SNIPER [Chap. 1]

Title: Sniper

Author: Mita (Kwonjita)

Main Cast| |Sandara Park ||Kwon Ji Yong ||

G| | Action| |Drama | Romance

Length| | Chaptered | |

***

 

 

Bang!!!

Bang!!!

bang….!!!

Suara beradu tembakan hampir tak pernah berhenti memekakan telinga. Luncuran timah panas yang menembus kulit hingga membuat tumbang dalam sekejap membuat siapa pun pasti bergidik ngeri. Pertarungan yang selalu terjadi antara si penguasa dan ‘the sniper dragon’. Pria yang terkenal handal dalam melumpuhkan lawan dalam sekali tembak, membidik tanpa meleset sesenti pun dari target seharusnya ia tetapkan. Mata setajam elang itu selalu memicing garang menatap lawannya, menyeringai buas menanti lawan mundur hinggar lari terbirit. Ketakutan.

“tak bisakah kau menjadi anak yang manis, Dragon? Hanya menuruti perintahku, maka kau, adik,  serta sahabatmu akan selamat”

Ucap pria setengah baya. Pria yang dipanggil Dragon hanya mampu mendesis dibalik tembok besi, napasnya memburu menahan gejolak amarah yang mencuat hampir ubun-ubun. Walau dengan julukan penembak jitu sekalipun ia tak kan mampu melawan pria tua itu batinnya frustasi. Kekuasaan? Cih! Ia tak memiliki itu untuk bisa melawannya. Apalagi dengan keadaannya sekarang yang sama sekali tak berdaya, bahkan adik dan sahabat-sahabatnya kini entah dimana ia tak tau. Ia hanya bisa mendesah murka dengan keadaannya ini, dengan segala amarah dan putus asa ia keluar dari tempat bersembunyinya. Melangkah menuju pria tua yang kini duduk manis dengan senyum puas melihat wajah putus asanya. Dragon. Dalam hati ia hanya bisa menyumpah murka, berkata ‘suatu saat ia akan menghabisi orang dihadapannya ini’. Gigi yang begemulutuk hingga rahang yang menonjol dibalik kulit pertandaia dalam puncak amarahnya.

“wow…tatapan yang menarik” pujinya tulus. Pria setengah baya itu terkekeh melihat anak muda dihadapnnya ini menatap tajam kearahnya. Seolah tatapan itu bisa membunuhnya sekarang juga fikirnya.

“berhenti membual brengsek” teriaknya “katakana dimana adik serta para sahabatku? Sebelum benda ini menembus tengkorakmu”

Kesabarannya hampir limit. Menghadapi pria tua yang sampai sekarang hanya bermain-main dengan kesabarannya. Sial. Tidak kah ia melihat amarahnya yang hampir batas, dan sekarang ia harus mendengar bualan tidak jelas dari mulut sialannya itu. Andai ia bisa menghabisi orang ini, sudah ia lakukan sekarang juga, tapi ia tidak bisa melakukan itu, sebelum ia melihat adik serta sahabat-sahabatnya aman. Sungguh sial. Kenapa juga ia bisa kecolongan begini? Hampir pukul 01:00 dini hari saat ia menginjakan kakinya, setelah kepulangannya dari tugas rahasia. Apartemen miliknya sudah tak berbentuk. Ia hanya bisa berterik murka dan langsung berlari dengan kemarahan membara, karena ia sudah tau siapa orang dibalik kejadian itu semua. ‘Yang Hyun Suk’ pria tua dengan topi hitam yang tak pernah lepas dari kepalanya. Ketua dari YG. Inc. perusahaan yang bergerak dibidang teknologi, tak ada yang tau bahwa pria tua itu juga memproduk senjata secara ilegal. Dan sialnya ia mengetahui itu.

“jadi…bagaimana? Apa kau menerima tawaranku anak muda?”

“cih! Apa aku punya pilihan menolaknya pak tua?”

Mendengar nada bicara Dragon yang arogan, mau tak mau membuat ketua Yang terbahak. Ia hanya bisa menggut-manggut mendengarnya, karena apa yang dikatakan pria muda dihadapannya ini kebenaran. Bahwa tak ada pilihan lain selain menerimanya. Dengan santai pria bertopi itu bangkit dari posisi nyamannya, melangkah dengan aura angkuh menghampiri pria yang masih menatap tajam padanya. Menarik, buas seperti biasa fikirnya.

“baiklah…besok kau bisa memulainya anak muda. Tentang adikmu kau tenang saja, ia aman dan aku sudah mengirimnya untuk sekolah keluar negeri. Kau tau? Aku sebenarnya tak berniat melakukan cara kasar seperti ini, tapi apa boleh buat hanya ini caranya agar kau mau menerima tawaranku” ucapnya dengan nada lembut yang justru terdengar aneh bagi telinga Dragon.

“ Pulanglah! Mungkin ke-4 cecungukmu itu sudah menunggu dengan gelisah”

Ia tak habis fikir, apa sebenarnya yang ada diotak pak tua bertopi ini, ia bicara seolah sedang membantu sesuatu yang tak ia mengerti. Alisnya berkedut dalam tanda ia sungguh berfikir keras, mencoba mencari sesuatu dari pria tua dihadapannya. Kemarahannya sesaat yang lalu perlahan mereda berganti dengan kebingungan.

“apa sebenarnya yang kau inginkan pak tua?” tanyanya, membuat pria tua itu berhenti melangkah. Ia hanya tersenyum menanggapi, tanpa mau repot untuk menjawab, dirinya kembali melangkah. Meninggalkan Dragon dengan ribuan pertanyaan dibenaknya. Pria itu menggeram kesal menatap punggu yang semakin menjauh hingga menghilang dibalik tembok besi.

*

*

*

satu tahun kemudian…

gadis dengan perawakan mungil memberenggut kesal sambil melangkah dengan koper pink dalam genggeman. Mata hazel nya bergerak liar dibalik kacamata hitam yang bertengger dihidung bangirnya. Mencari orang yang katanya telah menunggu kepulangannya, tapi mana sampai sekarang pandangannya tak menangkap sosok siapa pun yang ia kenali. Bibir mungilnya mengerucut sebal. Dengan langkah kesal kaki mungilnya ia seret paksa hingga sampai diluar bendara mencari taksi yang bisa segera membawanya pulang kerumah ayahnya. Oh sial sekali fikirnya.

“seharusnya kau sedikit bersabar, Nona!”

Suara serak yang tiba-tiba berada disampingnya membut gadis mungil itu melirik bingung kearah pria yang menatap kearahnya. Siap dia? Apadia bicara padaku? Gadis itu hanya memasang wajah bingung dan cuek tak perduli. Lagian tampilan pria ini sungguh membuatnya takut, tanpa niat menyinggung ia perlahan melangkah menjauh, tapi sial. Langkahnya terhenti akibat pria menakutkan tadi mencengkram tangannya kuat.

“kau…sungguh tak sopan nona!” geram pria yang kini menatap tajam padanya. Ia dapat melihat mata onyx itu menatap kesal walau terhalang kacamata hitamnya. Pegangannya makin kuat saat ia meronta, mencoba melepaskan cengkraman kuat pada pergelangannya. Iameringis merasakan perih. Sungguh ia takut sekarang.

“s-siapa kau? Dan mau apa kau denganku?”

Ia merutuk kenapa suara yang keluar seperti kucing kejepit fikirnya. Dimana gadis garang yang bahkan bisa meninju wajah pria yang menggangunya? Apa ia meninggalkannya di London? Oh sial. Gadis itu hanya bisa mendesah pasrah dengan wajah memelas berharap pria dihadapannya ini mau melepasnya.

aigoo…kau membuatnya takut hyung” ucap pria yang entah siapa lagi ini fikirnya, bayangan ia akan diculik pun akhirnya menghampiri kepalanya. Tidak. Mana mungkin mereka mau menculik ku? Tapi jika fikirannya benar bagaimana? Apa yang harus ia lakukan untuk lolos dari orang-orang ini? aarghhhhh….kenapa disaat seperti ini otak cerdasnya sama sekali tak berfungsi? Teriak hatinya menjerit frustasi dan takut juga.

“lihat- kau sungguh membuatnya takut hyung”  pria yang dipanggil hyung itu hanya memutar mata malas menanggapi ocehan sahabatnya. Apa pedulinya fikirnya cuek. Pria yang terlihat lebih lembut dari yang satu membuat gadis itu sedikit bisa menarik nafasnya setelah dirinya dirngkul lembut jauh dari pria sangar itu. Tapi tetap saja pria ini maupun pria yang satunya sama-sama tak ia kenali.

“mari Sandara nuuna” ucap pria dengan kantung mata mirip panda itu, ia membimbing tubuh mungil itu dengan sopan menuju sebuah mobil jeep hitam meninggalkan pria yang kini menggerutu malas dibalakang walau ia juga melangkah mengekor sebenarnya. Aura angkuh tak pernah lepas dari sosok itu, lihat saja tingkahnya. Dua tangan yang bertengger nyaman dalam saku celanya dengan biru dengker itu, kaos oblong putih dipadu dengan jaket kulit senada dengan celana. Ditambah wajah garang itu terpahat sempurna. Tampan. Hah siapa pun yang melihatnya pasti berkata seperti itu, karena memang itulah adanya. Kulit putih, bibir tipis tapi sedikit tebal dibawah. Oh sexy. Mata setajam elang, dan hidung mancung. Sempurna ia pria dengan pahatan sempurna, apalagi lengan kokohnya itu pasti nyaman sekali dirangkul lengan kekar itu. shit! Apa yang kau fikirkan Dara. Ini bukan waktunya kamu mengagumi pria yang ada di depanmu ini, bukankah yng harusnya kamu lakukan sekarang bertanya siapa mereka? bukan memikirkan hal aneh seperti tadi. Bodoh.

Baru juga ia ingin membuka mulutnya. Bertanya. Dirinya sudah mendapat jawabannya dari pria yang kini telah mengenderai mobil melaju dengan kecepatan sedang.

“kau pasti ingin bertanya siapa kami?” ucapanya melirik dengan ekor matanya lalu kembali melanjutkan penjelasannya setelah melihat anggukan samar dari gadis mungil yang menatap curiga. Pria mata panda itu hanya tersenyum sekilas menanggapi “kami orang yang ditunggaskan menjemputmu oleh ayah anda. Dan perkenalkan aku Seungri, lalu pria kasar ini Jiyong- ah bukan Dragon” jelasnya. Gadis bernama Sandara itu hanya ber ‘oh’ cuek. Tak berniat bertanya lebih toh sudah dijelaskan bukan? Mereka orang suruhan ayahnya. Lalu apa lagi yang ia ingin tanyakan? Terlebih ia juga mengantuk, badannya seperti remuk. Sungguh lelah. Tidur sebentar mungkin bisa melonggarkan otot kecangnya. Hembus angina yang menyentuh pelan kulit wajahnya memberi kenyamanan, perlahan mata hazel itu terpejam sempurna. Dengkuran lembut semakin memberi tanda ia sungguh terlelap sempurna. Melihat itu sang sniper hanya bisa berdecak malas bergumam mencibir kelakuan gadis yang tengah terlelap.

*

*

*

Dalam sebuah ruangan dengan nuansa hitam, terdapat dua pria setangah baya duduk saling menghadap tengah bicara serius. Air muka keduanya sungguh tak bisa dibaca. Tak lama salah satu pria itu bicara. “kau yakin anak itu tak berbalik melawan suatu saat?” uajarnya. Ada nada ragu dalam ucapanya. Tapi orang yang ditanya hanya menenunjukan wajah datar, seolah ia juga menakutkan itu. ia mendesah berat, mengurut pangkal hidungnya yang entah kenpa terasa tegang. Pandangannya menerawang jauh, melupakan sosok lain dalam ruangan itu, tapi ia memang sudah memperkirakannya hanya tinggal menunggu waktu. Kapan yang mereka takutkan itu terjadi? Selama semua masih dalam tempatnya, ia tak perlu ambil pusing bukan?.

Ia lalu memandang sahabatnya ini dengan senyum ramahnya,seakan berkata ‘jangan pikirkan hal yang belum terjadi’. Sahabatnya itu hanya bisa mendesah dan berucap “baiklah- toh aku hanya berfikir hal terburuknya”.

“kapan anakmu kembali?” tanyanya pria dengan topi hitam itu, sengaja mengalihkan topik barusan. Sahabatnya ini memang selalu berfikir berat lebih awal, membuat suasana makin hancur dengan hal yang belum terjadi. Kadang ia bingung, pria ini kapan pernah berfikir lebih santai. Tidak pernah ia rasa, dalam segala pemikiran yang otaknya itu fikirkan pasti setselip kekhawatiran yang berlebih, seperti barusan.

“hari ini, dan ku rasa ia sudah berada dirumah sepertinya”

Jawabnya melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya. Pria bernama ‘Jinyuong’ itu menatap sosok yang tengah membelakanginya. Yang dipandang hanya menatap jauh keluar, dengan tangan bersedekap didada, seolah pemandangan diluar telihat menarik. Ia menyederkan punggungnya disofa empuk itu, sedikit merelekskan badan kakunya.

“kalau kau mau tidur dirumahmu bodoh”

Suara berat itu mengagetkan pria yang baru memejamkan matanya, ia melirik malas pada pria dengan topi menjengkelkan itu. Dengan malas ia pun bangkit dari posisi nyamannya, lalu melangkah meninggalkan pria yang menggeleng heran menatap kepergian sahabatnya itu. baru beberapa langkah pria itu melangkah setelah keluar dari ruangan ‘hyun suk’ ia berpapasan dengan orang yang menjadi salah satu topik dalam pembicaraan dirinya dan sahabat bertopinya. Ia tersenyum ramah menyapa anak muda yang malah menatap malas padanya. Ah! Ia tak menyukaiku batinnya. Ia pun menghentikan langkahnya dan berucap “ku rasa kau sudah mengantarnya dengan selamat? Terimakasih”

Tanpa perlu repot membalas ucapan itu, Dragon hanya mengidikan bahunya cuek, langkahnyapun tak ia hentikan. Sungguh sifat angkuh yang menarik. “lama-lama kau mirip si tua bertopi itu” gumam jinyuong menatap kepergian Dragon yang meliwatinya begitu saja. Setelah anak itu menghilang dibalik pintu, ia pun melangkahkan kakinya kembali.

“sekarang apa lagi ini pak tua?” Tanya Dragon mengagetkan pria separuh baya itu. “kau disini?” pertanyaan itu membuat Dragon mendengus jengkel. Dia butuh jawaban, bukan pertanyaan batinnya jengkel. Melihat wajah malas Dragon, pria tua itu akhirnya bangkit dari meja kerjanya beralih kesofa tampan anak muda dengan wajah muram.Ia menepuk pelan pundak pria yang sudah ia anggap anak sendiri ini lalu duduk disampingnya, tanpa perduli tatapan tajam dari pria yang tengah ia rangkul nyaman.

“jangan berlagak, kita akrab pak tua” ujarnya tajam, tapi sayang ucapan kasar itu sudah tak mempan bagi pria bertopi itu. ia merasa ucapan tajam yang keluar dari mulut Dragon itu sangat manis. Ah! Mungkin ia sudah tidak waras. Ia terkekeh geli, memandang anak muda dalam rangkulannya ini, biar ucapan yang dilontarkan begitu tajam, tapi lihatlah pria itu tak pernah menepis rangkulannya. Dasar anak muda labil fikirnya. Perlahan wajah ramah tadi berubah serius, membuat Dragon mengeryet bingung.

“kau harus menjaga Sandara Park. Ia putrinya Park Jin Yuong, yang kalian jemput tadi dibendara. Tak lama setelah urusan kami di Jepang selesai maka kau bisa lepas dari mengawal gadis itu”

“hah merepotkan sekali” ucapnya mulai muak dengan keadaan yang semakin membuatnya bingung. Tapi ini mengungtungkan baginya, melalui gadis itu ia bisa mencari sesuatu yang lebih untuk memperkuat spekulasinya selama ini. bagaiklah, tidak buruk fikirnya. Segaris seriangai tercipta disudut bibirnya.

TBC

Bagaimana…apakah ceritanya menarik?

Ku harap sih kalian pada suka, hehehe J

Dan ah iya…aku minta maaf untuk ff yang lain

Padahal ff yang lain belum kelar udah berani aja ngepost cerita lain L

Dasar mita…tapi tenang yang Destiny udah dirangkai kok J

semoga dalam waktu dekat bisa aku post… :p

Dan ne cerita rencananya bakalan aku post seminggu dua kali 😀

 

8 thoughts on “SNIPER [Chap. 1]

  1. he..he jenong turun pangkat dr sniper jd baby sitter untung yg di jaga cantik😁gak sabar aksi jenong dlm tembak menembak berikut’y udah kek lucky luke gak yg mampu menembak secepat bayangan’y sndr😅next wae bray😀😀

  2. Emang jiyong bisa nembak? Gak deng canda,kekeke.
    Dasar kasar parah, awas aja ntr malah cinte ya sma dara.
    Nxt chp ditunggu^^

  3. Pas awal cerita ada bang bang bang nya kirain lagi nyanyi ekh ternyata suara tembakan???
    Dr pada jadi babysiter dara mnding jd babysiter aku aja,, q janji akan jd anak baik kok
    Hahaha
    😂😂😂😂

  4. aku jadi bingung sbnarnya jidi itu sniper atau baby sitter duhh kasian jagain anak orang, muka sangar gtu malah jadi baby sitter bisa2 jantungan trus si dara wkwk untung yg dia jagain wanita cantik calon istrinya nnti wkwkw :D. bagus kokk critanyaa aku syukaakk, lanjutinnn

  5. Wah awal yg menarik sijenong jadi bodyguardnya babygirl…. kira” apa sih yg diinginkan hyunsuk dari jiyong dan apa ini jg ada hubungannya dengan dara next chap ditungguin ya kak sm ff yg lainnya jangan lupa hehehe….

Leave a comment