Hello, My Baby Girl [Chap. 6]

Hello My Baby Girl Cover

||Hello, My Baby Girl ||Chaptered||Romance, friendship, and other||Teen||Kwon Jiyong (G- Dragon), Sandara Park (Dara), Mizuhara Kiko||Sang Hyun Park, 2ne1 Member, Big Bang Member, Winner Member and other||

.

.

.

.

.

.

Ji Ri Story ©2014

.

.

Happy reading and sorry for typo^^

.

.

 

***

 

Temui aku di restoran Summer Hotel, besok malam Kiko Mizuhara.

“Kau akan menemuinya?” tanya Jiyong, setelah ia melihat pesan singkat dari Kiko untuk Dara.

Dara mengedikkan bahunya di pelukan Jiyong. Kali ini mereka tengah mengahabiskan malam di hari ketiga tahun 2015, di atap gedung YG Entertainment. Hanya berdua.

Angin musim dingin menerpa tubuh keduanya. Merasuk hingga ke tulang, walaupun tubuh mereka sudah memakai pakaian berlapis dua dan dibalut dengan jaket tebal.

Meski mereka sudah berada di atap selama lebih satu jam, mereka sama sekali tidak terganggu dengan suhu dingin di atas ketinggian.

“Ji,” panggil Dara. Yang dipanggil hanya bergumam sembari menundukkan kepalanya.

“Apa saja yang kau lakukan saat itu bersama Kiko?” tanya Dara yang justru membuat hatinya kembali merasakan nyeri.

Jiyong mengembuskan napasnya dengan kasar. Ia merasa jengah dan enggan menjawab pertanyaan yang selalu mengaitkan dirinya dengan Kiko. Tetapi kali ini yang bertanya adalah Dara, wanita ketiga yang paling penting dalam hidupnya setelah eomma dan noonanya.

Jiyong mengeratkan pelukannya, merengkuh tubuh Dara dengan kedua tangannya. Kemudian ia mengelus lembut pipi Dara, sebelum akhirnya menjawab, “Malam itu saat di Itaewon, aku diajak beberapa teman masa kecilku untuk makan malam di sana.”

Jiyong berhenti sejenak, lalu menatap Dara yang mendongakkan kepala dan menatapnya dengan tatapan aku-ingin-tahu.

“Di sana kami bertemu dengan Kiko. Salah satu temanku mengajaknya untuk bergabung, aku sedikit risih, tapi mau bagaimana lagi.” Jiyong tersenyum hambar. Dalam hati ia sedikit risih menceritakan hal ini kepada Dara, karena secara langsung maupun tidak ia sudah kembali menorehkan luka di batin Dara.

“Lalu?”

“Kau tahu sendiri. Bukankah saat itu kau melihatnya.?” pertanyaan Jiyong membuat Dara sendikit membuat jarak. Namun pandangannya tetap ke arah Jiyong.

Dara sedikit salah tingkah, saat mengingat kejadian malam itu. Saat dirinya dan Sang Hyun berkunjung ke salah satu restoran di Itaewon pada tengah malam. “Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Dara keheranan. Ketika itu Dara tidak terlalu terlihat saat memergoki Jiyong bersama Kiko. Ia dan Sang Hyun berada di restoran yang berseberangan dengan bar tempat Jiyong dan teman-temannya, termasuk Kiko.

Jiyong terkekeh pelan sembari membenarkan posisi duduknya. “Aku melihatmu. Bahkan saat kau baru keluar dari mobil bersama Sang Hyun.” jawab Jiyong.

“Tapi bagaimana paparazzi bisa memergoki kalian?” tanya Dara begitu penasaran. Ia memposisikan tubuhnya di samping Jiyong, dengan menekuk kedua kakinya lalu memeluknya. Meletakkan dagunya di atas lutut.

“Kiko yang mengundang mereka.”

“Apa?!” pekik Dara. Ia tahu bahwa Kiko sangat licik. Tetapi Dara tidak menyangka jika Kiko akan melakukan hal segila ini.

Jiyong mengedikkan bahu. “Begitulah kenyataan yang aku tahu dari Sajangnim.”

Sajangnim?” Dara memiringkan kepalanya, menatap Jiyong dengan mata dipincingkan karena semakin penasaran dengan cerita Jiyong.

“Ya, diam-diam Sajangnim menyewa seseorang untuk menyelidiki kasus menyebarnya foto-fotoku bersama Kiko. Dan hasilnya, ia mengumpulkan bukti-bukti bahwa Kiko bersekongkol dengan beberapa paparazzi.” jelas Jiyong.

Dara mengangguk paham, lalu bertanya, “Lalu bagaimana dengan sandiwara tiga bulan kalian?”

Jiyong ingat, bahwa ia sama sekali belum menceritakan perihal dirinya yang sudah membatalkan perjanjian konyol itu. “Aku bersikeras untuk membatalkannya.”

Jiyong menunda kelanjutan ceritanya. Menunggu reaksi dari kekasih “Noonanya” yang berwajah seperti gadis remaja di sampingnya ini.

“Lalu, apa Kiko setuju?”

Jiyong tersenyum. Lalu sedikit menggelengkan kepalanya. “Dia setuju jika aku mau menemuinya di Summer Hotel besok malam. Sepertinya ini sebuah jebakan.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya Dara sedikit gelisah. Ia mengigit kuku-kuku jarinya. Jujur saja, meski ia tidak takut dengan Kiko, tetapi tetap saja ia merasa khawatir dengan apa yang akan dilakukan gadis Jepang itu.

“Kau tak perlu khawatir, biar aku yang memikirkan hal itu. Kau cukup datang ke hotel itu.”

“Hah?”

***

“Sang Hyun, apa kau bisa mengantarku?”

Sang Hyun yang sedari tadi fokus menonton acara televisi kesayangannya, mendongakkan kepala sedikit ke belakang. Tepat pada saat itu ia melihat noonanya berdiri dengan anggun. Gaun malam berwarna hitam yang panjangnya hanya selutut, terlihat sangat pas di badan mungil Dara.

Noona mau ke mana?” tanya Sang Hyun sembari mengerjap-erjapkan matanya. Berusaha meyakinkan pandangannya apa yang ada di depannya saat ini. Dara dengan make up tipisnya terlihat sangat cantik. Ditambah rambut panjangnya yang disanggul ke atas dan menyisakan beberapa helai yang menggantung bebas. Terlihat sangat sempurna.

“Ada teman yang mengundangku makan malam, kau bisa mengantarku, kan?”

Sang Hyun mengangguk. “Baiklah, aku akan mengantarmu, Noona.”

Dara tersenyum mendengar jawaban Sang Hyun. Setelahnya ia memakai mantel tebal berwarna cokelat untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin di luar.

Sang Hyun mengantar Dara menggunakan mobil Audi hitam miliknya. Sang Hyun keheranan saat Dara memintanya untuk mengantarnya. Biasanya jika Dara malas untuk keluar dengan mengemudikan mobil sendiri, ia akan pergi menggunakan taksi.

“Apa aku perlu menunggu Noona?”

Dara menolehkan kepala saat tangannya hendak membuka pintu penumpang mobil Sang Hyun, ketika mereka sudah sampai di tempat tujuan hanya dalam waktu lima belas menit. “Tidak perlu. Aku bisa pulang naik taksi.”

Setelah itu Dara benar-benar keluar dari Mobil dan berjalan dengan anggun memasuki lobi hotel.

Ketika Dara sudah menghilang dari pandangannya, Sang Hyun kembali menggerakkan mobilnya. Ia mengarahkan mobilnya munuju area parkir hotel. Sang Hyun merasa curiga dengan Dara. Ia penasaran siapa yang mengundangnya makan malam. Apa itu Jiyong? Tetapi kalau itu Jiyong yang mengundang, noonanya pasti akan mengatakannya tanpa perlu ditanya.

Sang Hyun menekan tombol di remote keamanan mobilnya. Setelah itu ia mengambil langkah lebar menuju lift yang tersedia di dekat area parkir. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti, ketika telinganya menangkap suara gemerisik tak jauh dari tempatnya sekarang. Tepatnya di balik punggungnya.

Awalnya Sang Hyun tak peduli. Tapi…

“Aku tidak mau!”

“Hei, ini perintah dari Jiyong Hyung! Senior kita.”

“Tidak―”

“Kalian sedang apa?”

***

Kalimat Mino seolah menguap, ketika ia mendapati ada seseorang dengan tubuh tinggi berdiri di hadapannya.

Bukan hanya Mino, keempat member Winner juga terkejut mandapati orang asing yang secara mengagetkan datang di hadapan mereka.

“Kau siapa?” Tae Hyun membuka suara, ketika para hyungnya masih sibuk dengan keterkejutannya dengan mulut menganga.

Orang itu tak lantas menjawab. Ia justru merendahkan tubuhnya, lalu menatap kelima member Winner satu-persatu. “Kalian sedang apa?”

“Kau tak menjawab pertanyaanku.” tukas Tae Hyun. Ia berdiri dari posisinya, yang sedari tadi berjongkok di samping mobil Seung Hoon bersama member lainnya.

Kelima member Winner datang ke Summer hotel untuk menjalankan tugas dari Jiyong, senior mereka di YG Entertainment. Mereka menyebut tugas ini dengan misi rahasia. Namun sayang, Mino enggan ikut andil dalam misi ini. Karena menurutnya misi ini bisa menghancurkan karir Winner.

“Apa kedatangan kalian ke sini ada hubungannya dengan Dara Noona?”

“Kau kenal dengan Dara Noona?” Seung Yoon terkejut. Ia merasa seperti pernah mendengar suara orang asing ini. Tapi di mana ia pernah mendengarnya?

“Kau Thunder bukan?” Seung Hoon maju selangkah. Ia yang berada tepat di depan orang asing yang ia curigai bernama “Thunder” menyipitkan mata. Orang asing ini wajahnya tidak terlihat jelas, lantaran posisi tubuh tingginya yang membelakangi penerangan.

“Ya, aku Thunder. Tapi panggil aku Sang Hyun saja.” jawab orang asing itu datar.

Kelima member Winner menghela napas lega dengan sebelah tangan mengusap-usap dada.

“Kukira paparazzi.” sahut Mino kegirangan.

“Apa yang kalian rencanakan?”

Kelima member Winner kembali terkejut. Mereka berlima gelisah secara bersamaan. Mereka takut jika membocorkan misi rahasia akan berakibat fatal, atau mungkin gagal.

“Itu―” Mino hendak membuka suara, namun sebelum itu terjadi Seung Hoon dengan cepat membungkam mulutnya.

“Tidak Hyung, kami tidak merencanakan apa-apa.” sahut Seung Hoon, agar Thunder atau Sang Hyun tidak curiga dengan mereka. Bisa-bisa mereka mendapat peringatan lagi dari CEO YG.

Sebelah alis Sang Hyun terangkat. “Begitu, ya? Padahal aku mau ikut bergabung jika kalian memiliki permainan seru malam ini.”

Member Winner saling berpandangan. Kecuali Mino. Ia berdoa dalam hati, semoga malam ini segera berakhir dan ia segera terbebas dari misi rahasia gila ini.

Setelah menimang-nimang, sebagai seorang leader Seung Yoon memutuskan, “Ya, kita memiliki misi rahasia untuk mengacaukan makan malam Jiyong Hyung dan Kiko.”

Senyum lebar terkembang di bibir Sang Hyun. “Mari kita saling bekerja sama.”

***

Dara mulai memasuki restoran yang terletak di lantai paling atas gedung Summer hotel. Ia berjalan menuju bagian tengah restoran. Nuansa restoran bergaya Eropa klasik sangat kental, terlihat dari meja-meja bundar yang tersusun rapi dan dilapisi taplak berwarna putih tanpa motif, lilin-lilin yang di letakkan di meja, dan beberapa lukisan besar yang di pajang di beberapa sudut restoran. Begitu juga dengan langit-langit restoran yang sengaja dilukis dengan gambar khas penduduk Eropa zaman kuno.

Saat langkah kaki Dara semakin mendekati meja yang terletak di dekat jendela, ia tersenyum. Ia melihat seorang lelaki yang mengenakan kaus putih polos yang dibalut jas hitam, tengah duduk bersama dengan seorang wanita dengan gaun malam tanpa lengan. Dara tertawa sinis melihatnya.

“Maaf jika aku terlambat.”

Kedua orang itu menoleh ke arah Dara. Salah satu dari mereka, yang Dara kenal sebagai Jiyong yang tak lain kekasihnya, tersenyum manis menyambut kedatangannya. “Aku menunggumu sedari tadi, Babe.”

Tanpa merasa malu, Jiyong berdiri dari duduknya dan mencium bibir Dara secara singkat. Membuat wanita yang berada di kursi seberangnya merasa otaknya mendidih.

“Apa kabar, Kiko?” sapa Dara agar terlihat akrab.

Wanita yang dipanggil Kiko cepat-cepat berdiri dari duduknya. Bibirnya tertarik ke belakang membetuk sebuah senyuman, yang terlihat mengejek di mata Dara. “Kabarku baik. Eonni sendiri?”

Dara merasa geli dipanggil eonni oleh gadis Jepang itu. Terlebih dengan dialek bahasa Korea yang diucapkannya, terdengar lucu.

“Seperti yang kau lihat.”

Kiko tersenyum ramah. “Oh iya, silakan duduk Eonni.”

Kiko dan Jiyong tanpa diduga menarik kursi yang sama untuk Dara. Sebelah alis Dara terangkat melihatnya. Merasa heran dengan tingkah keduanya. Jiyong rerlihat biasa saja, tapi tidak dengan Kiko. Dia terlihat gugup. Tetapi Dara yakin, dari wajah gadis itu terselip rasa cemburu dan ingin menghancurkan hubungan Dara dan Jiyong. Walaupun berperasangka buruk terhadap orang lain adalah hal yang tidak baik, Dara tidak bisa memungkiri hal itu.

“Aku sudah menunggu kedatangan Eonni sedari tadi.” kata Kiko, ketika Dara sudah duduk di kursinya yang lebih dekat dengan Jiyong.

“Oh ya? Maaf untuk keterlambatanku.” balas Dara. Jika memang Kiko merencanakan sesuatu untuk acara makan malam ini, Dara tak akan tinggal diam. Dara akan menghancurkan rencananya. Terlebih jika rencananya untuk mengancurkan hubungannya dengan Jiyong.

Babe, kau datang ke sini sendiri?” tanya Jiyong.

Dara menggeleng. “Tidak. Tadi Sang Hyun yang mengantarku.”

Jiyong tersenyum mendengarnya. Digenggamnya sebelah tangan Dara dengan menautkan jari-jarinya. Jiyong dan Dara saling berpandangan dan tersenyum satu sama lain. Mereka berdua seolah lupa jika ada orang lain yang sedang bersama mereka.

Kiko berdeham.

“Oh, maaf.” ucap Dara, ia merasa tidak enak dengan Kiko. Ia segera melepasakan tangannya dari genggaman Jiyong. Namun lelaki itu justru semakin erat menggegam tangannya. Jiyong tak akan membiarkan tangan Dara terlapas dari genggamannya begitu saja.

Dara mendengus. Tak seharusnya Jiyong berperilaku berlebihan di depan Kiko. Ini malah akan memancing emosi Kiko, dan menghancurkan misi rahasia yang Jiyong rencanakan. Meski Dara sendiri tidak tahu jelas apa misinya.

Eonni, aku sudah memesan minuman dan makanan untukmu.” ucap Kiko. Ia tersenyum lembut yang sengaja ia buat-buat. Sama sekali tidak tulus. Dalam hatinya ia memaki wanita yang lebih tua darinya itu. Dan ia sengaja memanggilnya “eonni“, agar dia merasa jika usianya tidak pantas untuk Jiyong.

“Oh, kau baik sekali, Kiko.” puji Dara.

Jiyong mendecih tak suka, ketika Dara mengatakan itu. Bagaimana mungkin Dara memuji gadis yang hampir menghancurkan hubungan mereka.

“Omong-omong, hubungan kalian semakin baik. Apa sudah ada kemajuan?” tanya Kiko sembari menyesap anggur di gelas berkaki yang ia pegang. Pertanyaan itu membuat hatinya bergemuruh, tapi ini salah satu dari rencananya untuk menghancurkan hubungan mereka.

“Tentu.” jawab Jiyong dan Dara secara bersamaan.

“Oh,” desis Kiko. Kenapa mereka menjadi kompak sekali? Pikir Kiko.

“Kau sendiri, apa sudah menemukan seseorang yang cocok?” tanya Dara, yang membuat Kiko tergelak.

Kiko sedikit gelapan saat menjawab, “Ah, itu… belum, mungkin aku akan fokus dulu dalam karir.”

Dara tersenyum. Sedangkan Jiyong mendumel dalam hati, ia ingin sekali makan malam ini segera berakhir setelah….

Misi rahasia?

Jiyong teringat misi rahasianya bersama member Winner. Kemana mereka? Kenapa belum beraksi?

“Ji, kau mencari siapa?” tanya Dara, ketika melihat tingkah aneh Jiyong.

Jiyong yang sedari tadi mengarahkan kepalanya ke segala penjuru sudut restoran, kini beralih menatap Dara. Ia tersenyum. “Tidak ada, Babe. Takut saja ada paparazzi di antara pengunjung.”

“Memangnya kenapa jika ada paparazzi?”

Dara dan Jiyong beralih menatap Kiko. Lalu Jiyong menjawab, “Aku akan mengatakan kepada mereka jika aku akan segera menikah dengan―”

“Aww…”

 

 

 

 

To be continue…

.

.

.

Sebelumnya aku mau minta maaf atas keterlambatan chapter ini. Karena selain sibuk dengan kerjaan dan UAS, aku juga belum bisa move on dari berita JiKo. You know lah, sii mbak itu kelakuannya mekin aneh-aneh. Sebenarnya ff ini hanya sampai chapter 7. Tapi setelah kupertimbangkan akan aku tambah lagi chapternya. Kamsahamnida. Don’t

 

 

<<back next>>

22 thoughts on “Hello, My Baby Girl [Chap. 6]

  1. mino-ya … jaim amat … bwaahahahahaa
    member winner seketika berubah jadi marmut disini …
    polossnya xD
    apalagi seung yoon, babo LOL
    tp seru klo mereka karakternya kaya gini … ceritanya jadi ada lucunya, ngga tegang teganh bgt ..
    kkkk

Leave a comment