Kidnap My Heart [Epilog]

abcd

Author : Jessica Jung
Main Cast :  Kwon Jiyong (20), Sandara Park (20)

Support Cast : Jung Il Woo (25), Ahn Sohee (25), ChoiDong Wook (24), Oh Sehun (19), Gong Minji (19), Choi Seunghyun (23), Lee Seunghyun (19), Jessica Jung (20), Kang Daesung (19), Dong Youngbae (19)

Genre : Romance,Friendship, Family, Humor, General

Rating : RG 13+

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

My Happy Family

“Park Songsaengnim…!!” seru Dorami berlari ke arah Dara sambil merentangkan tanganya lebar-lebar. Dara menerima pelukan hangat dari Dorami lalu menggendongnya.

“Dorami-ssi, panggil aku Eomma. Sekarang, aku Eomma mu. Kau tidak boleh memanggilku dengan sebutan Park Songsaengnim, Arra..?!” tegas Dara mencubit pipi Dorami yang menggemaskan.

Sekarang kehidupan Dara dan Jiyong menjadi lebih baik. Dara sudah dapat di terima oleh semua anggota keluarganya dan Jiyong juga sudah terima kembali di keluarganya. Jiyong memiliki hubungan yang sangat baik dengan Dong Wook hingga dia bisa menjadi komposer terkenal di Amerika. Belum lagi, adik laki-laki Dara yang tersayang, juga memilih jalan untuk menjadi komposer mengikuti jalan yang di tempuh Jiyong.

“Baiklah.. Eomma, kapan Appa pulang dari Amerika..? Aku sangat merindukanya..” tanya Dorami bergelayut manja di pangkuan Dara.

“Eomma juga sangat merindukan Appa mu. Eomma kan menghubunginya..” balas Dara lalu memencet tombol nomor satu sebagai panggilan cepat untuk nomor ponsel Jiyong.

“Yeoboseo..?”

“Jiyong-ssi” pekik Dara berteriak sekeras mungkin di hadapan ponsel nya.

“Chagi, telingaku bisa sakit jika kau selalu menelfonku dengan suaramu yang nyaring itu”

“Kekeke.. Minahe. Um, kapan kau pulang..? Aku benar-benar merindukanmu, Ji. Dorami juga memiliki perasaan yang sama denganku saat ini. dia terus menanyakan kepulanganmu”

“Aku pulang besok pagi. Aku juga memiliki hadiah spesial untukmu Dara-ya..”

“Apa hadiahnya..?”

“Rahasia..” jawab Jiyong membuat Dara mendesah.

“Jiyong-ssi, kau selalu seperti itu. Sudah hampir satu tahun kau pergi. Atau jangan-jangan kau sudah memiliki Yeoja lain di sana..?” selidik Dara denga suara yang lirih.

“Tentu saja tidak. Bagaimana aku bisa melakukan hal itu”

“Bisa saja kau melakukan hal yang sama seperti yang pernah kau lakukan padak hingga Dorami lahir. Aish, kau tak bisa mengelak lagi, Ji”

“Aish, aku tertangkap basah”

“Mwo..? Jadi, itu benar. Yak..! Jangan harap kau bisa pulang ke rumah” seru Dara dengan emosi yang meluap-luap.

“Kau ini sangat mudah di bohongi. Yasudah, sampai bertemu besok.. Sampaikan salamku pada Dorami”

Tut.. tut.. tut..

Jiyong menutup telfon dari Dara. Dara mendengus kesal sambil memandangi handphonya dengan malas.

“Eomma, kapan Appa pulang..?” tanya Dorami menatap Dara kebingungan.

“Besok pagi” jawab Dara singkat.

“Yeay..!!” seru Dorami lalu berlari-lari menuju taman kecil di samping rumahnya. Dara hanya tertawa geli yang melihat sifat putrinya yang sangat mirip dengan sifatnya dulu saat masih kecil.

Dara POV

Keluargaku yang sekarang memang keluarga kecil. Aku maupun Jiyong tidak ingin tinggal bersama orang tua kami. Aku lebih memilih untuk tinggal di rumah yang sejuk di tepi pantai. Mungkin, saat aku sedang merindukan Jiyong, aku bisa bermain-main bersama Dorami.

“Dora-ya, Eomma mau berkunjung ke tempat Sohee Ahjumma. Kau mau ikut..?” seruku mengetuk-ketu pintu kamarnya. Aku memang sering memanggil Dorami dengan panggilan yang biasa ku gunakan untuk saudara kembarku dulu. Berhubung nama mereka hanya berbeda marga nya saja.

“Ne, sebentar. Aku masih terlalu sulit untuk menata rambutku” Aish, dia selalu ingin menjadi sepertiku. Dorami ingin mengubah warna rambutnya menjadi pirang sepertiku, dan terakhir saat aku membuka pintu kamarnya, dia sedang meluruskan rambutnya.

“Bolehkah Eomma membantumu..?” tanyaku membuatnya terkejut karna aku sekarang berada tepat di belakangnya. Dorami memberikan alat untuk meluruskan rambutnya dan memberikan alat itu padaku.

Dengan perlahan aku meluruskan rambutnya sedikit demi sedikit. Dia terlihat senang dengan penampilannya saat ini. Menurutku, jika untuk selera fashion nya Dorami mendapat sebuah bakat dari Jiyong. Dorami sering bosan dengan tatanan rambutnya, atau baju yang sedang di pakainya. Mau tak mau aku harus sering-sering mencuci baju karna aku hanya tinggal berdua dengannya.

“Jjang..!! Bagaimana..? Kau suka..?” sahutku, Dorami menjawabnya dengan sebuah anggukan dan senyuman lebar di bibirnya. Aigo, aku tak percaya ini. Dia terihat sangat-sangat mirip denganku.

Aku menuntun Dorami untuk masuk ke dalam mobilku dan mengajaknya ke tempat yang sudah sangat ingin aku datangi sejak dulu. Yaitu, sel tahanan tempat Sohee Unni di penjara. Meskipun dia dulu membuat hidupku menjadi deretan mimpi buruk dan aku kehilangan Dora. Tapi, karna Sohee Unni juga semua nya bisa menunjukkan kebenaranya.

Berkat Sohee Unni juga aku bisa menikah dengan Jiyong, mengurus Dorami, dan diakui di dalam keluargaku. Aku bahagia dengan hidupku yang sekarang. Aku akan lebih bahagia jika Sohee Unni di bebaskan. Masa hukumanya terlalu lama, yaitu sekitar sepuluh tahun. Aku benar-benar tak tega melihatnya.

“Ahjussi, bisakah aku bertemu dengan tahanan yang bernama Ahn Sohee..? Aku membawakan makanan ini untuknya” tanyaku pada penjaga yang selalu ada di tempat yang sama setiap aku mengunjungi Sohee Unni.

“Tentu saja.. Saya sungguh kagum terhadap Nona karna selalu mengunjungi teman anda setiap harinya”

“Gomawoyo Ahjussi. Saya akan mengenang kebaikan Ahjussi” ucapku lalu menunggu Sohee Unni di bangku tempat orang-orang menjenguk para tahanan. Akhirnya dia datang dengan senyuman yang selalu dia berikan padaku.

“Dara-ya..” aku tersenyum saat Sohee Unni berjalan ke arahku dan memelukku erat.

“Sohee Unni, aku datang untuk membawakanmu beberapa makanan dan minuman Unni” ucapku memberikan banyak makanan yang sudah aku siapkan sebelumnya dari rumah.

“Aku akan senang jika kau menerimanya. Aku sudah menyiapkanya sejak pagi tadi”

“Dara-ya, aku hanya bisa mengucapkan terima kasih padamu karna kau selalu datang setiap hari untuk memawakan hal yang ku butukan di sini. Apa kau tak membenciku..?”

“Aniya, aku tak pernah memiliki niat untuk membencimu Unni”

“Aigo, apa dia Dorami..? Baru pertama kali aku melihatnya. Dia sangat mirip denganmu dan Dora” sahut Sohe Unni saat menyadari Dorami yang duduk di sampingku.

“Ucapkan salam pada Sohee Ahjumma Dora-ya”

“Annyeonghaseo Ahjumma”

“Wah, dia terlihat manis sekali. Dara-ya, kurasa cukup pertemuan kita hari ini. Waktu berkunjungmu akan segera habis. Annyeong” ucap Sohee Unni lalu kembali ke dalam sel nya di dampingi oleh polisi yang sedari tadi berdiri di samping kami.

‘Dara-ya, kau di mana..? Aku sudah menunggumu di rumah’ ternyata Jiyong mengirimkan pesan untukku. Baiklah, aku aka segera pulang.

“Eomma, apakah Ahjumma tadi sangat baik..?” tanya Dorami saat aku sedang fokus mengendarai mobilku.

“Ne, Sohee Ahjumma adalah teman Eomma yang paling baik. Kau harus bisa mencari teman sepertinya”

Jiyong POV

Kemana Dara..? Bukankah aku sudah berkata padanya jika aku akan memberi kejutan untuknya. Biasanya dia selalu senang dengan hal yang di sebut kejutan itu. Um, sepertinya aku mengenal mobil itu. Ah, benar sekali. Bagaimana mungkin aku bisa lupa jika itu adalah mobil yang ku berikan untuk Dara sebelum aku pergi ke Amerika.

“Dara-ya..!!” seruku saat dia keluar dari mobilnya. Dara berari sambil merentangkan tanganya lebar-lebar. Tapi, kenapa dia tidak menatap ke arahku. Ternyata sejak tadi dia menatap Sehun.

“Hunnie, bagaimana kabarmu..? Apa kau baik-baik saja. Noona, sangat merindukanmu dan menghawatirkanmu. Aku selalu berdoa agar kau bisa sukses seperti Dong Wook Oppa. Chukkae, impianmu terkabulkan. Eomma, Appa dan Harabeoji pasti bangga denganmu seperti Noona membanggakanmu sekarang” seru Dara terus-terusan memeluk Sehun dengan erat.

“Gwaenchana, Noona. Aku juga senang bisa membuat Noona bangga. Tapi, sepertinya ada seseorang yang sangat merindukanmu, Noona” jawab Sehun sambil menatapku. Apa aku benar-benar tidak di anggap sekarang..?

“Nugu..?” tanya Dara. Aish, dia ini pura-pura lupa atau memang sudah lupa.

“Jiyong Hyung” balas Sehun. Akhirnya Dara melihat ke arahku.

“Ah, Jiyong-ssi. Kau terlihat baik-baik saja. Kajja, kita masuk ke dalam”

Hah..? Hanya itu yang dia katakan padaku. Dara berkata jika dia rindu padaku. Sebearnya siapa yang mejadi suaminya..? Aku atau adiknya sendiri yang bernama Sehun..? Sepertinya Dara termakan oleh ucapanya sendiri kemarin.

“Appa, ayo kita masuk” aku baru tersadar saat Dorami menggandengku untuk masuk ke dalam rumah yang sudah lama tidak kulihat.

“Hunnie, ku telihat lemah dan aigo, kantung matamu.. Tidurlah di kamar Jiyong, ne” ucap Dara sambil menuntun Sehun memasuki kamarku.

Setelah selasai menutup pintu dengan perlahan Dara kembali berjalan menuju sofa dan duduk di sampingku.

“Dara-ya, apa kau tidak benar-benar merindukanku..?”

“Kau bercanda..? Jiyong-ssi, aku benar-benar merindukanmu sejak dulu” tiba-tiba Dara memeluk tubuhku dengan erat.

“Kau tak sakit kan..?” tanyaku memegang dahinya.

“Mwoya.. Aku sengaja mendiamkanmu karna ada Taemin di sini. Maka dari itu aku menyuruhnya tidur”

“Cih, bukankah itu hal yang sangat kotor..?” sahutku mencibirya.

“Aniya, aku selalu melakukan hal itu”

“Um, saat aku datang tadi kau tak ada di rumah. Sebenarnya kau pergi kemana..?” tanyaku karna saat aku datang tadi, rumah ini di kunci rapat-rapat.

“Ah, aku menjenguk Sohee Unni. Aku membawakan makanan, minuman serta pakaian untuk nya. Bukankah itu bagus, Ji..? Aku juga sangat merindukanya. Aku selalu menjenguknya setiap pagi” jelasnya membuatku terheran-heran.

“Bukankah dia orang yang tidak baik..?”

“Sstt.. Kau tak boleh berkata seperti itu. Siapa yang menjagaku saat mengandung Dorami jika bukan Sohee Unni. Siapa yang mempertemukan kita berdua..? Siapa yang memberikan semua penjelasan tentang teka-teki yang kita semua jalani..? Sohee Unni bukan. Dia sebenarnya orang baik, hanya saja mungkin aku atau kau pernah berbuat suatu kesalahan padanya” ucap Dara sambil meletakkan teunjuknya di bibirku. Sungguh, baru kali ini aku bertemu dengan orang se baik Dara.

“Baiklah, aku mengerti”

“Ji, kau mau memberiku hadiah apa..?”

“Kau masih saja ingat”

“Tentu saja. Apa itu..?”

“Kita akan mengadakan pesta kecil untuk menyambut kepulanganku dan sukses nya Sehun malam ini. Kau mau..?” tanyaku meminta persetujuanya terlebih dahulu.

“Kyaa..!! Itu pasti akan sangat menyenangkan, Ji. Siapa saja tamu kita..?”

“Mungkin hanya beberapa orang saja. Kau lihat saja nanti malam”

***

Tepat pukul tujuh malam pesta kecil-kecil an yang di adakan oleh Jiyong dan Dara pun di mulai. Tamu yang di undang hanya Il Woo, Park Bom, Seunghyun, Seungri, Jessi, Minzy, Youngbae, dan terakhir Daesung.

Meskipun sederhana, pesta itu terlihat sangat mewah oleh pengaruh pasangan yang sangat aneh. Yaitu, Seungri dan Jessi.

“Wah.. Bom Unni, perutmu sudah membesar. Padahal yang menikah Dara Unni terlebih dahulu bukan..?” gumam Minzy sambil memengangi perut Bom.

“Um, tapi kenapa perut Dara Unni tidak membesar..? Apa dia tak berniat memiliki seorang putra atau putri lagi..?” tambah Minzy dengan nada lirih.

“Tanyakan saja padanya dan berhenti mengumpat” ucap Bom dengan nada datar. Belakangan ini Bom sering marah karena bawaan kandunganya.

“Bom-ssi, kandunganmu berjalan berapa bulan..?” tanya Dara yang baru datang sambil membawa beberapa gelas orange juice.

“Lima mungkin, aku jarang sekali periksa ke doter dan Seunghyun juga selalu sibuk” ketus Bom sambil menghitung jarinya. Tiba-tiba Jessi datang dengan mulut yang bersungut-sungut.

“Ei, wae geurae Jessi-ah..?” sahut Minzy saat melihat Jessi duduk di sampingnya.

“Aku benar-benar tak tau apa kekuranganku di mata Seungri. Kenapa dia selalu membuatku mara h dengan membangga-banggakan Yeoja yang di kenalnya di hadapanku” gerutunya kesal sambil merebut orange juice yang berada di tangan Dara.

“Dia memang seperti itu Jessi-ah. Tapi, di balik sifat yang bodoh nya mencapai stadium akut itu, Seungri hanya menyukaimu. Arra..?!” tegas Dara membut Jessi mengembangkan senyumnya.

“Jeongmalyo..?”

“Tentu saja, aku sudah lama mengenalnya” jawab Dara dengan mantap.

“Dara-ya, kenapa kau mau tinggal di tempat yang jauh dari perkotaan seperti ini..?” tanya Bom sambil melihat pemandangan di luar rumah Dara melalui jendela.

“Aku lebih suka tinggal di tempat ini. Aku bisa bermain dan jika Jiyong sedang pergi atau Dorami bersekolah, aku bisa menghibur diriku di tempat ini”

“Yak.. Aku berpikir jika Dara Unni adalah orang yang sangat baik. Bukankah begitu..?” seru Minzy membuat Jessi, Bom dan Dara menatapnya. Jessi berpikir keras.

“Ah, benar juga. Dara selalu sabar dengan sifatku yang sedikit aneh-“

“Bukan sedikit aneh, kau itu sangat aneh” sela Bom.

“Nah, itu maksudku. Tapi, Dara akan terlihat menakutkan jika sedang marah. Untungnya dia tidak mudah marah” puji Jessi membuat pipi Dara memerah seperti kepiting rebus karena tersipu malu.

“Hei, lihatlah, kau membuat Dara malu” sahut Bom mencubit pipi Dara.

“Maka dari itulah, aku sangat setuju jika Dara menikah dengan Jiyong. Kau tak tau betapa bahagianya Jiyong sekarang. Dan saat kau marah padanya, Jiyong sangat sedih. Dia hanya berani bercerita padaku dan Seunghyun” tambah Bom sambil melirik ke arah Jiyong.

“Jeongmal mianhae, dulu aku mengira jika kau adalah Yeojachingu Jiyong” ucap Dara menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

Mereka saling bercanda dan membicarakan tentang kebaikan ataupun kejelekan pasangan mereka masing-masing. Sampai-sampai mereka tidak merasa hari sudah larut malam.

“Dara-ya.. Jiyong-ssi.. kami pulang, ne. Sampai bertemu lagi..” seru mereka semua sambil melambaikan tangannya dari kejauhan dan perlahan menghilang.

“Ji, gomawo. Hari ini aku sangat senang. Aish, aku sangat lelah..” ucap Dara sambil berjalan ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Jiyong.

Dara POV

Ah, pagi ini badanku sangat segar karna udara sejuk dari pantai dan omona..! Ini tepat tanggal 12 November. Um, aku akan segera memasak, membawakan makanan untuk Sohee Unni dan melihat makam milik Dora.

Aku berniat untuk membuat masakan dengan nama samgyetang dan mil myun yang merupakan makanan favorite Sohee Unni. Aku sangat senang jika memasakkan makanan untuknya.

“Dara-ya, apa yang kau lakukan..?”

“Ji, kau sudah bangun..?” tanyaku melihat Jiyong yang sedang duduk di meja makan dengan malas.

“Aku sedang memasak, Ji dan sebentar lagi selesai. Um, lebih baik kau mandi dulu, ne. Aku akan pergi ke kamar Dorami. Setelah itu kita makan bersama” seru ku membangunkan Jiyong yang kembali tertidur.

“Ji..” pekik ku karna dia tidak segera bangun. Aha.. aku tau apa yang dia inginkan.

Cup..!~

“Morning kiss.. cepat mandi. Dasar pervert kau..”

“Baiklah Dara-ya” serunya yang langsung terbangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Seperti yang aku katakan tadi, aku harus membangunkan Dorami karna ini adalah hari Senin dan sekolahnya masuk. Maka dari itu aku sengaja bangun pagi-pagi. Seperti inilah pekerjaanku setiap harinya. Sangat sibuk.

“Dora-ya, bangunlah.. ini hari Senin. Kau ingin sekolah dan bertemu dengan teman-teman mu bukan..?” ucapku denga lembut sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.

“Eoh, Eomma. Aku akan segera mandi” jawabnya masih setengah sadar.

“Palli, Eomma menunggumu di ruang makan, ne” tambahku lalu keluar dari kamarnya.

Sembari menunggu Jiyong dan Dorami mandi aku akan membersihkan rumah terlebih dahulu. Apalagi, kemarin malam Jiyong mengadakan pesta. Meskipun tidak mewah, tapi pesta tadi malam berhasil membuat rumahku seperti kapal pecah.

Satu per satu dari Jiyong dan Dorami keluar dari kamarnya masing-masing. Jiyong sudah rapi dengan pakaian nya begitu juga dengan Dorami terlihat sangat manis menggunakan seragam sekolahnya. Kami bertiga makan bersama.

“Jiyong-ssi, aku akan mengunjungi Sohee Unni dan melihat makam Dora. Tolong, kau antar Dorami, ne. Aku tidak akan lama”

“Ne, arasseo” jawab Jiyong yang belum meyelesaikan makanya.

“Dora-ya, Eomma pergi dulu ne” seruku pada Dorami lalu mencium keningnya seperti yang sering kulakukan setiap harinya.

Apakah aku harus mengunjungi Sohee Unni, atau melihat makam Dora dulu. Ah, lebih baik aku melihat makam Dora dulu agar aku bisa lebih lama bersama Sohee Unni. Jaraknya memang jauh dari rumahku yang terpencil. Tapi, bagaimana pun juga ini kewajibanku sebagai saudaranya yang aka selalu mengunjungi makamnya walaupun hanya setahun satu kali.Saat aku sampai di makam yang cukup luas, aku menemukan makam dengan nisan yang bertuliskan nama Dora. Makamnya bersih dan cukup terawat.

“Dora-ya, apa kau bahagia di sana..? Sebenarnya aku ingin kau ada di saat pernikahanku. Tapi, sayang sekali kau sudah pergi lima tahun lamanya”

Tes..

Aku tak sanggup menahan air mataku yang sudah ingin menetes dari mataku.

“Aku hanya berharap kau bahagia karna aku sudah bahagia bersama orang yang ku sayang. Yaitu, Jiyong”

END

Gomawo buat para riders yang udah setia membaca FF ini sampai akhir. Tadinya, saya nggak punya kke inginan untuk menyelesaikan FF yang menurut saya cukup rumit ini. Tapi, berkat para riders dan berkat koment kalian FF ini bisa selesai. Sekali lagi, gomawo ^_^

<<back

34 thoughts on “Kidnap My Heart [Epilog]

Leave a comment