Black Wings [Chap 5]

2g

Author : Hanny G>Dragon (Twitter : @hannytaukand ; IG : @Hannyquack)

Cast : G-Dragon, Sandara Park, Lee Soo Hyuk

Genre : Fantasy, comedy, Romance.

“Suatu saat kau akan memberikan “itu” dengan ketulusan

Dan saat itu pula aku “hilang” “

 

Author Pov

“Lepaskan, kalian ini siapa?” ucap Donghae pada ke dua namja yang masih memegang pergelangan mungil Dara.

“Aku temannya” jawab So Hyuk.

“Aku, em aku penjaganya” ucap asal Gd, ia mendapatkan ide menjawab itu karena melihat satpam kampus yang sedang asik menggoda yeoja kampus yang berlalu –lalang.

“Murago? Sejak kapan? Dara benarkah yang ia katakan?” tanya Donghae pada Dara sambil memegang lutut Dara yang tepat di hadapannya.

“Ku bilang jangan sentuh!! Dee, palli kita pulang” ucap Gd mengeringai memamerkan taringnya. Mungkin orang awam hanya menganggapnya adalah gigi gingsul tajam yang wajar manusia mempunyai gigi seperti itu. Namun tidak untuk taring yang Gd pamerkan itu. Taring itu dapat mengoyak daging makhluk apapun hingga ke tulang paling dasar.

“Oi, apakah kau masih mau memegang pergelangannya? Kami akan pergi jadi lepaskan tanganmu dari nya!” kini Gd memperingati Soo Hyuk yang mengekor sambil masih menggenggam tangan Dara.

“Aiishhtt, lepaskan Santtoki-ku. Mino, Zico dan kalian tolong antarkan Dara pulang ke apartemennya. Dan kau Donghae, kita harus bicara” ucap Bom. Mino dan Zico mengambil alih posisi Gd dan Soo hyuk, Mino sangat khawatir akan nuna yang ia sayangi walaupun tak ada setetes darahpun yang menghubungkan dengan Dara namun Mino sudah berjanji untuk dirinya sendiri, ia akan menjaga Dara selamanya.

“Nuna, kajja kita pulang. Pejamkanlah matamu selagi dalam perjalanan, eung” ucap lembut Mino namun terasa kekhawatiran yang kental. Mino mengendari mobil yang Dara pakai sebelumnya, Gd dan Soo Hyuk berada di kursi penumpang. Mereka tidak segan-segan saling melemparkan tatapan tak suka. Oh, ayolah persaingan mulai terasa sekarang.

“Apakah kau tak mempunyai mobil hingga kau ikut dengan kami?” tanya sekaligus sindiran bagi Soo hyuk (serangan pertama Gd).

“Anni, aku punya. Aku tinggalkan di kampus. Aku bisa menelepon driver agar menjemputku saat pulang dari apartemen Dara. Aku tak semiskin itu” ucap Soo hyuk kini tak mau kalah (serangan balik Soo hyuk).

“Asshhiit, pamer. Mino-ssi apakah kau mengenalnya?” tanya Gd pada Mino yang berada di kursi pengemudi.

“Ne hyung. Kami berkenalan saat pekerjaan kami di dunia modeling” ucap Mino yang masih konsentrasi dengan kemudinya. Namun ke dua makhluk di kursi penumpang sedang bertingkah konyol. So hyuk menusuri rahangnya yang jelas terbentuk dengan jari telunjuknya, menunjukkan sisi maskulinnya( Show off kekeke). Gd pun meringis jijik melihatnya kemudian ia memasukan seluruh kepalanya pada turtle neck yang ia pakai.

            Sementara di lain tempat, Bom dan Donghae berada di cafe tak jauh dari kampus mereka.

“Donghae-aah, apakah kau tak sadar jika Dara..” ucap Bom mengawali percakapan namun ia menggantungkan kalimat akhirnya, Bom takut jika Dara tak suka ia memberi tahu Donghae sebenarnya.

“Arra. Aku mengetahuinya Bomie. Itu yang aku takutkan. Dan itu alasanku menjalin hubungan dengan yeoja lain” ucap Donghae di luar ekspetasi Bom.

“Jadi..?” kini Bom tak bisa menahan amarahnya lagi. Ia tak bisa mempercayai bahwa Donghae mengetahui perasaan Dara padanya dan ia dengan sengaja menjalin hubungan dengan yeoja lain tanpa memperdulikan perasaan Dara.

“Aku hanya tak ingin menjadi beban untuk Dara, dan ini adalah akibat perbuatanku sebelumnya. Dahulu aku mendekati Dara karena appa dan eommaku menyuruhku untuk mengambil hati Dara yang tidak lain adalah pewaris kekayaan Park. Dan aku tidak bisa menolak itu. Maka akupun mendekatinya, namun saat orang tuanya mengalami kecelakaan dan aku melihat ia sepeti mayat hidup, menangis tanpa mengeluarkan air matanya ia menangis dalam jiwanya. Aku pun dengan sadar mendekapnya dalam pelukanku dan saat di pelukanku ia menangis, menangis dengan nyata Bomie. Dan ia berbisik pelan bahwa aku tidak boleh meninggalkannya seperti kedua orang tuanya. Dan akupun berjanji akan menjaganya. Tahun demi tahun aku selalu bersamanya bahkan saat kau dan Mino hadir dalam hidupnya aku sudah berada di sampingnya. Hingga akupun mempunyai perasaan yang seharusnya tak boleh ku punya pada Dara. Aku dilema Bomie-aah. Di satu sisi, awalnya aku mendekatinya hanya ingin memperdayanya, menusuknya dari belakang hanya karena kekayaannya, namun satu sisi aku menyayanginya lambat laun aku tak bisa lepas dari nya. Merindukan setiap tingkahnya dan sikap manjanya padaku. Lalu aku melakukan ini. Ku pikir mempunyai hubungan dengan yeoja lain adalah pilihan yang tepat sekarang. Dan saat aku menjalani itu, aku selalu memikirkan Dara, apa yang ia lakukan, apakah ia baik-baik saja,apakah ia sudah makan atau,, aah Bomie ini membuat aku gila” jelas Donghae menarik rambut kepalanya sendiri yang menandakan ia benar-benar frustasi.

“Mengapa kau tak bicarakan itu pada Dara, mengapa kau tak mencoba jujur padanya Donghae-ssi?” ucap Bom mulai meredakan amarahnya. Kini Bom berusaha memahami posisi Donghae.

“Aku tak bisa Bomie. Bukankah kau lihat ia seperti apa tadi? Aku hanya mengajaknya berbicara dan ingin mengetahui alasannya tak pernah menjawab panggilannku dan tak pernah membalas smsku. Ia menangis Bomie, dan itu yang paling aku takutkan. Sungguh tadipun aku ingin memeluknya dengan erat seperti sebelum-sebelumnya. Namun aku tak bisa membalik seperti keadaan sebelumnya. Aku tak ingin Dara tahu bahwa aku pernah berniat tidak baik padanya. Aku tidak ingin lebih buruk lagi di matanya. Aku akan lebih menyakitinya” ucap Donghae termenung sambil merebahkan punggungnya yang seperti penuh beban pada kursi cafe.

“Aiigooo, mengapa ini sangat rumit. Aahh pelayan ambilkan aku popcron yang banyaaaak” teriak Bom pada pelayan cafe.

**

~Apartemen Dara~

“Nuna, gwencana?” tanya Mino pada Dara yang memeluk lututnya di sofa.

“Emm” ucap Dara sambil melamun. Dan 3 makhluk di depannya hanya menatap sedih yeoja yang kini menatap kosong pada mereka.

“Mino-ssi, aku harus menelfon manager kita. Kita akan batalkan pemotretan hari ini” ucap Zico beranjak dari sofa namun Dara dengan cepat menarik jaket yang Zico pakai.

“Kalian pergilah. Sepertinya aku butuh waktu sendiri” ucap Dara pelan dengan senyum yang di paksakan mengembang di bibirnya. Zico melayangkan pandangan pada Mino.

“Shirro, aku tidak akan membiarkanmu sendirian seperti ini” ucap Mino tak menyetujui perkataan Dara sekaligus menjadi jawaban atas tatapan Zico padanya.

“Gwencana, kajja pergilah. Dan Soo hyuk-ssi gumawo telah mengantarku. Mian karena merepotkanmu” ucap Dara membungkuk 90 derajat pada So hyuk dan Soo hyuk dengan dewasa beranjak dari sofa kemudian mengacak-ngacak rambut Dara.

“Jangan seperti itu lagi ne. Jangan melewatkan makan malammu Dara-ssi” ucap Soo hyuk kemudian berlalu pergi meninggalkan Dara yang terpaku pada perlakuan Soo hyuk yang manis.

“Palli kita harus bekerja Minoyaah” ucap Zico pada Mino yang masih tak mau beranjak dari apartemen Dara.

“Mino-aah. Gwenchana. Jeongmal gwencana” ucap Dara meyakinkan sambil mencubit pipi yang menggembung milik Mino.

“Jinnjja? Jika kau membutuhkan sesuatu. Hubungi aku. Dan mana Gd hyung? Bukankah ia penjagamu?” ucap Mino menanyakan keradaan Gd.

“Ah dia mungkin sedang berada di kamar mandi. Jadi jangan khawatir ne. Dan ingat jangan berkata apapun masalah ini pada paman, arrasoo” ucap Dara mengingatkan Mino. Dara tak ingin kejadian yang sama terjadi kembali di hidupnya, kala seseorang stalker membuntuti Dara dan Mino memberi tahu appanya dan alhasil Dara bak seorang ratu mafia. Ia selalu di ikuti oleh pengawal dengan berjas hitam lengkap dengan keahlian beladiri mereka. Appa Mino sangat menyayangi Dara karena Dara mampu membuat Mino lebih ceria daripada sebelumnya. Mino selalu belajar di rumahnya atau home schooling dan saat Mino menginjak pendidikan perkuliahan, ia namja yang di kucilkan karena otaknya yang jenius dan pengawal yang selalu mendampinginya. Namun hanya Dara yang berani mendekatinya saat ia sendirian. Dan Dara pun yang membuat Appa Mino melepaskan penjagaan yang ketat bagi anaknya itu. Mereka menjadi dekat, terlebih lagi appa Mino rekan bisnis nenek nyentrik Dara di Busan sehingga mereka semakin akrab bahkan banyak sekali yang mengira bahwa mereka adalah benar-benar bersaudara.

“Arraseo, naneun jika kau tak memberikan kabar padaku. Kau tahu akibatnya nunaaaaaa” ucap Mino sambil memeluk erat nunanya namun segera di tarik keluar oleh Zico.

“Dara, kami pergi ne. Aku tak ingin melihat kau seperti ini besok di kampus, okey” ucap namja berkulit putih yang bertolak belakang dengan dongsaeng yang ia seret (Mino kan coklat-coklat lezat gimanaaa gitu kulitnya hehehe*author ganggu).

“Hyuuuung, aku bisa berjalan. Nunaaaa kami menyayangimu, kau tahu itu kan jadi jangan khawatir neeeeee. Annyeooooooong” teriak Mino di ambang pintu.

“Ne, aku tahu itu. Gumawo” bisik Dara menjawab kata-kata Mino yang membuat hati Dara tenang. Namun ia teringat sesuatu, makhluk yang selalu meminta ia memasakkan sesuatu kini begitu sunyi dan itu sangat mencurigakan bagi Dara, hingga ia memutuskan untuk mencari sosok itu.

“Ji, kau dimana? Kau lapar? Aku akan membuatkan ramyun atau kau ingin aku memesankan makanan dari restoran di luar sana?” teriak Dara sambil masih mencari-cari sosok itu.

“Ji, kau sedang apa?” ucap Dara saat melihat Gd duduk di ranjang Dara dengan menutup matanya.

“Ah akhirnya selesai. Dara, berjanjilah padaku setelah ini kau akan memasakkan banyak makanan untukku, okey?” ucap Gd tiba-tiba saat membuka matanya dan langsung menggenggam tangan Dara. Dara dengan ekspresi yang tak bisa ia jelaskan sendiri sedangkan Gd hanya menyeringai jahat menampilkan kerlingan tajam dari taringnya.

“Kajja berjanjilah..” desak Gd, dan Dara pun menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui perjanjian itu walaupun ia sendiri tak tahu apa yang akan di perbuat Gd padanya.

“Okey, kajja” ucap Gd semangat dan Woozzz Gd mengembangkan sayapnya yang hitam dan lebar, lalu menuju jendela kamar Dara yang berada di lantai 2. Lalu ia mengeluarkan tubuhnya dan kini ia seperti mengambang di udara dengan bantuan kepakan sayap hitamnya itu. Gd menjulurkan tangannya, tersenyum bangga pada dirinya yang mampu melakukan itu. Dara tertegun hingga ia tanpa sadar mendekati jendela dan menerima uluran tangan Gd. Lalu Gd memposisikan tubuh Dara di depan tubuhnya dan Dara di dekap dari belakang oelh kedua tangan Gd.

“Huuuaaaaaah, apa yang kau lakukan? Huaah aku terbang, ahahaha. Daebak” ucap Dara dengan wajah penuh ketakjuban.

“Jangan berlebihan seperti itu. Kau tak takut aku akan melepaskanmu dan menjatuhkanmu dari ketinggian ini?” ucap Gd membuat yeoja mungil di dekapannya melirik tajam padanya.

“Aku tahu kau tak seburuk itu Tuan dewa kejahatan” ucap Dara tersenyum pada makhluk yang sedang seperti memeluknya itu. Tubuh mungil Dara terbang bersama makhluk bersayap hitam. Makhluk itu memeluk tubuh manusia hingga tubuh itu terbang bersamanya, menikmati angin malam yang dingin namun tak bisa menusuk tubuh mungil yeoja yang ia dekap. Sebenarnya Gd memerlukan kekuatan yang banyak saat melakukan ini di Bumi. Mungkin untuk di Dark Land ( Dunia Dewa kejahatan) hal seperti ini bisa ia lakukan dengan mudah seperti berkedip. Namun di Bumi, kekuatannya terbatas dan hal seperti itu membutuhkan kekuatan besar maka karena itu Gd meminta Dara agar membuatkan makanan yang banyak saat semua ini selesai.

“Mengapa kau melakukan ini? Apa kau mau pamer?” tanya Dara melirik makhluk di belakangnya.

“Anni, aku hanya berbalas budi. Kau tahu karena kepedihanmu hari ini aku mempunyai sangat banyaaaaak kekuatan. Itu hanya darimu saja Dara. Jadi aku melakukan ini ya anggap saja sebagai pengembalian yang telah kau berikan, yang sebenarnya aku tak ingin menyerap itu dari mu, kekeke. Tapi apalah dayaku, insting kejahatanku masih sangat kental saat kepedihan, keputusasaan dan kejahatan memancarkan kelezatannya untuk ku santap, kekeke” ucap Gd berbohong, sebenarnya ia melakukan itu karena entah mengapa ada sesuatu yang mencubit perasaannya saat melihat Dara bersedih. Dan jujur saja, Gd tidak memakan kepedihan Dara, karena kepedihan Dara itu beraroma harum dan itu adalah hal yang paling di benci para Dewa kejahatan, karena memakan kepedihan yang beraroma harum bagi mereka seperti memakan daging yang beraroma bangkai (ingat bagi mereka”dewa kejahatan”).

“Aiisshhttt, ternyata kau masih makan hal seperti itu. Lalu untuk apa kau memintaku memasakan banyak makanan setelah ini?” tanya Dara lagi.

“YA!!! kau ini cerewet sekali. Nikmati saja pemandangan yang ada. Ini yang pertama dan yang terakhir aku melakukan ini untukmu. Setelah ini jangan pernah merengek padaku untuk meminta hal yang seperti ini” ucap Gd dan mendapat respon tatapan laser dari Dara. Namun detik kemudian mereka berada di pemandangan Sungai Han, namun pemandangan lain yang tak pernah Dara lihat sebelumnya, kini Dara melihat dari langit gelap. Biasanya ia memandang langit saat berada di pinggir sungai Han, namun kini ia memandangi tenangnya pemandangan sungai Han dari atas seperti bintang.

“Ji, benarkah kau akan kembali ke tempat asalmu jika aku menyerahkan sesuatu padamu dengan keingianku sendiri?” tanya Dara di tengah keheningannya menikmati indahnya pemandangan sungai Han.

“Emm, Wae?” jawab singkat makhluk yang masih memeluk dari belakang tubuh mungil Dara yang menyebabkan tubuh itu masih terbang melayang.

“Anni, aku hanya bertanya, apakah kau tak bisa memberi tahuku apa yang akan ku berikan padamu sehingga kau menghilang saat aku memberikannya padamu” tanya Dara lagi kini ia menoleh ke belakang mencari manik mata makhluk yang mendekapnya.

“Ada saatnya aku akan mengatakan semuanya Dee, kajja kita pulang. Aku sudah kehabisan kekuatan” ucap Gd mengalihkan pembicaraan. Darapun membiarkan tubuhnya dibawa kembali menuju apartemennya.

            Setibanya di apertemen, Dara seperti kerja lembur. Sungguh terbang itu mengasyikkan namun akhirnya yang sangat menyedihkan. Dara harus memasak 12 bungkus ramyun untuk satu makhluk yang bernama G dragon. Dan itu semua belum termasuk kimchi box yang habis terkuras yang rutin di kirim nenek Dara setiap bulannya dan kini awal bulan sudah tak bersisa sedikitpun.

“Aku bisa jatuh miskin jika aku memberi makan sebanyak ini padamu. Aku tak akan mau kau ajak terbang lagi, jika akhirnya seperti ini, aaah aku lelah” ucap Dara sambil merebahkan tubuh mungil nya yang lelah di sofa ruang tengah. Hingga ia tertidur karena kelelahan. Sang makhluk tak memalingkan matanya dari mangkuk ramyun yang di hadapannya. Mulutnya tak berhenti mengunyah, pipinya menggelembung setelah menyeruput ramyun di mangkuknya. Sungguh kenikmatan tiada tara bagi sang dewa kejahatan. Kebahagiaannya adalah ramyun yang di campur dengan kimchi buatan nenek  Dara.

“Aahh, sepertinya aku bisa memakan 6 atau 7 bungkus lagi Dee” ucap Jiyong setengah berteriak dan mencari sosok Dara. Namun yang ia temukan sebuah tubuh melengkung meng-udang terlelap tidur dengan peluh di keningnya. Gd pun menghampiri sosok yang terbaring di sofa itu.

“Kau tertidur rupanya, sepertinya kau begitu kelelahan karena memasakan makanan untukku, m-mi… aah aku tak bisa mengucapkan kata itu. Kata seperti itu tidak di ciptakan untuk Dewa kejahatan seperti ku” gumam Gd sendiri. Gd meneliti lekuk wajah cantik Dara, menghapus peluh yang berada di keningnya, menyingkirkan rambut yang menghalangi wajahnya, Gd memperpendek jarak wajahnya dengan Dara, 5cm, 3cm,……

Triiiiiing… suara handphone Dara berdering, membuat Gd langsung beranjak dari posisi sebelumnya dan duduk di sofa yang berbeda. Dara pun membuka matanya dan langsung menuju sumber suara.

“Yeoboseo” ucap Dara pada sambungan telfonnya yang ia jawab.

“Dee, kau baik-baik saja. nenek tiba-tiba merasa khawatir”

“Ah, aku baik-baik saja nek”jawab Dara sambil kembali terduduk di sofa yang sebelumnya ia tertidur disana. Gd berada di sofa yang berbeda menyaksikan Dara sedang berbicara dengan neneknya. Dan tak lama kemudian Darapun menutup obrolannya itu.

“Apa yang nenekmu katakan?” tanya Gd penasaran.

“Mwo? Kau ingin tahu? Aah kau menguping pembicaraanku?” ucap Dara sambil menunjukkan jari telunjuknya pada Gd.

“Oi, mungkin orang yang kurang pendengarannyapun dapat mendengar jelas obrolanmu tadi, kau berbicara sangat keras dan aku sedang di sini, apakah itu di sebut menguping, huh?” ungkap Gd dengan statmentnya.

“Aiish, makhluk menyebalkan kau pandai sekali berbicara. Ya!!! mengapa kau tak membersihkan bekas makanmu Ji?” kesal Dara pada Gd melihat mangkuk-mangkuk ramyun tergolek pasrah tak berisi di dapur Dara.

“Aku tak bisa mencuci, lagi pula tidak ada dalam cerita manapun Dewa kejahatan mencuci piring. Itu sangat tidak masuk akal” ucap Gd acuh namun mengekor pada Dara yang melangkah hendak mencuci piring.

“Neneeeeek, aku seperti sedang di jajah oleh makhluk bodoh ini” teriak Dara frustasi namun tangannya mulai mencuci satu persatu mangkuk-mangkuk ramyun itu.

“Dee, aku mengantuk” ucap Gd sambil menaruh rahangnya di bahu Dara yang sedang mencuci piring, tangan Dewa kejahatan itu pun merantai di pinggul Dara.

“Ya! lepaskan, jika kau mengantuk pergi ke kamarmu, ingat ke kamarmu bukan kamarku. Pergilah aku harus membersihkan ini semua” ucap Dara merasa risih tubuh Gd melekat padanya dan ia lebih merasa risih karena jatungnya seperti berderu kencang di perlakukan seperti itu.

“Omo, kau mendengar itu Dee?” ucap Gd tiba-tiba sambil membalikkan tubuh Dara sehingga mereka bertatapan.

“Apa? Aku tak mendengar apa-apa” ucap cuek Dara namun matanya berusaha tidak menatap Gd. Dan merasa di acuhkan Gd mendekatkan wajahnya pada Dara, membuat Dara memundurkan bahunya kebelakang.

“Badum, badum, badum. Jantung sangat berisik sekali. Dan sekarang amat sangat berisik Dara” bisik Gd dengan suara sexy-nya pada telinga Dara. Mendengar pernyataan itu Dara mengkaku membuat otaknya hang dalam hitungan detik.

“Muhahaha, tampangmu bodoh sekali Dara” ejek Gd sambil menertawakan Dara yang berwajah babbo. Namun seketika Darapun kembali pada kewarasannya.

“Aiiishht, dasar kau. Kau lebih pantas menjadi Dewa mesum” ucap Dara kesal kemudian membalikkan tubuhnya melanjutkan aktivitas mencuci piringnya.

“Deeeeeee, aku ingin susu beku” kini Gd merengek dan kembali memeluk manja pada Dara.

“Aiiigooo, apakah perutmu itu terdapat cacing besar alaska (kaya di spongebob)? Hingga kau tak pernah merasa kenyang?” ucap Dara tak memperdulikan rengekan Gd yang kini melepaskan tubuh Dara dari pelukannya. Namun Gd tak hilang akal ia mendekati rak piring dan Praaaang, satu buah piring di jatuhkan dengan sengaja oleh Gd.

“Yaaaak!! Kau !! hosh, aku sangat kesal. kemari kau akan ku gunduli sayapmu” ucap Dara sambil mengajar Gd yang kabur berlari seperti bocah yang takut pada ibu tirinya.

“Aaarrggh, appooo” teriak Dara di tengah kejar-mengejarnya dengan Gd. Dara tekena pecahan piring yang sebelumnya di jatuhkan Gd, Dara lupa bahwa di situ masih terdapat pecahan piring sehingga kakinya tak sengaja menginjak pecahan itu. Gd yang mendengar itu langsung menghampiri Dara dengan secepat kilat lalu menggedongnya menuju sofa. Terbesit penyesalan atas tingkahnya yang berujung seperti ini.

“Emm, bagaimana cara menghentikan darah yang keluar itu?” tanya Gd pada dara yang masih meringis kesakitan.

“Ambilkan aku semangkuk air hangat dan handuk kecil. Dan ambil kan kotak yang berwarna putih di dalam rak itu” ucap Dara sambil menunjuk rak yang tak jauh dari sofa. Dan dengan cepat Gd mengambil semua yang di perintahkan Dara. Dara membersihkan luka dan darahnya yang tersebar di area telapak kakinya, Gd meliahtnya dengan seksama.

“Boleh aku mencobanya?” tanya Gd.

“Emm, tak perlu. Aku bis-aa…” sebelum Dara melanjutkan kalimatnya Gd sudah mengambil alih handuk kecil dan langsung membersihkan luka dan kaki Dara. Dengan fokus yang sangat tinggi Gd berusaha dengan hati-hati membersihkannya, Dara melihat ekspresi wajah serius Gd membuat perut Dara seperti tergelitik.

“mmffftt, kau sangat tak cocok bertampang serius seperti itu” ucap Dara berusaha menahan tawa.

“Aku tak tahu harus bagaimana, jadi aku melakukan ini. Sebenarnya aku tak pernah melakukan ini. Di duniaku membuat manusia atau makhluk lain menderita adalah hal yang menyenangkan, namun karena aku dewa kejahatan yang tak sepenuhnya sebagian dari diriku adalah sifat manusia, mungkin ini membuat aku berhati lemah seperti manusia. Dan aku baru mengetahui apa arti penyesalan, ingin sekali aku mengatakan kata yang seharusnya di katakan jika seseorang menyesal, naneun aku sulit mengucapkanya. Sisi dewa kejahatanku tidak mengizinkan itu. Jadi yang hanya bisa ku lakukan hanya ini” jelas Gd pada Dara membuat Dara tertegun.  Dan Gdpun selesai membersihkan luka Dara dan Dara mengambil alih mengobati kakinya sendiri dengan obat yang berada di kotak yang Gd bawa.

“Baiklah, karena kau menyesali perbuatanmu. Kajja kita pesan ice cream” ucap Dara tersenyum pada Gd. Namun Gd terlihat tidak senang.

“Ya!!! mengapa kau bersikap biasa saja? bukankah kau tadi merengek minta ice cream?” tanya Dara pada Gd.

“Aku tidak meminta si ice cream itu, aku ingin susu beku yang warna warni” ucap Gd polos. Mendengar itu Dara hanya bisa mengusap kasar wajahnya dengan kesal.

“ Dee, apakah si ice cream itu enak? Apakah rasanya melebihi susu beku yang aku inginkan?” ucap Gd lagi. Membuat Dara tak tahan menjitak kepala Dewa Kejahatan yang polosnya overload itu.

             Setelah beberapa menit kemudian, pesanan ice creampun datang. Dara terpaksa memesan ice cream karena ia tak bisa berjalan dan ia pun tak bisa menyurh Gd yang membelinya, karena yang Gd tahu susu beku bukan ice cream.

“Cobalah, ini sangat enak” ucap Dara memberikan sendokan penuh ice cream pada Gd. Gd pun membuka mulutnya tanpa ragu, karena wangi harum dan warna yang indah dari makan yang bernama ice cream itu lumayan membuat liurnya berproduksi di saluran eustachiusnya.

“Hwuaaaah, whoooaaa” ucap Gd saat ice cream lumer di mulutnya. Matanya berbinar, wajahnya berseri-seri. Ia seperti bocah 5 tahun. Dia pun menyendok ice cream dengan tagannya sendiri.

“Wuuhu, jangan kau habiskan sendiri. bagi akuuuuu” rengek Dara saat box ice cream besar di kuasai Gd. Mereka memakan 1 box besar ice cream dengan lahapnya hingga tak tersisa.

“Deee, aku mau lagiiii. Ini cepat sekali habis” rengekan manja Gd kembali terdengar.

“Yak!! Cukup, kau bisa sakit perut Ji” tolak Dara dengan tegas. Namun Gd tidak merespon apapun, ia melihat wajah Dara. Gd lagi-lagi mendekati wajah Dara.

“Ya, ya ya apa yang kau ingin lakukan..” ucap Dara gugup, wajahnya dan wajah Gd sangat dekat ia pun dengan refleks menutup matanya, dan ia merasakan sesuatu yang basah dan lunak menari-nari di pipinya. Dan saat Dara membuka matanya.

“Ji, apa yang sedang kau lakukan?” tanya Dara yang shock dengan apa yang ia lihat. Gd sedang menjilati pipi Dara dengan lahapnya.

“Ku bilang apa yang kau lakukan?” kini Dara berteriak membuat yan mengatakan dirinya Dewa kejahatan itu menghentikan aktivitas menjilatnya.

“Aku hanya memakan ice cream di pipimu Dee, mengapa kau sangat marah hingga wajahmu memerah seperti kimchi dan badum badum badum suara itu terdengar lagi” ucap Gd polos, ia tidak tahu bahwa perlakuannya itu bukan membuat Dara marah namun membuat Dara merasakan sensasi dan imaginasi berbeda hingga ia malu pada imaginasinya itu (author aja bayanginnya geli sendiri, ga kebayang di jilat hahaha mauuu). Yang Gd tahu adalah sesuatu yang bernama ice cream itu tidak boleh di sia-siakan seperti itu jadi Gd menjilati ice cream yang ada di pipi Dara karena saat memakan ice cream Dara beradu cepat dengan Gd hingga ia tidak menyadari bahwa di pipinya ada noda ice cream.

“Jangan pernah melakukan itu lagi, mengerti?” ancam Dara sambil menunjukkan kepalan tangannya dan sedetik kemudian kepalan itu mendarat indah di kepala Gd. Gd merasa kesakitan karena Dara memukulnya dengan penuh kekuata dan tak lama, Triiiing. Handphone Dara berdering, sms masuk dari “Gadisku” alias nenek Dara, Dara menamakan neneknya seperti itu karena neneknya sangat energic dan cantik.

“Dara, aku menuju apartemenmu. Keahlianku mengatakan kau sedang di selimuti aura kejahatan. Jadi berhati-hatilah dan jangan kemanapun sebelum nenek sampai. Jika kau tak menurutiku, aku akan melemparmu kejalanan, hahaha” isi sms dari nenek Dara membuat Dara terdiam dan melihat ke arah Gd yang kini menjilati box ice cream yang sudah habis.

“Ottoke, aku lupa bahwa dia pasti tahu tentang ini, ottoke ottokeeeee. Tuhaaan mengapa aku punya nenek seorang cenayaaaaang?” lolongan frustasi Dara menggema di area apartemen, makhluk yang di hadapannya masih bergulat hebat dengan box ice cream tanpa memperdulikan sesuatu akan terjadi tak lama lagi.

TBC

next>>

 

27 thoughts on “Black Wings [Chap 5]

  1. Akhirnya dipost jugaaa😍 nah loh nah loh jiyong oppa jadi nggak nyium dara unnie deh gara gara dering telponnya😆 sukaaa, lanjutt yahh, fighting.

  2. Setelah sekian lama akhirnya di post juga,
    Jiyong sama soo hyuk berebutan dara,
    Kaya nya jiyong udah mulai suka deh sama dara,
    Jadi neneknya dara cenayang,
    Semoga jiyong gak diapa2in sama neneknya jiyong

  3. Oalahhh trnyata neneknya dara cenayang tohh pntas neneknya bisa ngrsain hal yg gak enak sama dara dan itu krna ada si dewa kejahatan alias jidi kkkkk next thor^^

  4. Ahahahaha sebenernya gd ini kenapa nemuin dara sih ? Kepoo aih
    Kenapa terus dia baik gituu, padahal iblis
    Terus kekanakan banget haha
    Lucuu lah dijilatin gd dudududuhhh
    Aduh nenek dara mau dateng tuuh
    Kalo ketahuan gimaanaa ?

Leave a comment