Rabbit vs dragon part 12

rg1

 

Author : FB>> Nur Destiana Twitter >> nurdestianaa
Main cast : Kwon Jiyong and Sandara park

“Jiyong bangun, Ji… Aku mohon bangun…JIYOOONNGGG” Aku berteriak sambil menangis. Bagaimana bisa Jiyong tergeletak penuh darah seperti ini. Salahku seharusnya aku tidak perlu berlari-lari, Jiyong jadi terluka seperti ini.

” Jiyong maafkan aku sungguh maafkan aku, jangan mati aku mohon jangan tinggalkan aku. Hei aku mohon bangunlah bangunlah “

Aku menggerak-gerakan badanya berkali-kali namun tidak ada respon apa-apa. Semua orang yang bergerubung memperhatikanku dengan seksama mereka bergerutu kecil namun aku masih bisa mendengarnya.

” Lihatlah wanita ini terlihat sangat sedih “

” Iya sepertinya dia kekasihnya “

” Iya benar-benar “

” Lihatlah kekasihnya sudah tergeletak tak berdaya”

Oh bahkan mereka mengira aku adalah kekasihnya. Aku mengangkat kepala Jiyong kepangkuanku lalu menghelus pipinya dengan lembut. Aku sungguh merasa bersalah dengannya. Aku terus menangis, aku tidak ingin dia mati. Aku bahkan belum minta maaf walaupun sebenarnya dia begitu menyebalkan. Aku terus dan terus saja menangis.

” Hei nenek tua sampai kapan kamu menangisiku? Cepat bawa aku kerumah sakit! ” ucap seseorang berhasil mengejutkanku. Hei suaranya seperti aku kenal. Aku menoleh kearah Jiyong, YA! Jiyong sadar. Aissss aku bahkan berpikir malaikat sudah mencabut nyawanya.

” Kamu baik-baik saja? ” tanyaku.

” SHIT! Dimana matamau hah? Kakiku berdarah dan kamu masih bertanya apa aku baik-baik saja ” bentaknya.

Dasar bastard menyebalkan, aku baik-baik bertanya padanya tapi dia malah membentakku. Bahkan dalam kondisi terluka pun dia masih saja menyebalkan. Tiba-tiba saja seorang wanita berpostur tinggi dan berwajah cantik menghampiriku, hei siapa dia? Apa dia bidadari? Heehhh Dara apa yang kamu pikirkan.

” Nona lebih baik kita bawa dia cepat ke rumah sakit. Sungguh maafkan aku, aku terlalu ceroboh bahkan sampai menabraknya ” katanya sambil membungkuk berkali-kali. Dia merangkul tubuh Jiyong dengan segera lalu memasukkanya kedalam mobil. Aku yang masih tidak percaya hanya terdiam terkagum-kagum melihat wanita ini yang begitu kuat mengangkat tubuh Jiyong sendirian. Hingga sebuah teriakkan membuyarkan semua lamunanku.

” Hei nenek tua kenapa hanya diam disitu? Cepat kamu naik kedalam mobil kamu juga harus ikut kerumah sakit mempertanggung jawabkan akibat ulahmu “

Pria ini sekali saja tidak mengesalkan pasti dunia akan menjadi damai. Aku bergegas masuk kedalam mobil wanita itu dan duduk tepat disamping Jiyong. Jiyong menatapku kesal, ais pria ini kenapa selalu menatapku dengan tatapan mengerikan.

” Cepat hubungi Teddy hyung beritahu kalau aku kecelakaan ” sahutnya menyuruhku.

Aku kembali menghela nafas, kalau saja dia sedang tidak sakit mungkin aku tidak akan menuruti kemaunya. Pria manja menyebalkan, gara-gara dia aku jadi tidak rekaman. Tapi baiklah aku akui ini adalah salahku. Aku lekas mengambil ponsel yang ada di kantungku untuk menghubungi Teddy oppa.

Tuuuutttt tuuuuuuttttt tuuuuutttt

” Yeoboseo ada apa Dara? ” sahut Teddy oppa dari sebrang.

” Jiyong kecelakaan oppa dan sekarang dia sedang dalam perjalanan kerumah sakit Seoul bersamaku ” kataku dengan gugup, jujur saja aku masih trainer disini tapi apa yang telah aku perbuat, aku telah mencelakakan sunbaeku sendiri. Ahhhh Dara seandainya saja aku tidak lari-lari.

” Mwo?! Oh baiklah aku akan segera kesana ” balas Teddy oppa.

* sambungan telpon terputus *

Aku meletakkan ponselku kembali ke saku baju. Aku melirik sekilas ke arah Jiyong, dia terlihat marah dan kesal sambil fokus melihat keluar jendela. Sedangkan wanita di depanku sedang sibuk menyupir mobilnya dengan terburu-buru. Hatiku bergerumuh antara rasa bersalah dan kesal tapi aku hanya bisa menahan semua dalam hati. Dara jangan buat kesalahan lagi jangan! Jangan! Jangan!

– Seoul hospital – ruang tunggu –

Aku duduk diam dengan keringat dingin mengalir dari keningku. Sedangkan wanita di sebelahku berjalan mondar-mandir seperti kain pel yang sedang membersihkan lantai. Dia terlihat sangat panik tapi wajar jika dia panik karena dia yang telah menabrak Jiyong. Lalu bagaimana dengan aku? Aku yang menyebabkan Jiyong tertabrak tentunya hatiku lebih resah darinya. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruanganya. Aku dan wanita tadi langsung menghampiri dokter yang merawat Jiyong.

” Bagaimana keadaanya dok? ” sahut wanita asing tadi dengan cepat.

” Dia mengalami sedikit fraktur pada tulang betisnya dia butuh banyak istirahat agar kondisinya cepat pulih ” ujar dokter sukses membuatku ingin pingsan. Jiyong mengalami patah tulang?! Padahal sebentar lagi bigbang liris single terbaru mereka. Apa yang telah aku lakukan, aku telah menyakitinya. Aaaaaaaahhhhhh aku harap ini hanya mimpi. Tak terasa air mataku mengalir dengan sendirinya menetes di kedua pipiku.

” Apa kamu yang bernama Dara? ” tanya dokter kepadaku.

” Iya dok a..ku… Dara hiks ” balasku dengan isak tangis.

” Tuan  Jiyong ingin bertemu denganmu ” sahutnya.

” Bagaimana dengan aku? ” tanya wanita asing itu kepada dokter. Dokter itu hanya menggelengkan kepala sambil berkata. ” Biarkan mereka menyelesaikan urusan mereka terlebih dahulu, pasien butuh ketenangan saat ini jadi lebih baik nona Dara saja yang masuk kedalam ” Wanita asing tadi terdiam lalu menunggu di ruang tunggu sedangkan aku bergegas masuk kedalam dengan degup jantung yang berdetak keras.

Aku terus melangkahkan kakiku walau dalam terasa berat. Hingga akhirnya aku melihat sosok Jiyong terbaring lemah diatas kasur rumah sakit. Aku sudah tiba disampingnya air mataku tak tertahan lagi tapi aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan Jiyong. Dia menatapku dengan lekat sungguh tatapan itu bisa merusak seluruh jiwaku.

” Apa sudah ada yang datang kesini? ” tanyanya.

” Belum ” jawabku lemah.

” Hah bagaimana ini? Aku terbaring lemah sedangkan bigbang mau liris single terbaru. Bagaimana kalau wartawan datang kesini pasti akan jadi berita heboh ” ujarnya panjang lebar membuatku semakin lemas.

” Maafkan aku ” sahutku dengan pelan.

” Tidak cukup dengan kata maaf. Aku ingin kamulah yang merawatku selama aku sakit. Kamu harus menjagaku, mencintaiku, merawatku dengan penuh kelembutan sampai aku sembuh ” katanya.

Rasanya ingin menghilang saja dari kota ini. Menjaganya, merawatnya, mencintainya? Aihhh itu tidaklah mudah untukku. Apalagi sebentar lagi 2ne1 akan debut pertama pastinya aku akan jauh lebih sibuk. Tapi biar bagaimana pun juga aku yang telah menyebabkanya begini. Sungguh menyebalkan.

” Baiklah tapi hanya sampai kamu sembuh ” balasku.

” Hmmm aku lapar tolong belikan aku ramen di kedai ramen dekat YG office, cepat dan tidak pakai lama ” ujarnya membuat darahku mendidih.

Tempat itu kan jauh dari rumah sakit. Dasar bedebah! Dia mulai bersikap seperti bos sekarang. Seandainya saja kecelakaan itu tidak terjadi pasti aku sudah bebas saat ini. Sabarlah Dara sabar sabar anggap saja ini sebagai penebus semua kesalahanmu.

” Tapi Ji bagaimana dengan wanita yang menabrakmu? Dia terlihat sangat khawatir dan gelisah ” tanyaku.

” Suruh dia pulang dan lupakan semua yang terjadi. Kamulah yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini “

MWO?

Aku membulatkan mulutku dan rasanya ingin tewas seketika. Biar bagaimana pun seharusnya wanita itu ikut andil dalam proses penyembuhan Jiyong kenapa hanya aku saja yang direpotkan dalam masalah ini. Dia itu senang sekali membuat darahku mengalir cepat. Apa dia ingin aku cepat-cepat kena serangan jantung. Baiklah-baiklah tenangkan dirimu Sandara Park. Aku bergegas berjalan keluar ruang inap menuju ruang tunggu. Dengan nafas yang tersengal menahan emosi aku berjalan menuju wanita asing itu. Wajahnya terlihat sangat pucat dan gelisah.

” Nona boleh pulang sekarang. Jiyong sudah memaafkanya dan tidak mempermasalahkan hal ini lagi ” kataku berusaha menjelaskan padanya.

” Tapi aku yang telah menabraknya ” sahutnya dengan panik.

” Tidak apa-apa nona dia baik-baik saja ” balasku.

” Oh sungguh dia pria yang baik, aku tidak tahu bagaimana harus berterimakasih ” sahutnya.

Aku hanya bisa memutar bola mataku. Apanya yang baik?! Seandainya dia tau siapa Jiyong sebenarnya aku yakin dia tidak akan berkata seperti itu.

” Tidak perlu sungkan sudahlah lupakan saja, oh ya boleh tidak aku minta tolong? ” tanyaku.

Kebetulan wanita ini membawa mobil siapa tau saja aku bisa numpang sampai kedai ramen di deket kantor YG. Lagipula sepertinya dia wanita yang baik.

” Tentu apa yang bisa aku bantu? ” tanyanya dengan sopan.

” Tolong antar aku membeli ramen untuk Jiyong kebetulan kan nona membawa mobil hehe ” sahutku tersenyum kecil sambil menggaruk rambutku yang tidak gatal.

” Baiklah ayo kita pergi kesana ” balasnya langsung menerima ajakanku, benarkan aku sudah bilang dia orang yang baik.

” Oh ya kalau boleh tau siapa namamu? ” tanyaku.

” Aku Yoon Eun Hye ” balasnya.

– beberapa jam kemudian – Seoul hospital –

Aku kembali kerumah sakit sambil mebawa sebungkus ramen hangat. Wanita tadi sungguh baik mau mengantarku pergi dan juga membawaku kembali kesini dengan mobilnya. Sesampainya aku di depan ruang inap Jiyong aku melihat sudah banyak wartawan berkumpul disana. Bulu kudukku seketika berdiri melihat keramaian ini. Begitu cepatnya informasi ini menyebar luas. Bahkan hanya selang waktu beberapa jam. Aku tidak mungkin masuk kedalam ruang inap Jiyong saat ini, aku bisa jadi pusat perhatian nanti tapi kalau terus menunggu ramen ini akan dingin dan tidak hangat lagi sedangkan aku tau persis bagaimana Jiyong. Aku mengambil ponselku dan mencoba menghubungi Jiyong tapi ponselnya sedang tidak aktif. Bagaimana ini? Aku pusing. Namun tak lama kemudian datan Teddy oppa bersama member bigbang lainnya. Sungguh membawa ketenangan bagiku melihat kehadiran mereka. Teddy oppa bergegas menghampiriku.

” Apa yang sebenarnya terjadi Dara? Diamana Jiyong? Kenapa bisa sampai terjadi kecelakaan padanya? ” tanyanya mengintrogasiku begitu lengkap bagaikan intel.

” Dia sedang diruang inap di kamar nomor 8 tapi disana banyak wartawan jadi aku tidak berani masuk. Masalah kecelakaan nanti saja aku ceritakan padamu oppa ” balasku.

” Baiklah aku akan segera kesana dan  menjelaskan semuanya pada mereka. Kamu tunggu saja disini jangan sampai wartawan tau keberadaanmu karena itu akan merubah citra 2ne1 sebelum debut ” ujar Teddy oppa panjang lebar yang hanya aku balas dengan anggukan. Teddy oppa dan member bigbang lainnya bergegas pergi menuju sekumpulan wartawan itu. Tapi sebelum mereka melangkah jauh aku menitipkan ramen Jiyong pada Daesung.

Sekarang aku sendiri dan bingung ingin pergi kemana. Teman-teman 2ne1 mengkhawatirkan keadaanku dan juga Jiyong. Terlihat mereka sungguh perhatian dengan memberiku banyak pesan yang belum sempat aku balas satu per satu. Aku terlalu lelah dengan kejadian ini. Aku putuskan untuk duduk menunggu di ruang tunggu yang tidak jauh dari kamar inap Jiyong. Tanpa sadar mataku mulai tertutup dan rasa kantuk seakan menyerang tubuhku.

– Beberapa jam kemudian –

” Hei nenek tua bangunlah hei jangan jadi pemalas! Cepat bangun! “

Suara itu berputar-putar ditelingaku membuatku sadar lalu membuka kedua mataku. Aku terkejut saat mengetahui diriku sudah berada disamping kasur ruang inap Jiyong bukankah tadi aku di ruang tunggu? Dan disini sudah tidak ada sekumpulan wartawan. Apa mereka sudah pulang?

” Bagaimana bisa aku disini? ” tanyaku.

” Top yang mengangkatmu kesini, aku yang menyuruhnya ” jawabnya dengan ketus.

” Ini sudah pukul 10 malam lebih baik aku kembali ke penginapan besok pagi aku kembali kesini ” kataku bergegas pergi namun Jiyong menahanku dia menggengam tanganku dengan erat.

” Aku sudah bilang kan kalau kamu harus merawatku sampai sembuh jadi tetaplah disini dan jangan pergi ” ujarnya.

Baiklah aku mengerti sungguh mengerti sekarang aku harus menuruti semua keinginanya. Sungguh bedebah menyebalkan! Dia bahkan tidak membiarkan aku pergi dari sisinya sedetik pun.

” Baiklah aku tetap disini menjagamu. Puaskan? ” sahutku.

” Dara aku haus tolong ambilkan minum untukku ” ujarnya sambil memasang tampang melas sungguh menggelikan aku melihatnya. Tapi sabarlah-sabarlah-sabarlah Dara.

Aku berjalan menuju dispenser lalu mengisi segelas air mineral untuknya. Aku menaruh gelas itu disamping meja kasurnya sambil berkata

” Ini minumnya Mister Kwon Jiyoooong “

” Hei aku ingin air hangat jadi cepat ganti airnya! ” ujarnya lagi.

Baiklah! Dia ingin air HANGAT! Kenapa tidak bilang dari tadi dasar bedebah menyebalkan. Aku tersenyum gemas kearahnya lalu bergegas mengambil gelas tadi dan menggantinya dengan air hangat.

” Ini air hangatnya Jiyong ” kataku berusaha berkata lembut. Namun dia kembali berulah dengan berkata.

” Ini terlalu panas! Aku ingin yang dingin ” ujarnya lagi membuatku ingin menjambak rambutnya sampai botak. Dia benar-benar ingin mengerjaiku kwooooon!

– Keesokan harinya – pukul 10.00 pagi KST –

” Ayo habiskan makanya Ji habis ini minum obat ” kataku sambil menyodorkan sesendok bubur hangat kemulutnya. Tapi dia menutup mulutnya rapat-rapat. Aku sudah seperti menyuapi anak dibawah umur.

” Aku tidak suka bubur itu Dara rasanya sangat hambar ” sahutnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

” Ji kalau kamu ingin cepat sembuh kamu harus habiskan ayolah aku mohon ” kataku mencoba merayunya tapi dia hanya diam seperti sedang merenung.

” Bukankah seharusnya kamu rekaman dan mulai debut pertamamu karena aku kamu jadi harus terdiam disini. Maafkan aku ” ujarnya membuatku terbengong. Ini pertama kalinya Jiyong minta maaf. Apa dia sudah mulai bertaubat?

” Aku juga minta maaf karena aku… liris single terbaru bigbang jadi tertunda “sahutku dengan nada pelan yang terdengar penuh rasa bersalah.

Jiyong menatapku tajam lalu menggengam tanganku dengan erat. Suasana ini sungguh membuatku gugup tenang dan damai hanya kami berdua dalam ruangan ini. Sebelah tanganya menghelus rambutku dengan lembut  dan dia mendekat kearahku mengurangi jarak antara kita berdua.

” Dara apakah kamu tidak bisa jatuh cinta padaku walau sedikit saja? ” sahutnya dengan lemah.

DEG

Seketika hatiku runtuh, aku bahkan tidak pernah merasa seperti ini dengan siapa pun. Antara rasa kesal, marah dan suka menjadi satu. Kenapa harus menanyakan masalah perasaan disaat suasana yang hening ini melanda kami. Tatapanya yang begitu dalam dan erat seakan menusuk jantungku dalam. Jarak kami yang begitu dekat membuat seluruh bulu kudukku berdiri. Apa mungkin aku tidak bisa jatuh hati pada seseorang yang menyebalkan seperti dia? Sedangkan aku sendiri tidak bisa membaca hatiku dengan jelas.

” Ah sudahlah aku rasa mobil itu tidak mudah aku dapatkan ” sahutnya dengan putus asa.

” Mobil apa Ji? ” tanyaku bingung.

Kenapa aku sering sekali mendengar kata ‘mobil’ dalam perkataanya. Aku jadi semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Seketika itu raut wajah Jiyong berubah menjadi panik. Hei apa aku salah bicara?

” Bukan apa-apa, hei Dara suapi aku lagi ” balasnya bertindak seperti anak kecil yang kelaparan. Aku yakin dia ingin disuapi hanya karena ingin mengalihkan pembicaraan, sebelumnya dia sangat sulit disuruh makan.

” Tidak mauuuu ” ujarku menggodanya.

” Benarkah tidak mau? ” sahutnya lagi dan kini dia mendekat kearahku.

” TIDAK ” godaku lagi.

” Benarkah tidak mauuu? Hmmm kemari kamu Dara ” ujarnya dan benar saja dia mengelitiki pinggangku yang sukses membuatku menggeliat sambil tertawa terbahak-bahak. Ini sungguh membuatku geli. ” Aigo Jiyong sungguh geli hei iya-iya baiklah aku akan menyuapimu ” sahutku sambil menyuapinya dengan lembut. Dia mengunyah buburnya sambil berbisik ” I love you Dara “

 

I love you too

DRAP

Dengan spontan aku mengucapkan kata-kata itu dalam hatiku. YA! Aku tidak boleh begini sadarlah Dara sadarlah sadarlah. Untung saja Jiyong tidak dapat mendengarnya. Apa mungkin aku telah benar-benar terpikat olehnya? Apa mungkin aku jatuh hati pada naga itu? Sungguh membingungkan.

– Seoul hospital pukul 09.00 malam KST –

Tidak terasa hari sudah larut dan ini saatnya aku membersihkan tubuh Jiyong dengan handuk basah. Dia belum boleh bergerak karena kakinya belum pulih jadi dia belum bisa kemana-mana termasuk ke kamar mandi. Aku melihatnya sedang tertidur nyenyak diatas kasur rumah sakit. Dengan perlahan aku mulai mengelap wajahnya dengan handuk kecil yang sudah aku rendam dengan air hangat. Aku mengelapnya dengan lembut dari kening hingga pipinya lalu menuju hidungnya yang kecil juga bibirnya yang mungil. Dia begitu indah, dia seorang leader yang hebat walaupun terkadang sifatnya menyebalkan. Mungkin aku salah menilainya selama ini, dia tidak seburuk yang aku duga. Dia pria yang manis mungkin tidak ada salahnya aku membuka hati untuknya.

” Nenek tua aku tau kamu pasti sangat menganggumi wajah tampanku ” ujar Jiyong sontak membuatku terkejut. Aih ternyata pria ini belum juga tidur daritadi kalau tau seperti itu aku tidak akan bersikap lembut kepadanya.

” Kenapa belum tidur? Tidurlah ” ujarku sambil memeras handuk hangat yang ada ditanganku.

” Aku tidak bisa tidur karena di dekatku ada wanita tua yang menyebalkan ” sahutnya membuat darahku naik. Baru saja aku memujinya dalam hati barusan tapi dia sudah berhasil membuat aku kesal lagi.

” YA! Seharusnya kamu bersyukur aku ada disini untuk merawatmu! ” kataku sedikit membentaknya.

Jiyong terkekeh kecil lalu dia berkata

” Aku hanya bercanda, aku tidak bisa tidur karena aku tidak bisa tidur dikasur ini dan juga bau obat dirumah sakit yang begitu menyengat ” balasnya.

” Dasar pria manja ada saja alasanmu. Setelah aku bersihkan badanmu lekaslah tidur. Aku tidak akan tidur sebelum kamu tidur karena aku tau pikiran usilmu itu pasti akan menggangguku ” kataku sambil membersihkan kulit tanganya dengan handuk hangat.

” Baiklah nenek tua ” balasnya.

Tak lama kemudian matanya kembali terpejam. Aku rasa dia kembali tidur saat ini. Setelah selesai membersihkan badanya dengan handuk hangat aku duduk beristirahat disampingnya. Dan ini saatnya aku kembali tidur.

– Keesokan harinya –

Aku terbangun dari tidurku dan betapa terkejutnya aku saat aku tau aku sudah terbaring diatas kasur dengan selimut tebal menyelimuti tubuhku. Siapa yang melakukan semua ini? Tidak mungkin Jiyong yang melakukanya karena kakinya masih sakit dan belum boleh digerakkan. Lagipula sejak kapan ada kasur lipat di ruang inap ini. Saat aku bangun dan melihat keranjang tempat Jiyong sudah ada empat pria mengelilinginya. Mereka adalah member bigbang, apa mereka yang membawa kasur lipat ini?

” Hei noona kamu sudah bangun? ” sahut Seungri lalu berjalan menghampiri.

” Ah nee, sejak kapan kalian disini? ” tanyaku.

” Ya lumayan lama, bagaimana kasur lipatnya nyaman tidak? ” tanya Seungri, ternyata benar firasatku merekalah yang membawa kasur lipat ini.

” Nyaman, terimakasih sudah membawakanya untukku ” ujarku memberi senyum terbaik.

” Hei kamu hanya berterimakasih pada Seungri? Aku lah yang menyuruhnya membawa kasur lipat. Mana terimakasihmu untukku hah? ” sahut Jiyong.

Bukan Kwon Jiyong jika tidak menyebalkan. Selalu saja berteriak dan berbesar kepala. Bahkan diantara teman-temannya pun dia masih menunjukkan sifat menyebalkanya padaku.

” Baiklah-baiklah terimakasih Tuan Kwon Jiyong! ” kataku dengan wajah sedikit kesal. Seungri dan lain terkekeh melihat tingkahku dan juga Jiyong.

– Seoul hospital – pukul 00.00 KST –

Jiyong terlihat gelisah sambil melihat kalender di hadapanya. Hanya tinggal beberapa hari lagi dan taruhanya dengan Teddy akan segera usai. Tapi Dara wanita yang menjadi incaranya belum juga terlihat jatuh hati padanya.

‘ waktunya tinggal beberapa hari lagi, apa sebaiknya aku menyerah saja? Aku bahkan sudah seperti orang gila yang mengejarnya terus-menerus. Tak pernah kusangka akan sesulit ini mendapatkan hati wanita seperti Sandara Park ‘ sahut Jiyong dalam hati.

 -Beberapa hari kemudian- Penginapan pukul 09.00 pagi KST –

Aku merangkul badanya dengan perlahan. Dia terlihat belum terbiasa berdiri dengan tongkat. Namun secara perlahan dia bisa berdiri dan menyeimbangkan badanya dengan tongkat barunya itu. Hari ini Jiyong sudah boleh pulang dari rumah sakit setelah beberapa hari dirawat. Aku melihat ada senyum bahagia terukir bibirnya walaupun masih harus berjalan dengan tongkat. Saat aku membuka pintu penginapan.

SURPRISE

Semua orang sudah berkumpul disana. Ada keluarga Jiyong, ada YG family, member bigbang dan juga member 2ne1. Ini sungguh mengharukan ternyata mereka menyambut kedatangan kami dengan meriah. Di dinding aku melihat ada tulisan ‘ selamat datang Kwon Leader ‘ yang sukses membuat air mataku menggenang karena terharu.

” Selamat datang kembali Kwon Jiyong ” sahut appa YG sambil memeluknya dengan hangat.

” Terimakasih sudah mau menyambutku boss ” ujar Jiyong.

” Mari kita rayakan pesta atas kembalinya Jiyong ” ujar tuan Yang yang dibalas sorak sorai yang lainnya.

Aku berjalan kearah Bom dan member 2ne1 lainnya. Jujur saja aku sungguh merindukan mereka. Sudah beberpa hari ini aku tidak bertemu dengan mereka. Aku melangkah mendekat dan mereka menyapaku dengan senyuman kecuali Bom. Hei ada apa denganya?

* Bom merasa bersalah karena telah memberitahu pada Jiyong alamat penginapan Dara yang baru dan menyebabkan mereka bertengkar dan Jiyong kecelakaan *

 

Flashback

Blub blub blub blub *ponsel Bom berdering*

Jiyong calling . . .

Hei tumben pria ini menelponku, apa dia ada masalah lagi dengan Dara. Lebih baik aku angkat saja.

” Hallo ” sahutku.

” Hallo, Bom dimana Dara? Kenapa dia belum juga pulang? ” tanyanya dari sebrang.

Aduh? Aku harus jawab apa ini? Dara kan sudah pindah penginapan dan aku tidak boleh memberitahu Jiyong. Apa yang harus aku katakan padanya. Daraaa pacarmu sungguh merepotkan.

” Aku tidak tau Ji emmm coba saja kamu hubungi telponya ” ujarku dan bergegas memutus telponku denganya.

Aaaaah aku aman sekarang. Pasti pria itu tidak akan menerorku lagi.

DROK DROK DROK

Aigo siapa itu yang mengetuk pintu? Apa dia tidak punya etika dalam mengetuk pintuk. Malam-malam mengetuk pintu keras sekali. Aku bergegas membuka pintu huh lihat saja nanti siapa pun dia akan aku omeli dia hidup-hidup. Namun ketika knop pintu berhasil terbuka, OH NO! Dia Kwon Jiyong.

” Apa yang kamu lakukan disini? ” tanyaku sedikit gugup, aku rasa tidak jadi mengomelinya.

” Bom aku tau kamu bersekongkol dengan Dara. Dimana kamu sembunyikan dia hah? ” tanyanya.

” Aku tidak tahu, hei ada apa denganmu ini! Menyebalkan ” balasku berusaha untuk tenang.

” Oh baiklah kalau kamu tidak mau memberitahuku maka siap-siaplah photomu ini akan aku kirim ke Choi Seunghyun dan hubungan kalian akan berakhir karena Top dia menyukai wanita jorok” ujarnya sambil memperlihatkan layar ponselnya padaku. Dan yap?! Itu photoku sedang mengupil, aigo darimana dia mendapatkan photo itu. Kalau Top melihat gambar itu matilah aku, Top pasti akan illfeel. Aku rasa aku mengerti apa yang Dara rasakan saat ini sungguh pria ini menyebalkan.

” Bagaimana? 1…2…3… ” ujarnya membuatku semakin panik. Bagaimana ini? Pria ini bisa saja berbuat gila. Ah aku sunggu mencintai Top tapi aku juga menyayangi Dara.

” Ah iya-iya baiklah akan aku beritahu dimana alamatnya “

 

Flashback End

” Hei Bom mengapa kamu melamun? HEI? ” tanyaku dan dia sepertinya terkejut mendengar teriakanku.

” Aih Dara bukan apa-apa tidak perlu berteriak seperti itu ” balas Bom sambil mengerucutkan bibirnya. Aih dasar wanita ini selalu saja tidak berubah sejak dulu.

Aku merasa ada yang aneh dengan sikap Bom akhir-akhir ini. Sejujurnya apa yang dia sembunyikan dariku? Aihhh wanita ini.

– Penginapan pukul 08.00 malam KST –

Rasanya lelah juga merapihkan rumah ini setelah diadakan pesta besar. Aku lihat Jiyong sedang duduk termenung di ruang tamu. Semakin lama dia semakin sering termenung ada apa denganya. Setelah selesai menyuci semua piring sehabis pesta tadi aku menghampiri Jiyong lalu duduk disampingnya.

” Ji ayo kita keluar sepertinya udara luar cukup segar. Kata dokter kakimu itu harus sering dilatih ” sahutku mencoba merayunya.

” Ide bagus ” Jawabnya singkat.

Aku dan Jiyong kini berada di taman balkon penginapan. Memandang langit malam sambil melatihnya berjalan. Dia berjalan pelahan-lahan namun terjatuh aku segera menghampirinya dan membantunya berdiri.

” Hei hati-hati berjalanya, ayo aku bantu kamu berdiri ” sahutku sambil mencoba mengangkat tubuhnya yang berat.

” Aku sudah seperti anak kecil yang belajar jalan ” katanya sambil cemberut kesal.

” Hei jangan begitu ayo semangat agar kamu cepat sembuh ” sahutku menyamangatinya. ” Ayo jalan lagi ” Kataku dan mulai bergerak menjauh setelah berhasil membuatnya berdiri. Kini aku berdiri dihadapanya dengan jarak sekitar 2 meter dan aku mengajaknya untuk berjalan kearahku. ” Ayo kesini Ji, ayo cepat jalanlah menuju kearahku ” kataku bersemangat.

Dia berjalan perlahan-lahan dengan sebelah kaki yang pincang tanpa menggunakan tongkat. Semakin lama semakin mendekat semakin dekat tapi hei ini terlalu dekat aku bisa jatuh dan . . .

BRUG

Dia berhasil sampai didepanku lalu menubruk tubuhku hingga aku dan dia terjatuh sambil berpelukan. Kini aku denganya berhadapan dengan jarak yang begitu dekat dan dia berada diatas tubuhku.

” Aigooo kamu tidak bisa hati-hati hah? ” ujarku.

” Kamu kan yang menyuruhku berjalan! ” balasnya sedikit membentak.

” Iya tapi tidak harus sampai menubruk ” kataku. Jarak kami begitu dekat bahkan aku bisa merasakan nafasnya. Aihhh hanya tinggal beberapa cm.

” Hei kamu cantik ” katanya sukses membuat pipiku panas. Apa dia berusaha merayuku? Aigoooo ini membuatku gila. Aku dengan cepat bangkit dari tidurku dan membantunya untuk berdiri.

” Dara sudahlah aku lelah ” katanya lalu duduk dibangku taman. Ternyata leader kita satu ini sudah lelah. Aku mengkutinya duduk di bangku taman namun

TRUP

Kakiku terusuk duri tajam yang terselip diantara tumpukan rumput taman dan itu sangat menyakitkan.

Kali ini aku juga tidak dapat berjalan dengan benar. Kakiku begitu sakit untuk berdiri. Darimana datangnya duri-duri menyebalkan ini.

” Hei nenek tua kenapa duduk diantara rerumputan itu? Cepatlah kemari duduk disampingku ” katanya dari bangku taman. Seandainya saja dia tau bahwa kakiku baru saja tertusuk duri tajam.

” Aku tidak bisa jalan kakiku terutusuk duri dan ini begitu sakit ” kataku sambil merintih. Lagipula percuma aku bicara padanya bahkan untuk berdiri pun Jiyong masih sulit dan harus menggunakan tongkat.

” Ceroboh kenapa bisa! “

Dia menghampiriku dengan kaki setengah pincang. Aku yang masih merintih kesakitan hanya terdiam. Dia lalu memberikan punggungnya dihadapanku.

” Cepat naik keatas punggungku ” ujarnya.

” Tapi kakimu… ” kataku khawatir.

” Cepat naik! Kakimu terluka dan sebaiknya kita sembuhkan kakimu itu didalam penginapan ” sahutnya lagi membuatku semakin ragu haruskah aku naik keatas punggungnya. Aku takut lukanya malah akan semakin parah.

” CEPAT DARA! ” bentaknya.

Sontak aku langsung naik ke punggunya mendengar bentakanya yang begitu keras. Aih pria ini selalu saja memaksa. Dia berusaha mengangkat tubuhku juga tubuhnya dengan tongkat. Aku sungguh tak tega melihatnya tertatih seperti itu, biar bagaimana pun tubuhku lumayan berat. Namun dengan perlahan dia sanggup menggendongku sambil berjalan menggunakan tongkat. Air mataku menggenang dia sungguh pria yang hebat. Aku mencium rambutnya dengan lembut. Aku mencitaimu Ji dan aku rasa aku mulai jatuh hati padamu.

Sesampainya di penginapan dia membanting tubuhku dengan keras. Aihhh rasanya tubuhku sakit dibanting olehnya. Lalu dia bergegas mengambil kotak bertuliskan P3K kehadapanku.

” Diam dan jangan banyak bergerak ” katanya sambil mengobati luka di kakiku dengan penuh kehati-hatian. Dia membalurnya dengan antisetik dan mencabut duri itu perlahan. Aku tak menyangka dia bisa sebaik ini padaku.

” Sudah selesai ” ujarnya.

” Terimakasih ” sahutku sedikit tersipu.

” Hmmm Dara ini yang terakhir kalinya aku bertanya padamu dan aku tidak akan mengganggumu lagi. Apakah kamu mencintaiku? ” ujarnya seakan pilu.

Tentu aku mencintaimu!

Kata-kata itu seakan tertahan dibibirku untuk terucap. Mungkin tidak ada salahnya jika aku mengatakan cinta padanya. Lagipula aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri tentang ini. Aku mencintainya sungguh mencintainya.

” Aku mencintaimu Ji ” kataku singkat dan dengan cepat aku menutup mulutku.

” Katakan lagi aku mohon ” ujarnya seakan tidak percaya. Namun aku menggelengkan kepalaku. Dia alu kembali berwajah lesu sambil berkata.

” Mungkin kamu memang tidak akan pernah jatuh cinta padaku Dara “

Dia berjalan pergi menjauh dariku bersama dengan tongkatnya. Rasanya hatiku pilu melihat semua ini. Aku juga mencintainya tapi aku malah melukainya. Aku berlari kearahnya lalu memeluknya dari belakang.

” Ji aku juga mencintaimu sungguh mencintaimu ” kataku sambil memeluknya dengan erat.

” Dara benarkah? Bisakah kamu ucapkan sekali lagi ” ujarnya sambil menggengam tanganku dengan erat.

” Aku mencintaimu Ji sungguh mencintaimu ” ujarku.

Dia berbalik dan kini menghadapku dengan cepat dia mencium keningku yang sukses membuat jantungku berdegup keras.

Dia mencium keningku

Dia

mencium

keningku

Aaaaaaaaaahhhhhhh

Dia kini memelukku dengan erat sambil menghelus rambutku dengan lembut. Aku merasa begitu hangat dalam peluknya. Dia sungguh berbeda dari biasanya dia begitu manis dan hangat. Aku tidak pernah senyaman ini dalam pelukan seseorang. Aku sungguh mencintaimu Ji, sungguh sangat mencintaimu. Entah kenapa rasa ini begitu saja hadir padahal logika ku sangat membenci sikap menyebalkannya.

– Keesokan harinya –

Aku terbangun dari tidurku dan aku lihat di meja sudah ada segelas susu dan roti bakar. Siapa yang menyiapkan semua ini? Apa Jiyong? Dia sungguh manis. Aku lekas pergi ke ruang tamu dan mencari sosok Jiyong tapi aku tidak menemukan siapa-siapa disana. Kemana perginya dia? Padahal kakinya belum sembuh betul dan masih harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Apa lebih baik aku menelponya? Dia membuatku khawatir. Mungkin saja dia sedang ditaman untuk belajar berjalan lebih baik aku pergi kesana. Aku berjalan menuju taman dan benar dugaanku ternyata Jiyong sedang berada disana tapi dengan siapa dia? Teddy oppa? Mereka sedang apa? Aku berjalan mendekat kearah mereka namunlangkahku tertahan setelah mendengar mereka menyebutkan namaku. Mereka sedang membicarakan siapa?

” Dara, kamu benar-benar bisa mendapatkan Dara? Aku tidak salah dengar ” ujar Teddy oppa.

” Kamu dengar rekaman suara itu tadi kan hyung?! Dia benar-benar mencintaiku. Baru saja tadi malam dia katakan itu padaku. Hahahaha berarti mobil itu jadi milikku ” balas Jiyong.

” Ah baiklah aku kalah kamu memenangkan taruhan ini Ji ” sahut Teddy oppa.

Mobil? Taruhan? Apa yang mereka bicarakan? Ini semakin membuatku bingung.

” YEAY I GET IT! Tidak percuma aku merayu wanita menyebalkan itu dan akhirnya dia bisa luluh juga ” sahut Jiyong berteriak senang.

” Apa kamu benar-benar mendekatinya karena taruhan ini Ji? Apa kamu tidak mencintainya sama sekali? ” tanya Teddy oppa.

” Aku tidak mencintainya hyung sungguh dalam pikiranku hanya ada mobil sport mahal itu. Tidak ada hati sedikit pun dariku untuknya hyung ” ujar Jiyong.

” Hah kamu ini benar-benar kejam Ji hahaha ” balas Teddy oppa.

DEG

Apa? Jadi? Aku?

Seketika tubuhku lemas sungguh lemas benar-benar lemas. Air mataku terus menggenang tak tertahankan. Aku duduk lemas dibalik pohon, apa yang dikatakanya sungguh-sungguh? Apa aku benar hanya menjadi taruhan?

” Aku tidak mencintainya hyung sungguh dalam pikiranku hanya ada mobil sport mahal itu. Tidak ada hati sedikit pun dariku untuknya hyung “

Kata-kata itu selalu berputar dikepalaku. Baiklah aku bisa mati benar-benar mati. Aku berlari sebisaku aku berlari sekencang yang aku mampu.

next >>

<<back

prolog

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

tunggu epilognya ya

39 thoughts on “Rabbit vs dragon part 12

  1. Duh..idem deh sm yg lain,bc chap ini bnr2 nyesek…jiyong segitunya ma dara cm krn taruhan ckck….tp ff ni mang keren salut buat authornya…ditunggu ff berikutnya mba

  2. Kan nyesek banget kan… duh mereka berdua jahat banget sih! Bominator mana nih? Tega teganya mereka melakukan itu semua:( gak mikir perasaannya dara pula:(

Leave a comment