Just Married [Chap. 9]

just maried

Author : Cyscha
Main Cast : Sandara Park (Dara 2NE1), Kwon Jiyong (G Dragon Bigbang)
support cast : 21BANGS

Ini part yang bener-bener kajol (kagak jolas) tapi segini aja dulu ya.. Lagi kehabisan ide untuk bikin konflik 😦 kekeke untuk yang minta TopBom moment mungkin disini adanya. Walaupun bukan romance tapi lumayanlah :p

…Happy Reading…

Dara Pov

Aku menatap pasrah pada pakaian yang berserakan dikasur. Oh Tidak! kenapa semuanya menjadi begitu sempit untuk kupakai? Aku menatap cermin memandangi tubuhku. Oke ada beberapa bagian yang terlihat lebih berisi sekarang. Aku sedang tidak meminum vitamin apapun untuk menambah berat badanku. Otteoke? Bagaimana ini? Aku tidak ingin menjadi gendut.

Aku memaksakan pakaian itu. Masih cukup pas untuk membungkus tubuhku. Hanya saja dibeberapa bagian akan terasa sesak. Kyaaah.. Akhirnya.. Aku menatap puas pada baju yang kini membalut sempurna tubuhku.

Aku melangkah kearah meja rias mengambil make up ku. Ini hanya sebuah make up tipis agar aku lebih terlihat fresh. Aku membiarkan rambutku tergerai begitu saja. Pantulan wajahku dicermin tampak lebih baik daripada tadi malam. Aku cantik? Karena itulah Jiyong memilihku. Memuji diri sendiri tidak berdosa kan?

“Selesai!” Gumanku sembari melemparkan maskara kesembarang arah. Kuraih ponselku untuk mengecek beberapa sms masuk yang sengaja kuabaikan tadi.

Salah 1 pesan tersebut dari suamiku.

From : Dara’s husband

Babe… I’m coming. Saranghae D!

Aku hanya tersenyum kecil. Setidaknya perasaanku lebih baik sekarang. Mengingat sebentar lagi dia akan pulang. Lalu aku meraih tasku dan melangkah keluar kamar untuk menemui 3 member lainnya.

“Eonnie…” Teriak Chaerin menutup mulutnya. Aku menaikkan sebelah alisku. Kenapa dengannya?

“Kau- ??Itu sangat ketat untukmu!” Tunjuknya pada hotpants dan juga kemeja yang kukenakan. Aku melirik ketubuhku. Yaa ini memang terlihat ketat. Tapi siapa peduli memangnya?

“Ini trend.. ” Jawabku singkat sambil menghirup cokelat panas dimeja.

“Trend? Tidak terlihat seperti itu. Aku hanya melihat kau menggunakan pakaian kekecilan.” Komentar Bom menimpali. Aku mendelik kearah mereka.

“Apa kau pindah profesi menjadi pengamat mode? Tapi sayangnya ini hanya pakaian sehari-hari bukan kostum panggungku.” Aku mengabaikan komentar Bom. Dia setidaknya tengah berusaha memberikan komentar tak sedap pada penampilanku.

“Ouch.. D! Itu tidak sedap dipandang. Membuat mataku sakit melihat lekukan tubuhmu yang tercetak jelas.” Bom memutar bola matanya lalu menghembuskan nafas seperti terlihat sangat frustasi.

“apakah ini pertama kalinya kalian melihat seorang yeoja dengan pakaian ketat?” Tanyaku sinis. Aku menyuapkan sepotong roti kemulutku.

“Tidak. Sepertinya seorang sandara park mengalami kenaikan berat badan.” Chaerin tertawa pelan. Dia kembali mengamati tubuhku.
Aku meringis kearahnya. Iya itu benar. Tapi mungkin aku tidak segendut yang mereka bayangkan.

“Eonni.. Kau bisa menggunakan bajuku jika kau mau.” Tawar Minzy membuatku nyaris tersedak.

“Aigo itu tidak perlu Minzy-ah.” Tolakku sembari mengelap bibirku dengan tissue. Apakah aku benar-benar terlihat bengkak sekarang? Maksudku Minzy memiliki tubuh yang lebih bongsor dariku. Apakah sekarang aku menyamai bentuk tubuhnya?

“Kau harus Diet..” Celetuk Bom.

“What?? Kau pikir aku gendut? Hei.. Hanya sedikit lebih berisi saja sekarang. Bukan masalah besar.” Aku melotot. Bom selalu begitu. Benar-benar provokator! Dia menyuruhku untuk membatasi porsi makan? Tidak! Aku mencintai makanan.

“Kau tau.. Itu hasil dari keganasan suamimu!”

Mulutku terbuka lebar. Baiklah dia memulai sebuah perang rupanya? Dan mulutnya tidak tersaring ketika mengatakan sesuatu didepan Minzy. Ini sedikit mengerikan jika otak Minzy mampu mencerna. Maksudku bagaimana bisa badan membengkak karena Jiyong? Kemana arah otak Bom berkelana sekarang?

“Itu bagus.. Berarti oppa memberi makan lebih banyak kepada Eonnie kan?” Timpal Minzy polos. Bom dan CL menepuk kening mereka. Otak Minzy tidak sampai untuk memikirkan sejauh itu. Aku hanya tertawa kecil mendengarnya. Minzy kami masih belum dewasa rupanya. Aku jadi teringat Cheondung. Dia sudah cukup dewasa sekarang.

“Minzy-ah kau masih kecil untuk mengerti. Jadi lebih baik diam saja adik kecil.” Bom menceramahinya. Aku hanya menatap mereka bergantian.

“Jadi apa yang kau mengerti Bom? Dan apa yang ada diotakmu sekarang?” Aku menunjuknya dengan sendok. Dia pikir aku tidak tau kalau otak tidak bergunanya itu tengah memproduksi pikiran-pikiran kotor. Bom seharusnya sudah menikah agar otak yadongnya tersalurkan secara benar. Daripada dia menggangguku dengan pertanyaan gila dan terkadang menjijikan.

“YA! Kau pikir kau seyadong itu?” Bom cemberut. Dia menepuk lenganku perlahan.

Tawa kecil kembali terdengar dari mulutku. “Aku tidak bilang kau yadong.” Kedua alisku bertaut. Nah kau kenapa dia bisa berpikir kesitu terlalu cepat?

“Ta-tapi.. Kau mengatakan seolah-olah aku sedang berpikir tentang hal kotor!” Bom terbata-bata. Aku mengangguk dengan senyum kemenangan. Jadi sekarang otaknya sudah terbaca olehku. Dan tebakanku tidak meleset. Kenapa dia gugup coba?

“Hei, kenapa kau menjadi se-sensitif itu.” Aku menertawakannya. CL dan Minzy menutup mulut mereka agar tawanya dapat ditahan.

“Aigo.. Sepertinya kau lebih berpengalaman daripada Dara eonnie.” Ledek Chaerin iseng. Minzy cekikikan dengan memegangi perutnya.

“Haisshh.. Kau menuduhku eoh? Aku tidak semurahan itu. Dan Top tidak akan kubiarkan menyentuhku.” Teriaknya kesal. Matanya melotot kearah kami. Skak match! Dan lihatlah dia masuk keperangkapnya sendiri. Babbo! Kenapa harus mengamuk dan akhirnya terlihat jelas bahwa otaknya memang sedang beryadong ria.

Kyaah.. Aku semakin terkekeh geli mendengarnya. Kupikir dia membuka aibnya sendiri. Dasar otak kotor!

“YA! Diamlah kalian!” Bom melotot kearah kami bergantian. Ups… Aku akan diam sekarang simonster sudah berubah rupanya.
Aku meraih kunci mobil dan tasku. Kemudian mengambil langkah seribu meninggalkan Bom.

***

Bom Pov

KYA!!

Aku menjambak rambutku kesal saat melihat tiga cecunguk menyebalkan itu meninggalkanku. Iya mereka meninggalkanku sekarang. Di apartemen dan sendirian. Bagaimana aku berangkat kekantor? Jalan kaki? Andwae!!! Meskipun tidak jauh tapi aku tidak mau melakukan itu jika hanya sendirian.

Aku menelpon nomor Dara sialnya si kelinci itu tidak mengangkatnya. Dara! Dia benar-benar membuatku ingin meledak sekarang.
Aku menyumpahi mereka bertiga dengan seluruh nama hewan yang ada didunia ini berbarengan dengan ponselku yang terlempas dengan bebas kelantai. Aku kesal!

“Sebaiknya aku menghubungi Top” gumanku pelan. Kuraih ponselku yang berhamburan dilantai. Semoga saja tidak rusak. Jika sampai rusak Dara harus membelikan yang baru untukku. Kenapa harus Dara? Karena dia yang menyebabkan aku membanting ponselku. Membanting ponsel saat marah adalah hobiku. Itu wajar kan?

Senyumku terkembang melihat benda persegi empat tersebut menyala. Untung saja tidak rusak!
Dengan cepat aku melakukan panggilan.

“Yeoboseyo?”

“Jemput aku sekarang! Diapartemen!” Tanpa basa-basi apalagi menjawab salamnya aku langsung berteriak.

“Hei bisakah kau-“

“Tidak bisa. Jangan memintaku untuk bersikap sopan padamu saat aku marah eoh?” Gertakku cepat memotong ucapannya.

“YA!! Kau-“

“Shut Up!! Ku tunggu kau sekarang!” Tidak perlu menunggu lama aku menutup panggilan. Dan baiklah otakku sekarang bisa berpikir. Kenapa aku harus sekasar itu pada Top? Aigoo… Benar-benar pacar durhaka. Dia pasti marah. Tapi tidak! Dia tidak boleh marah padaku sekalipun aku salah. Ingat aku bukan Dara! Aku bominator. Kekekek..

Klakson mobil memekakkan telinga terdengar. Itu dia. Pacar tercintaku sudah datang. Aku berlari riang keluar apartemen.

“Besok-besok akan kuajarkan kau cara menyetir agar tidak menyusahkanku.” Omelnya begitu aku menutup pintu mobil.

“What? Menyusahkan!! Baiklah aku turun.” Aku mengancamnya bergerak hendak turun. Tapi dia lebih dulu mengunci otomatis mobilnya.

“Miane Honey.. Aku hanya bercanda.” Top meraih jemariku. Tapi aku melengos. Dia sama saja seperti Dara. Baiklah aku memang tidak bisa menyetir tapi aku tidak suka dibilang menyusahkan walaupun kenyataanya aku memang menyusahkan.

“Tidak. Kau menyakitiku.” Dengusku tanpa melirik kearahnya.

“Oke..oke kau ingin aku melakukan apa agar kau memaafkanku.” Top meremas jemariku dengan sebelah tangannya.

Sebuah ide terbersit dibenakku. Ini akan menarik sepertinya. “Hei apa kau berniat ingin mengajariku menyetir agar aku tidak selalu menyusahkanmu?” Tanyaku dengan senyum hangat. Baiklah Seunghyun aku akan membuatmu mati jantungan sekarang.

“Ne.. Apa kau mau?” Dia menatapku sekilas dengan dahi berkerut.

“Aku mau.. Asalkan..” Aku meggantung ucapanku. Sebuah seringai jahat menghiasi wajahku.

“Apa?” Top tetap fokus pada kemudinya.

“Asalkan kau mau membelikanku mobil seperti punya Jiyong..”

Suara decitan ban mobil memekakkan telingaku. Kepalaku tersantuk dashboard mobil. Jantungku bedetak tak menentu. Aku terkejut. Seunghyun melakukan pengereman mendadak disaat mobil tengah berjalan normal. Gila! Kupikir tadi kami menabrak sesuatu. Terbayang olehku kami mati dalam kecelakaan ini. Kyaaa.. Ini nyaris terlihat seperti sebuah kecelakaan.

“YA!” Kami berteriak bersamaan. Mata kami bertemu nafasnya tidak teratur dan aku merasakan jantung masih seperti mau copot sekarang. Baiklah tarik nafas Bomie. Aku mencoba menormalisasikan detak jantungku sebelum berteriak memarahi Seunghyun.

“Kau gila..” Makiku setelah nafasku mulai teratur. Kupikir dia benar-benar membuatku sukses mati karena jantungan.

“Kau yang gila!!” Dan sedetik kemudian kami sudah saling lempar tatapan membunuh.

“Apakah kau mau membunuhku?” Jeritku tak tahan dengan tatapannya. Apakah ini disebut sebuah hubungan pacaran?

“Dan aku menanyakan hal yang sama padamu!” Top menatap tajam.

“Aigo.. Kau pelit!” Aku memanyunkan bibirku.

“Bukan masalah pelit! Tapi itu sangat mahal bodoh!” Top menggelengkan kepalanya frustasi. Yaa itu sangat mahal honey.

“Dara saja mendapatkan lebih dari itu.” Aku memainkan peran sebagai wanita merajuk sekarang.

“Dia istrinya Jiyong! Wajar saja!”

“Kalau memang harus menjadi istrimu terlebih dahulu. Ayolah kita menikah.” Kataku santai. Aku ingin tertawa sekarang.

“YA BOMIE!!!” Teriakan Top nyaris membuat telingaku berdarah. Aku meringis menutup kedua telingaku. Dasar alien!!! Kenapa dia berteriak seperti wanita? Kalian tau kan suaranya seperti apa? berat dan menyeramkan.

***

Author Pov

Bom dan Top berjalan bersebelahan saat memasuki gedung YG. Tapi sepertinya tidak seperti biasanya. Mereka saling tatap sinis lalu melengos.

“Aku akan membunuh Dara..” Desis Bom. Top menoleh dan terlihat agak aneh menatap Bom. “Apa? Tidak pernah melihatku seperti ini? Apa kau terkejut aku bisa berubah menjadi monster!” Bentaknya dengan tatapan kesal.

“Dalam keadaan normalpu kau tetap seperti monster.” Top mencibir kekasihnya tersebut.

“Kau mau mati rupanya?”

Top mendecak takjub. “Aku akan mati jika kau meninggalkanku Honey.” Godanya membuat Bom menjerit.

“Kau! Jangan coba-coba menggombal sekarang! Aku sedang marah.”

Top tertawa pelan. Dia bergerak mendekat kearah Bom dan..

Chup..

Bom terperangah. Wajahnya memerah. Jantungnya berdebar halus. Top baru saja mencuri ciuman pada bibirnya. Meski cuma sekilas itu mampu menghentikan perputaran bumi. Terbukti sekarang Bom terdiam pada posisinya. Dia seperti merasakan tubuhnya melayang.

“Oh Honey.. Jika hanya itu yang mampu memadamkan amarahmu. Aku mempunyai senjata baru sekarang. Ini lebih aman dan mujarab.” Top tertawa halus sembari membelai perlahan rambut Bom sebelum akhirnya meninggalkan gadis itu.

Mata Bom mengerjap beberapa kali melihat kepergian kekasihnya. Tangannya menyentuh perlahan bibir yang tadi dikecup singkat oleh Top. Jantungnya masih belum normal saat dia memutuskan untuk melangkah menuju studio 2NE1.

“SANDARA PARK!!” Bom berteriak ketika pintu studio terbuka. Matanya berkeliling menyapu setiap sudut ruangan.

CL melirik Minzy dengan tatapan ngeri. Bahaya mengancam mereka dan itu gara-gara Dara. Bom melangkah dengan tegap menuju kedua dongsaengnya tersebut.

“Kemana eonnie kalian yang gila itu?” Teriak Bom. Lalu menghempaskan tubuhnya disofa tepat disebelah CL.

“Di-dia kebandara menjemput Jiyong oppa.” CL menjawab gugup.

“Akan akan membunuhnya nanti..” Desis Bom dengan suara parau. Dia capek berteriak. setelah Dara kemudian Top. Apakah sekarang Chaerin dan Minzy juga??

“Sudahlah eonn.. Nanti kau tidak bisa bicara jika terus berteriak.” Minzy memberikan airputih ke Bom.

“Kalian! Bukankah kalian juga bersekongkol dengan kelinci itu?” Bom memicingkan matanya kearah Minzy dan CL.

“Aniya.. Eonn, kami kan netral.” Elak Chaerin. Ketika sedang marah Bom berubah sangat menakutkan. Jiwa leader Chaerin pun ikut menciut.
***
Dara Pov

Aku berlari kecil menuju Jiyong yang berjalan kearahku. Aku merindukan suamiku. Tapi? Bukankah aku sedang marah padanya? Dan foto itu. Errrr.. aku belum mendapat kepastian jelas tentang kebenaran foto tersebut. Dan seperti yang Bom katakan bisa saja Jiyong berbohong.

Itu real? Kyaaahh sepertinya benar. Itu real. Dan Jiyong berselingkuh. Aku membencimu Kwon Jiyong.

“Yeobo..” Jiyong meraih pinggangku.

“Hei kita kemobil dulu..” Aku mengelak dan berjalan terlebih dahulu menuju mobil.

“Hei kenapa denganmu?” Jiyong mengikutiku dari belakang. Aku tidak menjawab. Tidak! Kau telah mengkhianatiku Jiyong.

“D-ah?” Jiyong mendesah memanggilku yang tetap mendiamkannya. Melihat Jiyong seperti meruntuhkan seluruh pertahanan diriku untuk tetap terlihat baik-baik saja.

Kami akhirnya memutuskan diam. Bahkan saat mobil sudah mencapai apartemen kami. Aku melangkah terlebih dahulu menuju kamar. Aku marah? Tidak tidak. Tapi kenapa terasa menyakitkan sekarang? Maksudku semalam saat Jiyong menelponku aku sudah merasa lebih baik. Lalu kenapa saat kami bertemu moodku berubah?

“Sayaang..” Panggil Jiyong diambang pintu. Aku masih berusaha mengacuhkannya.

“Aku tidak menyukainya Ji..” Kataku akhirnya. Aku lelah diam.

“Siapa?”

Aku menatapnya tajam. Apakah dia berpura-pura lupa tentang kencannya bersama wanita itu?

“Katakan saja jika kau mencintainya.” Tembakku kesal. Aku mencoba untuk berhenti membahas ini. Tapi rupanya mulutku sudah tidak bisa dikontrol.

“Jika aku mencintainya lalu apa yang akan terjadi?”

Hatiku tertusuk. Pandanganku terkunci. Apakah pendengaranku berfungsi dengan baik? Maksudku aku tidak salah dengarkan? Dadaku terasa sesak itu membuatku merenggut oksigen banyak dan cepat. Ya Tuhan dia baru saja mengatakan sesuatu yang bisa membuat jantungku melompat keluar dari tubuhku.

“Ki-kita..” Kata-kataku terputus. Lidahku terasa kaku.

“Apa babe? Kita kenapa? Apa kau akan meninggalkanku?” Jiyong meraih daguku mencoba menyelami manik mataku yang mulai mengeluarkan air.

“Ini terdengar sangat menyakitkan. Tapi… Kau harus tau.” Jiyong tersenyum. Baiklah hancur sudah. Dia benar-benar bersama wanita sialan itu di vegas.

Aku melepaskan sentuhannya padaku. Hei apa yang terjadi dengan kami? Pernikahan ini bahkan belum sampai 1 bulan. Kenapa harus seperti ini?

“Aku tidak tertarik untuk tau.” Suaraku bergetar. Krystal bening mengalir perlahan membasahi permukaan pipiku.

“kau harus tau Dara..”

“Tidak ji.. Cukup! Kumohon biarkan aku menutup rapat-rapat telingaku tentang kalian.” Aku menjerit parau. Apa yang terjadi setelah ini?

“Tentang kalian? Aigo babe.. Yang harus kau dengarkan itu hanya tentang kita.”
Jiyong tersenyum lembut. Aku menatapnya bingung.

Belum sempat aku berpikir sempurna. Jiyong sudah meraih tubuhku. “Hei.. Aku membencimu ketika kau lebih percaya orang lain. Aku marah padamu saat kau memutuskan sesuatu tanpa bertanya terlebih dahulu.” Jiyong mengeratkan pelukannya. Aku membiarkan airmataku mengalir membasahi bajunya.

“Dara..” Jiyong melepaskan pelukannya dan menangkup wajahku dengan kedua tangannya.
“Aku hanya mencintaimu. Jadi berhenti memikirkan tentang foto itu. Aku hidup karenamu. Dan aku akan mati jika kau mulai berniat meninggalkanku. Babe… Kumohon jangan begini lagi?” Jiyong memohon.

“Kau jahat..”

“Iya.. Aku tau, jadi maafkan aku ne?” Jemarinya bergerak menyeka airmataku. aku tidak menjawab tapi justru merapatkan tubuhku ke tubuhnya memastikan pada diriku bahwa Jiyong memang milikku. Milikku!
***

Tbc…

Note : ini benar-benar hanya delusi. Jadi jika ceritanya agak ngawur jangan salahkan casting tapi salahkan imajinasi author yang ngelantur. Inilah batas kemampuan otak saya. Wkwkwkwk.. Terimakasih readers *bow

<<back next>>

141 thoughts on “Just Married [Chap. 9]

  1. Ampun dah bominator 😄 segarang” na bom klo udh dpt kiss langsung diem,, haha lucu baca na..
    Dan jidi aigoo, sweet bngt ya ama darong, jd cemburu ini 😂😂😂

Leave a comment