THE PROTECTOR [4] : A Nightmare on The Street

protect copy

Author :: Rachi
Length :: Chapters

***

“Bom, kita coba gaun ini dulu,” Han byul, seorang stylis baju pengantin menyodorkan sebuah gaun pengantin mini dress diatas lutut berwarna putih tanpa lengan dihiasi manik-manik pada Bom di sebuah butik pengantin. Bom mengerutkan dahi. Ia memperhatikan gaun itu dengan seksama.

“Unnie, apa gaun ini tidak terlalu mengekspos kakiku?” tanya Bom khawatir.

“Tentu tidak Bom, gaun ini sangat pas untukmu. Kau ini punya tubuh yang bagus dan sexy, pasti tunanganmu tidak akan keberatan, he he. Coba saja dulu, okay?” Han byul mencoba meyakinkan Bom. “Baiklah,” Bom masuk ke ruangan fitting baju dan mulai memakainya.

Di ruangan sebelahnya…

 “Excuse me, apa kau yang bernama tuan Choi?” tanya seorang pria lemah gemulai pada Seunghyun saat ia duduk santai di sebuah sofa panjang.

“ Ya, ada apa?” Seunghyun balik bertanya.

“Bisakah kita coba jasmu dulu tuan?” ia mengedipkan matanya berkali-kali. Ughh.

“Jas apa?”

“Jas pernikahanmu.”

“Maksudmu?”

“Aisht, tuan ini,” pria itu membawa satu stel tuxedo mewah berwarna hitam yang masih tergantung rapi dan menunjukkannya pada Seunghyun. Seunghyun baru mengerti sekarang. Pria gemulai itu menyangka dirinya adalah tunangan Bom, tapi ia tak menyangka bahwa tunangannya bermarga sama dengannya.

“Sepertinya anda salah orang tuan, ehmm, nona..?” Seunghyun bingung harus memanggil apa pada makhluk yang berdiri didepannya.

“Kau tuan Choi kan, tunangan nona park Bom?”

“Aku memang tuan Choi tapi aku bukan tunangannya.”

“No no no, aku yakin kau pasti tunangannya. Siapa namamu, aku lupa. Choi Seungwon, Choi Shi hyun..?”

“Aku Choi Seunghyun dan sekali lagi kubilang, aku bukan tunangannya.”

“Cih, pria mana yang mengantar seorang gadis mencoba baju pengantinnya kalau bukan calon pengantin pria!?” pria gemulai itu mulai kesal pada Seunghyun.

“Yah! Sudah kubilang aku bukan tunangannya.” Seunghyun mulai frustasi.

“Sudah sana cepat, coba saja dulu, jangan lama-lama di dalam, ok?” pria gemulai tadi mendorong tubuh Seunghyun ke dalam ruangan fitting baju dan meninggalkannya sendiri.

“Hey, tuan, eh nona, aisht!!”

***

Seunghyun POV

Kenapa aku mau menemani Bom untuk mencoba baju pengantinnya? Oh ya lupa, aku sendiri yang mau mengantarnya. Huff. Aku duduk dengan bosan di sebuah sofa panjang menunggu Bom yang katanya sedang mencoba gaun pengantin yang pertama. Benar, yang pertama. Wanita. Mereka beberapa kali mencoba gaun pengantin sampai mereka benar-benar puas memakainya dan akhirnya memilihnya.

Saat Bom keluar dari ruangan fitting baju, aku terperanjat. Mataku hampir copot keluar dan mulutku menganga lebar. Aku menatap Bom dari atas sampai bawah. Kaki jenjang Bom yang sempurna, paha yang putih mulus dan pinggul yang sexy serta tulang bahunya yang sempurna. Aku menelan ludah. Aku mengamati wajah Bom yang hanya beralaskan make up tipis. Hidung mancung, dagu runcing dan lekuk wajahnya seperti boneka barbie. Aku merasakan detak jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Damn it. Tenangkan dirimu Choi Seunghyun.

“Seunghyun, bagaimana menurutmu?” ucapan Bom membuyarkan lamunanku tentangnya.

“Ba-bagus,” jawabku masih dengan menganga.

“Bagaimana menurut anda tuan, cantik kan?” tanya gadis di sebelahnya.

“Y-Ya,”

“Anda tuan Choi kan?”

“Benar,”

“Lalu, anda sudah mencoba jasnya tuan?”

“Sudah,”

“Jadi benar anda tunangan Bom?”

“Benar. APPA!!? Oh bukan, bukan.” Sial. Aku salah menjawab.

“Sudahlah jangan malu. Ayo kita foto dulu,” gadis itu berjalan menuju ke arahku dan akan menyeret lengan kiriku saat Bom berteriak histeris,

“Seunghyun, hidungmu mimisan!!”

OH SHIT!!

***

Setelah menikmati indahnya malam di tepi sungai Han, Dara dan Jiyong memutuskan untuk pulang ke apartemen. Suasana di dalam mobil sangat canggung karena Jiyong berubah menjadi sangat pendiam.

“Jiyong?”

“Hmmm…”

“Sejak tadi kau diam saja, ada apa?”

“Tidak ada apa-apa.”

Hening

Hening

Hening

“Kita ke minimarket dulu, ada yang mau ku beli.” ucapnya memecah kesunyian dalam mobil. Jiyong menepikan mobilnya di pinggir jalan dan berhenti di sebuah minimarket. Ia membuka pintu mobil dengan keras hingga membuat Dara terlonjak. “Yah! Ada apa sih denganmu? Dasar Piccolo.” jeritnya kesal.

Jiyong  tidak  tahu apa yang merasuki pikirannya tapi melihat Dara bersama pria blasteran itu membuat darahnya mendidih. Tak tahukah Dara bahwa gadis itu membuat kepala Jiyong serasa mau pecah dan berteriak seperti orang gila karena melihatnya tidak ada di sampingnya. Jiyong merasa berkewajiban menjaganya sampai penjahat itu bisa ditemukan sehingga Dara bisa selamat. Sejak tadi Jiyong mendiamkannya di dalam mobil. Ia tidak peduli apakah Dara marah padanya, yang ia pikirkan hanyalah membawa Dara pergi dari tempat itu secepatnya.

 Saat Jiyong keluar dari minimarket, ia melihat beberapa orang berpakaian hitam-hitam masuk ke dalam sebuah mobil merah yang parkir di ujung jalan, padahal di jalan tersebut ada tanda mobil dilarang parkir.  Jiyong menyangka mereka hanya salah parkir. Saat akan membuka pintu, ia melihat dari arah spion luar mobil sebuah moncong pistol ditujukan padanya. Shit, mereka akan membunuh Dara, pikirnya. Tiba-tiba, BANG BANG BANG, beberapa tembakan diarahkan ke mobil mereka dan hampir mengenai Dara yang sedang menunggu Jiyong di samping mobil mereka.

“Dara, awas!!” pekiknya.

“Kyahhhh!!!” Dara berteriak kaget.

“Masuk ke dalam mobil, sekarang!!” perintahnya. Jiyong langsung menyalakan mesin mobil dan menancap gas.

“Mereka siapa ji?” tanya Dara panik.

“Aku tidak tahu. Merunduk!!” teriak Jiyong. BANG BANG BANG. Mobil mereka masih ditembaki dari arah belakang. Jiyong melihat dari kaca spion dalam mobil dan mengebut dengan kecepatan tinggi. Mobil mereka masuk ke dalam gang-gang sempit berharap mobil merah tidak akan sanggup mengejarnya, namun sialnya mereka masih mengejar Jiyong dan Dara.“Shit, mereka mengikuti kita”.

Sandara POV

Aku melihat Jiyong membanting stir ke kiri dan ke kanan menghindari tembakan gerombolan pria berbaju hitam. Aku pernah mengalami hal seperti ini tapi tak kusangka akan mengalaminya lagi saat ini, bahkan lebih buruk dari dulu.

“Dara, pakai sabuk pengaman dan turunkan kepalamu!!”

“Kyahhhhh!!”

BANG BANG BANG

Terdengar suara tembakan beberapa kali dari arah belakang mobil. Sebelum kepalaku menunduk, sekilas kulihat mobil merah kini hampir sejajar dengan mobil kami. Seorang pria yang duduk di kursi penumpang menodongkan pistol ke arahku. Aku berteriak histeris. Kulihat Jiyong memacu kembali mobilnya dengan cepat meninggalkan mobil merah tadi.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar sebuah dentuman keras dan melihat mobil merah yang mengejar kami ditabrak sebuah mobil silver tak dikenal dari arah belakangnya. Kini mobil kami berkejar-kejaran. Mobil putih kami berada di posisi paling depan. Mobil merah yang mengejar kami berada di posisi tengah dan mobil silver yang tiba-tiba datang ada di posisi paling belakang. Jiyong memacu mobilnya lebih cepat lagi membuat nyaliku menciut.

“Jiyong, aku tidak mau mati, aku tidak mau mati, aku belum melihat Bom menikah!!” Dara berteriak histeris.

“Tenanglah Dara!!”

”Oh my God Jiyong, aku belum menikah dengan won bin oppa!!”

“Diam, kau seperti nenek-nenek!!”

Mobil kami masih kejar-kejaran di jalanan yang cukup ramai. Kemudian aku mendengar suara decitan mobil berkali-kali dan melihat mobil merah terguling beberapa kali ke tanah karena ditabrak dengan kencang oleh mobil silver dari arah belakang. Semua orang yang ada didalam mobil merah keluar dengan tergesa-gesa menjauhi mobil mereka sambil membawa pistol di tangannya. Tak lama kemudian, terdengar suara ledakan kencang dari mobil merah tadi. BLAMM. Dan mobil silver yang tadi menabraknya perlahan-lahan berbalik ke arah yang berlawanan dan menghilang di tengah gelapnya malam.

Akhirnya Jiyong memperlambat jalan mobil kami. Nafasku yang tadi terengah-engah kini mulai beraturan. Kepalaku  serasa berputar. Tubuhku lemas seakan habis lari marathon berkilo-kilo jauhnya. Kulihat wajahku di spion pucat pasi. Aku menyandarkan tubuh ke kursi dan bertanya pada Jiyong,

“Siapa mereka ji? Ada apa sebenarnya, kenapa mereka mengejar kita?”

 “Aku belum tahu.” jawabnya ikut menyandarkan kepalanya.

“Apa mereka orang suruhan pria bercadar merah yang berniat membunuhku?”

“Mungkin saja. Kita kembali ke apartemen dulu, besok aku akan mencari info di markas.”

***

Jiyong POV

Aku melihat Dara sudah masuk ke dalam kamarnya. Lalu aku beranjak pergi ke kekamarku sendiri. Suasana di dalam kamar sepi. Youngbae mungkin belum pulang dari markas. Seunghyun hyung juga belum kembali. Aku merebahkan diri di sofa. Tubuhku terasa mati rasa. Aku sudah terbiasa mengejar para penjahat tapi tak kusangka kalau aku yang akan dikejar. Apalagi ada Dara bersamaku. Damn. Jika sekali saja tembakan mereka mengenai Dara, aku akan patahkan batang leher mereka. Senyuman kecil tersungging di sudut bibir kananku. Aku merasa seperti kakek-kakek yang menjaga cucunya.

Aku akan menutup jendela kamar apartemenku yang masih terbuka lebar saat dari jauh kulihat sesosok pria yang ciri-cirinya sama dengan pria blasteran yang kutemui di tepi sungai han tadi. APA!? dia lagi?! Aku mengamatinya dengan bersembunyi di balik tirai jendela. Ia berdiri menatap tajam ke arah kamar apartemen Dara lalu masuk ke dalam sebuah mobil berwarna silver yang  akhirnya pergi entah kemana. Jadi dia yang mengemudikan mobil silver tadi. Kenapa tadi dia menolong kami? Siapa sebenarnya pria itu? Pikiranku berkecamuk tentang pria itu namun tubuhku terasa lelah dan butuh istirahat. Aku akan memikirkannya lagi besok.

Beep beep beep

Sebuah pesan masuk berdering ke handphoneku. Dari Seunghyun hyung.

Ji, sudah lama kita tidak menengok Dami. Bagaimana kalau besok, kau mau?

Aku tersenyum membaca smsnya. Lalu aku mengetik sesuatu,

Tentu hyung.

Aku menghela napas. Dami noona, aku merindukanmu.

***

Seunghyun POV

Aku berjalan menyusuri rimbunnya pohon-pohon yang tertata rapi di pinggir taman ini. Suasana pagi di tempat ini masih sangat sepi. Tadi pagi Jiyong memberitahuku bahwa ia datang terlambat dan akan menyusul ke tempat ini setelah lebih dulu melaporkan kejadian semalam pada Inspektur Han. Gadis itu, Sandara Park. Aku tidak mengerti. Diantara semua orang yang pernah menjadi kawalan kami, hanya gadis itu yang bisa membuat Jiyong tidak bisa tidur semalaman. Jiyong bukan tipe orang yang mudah diajak bicara oleh lawan jenisnya. Ia tak pernah sekalipun berceloteh panjang lebar. Dulu seorang gadis yang pernah ia kawal pernah melaporkan Jiyong pada kepolisian pusat karena ia merasa tak dihargai olehnya. Tsck, padahal gadis itu mencoba merayu Jiyong dengan menari-nari di pinggir jalan dalam keadaan mabuk, lalu Jiyong meninggalkan gadis itu begitu saja di pinggir jalan. Bwuahahahaa. Aku tidak berhenti tertawa mengingatnya.

Aku, Youngbae dan Jiyong sudah lama bersahabat. Kami bertemu di sekolah kepolisian saat menjadi polisi junior. Ayah Jiyong seorang kepala Inspektur, dulunya adalah sahabat Inspektur Han. Namun Inspektur Kwon lebih beruntung, beberapa kali ia berhasil memecahkan kasus pembunuhan yang akhirnya mengantarkan dirinya menjadi kepala Inspektur. Sedangkan nyonya Kwon adalah seorang model ternama era tahun 80’an. Saat ini tuan Kwon sedang bertugas di perbatasan Korea Utara sedangkan nyonya Kwon berada di luar negeri mengikuti lomba fashion show sebagai pembicara. Mereka mempunyai 2 orang anak, Kwon Jiyong dan Kwon Dami.

Kwon Dami.

Aku menutup mata. Merasakan sejuknya hawa pagi di tempat ini. Banyak yang bilang tempat ini menyeramkan tapi tidak bagiku. Aku pernah merasakaan saat-saat dimana aku dilanda cinta oleh seorang gadis bernama Kwon Dami.

Dami, apa kabarmu? Apa kau baik-baik saja di sana? Aku merindukanmu. Semalam aku menemani seorang teman untuk mencoba gaun pengantin. Calon pengantin wanitanya sangat cantik, aku jadi penasaran dengan calon pengantin prianya. Dan kau tahu dami, calonnya juga bermarga Choi seperti aku. Jika kau masih disini, mungkin kita sudah menikah sejak dulu dan sekarang sedang menimang seorang anak.

Aku sedang berangan-angan membayangkan hal itu walaupun aku tahu hal itu tidak akan terjadi.

“Hyung, maaf aku terlambat.” Jiyong menepuk bahuku dari samping.

“Its okay Ji.”

“Sudah lamakah kau disini?”

“Tidak juga.”

 Jiyong meletakkan sebuket bunga dandellion merah kesukaan dami di atas pusaranya.

“Noona, aku merindukanmu.” Jiyong melepas kacamata hitamnya.

“Kau tahu kan Ji, saat Dami terbaring di rumah sakit karena kecelakaan yang dialaminya dan ia tak sadarkan diri selama tiga hari, aku yang sering berbaring menemani tidurnya. Karena aku ingin  ketika ia bangun dan matanya terbuka pertama kali, akulah yang pertama dilihatnya. Aku tahu aku egois padahal kau adalah adik kesayangannya. Tapi aku tak bisa untuk tak melakukannya. Dami terlalu berharga bagiku.”

“Tak apa hyung, aku mengerti, harusnya saat ini kau sudah menikah dengannya dan mungkin sudah menggendong anak hyung.” Jiyong mencoba tersenyum.

“Maafkan aku Ji, tanpa sadar aku sering memelukmu dari belakang saat kau tidur, hehehe.” Aku terkekeh pelan.

“Hyung, Dami noona pasti bahagia disana. Segeralah cari penggantinya.”

“Aku tahu ji. Tapi sepertinya sulit.”

“Nanti bisa-bisa kau akan jadi bujangan tua hyung.”

“Yah! Apa maksudmu hah? Kita ini pernah akan jadi saudara ipar. Apa sekarang kau tega menghina mantan calon kakak iparmu?” aku mendengus kesal pada bajingan kecil ini dan ia hanya tertawa mendengarnya.

“Okay-okay. Kalau begitu, segeralah mencari pacar baru hyung.”

“Lalu nanti siapa yang akan menjagamu Ji, Dami menitipkanmu padakuuu.” Aku menatap Jiyong dengan mengandalkan senjata ‘puppy eyes’ku.

“Aisht, aku bisa gila jika kau benar-benar jadi kakak iparku hyung.” Jiyong memakai kacamata hitamnya kembali dan pergi begitu saja meninggalkanku.

“Yah!! Kwon Jiyong, tunggu aku.”

 ……………………………………………….

Chinguuu, maap kalau updatenya kelamaan, bbrp hari yg lalu daerah rmh sya kebanjiran & mati lampu, hikksss T_T, trpaksa gk bs buka internet & tiba2 crita yg udh sya persiapin mateng2, akhirny hilang bersama surutnya banjir, huhuhu… okay deh, monggo dibca lanjutannya jika msh berkenan ^_~

– to be continue –

<< Back Next >>

68 thoughts on “THE PROTECTOR [4] : A Nightmare on The Street

  1. sprtinya iyaa daniel itu pria bercadar merah , dia hanya menyamar saja biar trlihat baik di didepan dara . aissh masih misterius penasaraaan

  2. Ada daniel heniey kesukaanku pdhl aq udh doain klu dara gk jadian ama gd di dunia real aq brharap dia jadian or married ama daniel heniey aja 😂😂😂😂.
    Dan skrng ada daniel heniey di ff ini ya ampuuuuun suka suka suka bnget ama ff nya author.

  3. Kasian top,ternyata kisah cintanya tragis
    Padahal top cinta banget sma dami tapi dami kecelakaan,
    Daniel itu jahat ya???
    Masih penasaran sama penjahatnya

  4. Ohh ternyata alesan TOP suka peluk” Jiyong gara” itu bikin ngakak tapi kesian juga bang Tabi udh mau nikah malah d.tinggal pergi selama”.y tragis kisah cintamu bang ,,, Daniel itu baik ya kok nylametin dara ama Jiyong waktu d.kejar” tapi kok ….?? Ihh penasaran ,,

Leave a comment