Marriage Bloody [Oneshoot]

mb5

Author : Cyscha
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong, Choi Seunghyun
Support Cast : Lee Chaerin, Park Bom, Gong Min ji, Lee Seunghyun

…Happy Reading…

Minzy menatap sosok dihadapannya dengan dingin.

“Aku mencintaimu!” Minzy memberanikan diri membuka obrolan. Tapi hanya dengusan yang tertangkap oleh pendengarannya. Mendapat jawaban begitu membuat Minzy kalap.

“Apa kau ingin dia tau semuanya dari mulutku?” Ancam Minzy. Dan kali ini mendapat tanggapan serius.

“Kau pikir aku tertarik? Itu tidak membuatku mundur.” Pria itu menyeringai. Sebuah ancaman yang diabaikan rupanya membuat minzy meradang.

“Aku akan membuat semua rencanamu gagal! Meskipun aku membenci Sandara tapi dia harus tau kebenarannya yang terjadi!” Mata sipit Minzy seolah menghilang ketika senyum sinis menghiasi wajahnya.

“Sayangnya itu tidak akan pernah terjadi.” Bagai kilat gerakan tangan pria itu menyelinap dan membuat sebuah tusukan yang bersarang tepat di perut Minzy.

“Maafkan aku. Kau tidak berguna sama sekali!” Sebuah tarikan dari pisau tersebut membentuk robekan. Darah segar merembes membasahi baju Minzy. Matanya melotot saat tubuhnya ambruk ke lantai.

***

Desau angin sore mempermainkan daun kering hingga bertebaran ke berbagai arah. Dara berdiri salah 1 sudut jalan menunggu kekasihnya menjemput.

Hari sudah berganti. Matahari telah bersembunyi malu-malu hingga hanya meninggalkan rona jingga diufuk barat. Dara melirik arloji dipergelangan tangan kirinya. Nafasnya tertahan saat melihat jarum jam sudah menunjukkan hampir pukul 18.00. Kecemasan tersirat diwajahnya.eonninya akan marah besar jika dia pulang lewat dari jam 6 sore.

Dara memutar arah berlawanan berharap Seunghyun muncul dari arah yang lain tapi saat itulah matanya menangkap sosok pria berjalan perlahan menuju tempatnya berdiri.

Dara mematung seolah terhipnotis pada sosok yang kini tengah memperhatikannya dibalik jubah hitam panjang yang menutupi seluruh tubuh serta wajahnya. Sosok yang sering kali terlihat beberapa hari ini. Seolah-olah dia mengikuti kemanapun Dara pergi.

Tin Tin Tin…

Klakson mobil mengagetkannya. Dara menoleh kebelakang nampak mobil Seunghyun sudah berada beberapa meter darinya.

“Masuklah! Ini sudah terlalu sore.” Seunghyun berseru dari dalam mobil.

Dara mengangguk dan segera bersiap menuju mobil Seunghyun tapi dia menyempatkan melihat kedepan mencari sosok berjubah yang sedari tadi memperhatikannya. Tapi matanya tak menangkap apa-apa. Sosok itu lenyap.

‘Mungkin aku berhalusinasi’ begitu pikirnya. Dia bergerak cepat masuk kemobil.

***

“Dara, kau benar-benar tidak tau jam! Harusnya kau pulang lebih awal. Jangan menunggu Seunghyun kalau harus membuat menunggumu selama itu.” Bom berkata dengan suara berat. Sejak Seunghyun mengantarkannya dia sudah menunjukkan kemarahan pada adik semata wayangnya itu.

“Kau akan menikah Dara dan tidakkah kau tau calon pengantin mempunyai aroma yang disukai mahluk dari dimensi lain?” lanjut Park Bom masih dengan nada suara yang sama. Dia satu-satunya keluarga Dara yang berjuang menggantikan Appa dan ummanya dalam menjaga Dara. Appa dan umma Dara meninggal 7 tahun yang lalu dalam sebuah kecelakaan tunggal.

“Mianhae eonn..” Dara menundukkan wajahnya. Tidak ada respon. Dara memutuskan pergi kekamarnya.

Ada keganjalan yang terjadi semenjak Seunghyun resmi melamar Dara 6 bulan yang lalu. Dara merasa ada orang lain yang senantiasa membuntutinya bahkan ketika dia dirumah. Tapi siapa? Mereka hanya berdua dirumah ini.

***

Pagi cerah seolah menyambut Dara yang tengah berlari-lari kecil menuju kantornya. Hari ini dia begitu senang saat Seunghyun mengantarkannya dengan membawakan sebuket mawar.

Langkah ringan Dara terhenti saat dia melihat sosok yang sama dengan yang dilihatnya sore kemaren berdiri tak jauh dari kantornya. Dara mengedipkan matanya. Dan sosok itu lenyap tak berbekas.

“Dara.” Dara terlonjak kaget saat merasakan tepukan dibahuku. Chaerin dan seungri berada tepat dibelakangnya. Sikembar yang menjadi sahabat Dara 1 tahun belakangan.

“Hari ini kami akan melayat Minzy. Kau mau ikut?” Seungri berucap dengan nada sedih. Mulut Dara terbuka.

“Minzy? Meninggal?” mata Dara mengerjap beberapa kali. “Katakan kalian berbohong. Baru kemarin aku bertengkar dengannya.” Dara tak percaya. Minzy adalah salah 1 rekan kerja yang tak pernah bisa menganggap pekerjaannya benar. Segala sesuatu yang dikerjakan Dara terlihat salah dimata gadis itu. Entah alasannya apa. Minzy seperti tidak menyukai Dara sejak pertama mereka bertemu. Dan beberapa kali Minzy mencoba menyabotase pekerjaan Dara demi menyingkirkankan gadis itu. Alasannya tidak lain dan tidak bukan karena Seunghyun mantannya.

Flashback

“Eonnie..” Minzy berteriak sembari melempar berkas yang baru saja diserahkan Dara ke Minzy.

“Hasil kerjamu benar-benar payah. Apa itu? Tulisanmu tidak layak dimuat.” Ketus Minzy dan berlalu meninggalkan meja Dara.

Flashback End

Bekerja disalah 1 media cetak membuat Dara kewalahan. Terkadang dia harus keluar menjadi reporter atau dia akan bertugas mengisi sebuah rubrik untuk menjalah yang akan diterbitkan.

“Kematiannya tidak wajar. Dia berlumuran darah diruangannya sore kemaren. Tak ada yang melihat pelaku. Karena posisi kantor sudah sepi karena pergantian shift.” Seungri menjelaskan. Dara memasang tampang ngeri.

“Dia dibunuh! Tapi siapa pelakunya?” Chaerin bertanya seolah pada dirinya sendiri. Dara menggeleng tak berminat untuk menebak siapa pembunuh yang begitu kejam. Meskipun dia membenci Minzy tapi jika harus membunuh Dara tidak akan bisa. Membunuh semut saja tidak mati bagaimana bisa membunuh manusia?

Sebelum Seungri dan Chaerin kembali berucap Dara sudah bergerak meninggalkan sikembar karena perasaannya yang mulai tidak enak.

***

Flashback

“Dia sudah mati Dara! Berhenti meratapinya!” Seunghyun merangkul bahu Dara yang meraung. Kehilangan sosok yang begitu dicintai membuat separuh jiwanya seolah ikut mati.

“TIDAK! JIYONG TIDAK PERNAH MENINGGALKANKU” Dara berteriak. Tangannya menggenggam erat ujung gaunnya. Hari ini hari pernikahannya. Hari istimewa tapi kenapa semua berubah begitu menyakitkan? Jiyong meninggal diperjalanan menuju gereja tempat dilangsungkannya pemberkatan pernikahan mereka.

Mobil Jiyong terbakar. Sopirnya juga ikut meregang nyawa bersama Jiyong. Mayat Jiyong hangus bersama dengan mobil itu.

“Kau harus merelakannya, D.” bisik Seunghyun menarik Dara kedalam pelukannya. Dara memberontak mencoba melepaskan diri.

“TIDAK!” Dara menjerit histeris. Bahkan saat Seunghyun mencoba menenggelamkan tubuh gadis itu kedalam pelukannya.

Disudut lain berdiri gadis berambut pendek menahan desakan airmatanya melihat pemandangan itu. “Aku tau yang terjadi. Dan kau dalang dari kekacauan ini.” Desisnya menyeka rintik air yang menetes dari matanya.

Flasback End

***

Buliran bening turun membasahi pipi tirus Dara. Tangannya memegang figura kecil yang memajang foto cinta masa lalunya. Jarinya bergerak mengelus perlahan foto itu.

“Besok aku akan menikah, aku yakin kau akan ikut bahagia dengan pernikahanku karena aku menikah dengan kakakmu. Orang yang selalu melindungiku semenjak kepergianmu. Aku tidak memilih orang yang salahkan?”

Dara berbicara seolah-olah Jiyong mampu mendengarnya. Senyum tipis terukir dibibir mungilnya. Ada perasaan sakit dan lega. Mencintai Seunghyun adalah suatu keharusan meskipun hatinya masih belum bisa menerima. Tapi mulai besok Dara harus siap mencintai Seunghyun sepenuhnya.

Kejadian itu sudah berlalu setahun yang lalu,namun kenangan akan Jiyong tidak pernah memudar. Dia masih terlalu mencintai Jiyong meskipun sekarang Seunghyun kakak kandung Jiyong mampu merebut sudut lain disisi hatinya. Dan dengan setengah perasaan bersalah Dara menerima lamaran Seunghyun.

TING TONG

Suara bel mengejutkan Dara. Dengan terburu-buru tangan mungilnya bergerak menghapus sisa airmatanya.

“Eonnie..” Dara berteriak memanggil Bom berharap eonnienya mau membukakan pintu. Dara merasa enggan keluar dari kamar. Tapi ketika tak ada respon dari sang kakak Dara memaksakan diri untuk keluar membuka pintu.

***

“Kau?” Bom menyipitkan matanya. “Aku tau obsesimu! Suatu saat aku akan membongkar semuanya!” meski sudah ketakutan. Tapi Bom berusaha tetap tenang. Pria yang kini dihadapannya pria licik yang berambisius. Dia akan melenyapkan apapun halangannya. Dan sekarang Bom tengah berada diujung kematiannya.

“Apa yang kau tau?” Pria itu tersenyum sinis. Dia bergerak perlahan mendekat kearah Bom. Bom yang tau apa yang akan terjadi bergerak mundur mengantisipasi.

“Ka-kau..”

Mata Bom membelalak. Kata-katanya terputus. Sebuah pisau telah merobek perutnya. Bibirnya bergerak tanpa suara.

Senyum jahat tesungging dibibir pria tersebut. “Yang kau tau selamanya hanya kau yang tau! Bawalah rahasia ini bersamamu dalam kematian.” Bisikan terakhir yang mampu didengar Bom sebelum rohnya berpisah dari raganya.

***

END!

Dara meremas kertas yang dia temukan didepan pintu rumahnya. Kertas yang terbungkus rapi dalam sebuah kotak merah berisi kelopak mawar dengan kertas bertulisan kata ‘End’ dari tetesan Dara.

Dara merasakan tengkuknya dingin. Matanya berkelana menyusuri seluruh sudut halaman rumah kecilnya untuk menemukan siapa pengirim kotak misterius tersebut.

Lagi! Dara mendapati sosok berjubah itu dibawah pohon didepan pagar rumahnya. Dari kegelapan Dara bisa menangkap sorot mata pria itu. Sorot mata yang berhasil membuat seluruh bulu ditubuhnya berdiri.

‘Diakah pengirim kotak ini?’ Dara membatin. Saat pikirannya mulai menerawang sosok itu bergerak perlahan meninggalkannya.

Diluar kendali kaki Dara mulai membentuk langkah-langkah kecil untuk menyusul sosok itu. Terus dan terus Dara berjalan mengikutinya hingga tubuhnya menegang merasakan sebuah sentuhan lembut dibahunya.

DEG!

***

Jantung Dara seolah berhenti berdetak. Aliran darahnya seperti berhenti. Dara memejamkan matanya menahan nafas, siapapun dibelakangnya Dara berharap dia bukan orang jahat.

“Hei babe.. Apa yang kau lakukan?” Dara bernafas lega saat mendapati Seunghyun dibelakangnya.

“Hufftt…” Dara menghela. Dia menoleh kearah Seunghyun lalu menggeleng.

Kening Seunghyun berkerut.”kau mencari apa?”

“Tidak ada. Aku hanya sedang mencari udara segar.” jawab Dara singkat. Dia menggamit lengan Seunghyun untuk mengikutinya masuk kerumah.

Perasaan Dara semakin berkecamuk memikir sosok berjubah yang sering terlihat olehnya diberbagai tempat. Apa yang dia inginkan? Kenapa sosok itu selalu mengikutinya?

***

“Sebentar aku buatkan teh hangat.” Dara melangkahkan kakinya kedapur. Saat kakinya berjalan beberapa langkah memasuki area dapur. Matanya menangkap sosok Bom yang sudah terbujur kaku dengan perut terkoyak.

Jeritan histeris Dara menggema. Membuat Seunghyun berlari secepat kilat menuju dapur. Ketika mendapati Dara yang mematung didepan mayat Bom Seunghyun secepat kilat mengamankan gadis itu.

“Bomie eonnie.” desis Dara pelan. Pandangannya mengabur. Pertahanannya melemah saat Seunghyun mengeratkan pelukannya.

“D, tenanglah!” Seunghyun tersenyum sambil mengelus rambut Dara. “Aku akan mengirim-mu dengan tenang menyusul mereka!” Seunghyun berbisik parau ketelinga Dara.

Dara tersentak. Dia melepaskan diri dari pelukan Seunghyun dan mencari bola mata pria itu.

“Ma-maksudmu?” Dara terbata-bata. Sementara Seunghyun mulai tertawa kecil melihat reaksi Dara.

“End! Inilah waktunya semua berakhir!” nada suara Seunghyun berubah berat. Matanya menatap tajam Dara membuat gadis itu bergidik ngeri.

“Ka-kau?” Dara merasakan suaranya tenggelam. Dia tak bisa mengucapkan apa-apa. Lidahnya kaku.

“Iya. Aku yang membunuh Minzy,Bom dan Jiyong!” Teriak Seunghyun kalap. Dia melotot kearah Dara membuat nyali Dara benar-benar ciut.

“Ta-pi kenapa?” Dara merasakan matanya memanas. Sebuah senyum sinis terukir dibibir Seunghyun.

“Kenapa?? Haruskah kujawab?? Dan apakah kau bisa mengerti?? Kalian semua tidak mengerti!!” Seunghyun menarik paksa tubuh Dara dan menyeretnya kearah mayat Bom.

“Dia!” Seunghyun melemparkan tubuh Dara kelantai dan menunjuk tubuh Bom. “Wanita lacur yang mencampakkanku demi adikku Jiyong! Kau tau? Kakak tercintamu mengkhianatimu! Dia menjalin hubungan dengan Jiyong selama bertahun-tahun hingga akhirnya Jiyong memutuskan menikahimu dan mencampakkan Bom! Aku senang! Aku melihat dia sengsara! Tapi….” Seunghyun menyipitkan matanya menahan sakit yang segera mengoyak pertahanannya. “Bom memaksaku merencanakan pembunuhan terhadap Jiyong dihari pernikahan kalian, aku bodoh! Aku menuruti keinginannya. Aku melakukan itu. Aku membunuh adikku demi perempuan licik yang tidak pernah mencintaiku. Dia hanya tidak rela Jiyong menjadi milikmu! Nyatanya setelah Jiyong mati dia tetap menolakku! Aku menyesal!” Seunghyun menjerit. Tangannya bergerak menjambak rambutnya sendiri. Ada penyesalan dan perasaan bersalah disetiap ucapannya.

Dara terpaku. Dia tidak melakukan gerakan apapun. Apa yang dia dengar sungguh diluar nalar.

“Minzy?” Dara mendesis diluar kendali. Jika itu masalah yang terjadi kenapa minzy harus ikut menjadi korban?

“Dia hanya tumbal karena kebodohannya saat menguping pembicaraan aku dan Bom! Aku hanya ingin menghilangkan jejak takut suatu saat dia akan membocorkan semuanya.” Suara Seunghyun melemah. Dara merasakan dadanya sesak.

“Kemari Dara..” Desah Seunghyun mencoba meraih tubuh Dara.

Dara menjauh. Airmatanya mengalir deras antara benci, takut, kaget dan marah bercampur jadi 1.

“Kau gila! Lalu sekarang kau akan menikahi untuk tujuan apa???” Tiba-tiba Dara berteriak. Suaranya melengking memecah kesunyian.

“Aku hanya ingin mengirim-mu kesurga dengan cara yang indah!” Seringai jahat terbentuk dibibirnya. “Kalian semua harus mati Dara! Itulah yang seharusnya terjadi agar dendamku terbalaskan!” Seunghyun mengeluarkan pisau lipat dibalik jaketnya.

“Jangan! Aku mohon jangan!” Dara menggelengkan kepalanya. Ketakutan membayang jelas diwajah cantiknya. Seunghyun tersenyum jahat dalam sekali gerakan pisau ditangannya akan sempurna menancap diperut Dara.

Dara memejamkan matanya saat Seunghyun menggerakan tangannya dan..

BRUK!

Tubuh Seunghyun ambruk. Darah segar merembes dari lehernya dengan pisau yang menancap sempurna.

Dara tersentak. Tubuhnya bergetar. Sosok berjubah hitam sudah berdiri tegap dihadapannya usai menancapkan pisau keleher Seunghyun.

Mata Dara menyipit. Wajahnya seputih kapas. “Si-apa kau?” Bibirnya bergetar. Dengan sisa tenaga yang dia memberanikan diri menatap sosok dihadapannya.

Perlahan penutup kepala pria itu terbuka. Dara terbelalak kaget. Dia tak mempercayai penglihatannya.

“Aku kembali untukmu D!” Suara lembut merasuki rongga telinga Dara. Matanya tak tak lepas dari sosok yang kini berdiri sempurna dihadapannya.

“Jiyong.”

END

Waaaaaaaaaaaaaah, aku shock…Jiyong masih hidup tapi gimana kelanjutan Daragon ne Cyscha, ayo gih tanggung jawab bikin sequelx kekeke.^^ So…Komennya jangan lupa y, chingu. Hengsho.>.<

next>>

54 thoughts on “Marriage Bloody [Oneshoot]

  1. sumpah nae kira yg ngebunuh Bom ama Minzy it sosok berjubah hitam tpi ternyata it Seunghyun…

    tdi’a sempet nebak kalo yg berjubah it Jiyong eh ternyata bnr it Jiyong..

Leave a comment