SERENITY CHAPTER 2

pizap.com10.84198103519156581384868604609

serenity

Author : FB>> Nur Destiana Twitter >> nurdestianaa
Main cast : Kwon Jiyong and Sandara park

Bom menatap matanya dengan lurus. Mata mereka saling bertemu. Top tersenyum melihat tingkah calon istrinya. Disaat menangis pun Bom masih terlihat cantik untuknya. Ibu jarinya menghapus tetesan air mata yang membasahi pipi Bom.

“lihat make up kamu luntur karena menangis, kamu terlihat seperti hantu” sahut Top menggoda Bom.

“aisht Top aku sedang sedih dan kamu malah menggodaku ihhhhh!” ujar Bom kesal.

Bom mencubit pipi Top dengan gemas tapi Top malah tertawa membalasnya. Kali ini Bom benar-benar merasa lebih tenang, calon suaminya berhasil mengukir senyum di bibirnya. Dia tidak pernah menyangka akan mendapatkan pria aneh seperti Top.  Bom benar-benar bersyukur atas kehadiran Top dalam hidupnya.

Top mengangkat kedua alisnya menggoda Bom. Dia senang melihat ada senyum di bibir mungil Bom. Mungkin beban yang membayangi Bom begitu memusingkan tapi dia akan selalu berusaha menemani gadisnya setulus hati. Tangan usil Top kini mengacak-ngacak rambut pirang Bom.

“bagaimana dengan es krim jagung?” tanya Top

Bom mengangguk senang, tanpa banyak bicara Top langsung merangkul Bom dan berjalan pergi. Top bernyanyi sepanjang perjalanan, menyanyikan lagu ‘You and I’ dengan gayanya yang sedikit aneh. Bom tidak pernah bisa menahan tawanya melihat tingkah Top ditambah suara Top yang terdengar aneh saat menyanyikan lagu tersebut. Bahkan Bom sudah melupakan Dara dalam benaknya. Yang ada di pikiranya kini hanya Top dan es krim rasa jagung favorit yang siap untuk disantap.

——————————————————


Jiyong pov

Aku melihat wajah tulusnya sedang tertidur nyenyak. Bagaimana bisa wajahnya begitu terlihat tulus dan tenang bahkan saat tertidur. Mungkin dia adalah replika dari bidadari surga. Tapi dia masih seperti anak kecil menyebalkan yang selalu saja berbuat ceroboh.

“Ji…kamu terlihat sangat gelisah” sahut dokter Gummy menyadarkan lamunanku.

“aku mengkhawatirkan keadaanya” balasku.

“dia wanita yang kuat meskipun sudah mengeluarkan banyak darah staminanya tidak turun. Mungkin untuk beberapa minggu ini luka tembaknya akan kering” ujarnya.

“masalahnya bukan hanya itu dok tapi lebih. Dia selalu saja mendapatkan teror” ujarku.

Aku menghelus rambut Dara dengan lembut. Entah mengapa suasana menjadi hening saat aku mengatakan kata-kata itu pada dokter Gummy. Mungkin tidak seharusnya aku mengatakan ini pada orang lain karena Dara sepenuhnya adalah tanggung jawabku. Dokter Gummy menoleh ke arahku dan menggengam tanganku dengan erat. Seperti mengerti apa yang aku rasakan, dia menatapku tajam sambil berkata.

“aku mengerti Ji, tenanglah Dara adalah seseorang yang kuat dia pasti bisa menghadapi semua ini” sahutnya membuat hatiku sedikit merasa tenang.

Aku menoleh ke arahnya dan tersenyum. Gummy beranjak pergi meninggalkan aku dan Dara. Aku hanya bisa terdiam menatap kesejukan wajah Dara. Ini benar-benar terasa hening. Terkadang aku selalu berpikir apa mungkin seorang pengawal bisa memiliki bossnya. Pikiran aneh yang seharusnya tidak dipikirkan olehku. Nona aku akan selalu menjagamu sekuat tenagaku. Doaku selalu dipanjatkan untuk keselamatanmu. Aku mohon bertahanlah! Bertahanlah!
Beep Beep Beep Beep *ponsel berdering*

“hallo ada apa?” tanyaku.

“boss aku berhasil mengumpulkan data-data siapa-siapa yang berada dalam kasus pemberontakan kemarin. Parahnya kali ini Daesung sedang disekap dan mereka ingin kita bertukar dan membekam semua rahasia ini, jadi bagaimana boss?” sahut Seungri dari balik telpon.

Keringat dingin mengalir deras dari keningku. Lagi-lagi aku harus berpikir keras soal ini. Bagaimana bisa Daesung menjadi taruhan atas sebuah informasi. Aisht apakah Seungri tidak bisa bekerja lebih baik. Kenapa harus bertindak ceroboh dan membahayakan nyawa orang lain. Tidak mungkin aku meninggalkan Dara saat ini. Tapi keadaan diluar sana membutuhkanku, aisht menyebalkan!

“bereskan semuanya! Aku sedang menjaga nona Dara. Aku tidak mau Daesung tewas mengerti?!” ujarku sedikit membentaknya.

“baik boss, cepat bawa nona kembali ke istana. Chaerin sudah membentakku berkali-kali dia sangat mengkhawartikan keadaan nona. Setelah mengantar nona ke istana cepat kamu bantu aku disini” sahutnya.

Rasanya darahku mendidih, sejak kapan dia jadi suka menyuruh-nyuruhku seperti ini. Aisht manusia ini sungguh menyebalkan.

“YA! Siapa boss kamu sebenarnya?! Sudah jangan khawatirkan nona Dara. Dia baik-baik saja di dekatku, kamu kerjakan saja tugasmu dengan baik!” balasku.

“iya maafkan aku boss hanya saja aku pusing mendengar celoteh Chaerin. Baik-baik aku mengerti, hei ingat boss jangan curi kesempatan ini untuk berduaan dengan nona ya, jangan jadi pengawal yang centil” sahut Seungri membuatku ingin menjambak rambutnya.

“YA! SEUNG—”

tut tut tut tut tut tut *panggilan berakhir*

Aisht bisa-bisanya dia memutuskan telponya denganku. Apa dia cari mati! Dasar anak buah mengesalkan. Kerjanya saja masih berantakan, awas saja kalau sampai terjadi sesuatu dengan Daesung akan aku cukur rambutnya itu sampai botak. Tapi apa mungkin aku pengawal centil? Aigooo untuk apa aku memikirkan hal tersebut.

-Keesokan harinya-

Aku membuka mataku perlahan, aisht aku ketiduran di atas bangku ini semalaman. Eh ta..ta..pi kemana Dara? kenapa dia tidak ada diatas kasurnya. Rasanya denyut nadiku tersedat saat melihat Dara tidak ada disisiku. Aku tidak ingin dia terluka lagi. Aku dengan cepat membuka knop pintu dan saat aku lihat keluar tidak ada siapa-siapa disana. Nyawaku seperti lenyap! Tidak! Aku berlari kesana-kemari di setiap sudut ruangan aku berlari mencari keberadaanya. Ini membuatku hampir gila, dia tidak ada dimana-mana. Apa mungkin ada brandal gila yang menculiknya. Tapi darimana brandal gila itu tahu keberadaan kami! Gahhhh! Bahkan Gummy juga tidak ada disini. Shit! Kemana Dara! Black hole! Shit!!! Aku terus berlari dan terus berlari. Aku keluar rumah Gummy dan mulai berlari ke jalan raya. Aku sudah seperti orang tidak normal berlarian di pinggir jalan. Mencari seseorang yang sangat berharga bagiku. Berkali-kali aku menyebut namanya. Tapi dia tidak ada, dia tidak
terlihat.

“Dara…” ujarku dengan letih.

Aku menggengam lutuku dengan erat menahan rasa lelah berlari kesana-kemari. Aku dalam posisi rukuk saat ini dan orang-orang yang melintas memperhatikanku dengan aneh. Hatiku terenyuh membuatku ingin menangis. Dalam benakku saat ini penuh dengan wajah Dara. Aku masih ingat senyuman tulusnya. Aku tidak ingin kehilanganya sungguh aku tidak ingin kehilanganya.

Beep beep beep beep *ponsel berdering*

“hallo?”

“hei Ji apa yang kamu lakukan disana? Cepat ke taman bermain yang ada di depanmu aku sedang berada disana” sahut sesorang dari sebrang.

Jantungku seperti melayang, suara itu, adalah suaranya…apa yang telah dilakukanya. Aku mengangkat tubuhku dan menoleh ke depan. Itu dia, dia sedang melambaikan tanganya ke hadapanku. Dia tersenyum bahagia dengan gulali besar berada di tangan kananya. Dia, itu…dia..benar…itu…dia.

DRAP DRAP DRAP

Seperti sebuah magnet aku langsung bergerak mendekat kearahnya. Aku bisa melihat jelas perban putih masih melingkari lengan kirinya. Beberapa anak-anak kecil mengelilingi tubuhnya. Bidadariku dia selamat, bahkan aku hampir hilang kesadaran saat mengetahui dia tidak ada di sampingku.

“apa yang kamu lakukan disini nona?” bisikku di telinganya.

Dia mengembungkan pipinya dengan kesal. Aisht wajah imut itu membuatku terenyuh. Gadisku aku mohon berhenti membuatku gila.

“a..a..aku hanya ingin bermain ehm apa aku salah?” ujarnya bersikap seperti anak kecil yang sedang di omeli oleh ayahnya.

Oh, baiklah tidak penting dia sedang bermain atau apa yang terpenting dia selamat. Aku seperti menjaga anak balita saja. Dengan santainya dia bermain sedangkan aku hampir gila mencarinya kemana-mana. Aku memang harus melatih kesabaranku. Ini adalah tugas mulia sebagai pengawal menjaga tuan putri dengan baik.

“nona lenganmu masih sakit, istirahat saja dahulu. Kamu tahu kan betapa bahayanya keadaan di luar. Lagipula kamu adalah putri istana jangan sampai ada wartawan yang tahu keberadaanmu disini. Lebih baik kita kembali ke rumah dokter Gummy dan bersiap-siap pulang ke istana” sahutku berusaha berkata lembut.

Dia sepertinya tidak mendengar perkataanku, dia malah asik bermain dengan anak-anak kecil dihadapanya. YA! Jika dia bukan seorang putri akan kutarik telinganya! Ishh kenapa dia begitu menyebalkan. Apa dia tidak tahu kalau dia adalah santapan empuk buat para pemangsa liar diluar sana.
Aku menjambak rambutku sendiri menahan rasa kesalku pada NONA DARA! Kenapa aku bisa mencintai dia. Kenapa dia selalu saja keras kepala. Kepalaku pusing, ini membuatku ingin pergi ke panti pijat.

“Ji aku masih ingin bermain dengan mereka. Kamu tahu kan selama ini aku terkurung di dalam sangkar emas. Bahkan saat aku kecil aku tidak boleh bermain keluar dan selalu diam mematung di ruangan ac yang penuh dengan mainan. Biarkan aku bahagia disini sebentar saja..” sahutnya seperti meminta.

Ah baiklah aku mengalah, aku rasa dia memang membutuhkan kesenangan. Untung saja disini hanya ada anak-anak dan tukang gulali. Jadi tidak ada yang mengetahui bahwa dia adalah seorang putri istana. Hmmm bagaikan burung emas disangkar emas. Mungkin begitulah kenyataanya kehidupan kerajaan. Kali ini aku duduk diam dibangku taman. Menjaganya dari jauh dan memperhatikan sosoknya dengan seksama.

————————————————–

Seorang pria diam terpaku menatap layar di hadapanya. Dia sudah menunggu berjam-jam tapi belum juga ada pesan atau pun telpon dari ponselnya. Lagi-lagi dia menatap layar dan mengerutkan alisnya. Dia terlihat begitu fokus pada titik tertentu. Namun tiba-tiba saja sebuah pukulan mendarat diatas keningnya.

“YA! Kamu malah main game! Bagaimana apa sudah ada kabar dari boss?” tanya Yongbae menatap Seungri dengan kesal.

“ih! Aku hampir saja menang kalau kamu tidak mengganguku! Itu sudah final!” balas Seungri kesal.

“kamu ini lebih mementingkan game daripada nyawa temanmu sendiri! Bagaimana dengan Daesung?! Akan aku adukan kepada kepala intelejen bahwa kerjamu sangat ceroboh!” balas Yongbae beranjak pergi meninggalkan Seungri.

Seungri hanya terdiam tanpa berkata apa pun. Dia kembali fokus dengan game kesukaanya. Dia tidak mungkin membiarkan final berlalu begitu saja walaupun itu hanyalah sebuah ‘game’. Saat sedang asik dengan gamenya tiba-tiba ponselnya bergetar. Seungri berlari mengejar Yongbae, nafasnya tercekat ketika tiba-tiba mendapat sebuah sms yang membuat bulu kuduknya berdiri.

“Yongbae lihat ini! Hosh ini membuatku gugup!” sahutnya dengan keringat mengucur deras.

From : Daesung

Temanmu sudah mati! Cepat kamu cek mayatnya di sungai Han! Jangan berani macam-macam denganku!

Yongbae merasa darahnya naik dengan cepat dia mengambil jaketnya dan bergegas pergi. Seungri yang masih terlihat gugup mengikuti langkah Yongbae dari belakang. Yongbae melangkah dengan cepat rasanya dadanya berdegup keras. Baiklah ini adalah saatnya perang! Cukup Lee Hi saja yang menjadi korban jangan sampai ada korban lagi. Dia akan merasa gila jika semua teman intelejenya mati di tangan brengsek itu.

“Jong akan kubunuh dan akan aku kusobek mulutmu itu!!!” Yongbae berkata keras dalam hatinya.

To Be Continue . . .

1 2 3

Buka lagi front page DGI dan baca aturan poin kedua >> RLC(stand for Read, Like, Comment).. artinya, buka DGI buat baca FF atau yang lainnya, Like yang sudah dibaca, dan terus ninggalik Komentar... Nggak susah kok aturannya...
Author-nya kan udah berbaik hati berbagi imaginasi, jadi nggak ada salahnya juga kan kalo sedikit ngasih support lewat like sama komentar...
Buat silent reader yang berpikiran 'aku udah komen, tapi nggak ada tanggapan.. aku kan udah capek2 komen,' dibalikin lagi, authornya udah capek2 ngetik berhalaman2, mau repot2 upload buat ngirim kemari.. mungkin aja authornya bingung nggak nemu balasan yang tepat buat komentar temen2.. tapi kami yakin kok, komentar yang masuk jadi support tersendiri buat authornya biar tambah rajin...
Satu hal lagi, bisakan kalau ninggalin komen pake nama? buat yang pake akun fb atau twitter, oke..kami ngerti.. nah, yang pake email buat, kasih nama sama alamat email yang valid ya.. sewaktu2 kami tetiba kami pengen pw-in postingan, kemungkinan besar bakal kami kirim via email..
Jadi kami harap, ikutin aturan diatas ya... RLC...

Admin.

22 thoughts on “SERENITY CHAPTER 2

  1. Daesung oppa matii??
    Andwee…
    Jong? Apart jong itu jaejong?
    Biasa nya kn rival ji oppa sllu jaejong.
    Hadeuhh. Dasar pandda kirain lagi apa. Eh trnyata lagi maen game.

Leave a comment