padahal namja itu berjanji akan mengajak Dara jalan-jalan hari ini. hanya ada pesan yang Jiyong kirimkan tadi pagi yang mengatakan kalau dia akan datang lebih siang karena ada wawancara dadakan seputar albumnya yang baru dirilis.

Dara hanya bisa pasrah, dia sedikit memaklumi kesibukan Jiyong semenjak lagunya di terima oleh masyarakat, semua lagu di album Jiyong memang sangat easy listening. Tapi sekarang sudah sore dan namja itu tak kunjung datang juga, membuat Dara bertanya-tanya karenanya.
“hey sexy, crack, crack,crack,” handphone Dara berbunyi menandakan ada sms masuk.
From: maii^baby panda

Dara ah, aku tunggu kau di pantai X, ada yang ingin ku bicarakan .

Kening Dara berkerut membaca pesan itu, bagaimana mungkin Jiyong mengajaknya bertemu di pantai yang tak disukainya itu. Pantai tempat dia kehilangan Jaejong dan pantai saat Jiyong meninggalkannya. Dia menghembuskan napasnya berat, semoga tak ada hal buruk yang terjadi.

***

Author POV
“Dara ah” panggil Jiyong tiba-tiba. Hari sudah mulai senja saat Dara berjalan memasuki area pantai. Dia melihat Jiyong ada di pantai, berdiri menatapnya riang. Saat melihat Jiyong itulah semua kegalauan Dara menghilang seutuhnya, hatinya terasa nyaman. Deru ombak terdengar semakin membuat perasaan Dara tenang. Dara menghampiri Jiyong dan Jiyong langsung merengkuh tubuh yeoja itu ke sisinya, tatapannya lembut.
“wae kau mengajakku ke sini??” tanya Dara pelan.
“untuk menghapus semua kenangan burukmu akan tempat ini, bukankah dulu ini tempat favoritemu dan Jaejong??juga tempat favorite ku dan adikku itu” Dara tersenyum mendengarnya. Keduanya terdiam sesaat.
“Dara ah, apa kau tau kapan pertama kali kita bertemu??” tanya Jiyong pelan.
“hmm, saat kau menolongku yang hampir tertabrak itu??” jawab Dara cepat, Jiyong menggeleng pelan.
“Donghae pernah bilang kalau kau sudah lama memperhatikanku, tapi ku rasa saat kecelakaan itu awal pertemuan kita” ucap Dara lagi.
“kau ingat ini??” Jiyong mengangkat sebuah benda, Dara melihat benda itu lekat-lekat, sebuah gantungan leher seekor anjing. Ingatannya menerawang seperti mengenali kalung itu.
“kalung itu, anjing kecil itu, jadi ??” wajah Dara tiba-tiba berbinar mengingat kenangan itu. Jiyong mengangguk mendengarnya, senyumnya kembali terlihat.
“lalu bagaimana anjing itu??aku selalu memikirkan namja kecil yang ku titipi anjing itu, berharap bertemu dengannya” Dara seperti menyesalkan sesuatu. Jiyong tersenyum sesaat mengingat kejadian itu.
“pantas saja aku seperti melihatmu Jiyong, ternyata kau namja itu” tegas Dara lagi.
Jiyong menatap Dara, membelai rambut Dara yang tertiup angin dengan lembut.
“itulah awal pertemuan kita, dan sejak itulah tanpa sadar aku mulai mencintaimu Dara ah,,” ucap Jiyong lagi lalu mencium puncak kepala Dara, tangan Jiyong memegang pundak Dara, mata Dara terbelalak mendengar pengakuan Jiyong, bagaimana mungkin Jiyong menyukainya selama itu??
“Jiyong ah,,miane karena aku tak tau, kenapa kau tak langsung berkenalan denganku saat itu??” Dara seperti tak terima mendengarnya.

Jiyongi menggeleng pelan lalu tersenyum lagi. Namja itu malah semakin erat merangkul Dara. Keduanya menatap matahari senja dalam diam.
“Jiyong ah, sunset…” gumam Dara.
“kau suka??” tanya Jiyong
“ne..” jawab Dara,matanya masih terkagum-kagum melihat pemandangan di hadapannya. Jiyong mebalikkan badan Dara menghadapnya. Matanya menatap lembut ke manik mata Dara.
“Dara ah, aku tak akan melepaskan genggamanku lagi darimu sebelum kau yang melepaskannya, aku harap kau juga tak pernah melepaskanku juga” ucap Jiyong pelan. Dahi Jiyong menempel di dahi Dara, wajah keduanya sudah cukup dekat sampai mereka dapat merasakan hembusan nafas masing-masing.
“ne,,” jawab Dara lembut.

“aku benar-benar menyayangimu” setelah Jiyong mengatakan itu, Dara merasakan bibir lembut Jiyong menghampiri bibirnya. Mata Dara terpejam begitupun Jiyong. Jiyong mencium lembut bibir Dara, matahari senja perlahan mulai tenggelam. Jiyong melepaskan ciumannya, Dara membuka matanya. Keduanya kini saling bertatapan, Jiyong mencium kening Dara lagi dan tersenyum manis. Lalu Jiyong menjauhkan wajahnya, berbalik menatap matahari senja yang beberapa detik lagi akan tenggelam.

“Dara ah” panggil Jiyong lagi, matanya tak berpaling dari matahari senja. Dara menatap wajah namja yang disayanginya itu, wajah namja itu berkilau terkena bias air laut oleh matahari.
“ne??”
“saat matahari tenggelam bisakah kau pejamkan matamu sebentar??” tanya Jiyong lagi.
“ne”
Dara dan Jiyong menatap matahari dalam diam. Matahari perlahan mulai tenggelam, membuat keadaan pantai hampir tak ada cahaya. Dan saat matahari sudah tenggelam dengan sempurna mata Dara tertutup. Jiyong membalikan badan Dara sehingga yeoja itu tak lagi menatap laut. Di lingkarkan tangannya lembut di pinggang gadis itu. Jiyong mendekatkan wajahnya ke telinga Dara.
“bukalah matamu” ucap Jiyong pelan.
Dara membuka matanya perlahan. Dia hanya terpaku menatap pemandangan dihadapannya. puluhan lilin terhampar di pasir putih pantai ini berbentuk sebuah hati besar. Bias warnanya ke pantai pasir sangat terlihat indah.
“Jiyong ah” gumam Dara terkejut dengan apa yang dilakukan Jiyong.
Jiyong mencium leher Dara, pelukannya di pinggang Dara mengerat.
“kau suka??” tanya Jiyong, Dara mengangguk.
“tidakkah kau ingin membalas kejutan yang aku berikan untukmu dan membuatku bahagia juga??” tanya Jiyong.
“baik, apa yang kau inginkan??” tanya Dara sedikit menantang.
“menikahlah denganku” ucap Jiyong, lalu namja itu membalikan tubuh Dara menghadap ke arahnya. Wajah Dara terlihat bingung sekaligus kaget mendengar perkataan Jiyong. Dara tersenyum mendengarnya begitupun Jiyong.

***

Jiyong POV

Aku menatap wajah Dara yang berbinar bahagia di sampingku, yeoja yang tak akan pernah ku lepaskan lagi. Pandanganku beralih menatap langit.
Jaejong ah, gomawo karena telah mengijinkanku merawat yeoja yang kau sayangi ini. Aku juga akan menyayanginya dengan tulus dan menjaganya untukmu. Tak akan ku biarkan senyum di wajahnya menghilang Jaejong. Gomawo ..

Dara POV

Angin musim panas sudah mulai terasa hangat menyentuh kulitku. Begitupun hati yang telah ditinggalkan olehmu Jaejong, kini terasa hangat tak lagi sedingin dulu.
Aku menatap wajah disampingku,wajah Jiyong yang sangat teduh namja yang membuat hati ini terasa hangat lagi.
Gomawo, Jaejong ah karena telah mengajarkan arti cinta padaku hingga aku tak terpuruk seperti dulu lagi. Kini aku menemukan namja yang sama sepertimu, benar-benar mencintaiku.
Jaejong ah, gomawo semoga kau bahagia di langit sana.

***

The End

Nb: yee tamat juga FF nya,, semoga membuat applers senang,, setelah ini sambil nungguin FF MFR, bakal ada lagi FF yang akan di post,,, jadi tunggu aja 🙂

 

<<back

23 thoughts on “SUMMER BREEZE CHAPTER 5 *EPILOGUE*

Leave a comment