[Multi-shoot] Only Me and You part 3

daragon Only Me and You

Cast   : Sandara Park & Kwon Jiyong

Support cast : Jang Wooyoung, Park Bom, Gong Minzy, Hyun Yoo (fiction)

Rate : R-little (17+)

Leght : Multi-shoot

Genre : Romance

=====

JIYONG POV

Hari berlalu begitu cepat sekarang. Sudah 3 tahun sejak aku meninggalkan Korea dan kembali ke Jepang. Setiap hari aku akan menyesali semua apa yang telah terjadi 3 tahun yang lalu. Aku masih ingat dengan jelas wajah ceria Dara dan kebahagiaan kita saat kita menikah.

Ya, sudah 3 tahun aku tak lagi bertemu dengannya. Aku sama sekali tidak tau apakah dia baik-baik saja dan bagaimana dengan anak kita?? aku mendesah, merosot dikursi kerjaku. Satu-satunya hal yang tersisa adalah kalung dengan bentuk hati dan jika kita buka, didalamnya ada sebuah foto. Foto saat aku baru menikah dengannya. Kita berdua tersenyum bahagia dengan cinta terlihat jelas dalam mata kita.

Aku tersenyum pedih. Mungkin kita memang tidak ditakdirkan bersama.

Aku ingat saat 3 tahun yang lalu. Ingat saat Dara berjuang untuk hidupnya dan anak kita. aku sangat ingat saat aku pergi meninggalkannya. Dan aku ingat mungkin Dara tidak akan pernah ingat aku lagi. Aku benar-benar ingat bahwa aku tidak akan pernah ada dalam hidupnya lagi.

—===—

FlashBack

 

Sudah 3 bulan sejak aku tau bahwa Dara menderita tumor otak. Awalnya aku sangat terpukul. Kenapa didunia ini harus Dara yang terjangkit penyakit tersebut??

 

Semakin hari Dara akan melupakan segala sesuatu yang sudah kita lewati, terkadang dia bahkan melupakanku dan akan mengingat bahwa dia masih berhubungan dengan Woohyoung.

 

Hatiku akan sakit jika dia sama sekali akan melupakanku. Aku juga tidak berkerja lagi mengkhawatirkan kondisi Dara yang semakin hari semakin memburuk.

 

Aku juga akan sering bertemu Dr. Choi untuk meminta solusi agar Dara cepat sembuh. Dr. Choi juga menjelaskan bahwa satu-satunya cara adalah dengan operasi jika kehamilan Dara sudah menginjak bulan kesembilan. Dan itu berarti 3 bulan lagi.

 

Tapi yang menjadi masalah adalah aku tidak memiliki biaya dan resiko setelah operasi. Karena 50% Dara akan kehilangan ingatannya terutama dia akan melupakanku.

 

Setiap malam, aku akan memeluk Dara erat saat dia tertidur dan  menangis diam-diam. Apa yang harus aku lakukan?? Aku sama sekali tidak bisa membuat Dara bahagia. Dia tidak layak hidup seperti ini.

 

Lalu, aku tau bahwa memang jalan satu-satunya memang hanya itu. Tidak ada jalan lain, Dara akan melupakanku pula.

 

——

 

Malam berikutnya, saat Dara sudah tertidur lelap, aku segera menuju Seoul. Mungkin ini memang jalan terbaik. Dara tidak akan menderita lagi. Karena kebahagiaannya bukan berada bersamaku.

 

Aku melaju dengan cepat menuju orang tua Dara. Ya, aku akan memberitahu semua kondisi Dara saat ini.

 

Saat aku sudah sampai disebuah apatemen mewah, aku segera membunyikan bel. Setelah 2x membunyikan keluarlah Bom nonna dengan mata mengantuk. Tak lama kemudian, muncul kedua orang tua Dara.

 

 

——-

“ Mr. Kwon?? “ suara sekertaris Gong membuyarkanku dari lamunanku. Aku segera tersadar dan melihat mata khawatirnya. “ apa anda baik-baik saja?? “ tanyanya.

“ ya “ aku terpaksa tersenyum tapi jelas dia pasti melihat sesuatu yang salah.

“ anda tidak perlu berbohong. Aku sangat mengenalmu. “ sekertaris Gong memang sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Aku sudah mengenalnya semenjak aku pertama kali di Jepang. Dia memang orang Korea, hanya saja keluarganya menetap di Jepang.

“ aku hanya teringat masa lalu Minzy-ah. “

Dia memang tau masalahku semenjak aku kembali ke Jepang lagi. Aku menceritakan semua apa terjadi 3 tahun yang lalu pada Mr. Yang paman Minzy yang juga Bosku dulu.

Merekalah yang membuatku bertahan menjalani hidup. Minzy jugalah yang menjadi tangan kananku saat aku mulai merintis usaha mulai dari nol hingga seperti sekarang.

“ oppa, aku tau mungkin sulit tapi kau harus berubah. “ sarannya membuatku tersenyum. Meski dia sudah dewasa sekarang, tapi aku selalu menganggapnya seperti anak kecil.

“ aku bahkan tidak tau apa yang terjadi padanya saat itu. Yang aku tau, mungkin dia melupakanku sekarang. “bisikku menatap foto kita bersama.

—===—

FlashBack

 

 

setelah menceritakan semuanya pada orang tua Dara, aku kembali ke Busan sebelum matahari terbit. Aku tidak ingin Dara bangun dengan bingung, karena pasti dia akan lupa dengan apatemen kami.

 

Tak terasa air mata terus mengalir turun sepanjang jalan aku pulang. Ini untuk kebaikan Dara aku harus kuat meski aku akan kehilangan dia.

 

Aku melangakah masuk kamar kami dan melihat Dara masih terlelap. Aku segera berbaring disampingnya dan memeluknya erat. Mungkin ini terakhir kalinya aku akan memeluknya seperti ini.

 

Aku merasa Dara terbangun karena aku sadar, aku mungkin terlalu kuat memeluknya.

 

“ Ji “ aku cukup terkejut karena Dara ingat aku. Aku menunduk dan tersenyum. Awalnya dia bingung menatapku tapi pada akhirnya dia tersenyum juga.

 

“ mian Ji, miane. “ aku kaku mendegar ucapannya.

 

“ aku tau, aku sering melupakanmu. Aku tau sering menyakitimu. Aku tau aku tidak bisa menjadi yeoja yang kau inginkan. Aku tau aku hanya menjadi beban. Tapi tolong, jangan tinggalkan aku Jiyong. aku terlalu mencintaimu, aku tidak bisa hidup tanpamu Ji. Tolong aku membutuhkanmu. “ lanjutnya membuat rasa bersalah luar biasa memakan hatiku. Apa dia tau apa yang aku pikirkan??

 

“ ani Dara-ah, aku tidak akan melupakanmu. Hanya aku dan kau yang ada dalam hati kita. “ dia mengangguk dan tertidur lagi.

 

Aku mencium keningnya lembut.  Meski aku tau aku tidak akan bisa menjaga kata-kataku. Ini yang terbaik untuk kita. tapi satu hal yang pasti janjiku yang tak akan pernah kulanggar adalah hanya aku dan dia  yang selalu dalam hatiku.

 

——-

 

“ besok anda akan berangkat ke Seoul untuk bertemu klien. Mungkin ini kesempatan untuk melihatnya. “ suara penuh otoritas Minzy sekali lagi membuyarkanku dari lamunanku.

Aku mengangguk pasrah, apa aku sanggup melihatnya lagi setelah 3 tahun??

*****

AUTHOR POV

 

“ dokter pasien semakin kritis. “ sebuah suara membuat seorang dokter semakin gugup.

 

Dokter telah melakukan bebagai cara yang bisa dilakukan untuk membuat tumor terangakat sepenuhnya. Tapi sesuatu muncul, pasien sepertinya menolak untuk selamat.

 

Setelah melahirkan seorang putri cantik, dokter memutuskan untuk segera melakukan operasi pengangkatan tumor. Seperti yang diperkirakan sebelumnya, operasi awalnya berjalan dengan sangat baik tapi tubuh Dara sepertinya menolak untuk berjuang.

 

Sementara itu diluar, terdapat 4 orang yang saat ini paling cemas menunggu operasi selesai. Sudah 7 jam mereka menunggu tapi tidak ada tanda-tanda operasi sudah berakhir.

 

Mrs. Park duduk bersama Bom sambil berpelukan. Didepan mereka, terlihat Mr. Park yang berjalan mondar mandir. Sementara Jiyong terpaku didepan pintu. Mereka jelas dalam kondisi yang paling menyedihkan. Baju dan rambut mereka kusut karena mereka tidak mandi atau berganti pakaian semenjak semalam.

 

30 menit, berikutnya akhirnya dokter keluar dengan wajah kecewa. Jiyong segera menghampirinya. “ ottokae?? “ tanyanya.

 

Tak lama berselang Mr. dan Mrs. Park beserta Bom juga menghampiri mereka. Ketiganya jelas khawatir jika sesuatu terjadi pada Dara.

 

Dokter menggeleng sebelum menjawab. “ operasi berhasil. Anaknya baik-baik saja. Tapi…”

 

“ tapi apa?? “ mr. Park mendesak.

 

“ tapi Dara mengalami koma. “

 

Setelah mendegar kabar tersebut Mr. Park langsung menampar wajah Jiyong. “ kau hanya membuatnya menderita. Lihat sekarang, ini semua salahmu. Sekarang, jangan pernah menunjukkan wajahmu lagi. Dara hanya menderita setelah dia bertemu denganmu. Aku tidak ingin hal ini terjadi lagi sebaiknya kau segera pergi. “ teriaknya hampir seluruh rumah sakit mendengar. Jiyong hanya tertunduk dan pergi meninggalkan mereka tanpa sepata kata.

 

——

Jiyong telah selesai betemu dengan para kliennnya yang berada diSeoul. Dia kembali menuju hotel tempat dimana dia menginap selama 3 hari dia di Seoul.

Setelah mandi dan berganti pakaian, dia merasa bosan jika menghabiskan waktu di kamar hotel. Dia segera mengambil kontak mobilnya dan berjalan keluar.

Setelah 15 menit berjalan tanpa memiliki tujuan, dia akhirnya memutuskan untuk menuju taman tempat dimana dia pertama kali bertemu Dara.

Dia keluar dari mobil dan berjalan menyusuri jalan setapak. Taman tersebut mengalami sedikit berubah tapi tetap dengan kolam besar dan ikan-ikan didalamnya. Dia segera menuju bangku paling dekat untuk duduk.

Dia tersenyum pedih mengingat kenangannya bersama Dara ditempat ini. sebenarnya dia sangat merindukannya. Dia tergoda akan menuju apartemen Dara ketika dia melihat seorang anak perempuan menangis karena bonekanya masuk kolam.

Dia berdiri dan berjalan menuju anak kecil tersebut. “ hei “ sapanya tapi anak kecil itu tetap menangis.

“ jangan menangis lagi, nanti ahjussi belikan yang baru. “ gadis kecil itu menggeleng sebelum menangis lagi.

Jiyong mengamati gadis tersebut menangis. Dia melihat anak tersebut mirip dengan Dara. Dia memiliki hidung mancung dan mata sangat mirip dengan Dara. Kulitnya putih bersinar dan saat dia menangis, Jiyong merasa seperti hatinya tertusuk. Jiyong segera menggendongnya dan menghibur.

“ apa kau mau es krim sebagai gantinya?? “ Tanyanya mendapat anggukan sikecil.

Jiyong langsung membeli 2 buah es krim untuknya. Dia tersenyum melihat gadis tersebut menikmati es krim.

“ ahjussi, tidak apa jika aku pergi?? nanti omma khawatir jika aku hilang. “ pekiknya takut.

“ ne, siapa namamu?? “

“ HyunYoo imnida, ahjussi?? “

“ Jiyong, baiklah akan kuantar Yoo-ah bertemu omma neh?? “ HyunYoo tersenyum. Jiyong merasa sedikit ada keterkaitan dengan gadis kecil tersebut. Tapi dia hanya bisa menggeleng.

Setelah berjalan menuju tempat bermain dimana HyunYoo tadi meninggalkan ommanya, HyunYoo langsung berlari menghampiri seorang yeoja yang terlihat khawatir. Jiyong terus menyaksikan HyunYoo berlari kearah yeoja tersebut.

“ omma… “ teriak HyunYoo dan langsung menuju pelukan Ommanya.

“ aigoo~ Yoo-ah. Omma sangat khawatir. Darimana kamu?? “ pekik yeoja tersebut gelisah sambil mengamati putrinya yang sudah berada dalam gendongannya tersebut.

“ miane omma. HyunYoo tadi tidak sengaja menjatuhkan tam-tam kekolam. “ rengek HyunYoo mendapat senyum lega dari Dara.

“ lain kali, jangan pergi kemana-mana neh?? Omma sangat takut jika sesuatu terjadi padamu. “

“ neh omma. Tapi saat Yoo menangis, ada ahjussi yang datang dan membelikanku es krim. “ ujar HyunYoo sambil menunjukan es krim yang dibawanya. “ dia juga yang mengantar Yoo kemari. “ lanjutnya sambil menunjuk seorang namja yang terus mengamati keduanya dari kejauhan.

Yeoja tersebut menoleh dan mendapat kejutan terbesar dalam hidupnya. Demikian juga bagi Jiyong yang memiliki mata lebar saat melihat yeoja tersebut menoleh kearahnya.

*****

DARA POV

 

Sudah 3 tahun berlalu. HyunYoo juga kini sudah semakin besar. Dia bahkan menjadi sedikit lebih dewasa dari pada anak seumurannya.

Tapi justru hal tersebut yang selalu membuatku khawatir. Aku takut jika dia terus bertanya tentang ‘dia’. Bagaimana aku bisa menjelaskan pada anak kecil berumur 3 tahun apa yang terjadi 3 tahun yang lalu??

Sampai sekarang, penyesalan yang terus datang jika aku menatap wajah putriku. HyunYoo akan selalu mengingatkanku padanya. Mungkin aku yeoja terbodoh 3 tahun yang lalu hingga aku ditinggalakan oleh ‘dia’. Mungkin ini adalah balasan dari Tuhan atas apa yang terjadi 3 tahun yang lalu.

Aku masih ingat jelas, saat aku melakukan 2 operasi untuk melahirkan HyunYoo dan tumor otak yang aku alami.

Aku ingat saat aku mengalami koma setelah operasi karena aku memang tak ingin hidup. Tidak ada gunanya hidup jika kita melupakan orang-orang yang kita cintai kan?? Apalagi aku tau bahwa abeoji telah mengusir Jiyong dari hidupku. Itu adalah saat dimana aku lebih memilih mati.

Tapi semua itu musnah ketika dalam tidurku aku mendengar tangisan HyunYoo ketika dia menangis. Aku sadar bahwa aku begitu egois hanya memikirkan diriku sendiri. Saat itulah aku memilih bangun dari tidurku yang panjang. Mungkin aku akan melupakan semuanya saat aku bangun, tapi aku tidak peduli karena HyunYoo membutuhkanku. Membutuhkan seorang ibu saat dia sudah kehilangan seorang ayah.

Dan seperti apa yang sudah kita tahu. Ketika aku sadar, aku lupa segala sesuatu yang telah aku alami. Tapi saat aku melihat wajah malaikat tak berdosa putriku, aku memiliki tekad bahwa aku akan melewati semua ini bersamanya. Meski hanya kita berdua, aku yakin kita bisa.

Hari berlalu dengan cepat dengan tumbuhnya HyunYoo dalam hidupku. Setiap kali aku memandang wajahnya, aku tau bahwa aku melupakan sesuatu terpenting dalam hidupku. Abeoji, omma, dan Bom juga tidak pernah bercerita apa yang telah terjadi. Mereka akan gelisah jika aku bertanya. Tapi aku tidak menyerah untuk mencari tau massa laluku dulu.

Setelah 2 tahun berlalu, HyunYoo mulai memiliki pertanyaan dalam pikirannya. Setiap kita berdua pergi ketaman terdekat, dia akan mellihat seorang ibu, ayah dan anak mereka tengah bersama-sama. Disanalah dia mulai bertanya tentang ayahnya.

Aku hanya bisa menceritakan kebohongan karena sebenarnya aku sama sekali tidak tau siapa ayah HyunYoo.

Semenjak saat itu, setiap malam ketika HyunYoo sudah terlelap, aku berusaha keras untuk mengingat semuanya. Setiap hari aku akan mengalami sakit kepala hebat karena mungkin aku terlalu memaksakan otakku untuk mengingat segalanya.

Aku tidak pernah bercerita pada siapapun terutama orang tuaku dan Bom karena aku jelas tau bahwa mereka menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi semua yang aku lakukan tidak sia-sia. Perlahan-lahan aku mulai mengingat kejadian dulu sedikit demi sedikit.

Aku mulai ingat masa kecilku bersama orang tuaku dan Bom. Aku mulai ingat saat aku mulai tumbuh dewasa. Aku ingat ketika aku mulai mengalami jatuh cinta dan hari-hari bahagia bersama Wooyoung.

Aku ingat saat Wooyoung mengkhianatiku dan pergi bersama wanita lain. Aku juga ingat aku begitu terpukul saat itu, tapi itu tidak bertahan lama saat seorang namja muncul dalam hidupku.

Lalu, suatu malam aku kembali memaksakan ingatanku. Aku ingin tau siapa namja yang menyelamatkan hidupku dari kehancuran tersebut. Kilas balik mulai muncul lagi, semua adegan satu persatu muncul seperti movie dalam kepalaku.

Dimana, aku pertama kali bertemu dia. Bagaimana kita bisa dekat dan mulai bersama menjalin sebuah hubungan. Bagaimana aku bisa jatuh untuknya lagi dan lagi mulai dalam semakin dalam.

Saat itu juga gambar-gambar marah abeoji muncul. Saat aku kabur dan melakukan kesalahan dalam hubungan kami muncul. Saat kita menikah dan meninggalkan Seoul mulai hadir. Dan aku juga ingat saat aku tau bahwa aku terdiaknosa tumor otak dll.

Aku ingat semuanya. Aku ingat kenapa kita berakhir seperti ini. aku ingat dengan jelas.

Oh Tuhan… aku lemas tidak tau harus berkata apa.

Keesokan paginya, aku mulai menumpahkan semua isi hatiku pada orang tuaku. Mereka hanya diam jelas kaget karena aku bisa mengingat kembali semuanya.

Abeoji mulai menjelaskan rincian demi rincian. Dan aku meledak dalam marah. Bagaimana aboeji bisa begitu kejam. Mengusirnya tanpa memikirkan aku dan HyunYoo.

Orang tuaku dan Bom terus meminta maaf dan mereka menyesali apa yang telah mereka lakukan pada ‘dia’. Tapi itu sia-sia. Karena ‘dia’ tidak akan pernah kembali. ‘dia’ tidak akan bersamaku dan HyunYoo lagi. ‘dia’ mungkin mengira bahwa aku melupakannya dan dia pasti melupakanku.

Aku juga telah memaafkan orang tuaku. Tidak akan ada yang bisa dilakukan jika aku tetap marah pada mereka. Aku tidak ingin hidupku berantakan lagi. Aku sudah cukup hidup seperti ini bersama HyunYoo dan orang tuaku. Biarlah yang berlalu menjadi kenagan indah sekaligus pahit yang aku simpan dihati selamanya.

—===—

Aku mendesah mengingat cerita hidupku. Kini aku sudah ditaman bersama putri kecilku. Dia sudah berumur 3 tahun. Persis saat ‘dia’ pergi.

Aku begitu tenggelem dengan kesedihan hingga aku lalai mengawasi putriku. Dia tiba-tiba hilang entah kemana. Aku panic mencarinya keseluruh taman tapi dia tidak ada.

Aku kembali menuju taman bermain hampir menangis saat aku mendengar teriakannya. Dia berlari kearahku dengan senyum cerah. Kelegaan langsung timbul dalam wajahku begitu aku melihatnya.

Dia mulai menceritakan kenapa dia menghilang dan dibantu oleh seorang namja yang bermurah hati mau menghiburnya dan membelikan es krim. Dia lalu menunjuk kearah orang tersebut dan aku menoleh kearahnya.

Jantungku berhenti berdetak. Aku merasa dingin seluruh tubuhku. Disana ‘dia’ berdiri melihat kearahku dengan mata lebar dan kesakitan.

*****

AUTHOR POV

 

Dara hanya terus menatap Jiyong. tidak mengurus tatapan penasaran dari anaknya. Hatinya terus menerus berdetak lebih cepat dengan setiap berjalannya waktu.

Dara tidak pernah membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan Jiyong lagi. Jangankan untuk melihatnya lagi, membayangkan wajahnya saja membuatnya merasa sakit. Dia merasa sakit karena penderitaan yang Jiyong alami dan mereka alami.

Tak terasa air mata telah mengalir dari sudut matanya. Berawal hanya satu tetes hingga berubah menjadi aliran air yang terus menggenang di kedua pipinya.

Tatapan mereka terkunci, seolah-olah ikut tersedot kedalam mata masing-masing.

“ Ji… “ bisik Dara tak berharap jika Jiyong bisa mendengarnya tapi Jiyong bisa mendengar dengan jelas. Jiyong menutup mata meresapi suara yang keluar dari mulut Dara membuat kontak mata mereka putus. Jiyong berdoa bahwa ini bukan mimpi,

Saat Jiyong membuka mata kembali, dan masih Dara berada di depannya. Ini bukan mimpi. Dalam hati dia bergumam hingga senyum muncul dari sudut bibirnya.

Tanpa piker panjang, meski sejuta pertanyaan berada di kepalanya, Jiyong segera menghampiri Dara. Dara hanya menatap Jiyong tidak tau harus berkata apa.

“ Dara…” bisik Jiyong ketika hanya jarak kecil yang memisahkan mereka.

“ omma…. “ rengek HyunYoo saat dia terus mengamati mereka berdua. Dia tidak mengerti mengapa ommanya dan ahjussi yang menolongnya tadi terus diam saling menatap.

Dara langsung tersentak dan memandang putrinya. Dia tersenyum saat melihat wajah penuh Tanya dari HyunYoo. Dia kemudian memandang Jiyong lagi masih dengan senyum di wajahnya yang cantik. Meski air mata terus mengalir dari matanya tapi dia masih tetap menawan di mata Jiyong.

Saat itu juga, Jiyong baru sadar. “ apakah…?? “ dia tak sanggup menyelesaikan kalimatnya saat Dara mengangguk jelas tau apa yang akan ditanyakan Jiyong.

Jiyong menatap HyunYoo dengan kegembiraan luar biasa dalam hatinya. Dia akhirnya bertemu dengan buah hatinya bersama Dara. Dia langsung meraup HyunYoo dari gendongan Dara dan memeluknya erat.

Dara bahagia melihat kedua orang yang paling dicintainya akhirnya bertemu didepan matanya. Ini adalah saat-saat yang selalu dia tunggu. Orang yang selalu dia rindu, orang yang selalu dia tunggu, orang yang selalu dia cinta akhirnya kembali.

Setelah lama berpelukan Jiyong menatap putrinya yang terus memiliki wajah penasaran.

“ Yoo-ah “ panggil Dara membuat HyunYoo menoleh kebelakang kearah ibunya.

“ omma, siapa dia ?? kenapa dia terus memeluk HyunYoo ?? “ pertanyaan polos tersebut membuat Dara dan Jiyong tertawa.

“ Yoo-ah, kau selalu bertanya siapa appa mu neh?? Jika omma bilang ahjussi yang memelukmu sekarang adalah appamu, eottaeyo ?? “ setelah mendengar pernyataan Dara, HyunYoo kembali melihat Jiyong.

“ ahjussi appa HyunYoo ?? “ Tanyanya dengan mata lebar.

“ neh, aku appa HyunYoo. Akhirnya appa bisa bertemu denganmu. “ jawab Jiyong. HyunYoo langsung memeluk erat Jiyong membuat Dara terkekeh.

“ yeyy!! HyunYoo sekarang bertemu appa. Appa jangan pernah tinggalkanku dan omma lagi..” Jiyong hanya mengangguk sambil membelai punggung HyunYoo. Jiyong tersenyum kearah Dara. Ini adalah hari yang paling mengejutkan dan paling membahagiakan untuknya. Dia akhirnya bertemu Dara dan putrinya.

—===—

Setelah bersenang-senang dan bermain-main ditaman. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang karena melihat HyunYoo yang sudah mulai kelelahan dan hari sudah larut malam. Jiyong mengajak Dara dan putrinya menuju hotel dimana dia menginap sekarang.

Saat mereka mulai melaju, HyunYoo langsung tertidur dalam pangkuan Dara. Hal ini membuat keduanya canggung. Mereka ingin menjelaskan segala hal tapi tidak ada yang berani memulai pembicaraan.

Mereka akhirnya sampai hotel. Jiyong membawa HyunYoo dan membimbing Dara menuju kamarnya. Dara gugup karena Jiyong telah berubah banyak. Dia kini mengenakan jas dan tinggal dihotel mewah.

Jiyong dengan lembut menempatkan HyunYoo diranjang kamar hotel. Dia melihat Dara masih berdiri didepan pintu membuatnya tersenyum. Dia tidak berubah, meski kini Dara telah melahirkan seorang anak tapi dia masih terlihat seperti remaja.

“ hey, duduk. “ pekik Jiyong membuat Dara kaget.

“ah, neh…” ujarnya gugup sambil berjalan menuju sofa empuk.

Jiyong langsung menuju dapur untuk mengambil minuman dan membawanya untuk Dara. Dia segera duduk dekat Dara. Hatinya terus berdetak cepat dengan kegembiraan dan kecemasan.

“ eh aku… “

“ Dara.. “

Mereka berdua berkata pada waktu yang bersamaan membuat semakin canggung. “ kau dulu.. “ kata Jiyong setelah beberapa saat.

Dara menggeleng sebelum berbicara. “ Jiyong, miane… “ dan segera air mata kembali mengalir dari kedua matanya. Jiyong cepat datang dan memeluk Dara erat. Dara mendesah lega akhirnya kembali bisa merasakan kehangatan Jiyong.

“ Jeongmal bogosipeo… “ tambahnya didada Jiyong.

“ ssttt, aku rindu padamu lebih dari apapun di dunia ini Dara. “

Mereka terus seperti itu sambil menjelaskan semuanya selama 3 tahun ini. Jiyong merasa sangat bersalah karena meninggalkannya saat-saat Dara kritis dan berjuang melawan tumornya.

“ miane Dara-ah, aku begitu pengecut meninggalkanmu seperti itu. Seharusnya aku tinggal disisimu dan mengurus HyunYoo bersama. Tapi aku justru pergi. Aku benar-benar merasa tidak pantas untukmu. “

“ tidak jiyong, ini bukan salahmu jika kau pergi. Maafkan semua apa yang telah dilakukan abeoji. Dia menyesal telah melakukan semua hal-hal buruk padamu. Miane Jiyong, jangan membenci mereka “

“ sssttt, mari kita lupakan semuanya. Aku tidak pernah membenci mereka. “ pekik Jiyong membuat Dara lega.

“ saranghae Dara. “ lanjutnya. Dara melapas pelukan Jiyong dan memandang Jiyong. dia kemudian menaruh kedua tangannya di kedua pipi Jiyong lembut.

“ nado “ Dara lalu mematuk bibir Jiyong. “ hanya aku dan kau.. “ tambahnya.

Jiyong menggeleng dan melihat malaikatnya sedang tidur. “ aniyo, hanya aku, kau dan HyunYoo… dan anak-anak kita segera. “ ujarnya sambil mengedipkan mata.

Dara shock mendengarnya. “ ap- “ dia tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya saat Jiyong langsung mengklaim bibirnya. “ mari kita menikah lagi.. “ bisiknya dalam ciuman. Dara hanya mengangguk dan memperdalam ciuman.

Eennnddddd………………………

Bwahaha~ akhirnya selesai juga. Makasih buat yang udah mau baca apalagi coment dan menanti ff geje ini. maaf jika masih banyak salah kata atau salah tulis. *bow

Sampai ketemu di ff daragon lain.

SALAM APPELRS….

Author : Follow My twitter @Nyada21vip/ Facebook Nia anggraini

Cast   : Sandara Park

Kwon Jiyong

Support cast : Jang Wooyoung

Park Bom

Gong Minzy

Hyun Yoo (fiction)

Other cast

Rate : R-little (17+)

Leght : Multi-shoot

Genre : Romance

=====

JIYONG POV

 

 

Hari berlalu begitu cepat sekarang. Sudah 3 tahun sejak aku meninggalkan Korea dan kembali ke Jepang. Setiap hari aku akan menyesali semua apa yang telah terjadi 3 tahun yang lalu. Aku masih ingat dengan jelas wajah ceria Dara dan kebahagiaan kita saat kita menikah.

Ya, sudah 3 tahun aku tak lagi bertemu dengannya. Aku sama sekali tidak tau apakah dia baik-baik saja dan bagaimana dengan anak kita?? aku mendesah, merosot dikursi kerjaku. Satu-satunya hal yang tersisa adalah kalung dengan bentuk hati dan jika kita buka, didalamnya ada sebuah foto. Foto saat aku baru menikah dengannya. Kita berdua tersenyum bahagia dengan cinta terlihat jelas dalam mata kita.

Aku tersenyum pedih. Mungkin kita memang tidak ditakdirkan bersama.

Aku ingat saat 3 tahun yang lalu. Ingat saat Dara berjuang untuk hidupnya dan anak kita. aku sangat ingat saat aku pergi meninggalkannya. Dan aku ingat mungkin Dara tidak akan pernah ingat aku lagi. Aku benar-benar ingat bahwa aku tidak akan pernah ada dalam hidupnya lagi.

—===—

FlashBack

 

Sudah 3 bulan sejak aku tau bahwa Dara menderita tumor otak. Awalnya aku sangat terpukul. Kenapa didunia ini harus Dara yang terjangkit penyakit tersebut??

 

Semakin hari Dara akan melupakan segala sesuatu yang sudah kita lewati, terkadang dia bahkan melupakanku dan akan mengingat bahwa dia masih berhubungan dengan Woohyoung.

 

Hatiku akan sakit jika dia sama sekali akan melupakanku. Aku juga tidak berkerja lagi mengkhawatirkan kondisi Dara yang semakin hari semakin memburuk.

 

Aku juga akan sering bertemu Dr. Choi untuk meminta solusi agar Dara cepat sembuh. Dr. Choi juga menjelaskan bahwa satu-satunya cara adalah dengan operasi jika kehamilan Dara sudah menginjak bulan kesembilan. Dan itu berarti 3 bulan lagi.

 

Tapi yang menjadi masalah adalah aku tidak memiliki biaya dan resiko setelah operasi. Karena 50% Dara akan kehilangan ingatannya terutama dia akan melupakanku.

 

Setiap malam, aku akan memeluk Dara erat saat dia tertidur dan  menangis diam-diam. Apa yang harus aku lakukan?? Aku sama sekali tidak bisa membuat Dara bahagia. Dia tidak layak hidup seperti ini.

 

Lalu, aku tau bahwa memang jalan satu-satunya memang hanya itu. Tidak ada jalan lain, Dara akan melupakanku pula.

 

——

 

Malam berikutnya, saat Dara sudah tertidur lelap, aku segera menuju Seoul. Mungkin ini memang jalan terbaik. Dara tidak akan menderita lagi. Karena kebahagiaannya bukan berada bersamaku.

 

Aku melaju dengan cepat menuju orang tua Dara. Ya, aku akan memberitahu semua kondisi Dara saat ini.

 

Saat aku sudah sampai disebuah apatemen mewah, aku segera membunyikan bel. Setelah 2x membunyikan keluarlah Bom nonna dengan mata mengantuk. Tak lama kemudian, muncul kedua orang tua Dara.

 

 

——-

“ Mr. Kwon?? “ suara sekertaris Gong membuyarkanku dari lamunanku. Aku segera tersadar dan melihat mata khawatirnya. “ apa anda baik-baik saja?? “ tanyanya.

“ ya “ aku terpaksa tersenyum tapi jelas dia pasti melihat sesuatu yang salah.

“ anda tidak perlu berbohong. Aku sangat mengenalmu. “ sekertaris Gong memang sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Aku sudah mengenalnya semenjak aku pertama kali di Jepang. Dia memang orang Korea, hanya saja keluarganya menetap di Jepang.

“ aku hanya teringat masa lalu Minzy-ah. “

Dia memang tau masalahku semenjak aku kembali ke Jepang lagi. Aku menceritakan semua apa terjadi 3 tahun yang lalu pada Mr. Yang paman Minzy yang juga Bosku dulu.

Merekalah yang membuatku bertahan menjalani hidup. Minzy jugalah yang menjadi tangan kananku saat aku mulai merintis usaha mulai dari nol hingga seperti sekarang.

“ oppa, aku tau mungkin sulit tapi kau harus berubah. “ sarannya membuatku tersenyum. Meski dia sudah dewasa sekarang, tapi aku selalu menganggapnya seperti anak kecil.

“ aku bahkan tidak tau apa yang terjadi padanya saat itu. Yang aku tau, mungkin dia melupakanku sekarang. “bisikku menatap foto kita bersama.

—===—

FlashBack

 

 

setelah menceritakan semuanya pada orang tua Dara, aku kembali ke Busan sebelum matahari terbit. Aku tidak ingin Dara bangun dengan bingung, karena pasti dia akan lupa dengan apatemen kami.

 

Tak terasa air mata terus mengalir turun sepanjang jalan aku pulang. Ini untuk kebaikan Dara aku harus kuat meski aku akan kehilangan dia.

 

Aku melangakah masuk kamar kami dan melihat Dara masih terlelap. Aku segera berbaring disampingnya dan memeluknya erat. Mungkin ini terakhir kalinya aku akan memeluknya seperti ini.

 

Aku merasa Dara terbangun karena aku sadar, aku mungkin terlalu kuat memeluknya.

 

“ Ji “ aku cukup terkejut karena Dara ingat aku. Aku menunduk dan tersenyum. Awalnya dia bingung menatapku tapi pada akhirnya dia tersenyum juga.

 

“ mian Ji, miane. “ aku kaku mendegar ucapannya.

 

“ aku tau, aku sering melupakanmu. Aku tau sering menyakitimu. Aku tau aku tidak bisa menjadi yeoja yang kau inginkan. Aku tau aku hanya menjadi beban. Tapi tolong, jangan tinggalkan aku Jiyong. aku terlalu mencintaimu, aku tidak bisa hidup tanpamu Ji. Tolong aku membutuhkanmu. “ lanjutnya membuat rasa bersalah luar biasa memakan hatiku. Apa dia tau apa yang aku pikirkan??

 

“ ani Dara-ah, aku tidak akan melupakanmu. Hanya aku dan kau yang ada dalam hati kita. “ dia mengangguk dan tertidur lagi.

 

Aku mencium keningnya lembut.  Meski aku tau aku tidak akan bisa menjaga kata-kataku. Ini yang terbaik untuk kita. tapi satu hal yang pasti janjiku yang tak akan pernah kulanggar adalah hanya aku dan dia  yang selalu dalam hatiku.

 

——-

 

“ besok anda akan berangkat ke Seoul untuk bertemu klien. Mungkin ini kesempatan untuk melihatnya. “ suara penuh otoritas Minzy sekali lagi membuyarkanku dari lamunanku.

Aku mengangguk pasrah, apa aku sanggup melihatnya lagi setelah 3 tahun??

*****

AUTHOR POV

 

“ dokter pasien semakin kritis. “ sebuah suara membuat seorang dokter semakin gugup.

 

Dokter telah melakukan bebagai cara yang bisa dilakukan untuk membuat tumor terangakat sepenuhnya. Tapi sesuatu muncul, pasien sepertinya menolak untuk selamat.

 

Setelah melahirkan seorang putri cantik, dokter memutuskan untuk segera melakukan operasi pengangkatan tumor. Seperti yang diperkirakan sebelumnya, operasi awalnya berjalan dengan sangat baik tapi tubuh Dara sepertinya menolak untuk berjuang.

 

Sementara itu diluar, terdapat 4 orang yang saat ini paling cemas menunggu operasi selesai. Sudah 7 jam mereka menunggu tapi tidak ada tanda-tanda operasi sudah berakhir.

 

Mrs. Park duduk bersama Bom sambil berpelukan. Didepan mereka, terlihat Mr. Park yang berjalan mondar mandir. Sementara Jiyong terpaku didepan pintu. Mereka jelas dalam kondisi yang paling menyedihkan. Baju dan rambut mereka kusut karena mereka tidak mandi atau berganti pakaian semenjak semalam.

 

30 menit, berikutnya akhirnya dokter keluar dengan wajah kecewa. Jiyong segera menghampirinya. “ ottokae?? “ tanyanya.

 

Tak lama berselang Mr. dan Mrs. Park beserta Bom juga menghampiri mereka. Ketiganya jelas khawatir jika sesuatu terjadi pada Dara.

 

Dokter menggeleng sebelum menjawab. “ operasi berhasil. Anaknya baik-baik saja. Tapi…”

 

“ tapi apa?? “ mr. Park mendesak.

 

“ tapi Dara mengalami koma. “

 

Setelah mendegar kabar tersebut Mr. Park langsung menampar wajah Jiyong. “ kau hanya membuatnya menderita. Lihat sekarang, ini semua salahmu. Sekarang, jangan pernah menunjukkan wajahmu lagi. Dara hanya menderita setelah dia bertemu denganmu. Aku tidak ingin hal ini terjadi lagi sebaiknya kau segera pergi. “ teriaknya hampir seluruh rumah sakit mendengar. Jiyong hanya tertunduk dan pergi meninggalkan mereka tanpa sepata kata.

 

——

Jiyong telah selesai betemu dengan para kliennnya yang berada diSeoul. Dia kembali menuju hotel tempat dimana dia menginap selama 3 hari dia di Seoul.

Setelah mandi dan berganti pakaian, dia merasa bosan jika menghabiskan waktu di kamar hotel. Dia segera mengambil kontak mobilnya dan berjalan keluar.

Setelah 15 menit berjalan tanpa memiliki tujuan, dia akhirnya memutuskan untuk menuju taman tempat dimana dia pertama kali bertemu Dara.

Dia keluar dari mobil dan berjalan menyusuri jalan setapak. Taman tersebut mengalami sedikit berubah tapi tetap dengan kolam besar dan ikan-ikan didalamnya. Dia segera menuju bangku paling dekat untuk duduk.

Dia tersenyum pedih mengingat kenangannya bersama Dara ditempat ini. sebenarnya dia sangat merindukannya. Dia tergoda akan menuju apartemen Dara ketika dia melihat seorang anak perempuan menangis karena bonekanya masuk kolam.

Dia berdiri dan berjalan menuju anak kecil tersebut. “ hei “ sapanya tapi anak kecil itu tetap menangis.

“ jangan menangis lagi, nanti ahjussi belikan yang baru. “ gadis kecil itu menggeleng sebelum menangis lagi.

Jiyong mengamati gadis tersebut menangis. Dia melihat anak tersebut mirip dengan Dara. Dia memiliki hidung mancung dan mata sangat mirip dengan Dara. Kulitnya putih bersinar dan saat dia menangis, Jiyong merasa seperti hatinya tertusuk. Jiyong segera menggendongnya dan menghibur.

“ apa kau mau es krim sebagai gantinya?? “ Tanyanya mendapat anggukan sikecil.

Jiyong langsung membeli 2 buah es krim untuknya. Dia tersenyum melihat gadis tersebut menikmati es krim.

“ ahjussi, tidak apa jika aku pergi?? nanti omma khawatir jika aku hilang. “ pekiknya takut.

“ ne, siapa namamu?? “

“ HyunYoo imnida, ahjussi?? “

“ Jiyong, baiklah akan kuantar Yoo-ah bertemu omma neh?? “ HyunYoo tersenyum. Jiyong merasa sedikit ada keterkaitan dengan gadis kecil tersebut. Tapi dia hanya bisa menggeleng.

Setelah berjalan menuju tempat bermain dimana HyunYoo tadi meninggalkan ommanya, HyunYoo langsung berlari menghampiri seorang yeoja yang terlihat khawatir. Jiyong terus menyaksikan HyunYoo berlari kearah yeoja tersebut.

“ omma… “ teriak HyunYoo dan langsung menuju pelukan Ommanya.

“ aigoo~ Yoo-ah. Omma sangat khawatir. Darimana kamu?? “ pekik yeoja tersebut gelisah sambil mengamati putrinya yang sudah berada dalam gendongannya tersebut.

“ miane omma. HyunYoo tadi tidak sengaja menjatuhkan tam-tam kekolam. “ rengek HyunYoo mendapat senyum lega dari Dara.

“ lain kali, jangan pergi kemana-mana neh?? Omma sangat takut jika sesuatu terjadi padamu. “

“ neh omma. Tapi saat Yoo menangis, ada ahjussi yang datang dan membelikanku es krim. “ ujar HyunYoo sambil menunjukan es krim yang dibawanya. “ dia juga yang mengantar Yoo kemari. “ lanjutnya sambil menunjuk seorang namja yang terus mengamati keduanya dari kejauhan.

Yeoja tersebut menoleh dan mendapat kejutan terbesar dalam hidupnya. Demikian juga bagi Jiyong yang memiliki mata lebar saat melihat yeoja tersebut menoleh kearahnya.

*****

DARA POV

 

Sudah 3 tahun berlalu. HyunYoo juga kini sudah semakin besar. Dia bahkan menjadi sedikit lebih dewasa dari pada anak seumurannya.

Tapi justru hal tersebut yang selalu membuatku khawatir. Aku takut jika dia terus bertanya tentang ‘dia’. Bagaimana aku bisa menjelaskan pada anak kecil berumur 3 tahun apa yang terjadi 3 tahun yang lalu??

Sampai sekarang, penyesalan yang terus datang jika aku menatap wajah putriku. HyunYoo akan selalu mengingatkanku padanya. Mungkin aku yeoja terbodoh 3 tahun yang lalu hingga aku ditinggalakan oleh ‘dia’. Mungkin ini adalah balasan dari Tuhan atas apa yang terjadi 3 tahun yang lalu.

Aku masih ingat jelas, saat aku melakukan 2 operasi untuk melahirkan HyunYoo dan tumor otak yang aku alami.

Aku ingat saat aku mengalami koma setelah operasi karena aku memang tak ingin hidup. Tidak ada gunanya hidup jika kita melupakan orang-orang yang kita cintai kan?? Apalagi aku tau bahwa abeoji telah mengusir Jiyong dari hidupku. Itu adalah saat dimana aku lebih memilih mati.

Tapi semua itu musnah ketika dalam tidurku aku mendengar tangisan HyunYoo ketika dia menangis. Aku sadar bahwa aku begitu egois hanya memikirkan diriku sendiri. Saat itulah aku memilih bangun dari tidurku yang panjang. Mungkin aku akan melupakan semuanya saat aku bangun, tapi aku tidak peduli karena HyunYoo membutuhkanku. Membutuhkan seorang ibu saat dia sudah kehilangan seorang ayah.

Dan seperti apa yang sudah kita tahu. Ketika aku sadar, aku lupa segala sesuatu yang telah aku alami. Tapi saat aku melihat wajah malaikat tak berdosa putriku, aku memiliki tekad bahwa aku akan melewati semua ini bersamanya. Meski hanya kita berdua, aku yakin kita bisa.

Hari berlalu dengan cepat dengan tumbuhnya HyunYoo dalam hidupku. Setiap kali aku memandang wajahnya, aku tau bahwa aku melupakan sesuatu terpenting dalam hidupku. Abeoji, omma, dan Bom juga tidak pernah bercerita apa yang telah terjadi. Mereka akan gelisah jika aku bertanya. Tapi aku tidak menyerah untuk mencari tau massa laluku dulu.

Setelah 2 tahun berlalu, HyunYoo mulai memiliki pertanyaan dalam pikirannya. Setiap kita berdua pergi ketaman terdekat, dia akan mellihat seorang ibu, ayah dan anak mereka tengah bersama-sama. Disanalah dia mulai bertanya tentang ayahnya.

Aku hanya bisa menceritakan kebohongan karena sebenarnya aku sama sekali tidak tau siapa ayah HyunYoo.

Semenjak saat itu, setiap malam ketika HyunYoo sudah terlelap, aku berusaha keras untuk mengingat semuanya. Setiap hari aku akan mengalami sakit kepala hebat karena mungkin aku terlalu memaksakan otakku untuk mengingat segalanya.

Aku tidak pernah bercerita pada siapapun terutama orang tuaku dan Bom karena aku jelas tau bahwa mereka menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi semua yang aku lakukan tidak sia-sia. Perlahan-lahan aku mulai mengingat kejadian dulu sedikit demi sedikit.

Aku mulai ingat masa kecilku bersama orang tuaku dan Bom. Aku mulai ingat saat aku mulai tumbuh dewasa. Aku ingat ketika aku mulai mengalami jatuh cinta dan hari-hari bahagia bersama Wooyoung.

Aku ingat saat Wooyoung mengkhianatiku dan pergi bersama wanita lain. Aku juga ingat aku begitu terpukul saat itu, tapi itu tidak bertahan lama saat seorang namja muncul dalam hidupku.

Lalu, suatu malam aku kembali memaksakan ingatanku. Aku ingin tau siapa namja yang menyelamatkan hidupku dari kehancuran tersebut. Kilas balik mulai muncul lagi, semua adegan satu persatu muncul seperti movie dalam kepalaku.

Dimana, aku pertama kali bertemu dia. Bagaimana kita bisa dekat dan mulai bersama menjalin sebuah hubungan. Bagaimana aku bisa jatuh untuknya lagi dan lagi mulai dalam semakin dalam.

Saat itu juga gambar-gambar marah abeoji muncul. Saat aku kabur dan melakukan kesalahan dalam hubungan kami muncul. Saat kita menikah dan meninggalkan Seoul mulai hadir. Dan aku juga ingat saat aku tau bahwa aku terdiaknosa tumor otak dll.

Aku ingat semuanya. Aku ingat kenapa kita berakhir seperti ini. aku ingat dengan jelas.

Oh Tuhan… aku lemas tidak tau harus berkata apa.

Keesokan paginya, aku mulai menumpahkan semua isi hatiku pada orang tuaku. Mereka hanya diam jelas kaget karena aku bisa mengingat kembali semuanya.

Abeoji mulai menjelaskan rincian demi rincian. Dan aku meledak dalam marah. Bagaimana aboeji bisa begitu kejam. Mengusirnya tanpa memikirkan aku dan HyunYoo.

Orang tuaku dan Bom terus meminta maaf dan mereka menyesali apa yang telah mereka lakukan pada ‘dia’. Tapi itu sia-sia. Karena ‘dia’ tidak akan pernah kembali. ‘dia’ tidak akan bersamaku dan HyunYoo lagi. ‘dia’ mungkin mengira bahwa aku melupakannya dan dia pasti melupakanku.

Aku juga telah memaafkan orang tuaku. Tidak akan ada yang bisa dilakukan jika aku tetap marah pada mereka. Aku tidak ingin hidupku berantakan lagi. Aku sudah cukup hidup seperti ini bersama HyunYoo dan orang tuaku. Biarlah yang berlalu menjadi kenagan indah sekaligus pahit yang aku simpan dihati selamanya.

—===—

Aku mendesah mengingat cerita hidupku. Kini aku sudah ditaman bersama putri kecilku. Dia sudah berumur 3 tahun. Persis saat ‘dia’ pergi.

Aku begitu tenggelem dengan kesedihan hingga aku lalai mengawasi putriku. Dia tiba-tiba hilang entah kemana. Aku panic mencarinya keseluruh taman tapi dia tidak ada.

Aku kembali menuju taman bermain hampir menangis saat aku mendengar teriakannya. Dia berlari kearahku dengan senyum cerah. Kelegaan langsung timbul dalam wajahku begitu aku melihatnya.

Dia mulai menceritakan kenapa dia menghilang dan dibantu oleh seorang namja yang bermurah hati mau menghiburnya dan membelikan es krim. Dia lalu menunjuk kearah orang tersebut dan aku menoleh kearahnya.

Jantungku berhenti berdetak. Aku merasa dingin seluruh tubuhku. Disana ‘dia’ berdiri melihat kearahku dengan mata lebar dan kesakitan.

*****

AUTHOR POV

 

Dara hanya terus menatap Jiyong. tidak mengurus tatapan penasaran dari anaknya. Hatinya terus menerus berdetak lebih cepat dengan setiap berjalannya waktu.

Dara tidak pernah membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan Jiyong lagi. Jangankan untuk melihatnya lagi, membayangkan wajahnya saja membuatnya merasa sakit. Dia merasa sakit karena penderitaan yang Jiyong alami dan mereka alami.

Tak terasa air mata telah mengalir dari sudut matanya. Berawal hanya satu tetes hingga berubah menjadi aliran air yang terus menggenang di kedua pipinya.

Tatapan mereka terkunci, seolah-olah ikut tersedot kedalam mata masing-masing.

“ Ji… “ bisik Dara tak berharap jika Jiyong bisa mendengarnya tapi Jiyong bisa mendengar dengan jelas. Jiyong menutup mata meresapi suara yang keluar dari mulut Dara membuat kontak mata mereka putus. Jiyong berdoa bahwa ini bukan mimpi,

Saat Jiyong membuka mata kembali, dan masih Dara berada di depannya. Ini bukan mimpi. Dalam hati dia bergumam hingga senyum muncul dari sudut bibirnya.

Tanpa piker panjang, meski sejuta pertanyaan berada di kepalanya, Jiyong segera menghampiri Dara. Dara hanya menatap Jiyong tidak tau harus berkata apa.

“ Dara…” bisik Jiyong ketika hanya jarak kecil yang memisahkan mereka.

“ omma…. “ rengek HyunYoo saat dia terus mengamati mereka berdua. Dia tidak mengerti mengapa ommanya dan ahjussi yang menolongnya tadi terus diam saling menatap.

Dara langsung tersentak dan memandang putrinya. Dia tersenyum saat melihat wajah penuh Tanya dari HyunYoo. Dia kemudian memandang Jiyong lagi masih dengan senyum di wajahnya yang cantik. Meski air mata terus mengalir dari matanya tapi dia masih tetap menawan di mata Jiyong.

Saat itu juga, Jiyong baru sadar. “ apakah…?? “ dia tak sanggup menyelesaikan kalimatnya saat Dara mengangguk jelas tau apa yang akan ditanyakan Jiyong.

Jiyong menatap HyunYoo dengan kegembiraan luar biasa dalam hatinya. Dia akhirnya bertemu dengan buah hatinya bersama Dara. Dia langsung meraup HyunYoo dari gendongan Dara dan memeluknya erat.

Dara bahagia melihat kedua orang yang paling dicintainya akhirnya bertemu didepan matanya. Ini adalah saat-saat yang selalu dia tunggu. Orang yang selalu dia rindu, orang yang selalu dia tunggu, orang yang selalu dia cinta akhirnya kembali.

Setelah lama berpelukan Jiyong menatap putrinya yang terus memiliki wajah penasaran.

“ Yoo-ah “ panggil Dara membuat HyunYoo menoleh kebelakang kearah ibunya.

“ omma, siapa dia ?? kenapa dia terus memeluk HyunYoo ?? “ pertanyaan polos tersebut membuat Dara dan Jiyong tertawa.

“ Yoo-ah, kau selalu bertanya siapa appa mu neh?? Jika omma bilang ahjussi yang memelukmu sekarang adalah appamu, eottaeyo ?? “ setelah mendengar pernyataan Dara, HyunYoo kembali melihat Jiyong.

“ ahjussi appa HyunYoo ?? “ Tanyanya dengan mata lebar.

“ neh, aku appa HyunYoo. Akhirnya appa bisa bertemu denganmu. “ jawab Jiyong. HyunYoo langsung memeluk erat Jiyong membuat Dara terkekeh.

“ yeyy!! HyunYoo sekarang bertemu appa. Appa jangan pernah tinggalkanku dan omma lagi..” Jiyong hanya mengangguk sambil membelai punggung HyunYoo. Jiyong tersenyum kearah Dara. Ini adalah hari yang paling mengejutkan dan paling membahagiakan untuknya. Dia akhirnya bertemu Dara dan putrinya.

—===—

Setelah bersenang-senang dan bermain-main ditaman. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang karena melihat HyunYoo yang sudah mulai kelelahan dan hari sudah larut malam. Jiyong mengajak Dara dan putrinya menuju hotel dimana dia menginap sekarang.

Saat mereka mulai melaju, HyunYoo langsung tertidur dalam pangkuan Dara. Hal ini membuat keduanya canggung. Mereka ingin menjelaskan segala hal tapi tidak ada yang berani memulai pembicaraan.

Mereka akhirnya sampai hotel. Jiyong membawa HyunYoo dan membimbing Dara menuju kamarnya. Dara gugup karena Jiyong telah berubah banyak. Dia kini mengenakan jas dan tinggal dihotel mewah.

Jiyong dengan lembut menempatkan HyunYoo diranjang kamar hotel. Dia melihat Dara masih berdiri didepan pintu membuatnya tersenyum. Dia tidak berubah, meski kini Dara telah melahirkan seorang anak tapi dia masih terlihat seperti remaja.

“ hey, duduk. “ pekik Jiyong membuat Dara kaget.

“ah, neh…” ujarnya gugup sambil berjalan menuju sofa empuk.

Jiyong langsung menuju dapur untuk mengambil minuman dan membawanya untuk Dara. Dia segera duduk dekat Dara. Hatinya terus berdetak cepat dengan kegembiraan dan kecemasan.

“ eh aku… “

“ Dara.. “

Mereka berdua berkata pada waktu yang bersamaan membuat semakin canggung. “ kau dulu.. “ kata Jiyong setelah beberapa saat.

Dara menggeleng sebelum berbicara. “ Jiyong, miane… “ dan segera air mata kembali mengalir dari kedua matanya. Jiyong cepat datang dan memeluk Dara erat. Dara mendesah lega akhirnya kembali bisa merasakan kehangatan Jiyong.

“ Jeongmal bogosipeo… “ tambahnya didada Jiyong.

“ ssttt, aku rindu padamu lebih dari apapun di dunia ini Dara. “

Mereka terus seperti itu sambil menjelaskan semuanya selama 3 tahun ini. Jiyong merasa sangat bersalah karena meninggalkannya saat-saat Dara kritis dan berjuang melawan tumornya.

“ miane Dara-ah, aku begitu pengecut meninggalkanmu seperti itu. Seharusnya aku tinggal disisimu dan mengurus HyunYoo bersama. Tapi aku justru pergi. Aku benar-benar merasa tidak pantas untukmu. “

“ tidak jiyong, ini bukan salahmu jika kau pergi. Maafkan semua apa yang telah dilakukan abeoji. Dia menyesal telah melakukan semua hal-hal buruk padamu. Miane Jiyong, jangan membenci mereka “

“ sssttt, mari kita lupakan semuanya. Aku tidak pernah membenci mereka. “ pekik Jiyong membuat Dara lega.

“ saranghae Dara. “ lanjutnya. Dara melapas pelukan Jiyong dan memandang Jiyong. dia kemudian menaruh kedua tangannya di kedua pipi Jiyong lembut.

“ nado “ Dara lalu mematuk bibir Jiyong. “ hanya aku dan kau.. “ tambahnya.

Jiyong menggeleng dan melihat malaikatnya sedang tidur. “ aniyo, hanya aku, kau dan HyunYoo… dan anak-anak kita segera. “ ujarnya sambil mengedipkan mata.

Dara shock mendengarnya. “ ap- “ dia tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya saat Jiyong langsung mengklaim bibirnya. “ mari kita menikah lagi.. “ bisiknya dalam ciuman. Dara hanya mengangguk dan memperdalam ciuman.

Eennnddddd………………………

Bwahaha~ akhirnya selesai juga. Makasih buat yang udah mau baca apalagi coment dan menanti ff geje ini. maaf jika masih banyak salah kata atau salah tulis. *bow

Sampai ketemu di ff daragon lain.

SALAM APPELRS….

13 thoughts on “[Multi-shoot] Only Me and You part 3

  1. .Bagus qo,
    tapi sy kurang dapet feelnya ya?
    Haha sy brharap authornya lebi mengexplor kata2 dalam setiap moment yang ada..
    Tapi keseluruhan bagusss.

    • hai,, hai chingu.. 😀
      makasih ya udah berkunjung di blog ini,, ini masih baru kok, jadi lagi cari pengunjung yang rame..
      ditunggu loh setiap kemunculan dan komennya,, kkk
      hmm,, buka aja acc 2ne1 diyoutube, setau sin emang disana ada 2ne1 season 3,, chakkaman,, tak cari in linknya dulu

  2. Aaaaaaaah…. Nangiiiiis aaaahhh… Sedih, seru, terharu daaann, mmhhh gimana gitu ya… Aku gak bisa berkata kata lagi… Ini cerita yang sempurna, is the best!!!!

    #Author, Daebakk!!!!

Leave a comment