Let Me Know [ Chap. 2/4]

let me know

Author : Hanny Gdragon

Cast     : Sandara Park , G dragon, and other.

Genre : Romantic

            Yoeja cantik yang sedang memandangi langit yang terik sesekali memejamkan matanya karena silau matahari yang menyebabkan kering di kornea matanya, namun ia menyukai suasana ini. Di mana ia hanya sendirian menikmati hempasan angin di area tinggi kampusnya, ini bukan pertama kalinya bahkan ia sudah menjadikan ini tempat ia menyembunyikan diri dari kepenatannya. Dara mengempaskan nafas beratnya, seakan beban hidupnya akan hilang dengan melakukan itu. Ia melirik sebentar kantung plastik yang berisi 5 buah sandwich yang di berikan seorang junior di kampusnya, yups Kwon Jiyong yang beberapa hari ini menjadi orang yang sering sekali berada di sekitarnya.

“Tch, dasar. Hemm bisa-bisanya ia menguntitku. Apa yang ada di otaknya hingga ia sejauh ini?” tanya Dara berbicara pada dirinya sendiri. lalu memasukkan sandwich ke dalam mulutnya.

“Sunbaenim!!” teriak seseorang dari belakang tubuh Dara, namun Dara hanya menghirup oksigen banyak-banyak saat mendengar suara itu. Ia tahu suara itu, baru saja ia terfikirkan dan sekarang tampilan wujudnya sudah mendekat.

“Wae? Bisakah aku sendirian? Kau ini, berhenti menguntitku” ucap Dara kesal dengan mulut penuh dengan sandwich pemberian namja yang membuatnya kesal itu.

“Omo, kau memakannya, kekeke. Aaah betapa bahagianya. Ku kira itu akan kau buang ke tempat sampah. Hoho. Ini aku lupa memberikan minumannya untukmu” ucap Jiyong sambil dengan cengiran nya dan memberikan sekantung penuh macam-macam minuman.

“Yak!! Kau kira aku apa hingga kau memeriku sebanyak ini? Kau kira aku ingin berjualan minuman?” protes Dara saat melihat kantung yang penuh jenis minuman. (yang aus-yang aus, kekeke).

“Anni, aku hanya membelikan minuman yang sering kau minum. Dan itu semua yang sering kau minum selama aku memperhatikanmu sunbae” ucap Jiyong kini sudah duduk di hadapan Dara. mereka di ruang terbuka lantai atas kampus mereka.

“Oh My, kau ini, apa sebenarnya maumu Kwon?” kini Dara menatap intens namja di hadapannya.

“Jangan memanggilku seperti itu sunbae (Jiyong ga suka di panggil marganya). Aku hanya ingin dekat denganmu, tahu apa kesukaanmu, apa yang kau makan, apa yang kau minum dan memastikan kau baik-baik saja. apa aku salah?” jelas Jiyong dengan menggantungkan pertanyaan di ujung kalimatnya seraya mengusap sudut bibir Dara membersihkan serbuk roti sandwich yang tertinggal. Membuat semburat rona merah di kedua pipi Dara yang mendapat perlakuan seperti itu. Oh ayolah, Dara memang sedingin es, namun ia tetap seorang yeoja yang sedingin apapun jika terus di perhatikan lambat laun akan mencair.

“Kau salah. Kau salah memberikan perhatian seperti ini padaku. Bukankah kau sudah tahu bahwa aku tidak bisa membalas semua ini” ucap Dara sambil menepis tangan Jiyong yang masih betah menempel di pipi halus Dara.

“Aku tak minta kau membalasnya dengan cepat sunbae, hanya saja belajar terbiasalah dengan kehadiranku” ucap Jiyong kini ia mengambil salah satu minuman dan membukakannya lalu diserahkan pada Dara agar meminumnya.

“Well, kita lihat nanti saja” ucap Dara sebelum ia menerima botol yang di berikan Jiyong lalu meminumnya.

“Huaaaaah, daebak, Kamsahamida. Baiklah aku akan masuk kelas dulu. Aku sudah terlambat, kekeke. Annyeong Dara nuna” ucap Jiyong berlari menuju pintu dan melambaikan tangannya, Dara hanya bisa merespon dengan mengerutkan alisnya saat Jiyong memanggilnya nuna.

“Cih, bocah itu sekarang ia berani memanggilku nuna. Huft terserah lah” ucap Dara lalu menyesap minumannya lagi. Dan merasa bahagia karena sang pengganggu ketenangannya sudah tak berada di sana.

**

            Jiyong berlatih rapp di studio kampus, di temani sang sahabatnya yang asik main game di handphone miliknya.

“Ji, kau benar-benar dengan Dara sunbaenim?” tanya Taeyang tiba-tiba.

“Emm, wae?” jawab Jiyong singkat di tengah-tengah ia menghafal lirik bar rapp nya.

“Mengapa kau tertarik padanya. Bukankah ia bukan tipe yeoja yang selama ini menempel padamu?” Taeyang mengingat-ingat kembali yeoja-yeoja yang sudah menjadi mainan Jiyong jauh berbeda dengan tipe seperti Dara sunbaenya.

“Ne, maka dari itu aku yang mengejarnya Bae. Dan bisakah kau diam, aku sedang menghafalkan bait rapp ini” ucap Jiyong yang mulai kesal sahabatnya mengganggu acara menghafalnya.

“Ahh, arraso. Baiklah Hyorin sudah menghubungiku, aku duluan ya Ji. kau jangan terlalu lelah berlatih, eoh” ucap Taeyang mengingatkan dan menepuk bahu sahabatnya seraya berpamitan.

“Aku akan baik-baik saja Bae” jawab Jiyong dengan wink andalannya.

            Jiyong melanjutkan aktifitasnya, namun tak lama setelah itu. Lagi-lagi Jiyong diganggu dengan bunyi pintu studio yang terbuka dan memunculkan hyung nya yang bertampang keren namun otaknya tak sekeren penampilannya.

“Ji, Dara” ucap Top terbata karena nafasnya tersenggal-senggal mengambil nafas.

“Wae hyung?” tampang Jiyong sudah tak bisa digolongkan santai ia merasa khawatir karena sepertinya terjadi sesuatu yang tidak baik pada sunbae yang ia sukai itu.

“Dara pingsan di pukuli” ucap Top dengan satu tarikan nafas, kemudian tersenggal-senggal lagi.

“Sekarang dia dimana hyung, palli” ucap Jiyong tak sabaran.

“Klinik ka..”  sebelum Top menyempurnakan kalimatnya Jiyong sudah berlari dan mengambil tasnya yang tak jauh dari posisinya berdiri.

~Klinik~

“Nuna, bagaimana keadaanya?” tanya Jiyong pada Bom yang sudah menemani Dara yang belum siuman.

“Ia sudah baik-baik saja Ji. hanya saja ia mendapat luka cukup mengerikan bagi wajahnya yang imut itu” ucap Bom melihat wajah Dara yang lebam dan cakaran di lengan kanannya.

“Bagaimana ini bisa terjadi nuna? Apakah Dara nuna punya musuh?” tanya Jiyong penasaran dan sakit menyaksikan orang yang di sukainya tergeletak lemah dan babak belur seperti itu.

“Entahlah, ini terjadi begitu cepat. Aku rasa ada hubungannya dengan kejadian itu” ucap Bom menatap Jiyong sendu.

“Memang apa yang terjadi padanya?” tanya Jiyong antusias.

“Saat itu Dara di tangkap polisi karena mendapati narkoba di pakaiannya saat ia dan namjacingunya hang out di club. Sebenarnya ia bukan yeoja yang suka pergi ke club namun namja itu yang memaksanya. Saat itu mereka baru saja menjalin hubungan, Dara menerima namja itupun karena ia mengancam akan bunuh diri jika Dara menolaknya. Malam itu di club terjadi penggeledahan, dan Dara yang tidak tahu apa-apa saat polisi menggeledahnya, ada beberapa narkoba jenis kokain di kantung bajunya” jelas Bom kembali menatap sahabat mungilnya.

“Jadi dia pengguna obat-obatan itu?” gumam Jiyong seperti merasa sedih dengan kenyataan yang ia dengar.

“Tidak, tidak sama sekali. Mungkin hidupnya hancur saat orang tua mereka bercerai, dan ia memutuskan untuk tinggal dengan adiknya. Kekayaan Dara sekarang merupakan dari orang tua angkat nya 1 tahun lalu yang meninggal karena kecelakaan. Ia bukan yeoja yang lemah, mungkin ia terlihat rapuh karena tubuh mungilnya namun ia sangat kuat, ia tidak mungkin menyentuh benda kotor seperti itu. Itu semua ulah namjachingunya. Ia memasukan barang haram itu di saku baju Dara, ia pula yang melaporkan pada polisi bahwa ada pesta narkoba di club itu, dan jadilah Dara sebagai korbannya. Namja itu sakit hati karena Dara selalu menolaknya, ia merasa harga dirinya di injak-injak Dara hingga ia melakukan hal itu. Untung saja appaku mengetahui gelagat yang tidak wajar padanya hingga ia diperiksa juga. Dan hasil lab pun menunjukan urine Dara tidak mengandung bahan narkotika sedangkan namja itu sudah 50 persen urinnya mengandung narkotika. Namun karena kejadian itu Dara semakin bersikap dingin kepada namja yang mendekatinya. Ia takut akan hal itu terulang kembali, ia takut ia tersakiti dan dibodohi lagi. Dan ku harap kau bukan namja seperti itu Ji” jelas Bom yang akhir kalimatnya terdapat penekanan di dalamnya, membuat Jiyong merasa sedang di ancam jika ia menyakiti Dara.

“Nuna, aku akan menjaganya. Dan aku berjanji tidak akan membuatnya menangis” ucap Jiyong yakin.

“Lalu siapa yang melakukan ini padanya?” gumam Jiyong pelan seraya menggenggam tangan mungil Dara.

“Kurasa kekasih bajingan itu. Bajingan itu di penjara dan saat ia di sidang kekasih sebenarnya datang dan mengamuk pada Dara. menyalahkan Dara bahwa dia yang menyebabkan kekasih bajingannya itu masuk penjara dan memakai narkoba. Dan ku rasa ia sedang membalas dendam dengan Dara. aku lengah, Dee mianhae” ucap Bom menyesali kelengahannya melindungi sahabat berharganya itu.

“Nuna, aku yakin Dara nuna tidak menyalahkanmu. Sebaiknya kau pulang dan beristirahat aku yang akan menemaninya di sini” ucap Jiyong pada Bom yang memang kelihatan sangat lelah karena Bom baru saja selesai kelas vocal dan karatenya.

“Dara bisa di bawa pulang, kompres tubuhnya hingga ia siuman” ucap Dokter tiba-tiba masuk dalam perbincangan Jiyong dan Bom.

“Benarkah dokter? Kamsahamida” ucap Bom lalu mengangguk pada Jiyong, seraya membolehkan Jiyong mengantar Dara pulang.

**

“Nuna, bagaimana bisa ini terjadi lagi?” gumam Tunder pada nuna nya yang tergolek lemah di ranjang empuk rumah mewah mereka.

“Dia akan baik-baik saja. Tunder-ssi bolehkah aku menjaga Dara hingga ia siuman?” tanya Jiyong pada adik satu-satunya Dara.

“Ne hyung jika itu tidak merepotkanmu. Aku sangat berterimakasih. Ku mohon jaga Dara nuna hyung, aku percaya padamu” ucap Tunder memeluk erat tubuh Jiyong. Tunder benar-benar ingin seseorang menjaga nuna nya agar hal seperti ini tidak terjadi lagi padanya.

“Tenanglah, aku berjanji akan menjaga nuna mu dengan baik. Kau berangkatlah, ini sudah menjadi tanggung jawabmu sebagai ketua organisasi” ucap Jiyong pada Tunder yang ingin membatakan jadwalnya acara mendaki di organisasi yang ia ambil di sekolah karena keadaan Dara. namun Jiyong meyakinkan bahwa nuna nya akan dijaga dengan baik olehnya.

“Nuna, mianhae. Aku akan cepat kembali. Dan hubungi aku hyung jika nuna sudah siuman” ucap Tunder pada Jiyong lalu mengecup kening Dara dengan kasih dan melangkah meninggalkan Dara dengan berat hati. Jika saja dia bukan ketuanya dia pasti akan membatalkan semua itu demi kakaknya namun tanggung jawab sebagai ketua menghalanginya dan jadilah ia harus berkorbankan hatinya yang tak akan bisa tenang karena tidak dapat mendampingi nuna tercintanya.

            Setelah kepergian Tunder, Jiyong menyibukkan dirinya di dapur sekali-kali melihat Dara di kamarnya. Jiyong membuatkan bubur untuk Dara nanti.

“Yak!!! Sedang apa kau?” ucap seseorang pada Jiyong yang sedang mengaduk-aduk buburnya yang hampir matang.

“Huaah nuna, kau sudah siuman. Omo mengapa kau beranjak dari tempat tidurmu. Ayo kembali berbaring” ucap Jiyong panik karena Dara sudah berdiri tegap dengan wajah lebamnya.

“Aiishh, aku tidak apa-apa. Pertanyaanku belum di jawab Jiyong-aah” ucap Dara dengan panggilan akrab untuk Jiyong. Dan membuat Jiyong tersenyum kecil karena panggilan itu.

“aku hanya menepati janji pada Tunder untuk menjaga dan merawatmu, nu..na” jawab Jiyong takut.

“Tsk, memangnya aku bayi harus di rawat oleh namja yang lebih muda umurnya dariku?” ucap Dara membuat Jiyong tercubit di hatinya. Oh ayolah Jiyong tidak suka saat Dara membicarakan umurnya.

“Jika aku harus mengubah keterangan kelahiranku agar aku bisa lebih tua darimu apakah aku baru bisa menjagamu, Dara” ucap Jiyong memanggil Dara tanpa embel-embel lainnya.

“Yak!! Kau mulai kurang ajar, eoh?” ucap Dara lagi. Namun Jiyong mendekat dengan terus mendekat pada Dara.

“Yak!! Mau apa kau” ucap Dara takut dan berjalan mundur namun naas ia terpojok di meja makan. Jiyong tidak berkata apapun ia hanya berjalan menuju Dara yang sudah siap ancang-acang akan memukulnya. Bruugh.

“Jangan seperti ini lagi. Ku mohon, jika kau sendirian hubungi aku, jika kau mendapat masalah hubungi aku dan jika kau sakit hubungi aku, cukup hubungi aku agar aku bisa selalu menjagamu dan memastikan kau baik-baik saja, Dara” ucap Jiyong sambil memeluk tubuh Dara. Dara yang mendengar itu dan mendapat perlakuan seperti itu tak bisa berbuat apa-apa ia membiarkan tubuhnya di selimuti oleh tubuh namja yang beberapa hari ini memperhatikannya. Dara tak bisa membalas pelukan itu, karena rasa takutnya masih merajai otaknya namun sudut matanya mengeluarkan cairan bening. Sungguh ia merasa nyaman dengan pelukan ini.

“Tolong lepaskan Ji” ucap Dara dengan suara bergetar.

“Ah mianhae. Kajja kau harus makan eung. Aku sudah membuatkan bubur untukmu” ucap Jiyong sambil bergegas mengambil bubur buatannya. Dan menuntun Dara menuju sofa dan mereka duduk berhadapan.

“Aaaaa” ucap Jiyong saat menyendokkan buburnya pada Dara namun mendapat respon tatapan mematikan Dara.

“Aku bukan bayi. Aku bisa makan sendiri Ji” ucap Dara dan mengambil mangkuk berisi bubur dari tangan Jiyong lalu memakannya.

“Apakah enak? Mian jika buruk rasanya” ucap Jiyong khawatir dengan rasa buburnya.

“Ini cukup enak. Bisakah aku memakan tanpa kau terus berbicara” ucap Dara lagi dan membuat Jiyong mengangguk seperti anak anjing penurut.

“Ini obatnya” ucap Jiyong memberikan obat yang di berikan dokter klinik di kampus.

“Aku baru selesai makan Ji, obat itu di minum saat setelah 30 menit setelah makan” ucap Dara pada Jiyong.

“Ah mian, aku baru mengetahuinya” ucap Jiyong lagi sambil mengerucutkan bibirnya seperti paruh bebek. Membuat Dara tersenyum geli melihat aegyo yang bodoh itu.

“Huaaah nuna kau tersenyum?” ucap Jiyong takjub baru kali pertamanya ia melihat Dara tersenyum bahkan ini karena dirinya.

“Aigoo sekarang kau memanggilku nuna lagi” goda Dara pada Jiyong yang memanggil Dara dengan embel nuna di belakangnya.

“Kekeke, bisakah aku memanggilmu Dara saja? atau aku harus memanggil sama dengan panggilan Bom nuna padamu?” tanya Jiyong dengan cengiran bodohnya di hadapan Dara membuat Dara mengerutkan alisnya.

“Terserah kau saja” Dara terlalu lelah meladeni semua ocehan Jiyong, sungguh Jiyong namja yang amat cerewet dan berisik bagi Dara.

“Yeeeey, Dara, Deeeee, Dara, Deeeee” kini Jiyong memanggil-manggil Dara dengan senangnya. Oh god, tolong sadarkan makhluk astral itu. Dara hanya menggelengkan kepalanya mendapat junior yang aneh seperti Jiyong dan kini bisa dekat dengannya terlebih lagi bisa membuatnya nyaman.

            Sejak kejadian itu, Jiyong semakin mendekatkan dirinya pada Dara. selalu berada di sekitar Dara, membelikan makanan beserta minumannya tanpa Dara minta, mengantar dan menjemputnya hingga bermain dengan Tunder seperti adiknya sendiri. Dara? Dara tak membuat pusing hal itu, ia tidak bisa menolak semua itu pada si keras kepala Jiyong, semakin di larang ia akan semakin menjadi.

“Dee, bisakah sepulang kuliah kita mampir sebentar ke suatu tempat?” ucap Jiyong merangkul bahu Dara.

“Shirro” jawab Dara cepat dan cuek.

“huaaaaak, Deeeee. Ku mohoooooooon” Jiyong merengek di tengah lorong kampus membuat semua orang menatap aneh pada mereka ah tidak bukan mereka tapi pada Dara, Dara yang di tatap tidak bersahabat oleh yeoja-yeoja patah hati karena Jiyong tak tertarik lagi dengan yeoja lain selain Dara. dan sekarang Jiyong di buat merengek seperti itu. Ayolah Dara seperti di kuliti oleh tatapan mereka.

“Yak!!! Ji, baiklah. Jadi cepat hentikan kelakuan bodohmu ini” ucap Dara setengah berbisik pada Jiyong dan sang perengek hanya menampakkan cengirannya saat akhirnya Dara menyetujui permintaannya. Yups begitulah Jiyong, tak ada yang bisa melarangnya dan tak bisa mencegahnya.

            Sepulang kuliah, Jiyong membawa Dara yang menatap malas ke suatu tempat yang sudah Jiyong persiapkan.

“Apa-apaan ini” ucap Dara saat matanya di tutup tanpa izin oleh Jiyong.

“hanya sebentar dan percayalah padaku, eng” ucap Jiyong dan Darapun sudah enggan berkomentar. Terserah dengan apa yang Jiyong lakukan selagi Dara tidak di rugikan.

“Tadaaaa, bagimana?” ucap Jiyong saat membukakan mata Dara yang sempat tertutup. Dara melihat dengan mengerjapkan matanya berulang. Sungguh indah, di mana ia berada di sebuah pantai yang hanya mereka di sana, dan kini terpampang pemandangan sunset yang bohong jika orang bilang itu tidak indah, keindahannya menyejukkan hati. Jiyong tahu bahwa Dara sangat menyukai ketenangan dan belaian angin.

“Kau menyukainya?” tanya Jiyong.

“Emm, gumawo” ucap Dara tersenyum pada Jiyong lalu menutup matanya seraya menghirup dalam-dalam aroma di sana. Jiyong yang melihat Dara nya tersenyum untuknya sebegtu manis serasa magnet untuk mendekatkan wajahnya pada Dara yang masih terlena menutup matanya akan suasana pantai.

“Saranghae Dee” ucap Jiyong tiba-tiba berbisik dan menyesap bibir Dara dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Dara yang terkejut langsung membuka matanya, lalu ia melihat namja yang menghadiahkan suasana ini sedang mencium bibirnya dengan lembut, di kejauhan Dara juga bisa melihat langit yang masih berwarna orange menggelap karena Darapun mulai memejamkan matanya, terbuai oleh lumatan lembut Jiyong di bibirnya. berusaha menerima sensasi yang ada. (yang puasa tolong hentikan imaginasinya hahaha).

TBC

Nb: Dosa imaginasi di tanggung masing-masing readers hahahaha. Tinggalkan jejak ne. Anyyeong.

 

44 thoughts on “Let Me Know [ Chap. 2/4]

Leave a comment