Long Time No See [Oneshoot]

lo

Author : Bernadette Michelle

Jiyong’s pov

 

Aku menyandarkan punggungku di dinding bandara. Sambil memainkan handphone di tanganku, aku sedang menunggu seseorang yang sangat kurindukan. Berapa lama aku sudah tidak menemuinya? oh 3 tahun lamanya kami tidak bertemu. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kita akan menghabiskan waktu selama dua hari nanti. Kami tidak bisa lama-lama bertemu karena jadwalnya yang padat. Malahan waktu paling singkat kami bertemu bisa mencapai 4 jam. Sungguh tragis, bukan? kami sudah seperti ini selama 10 tahun. Dan selama 10 tahun itu juga kami menjalani hubungan serius. Kami sudah menikah? Tidak, kami masih berpacaran. Kami masih ingin berkarir dan masih ingin merasakan masa muda kami. Itulah alasan kami masih belum menikah. Aku menghela nafas lagi. Kenapa ia belum sampai juga?

“Jiyong!” teriakan senang yeojaku terdengar. Apakah ia tau bahwa aku sangat merindukannya?

Ia berlari kecil ke arahku. Aku segera merentangkan tanganku untuk memeluknya.

“Aku merindukanmu” lirihnya saat sudah berada di pelukan hangatku ini.

“Nado. Aku juga merindukanmu, dee” aku menghirup harum tubuhnya. Masih sama seperti 3 tahun yang lalu. Aku merindukanmu, sandara park. Aku mengeratkan pelukanku.

“Yak! Jika kau memelukku seperti ini, aku tidak bisa bernafas, jiyong”

Aku segera melonggarkan pelukanku. Aku menarik dagunya, membenarkan letak syalnya, dan hal terakhir, aku mencium bibirnya singkat.

“Bagaimana keadaan Paris?” tanyaku setelah melepaskan ciuman kami. Jika tidak bisa dihentikan, maka aku akan menciumnya selama 1 jam. Tentu aku tidak ingin membuat dara kehabisan nafas.

“Paris membuatku tidak ingin keluar dari apartemen” ia mengerucutkan bibirnya. Ia sangat lucu jika mengerucutkan bibirnya seperti itu.

“Wae?” tanyaku geli.

“Karena setiap kali keluar dari zona nyamanku. Aku akan melihat pemandangan pasangan romantis dimana-mana. Itu membuatku muak mengingat kau tidak ada disisiku saat disana”

“Aigoo, kenapa kau bisa sangat lucu seperti ini?” aku mencubit pipinya lembut dan mengusap-usap kepalanya.

“Apakah aku hewan peliharaanmu? sampai-sampai kau mengelus-elus kepalaku seperti itu.” ledeknya.

“Ani. Kau calon istriku.” Jawabku membuatnya memutar bola matanya. Aku melepaskan jasku dan memakaikannya ditubuh dara. Bagaimana ia hanya memakai sweater di malam Seoul yang dingin?

“Apakah kau tak memiliki jaket disana?” aku balik meledeknya.

“Tentu saja aku memilikinya. Tapi aku ingin memakai sweater pemberianmu saja. Lebih hangat ini daripada jaket yang kumiliki” ujarnya sambil menunjuk sweater warna pinknya. Sweater itu hadiah dariku dalam rangka ulang tahunnya yang ke 25 tahun. Sekitar 5 tahun yang lalu.

“Bisakah kita pulang sekarang? badanku serasa akan hancur sekarang. Besok kita akan jalan jalan. Aku janji akan menuruti semua permintaanmu besok” ia menguap lebar dan menyandarkan kepalanya di bahuku dan memejamkan mata. Bagaimana ia bisa tidur dengan keadaan berdiri seperti ini.

“Geurae. Kajja” ucapku yang membuatnya membuka matanya dan menarikku untuk segera pergi dari Bandara Incheon.

•••••

Dara’s pov

Aku menggeliatkan tubuhku dan menolehkan kepalaku ke arah jendela. Sudah siang. Aku membuka selimut, merapikan tempat tidur, dan berjalan pelan kearah dapur. Kulihat, Jiyong sedang meminum coffeenya dan membaca majalah fashion. Aku tersenyum geli melihatnya serius seperti itu. Seolah mengetahui keberadaanku, ia menolehkan kepalanya dan tersenyum senang.

Jiyong berjalan mendekatiku dan mencium keningku.

“Morning kiss” ucapnya dengan suara serak.

“Bagaimana jadwal kita hari ini?”

“Kau ingin pergi kemana?” tanyanya balik.

“Aku ingin pergi ke mall” ia menaikkan alisnya seakan-akan tidak setuju dengan pernyataanku.

“Hanya ke mall?”

“Aku juga ingin ke taman bermain” ia hanya bisa tertawa kecil.

“Kau masih sama seperti dulu. Selalu ingin ketaman bermain. Apakah kau masih anak-anak?”

“Ani. Aku sudah dewasa, jiyong-ah” aku berpura-pura cemberut.

“Arraseo. Bersiap-siaplah”

“Kau sudah mandi?” selidikku.

“Tentu saja, dee. Kau saja yang belum mandi. Cepatlah mandi. Kau sudah sangat bau”

Pertanyaannya membuatku merasa terhina. Aku hanya menendang kakinya dan berlari ke arah kamarku. Jiyong memiliki dua kamar di apartemennya. Karena jika aku akan berkunjung, aku tidak perlu repot-repot menginap di hotel.

•••••

Mall

 

Still dara’s pov

 

“Kau sudah menemukan bukunya?” tanya jiyong yang berada di belakangku. Kami ada di toko buku karena aku sedang mencari novel dari penulis kesayanganku.

“Sudah” aku mengacungkan buku yang kucari tadi.

Ia tersenyum dan menyeretku ke arah kasir. Aku mengeluarkan beberapavuang won dan kami beranjak pergi dari toko buku. Aku melihat ada stand ice cream. Jiyong mengikuti arah pandanganku dan hanya terkekeh.

“Tunggu disini” pintanya. Aku hanya menatap punggungnya. Ia berjalan ke arah stand ice cream yang kulihat dari tadi. Ia sangat mengerti diriku. Tidak menunggu beberapa lama, ia sudah berada di sisiku dan tentunya membawa ice cream coklat kesukaanku. Sebelum memberikan ice creamnya padaku, ia mencicipinya terlebih dahulu. Aku tertawa kecil melihat nya seperti itu.

“Bagaimana? enak?” tanyanya setelah melihatku menikmati rasa ice creamnya.

“Ini sangat enak” ringisku manja.

“Setelah ini, mau kemana?”

“Bisakah kita membeli couple things ?”

“Baiklah.”

Kami mengunjungi toko aksesoris yang menarik perhatianku. Aku melihat gantungan kunci berbentuk Menara Eiffel dan gantungan kunci lainnya berbentuk Namsan Tower. Meskipun bukan couple thing aku mengambilnya dan membayar nya di kasir. Jiyong mengerutkan dahinya bingung. Aku mengajaknya keluar dan memberikan gantungan kunci berbentuk Menara Eiffel yang kubeli tadi. Dan akhirnya ia mengerti meskipun aku belum memberikan penjelasan.

“Kau memberikan ini agar aku selalu mengingatmu, seperti itu?” tanyanya.

“Tepat sekali” aku memeluk lengannya dan mengajaknya berkeliling mall lagi.

•••••

Jiyong’s apartemen

 

Jiyong’s pov

 

Setelah menghabiskan waktuku dengan dara di mall dan taman bermain, kamu langsubg pulang ke apartemen dan beristirahat sejenak. Untuk mengisi waktu, kami berencana menonton film di ruang tamu. Film yang kamu pilih berjudul love fiction. Film itu diproduksi tahun 2012, 4 tahun yang lalu.

Sepanjang film, dara memelukku dan tetap pada posisi ini dalam waktu yang lama. Jujur, aku merasa nyaman dengan posisi ini. Kami juga memakai selimut karena di ruang tamu udaranya sangat dingin.

“Besok aku akan pulang” ucap dara sedih.

“Mianhae karena kita belum bisa bersenang-senang” sambungnya.

“Gwaenchana” ujarku pelan. “Desember nanti aku akan mengunjungi paris.”

“Untuk merayakan natal?” ia menolehkan kepalanya ke arahku. Aku tersenyum dan mengangguk.

“Kalau begitu bawalah banyak coklat ke Paris” pintanya dan menolehkan kepalanya kembali ke arah televisi. Ia penggila apapun yang berhubungan dengan coklat. Aku hanya menggelengkan kepalaku dan memfokuskan penglihatanku kepada film yang kami tonton.

Dara semakin mengeratkan pelukannya. Ia mennghirup harum tubuhku dan memejamkan matanya. Sepertinya ia sudah mengantuk. Aku menaikkan selimutnya dan mematikan televisi. Kuangkat tubuhnya ke kamarnya dan tidur disebelahnya. Aku memeluk tubuhnya dan mencoba membuat dara menjadi hangat.

“Saranghae”

“Nado” sepertinya ia belum tidur.

Aku mencium keningnya dan membiarkan pelukan kami sampai pagi hari menjemput malam.

*fin*

Annyeonghaseyo, unnie deul. Kembali lagi dengan ff oneshoot saya ^_^ sudah terkabulkah permintaan kalian dengan happy ending ini? Mudah-mudahan banyak yang suka dehh. Mian kali misalnya ada typo. Hengsho ^^

 

11 thoughts on “Long Time No See [Oneshoot]

Leave a comment