CHEONGDAMDONG HOST CLUB ~ Top Meet Him ~ [Chap. 16]

 

 

cheongdamdong host club

Author :: Hanny G^dragon (twitter : @Hannytaukand)
Cast     :: Sandara Park (dara), Kwon Jiyong (Gdragon), All Member Big Bang
Genre  :: WARNING ~~Menjunjung tinggi kemewahan, kekonyolan, dan keromantisan,,,kekeke

 

    Annyeong, Author kembali dengan mood yang lagi baik. Yang tadinya lagi ngambek gara-gara pada minta PW IJD, udah dikasih bukannya coment malah tetep sider, ya semoga dibukakan pintu kesadarannya, wkwkwkw. Whatever, author hanya menepati janji untuk selalu meneruskan ff yang sudah di post di DGI ini sampai endingnya. So, thanks for suport @nandara yang selalu setia jadi deapcollector ff ini. Dan ini buat pencinta CHC, selamat menikmati #tebar_kemenyan.

 

Author Pov

     Hari ini hari gencatan senjata antara Kwon Jiyong dengan dongsaengnya Song Mino. Karena junior-junior host clubnya itu akan debut sebagai host club di Jepang( Bisa dibilang Jidi buka cabang host club kekeke). Dimana para tamu yang berasal dari Jepang sangat antusias sekali dengan junior-junior host club itu. Dan diakui oleh Jiyong dan para selir-selir maskulinnya bahwa mereka layak menjadi urutan kedua host club populer setelah mereka (Tetep Jiyong dkk ga mau kalah saing).

     Mereka berkumpul di Bandara. Melepas kepergian dongsaeng-dongsaengnya yang belajar seluk beluk per-host club-an dengan sangat cepat dan mereka memang berbakat dalam hal membahagiakan wanita.

“Ingat, jangan pernah kalian membuat para tamu kecewa. Kami akan terus memantau kalian dari sini” ucap Jiyong penuh dengan wibawa (Sindrom King nya mood on).

“Ne hyung. Kamasahamida sudah mengajarkan banyak hal pada kami. Kami akan terus menghubungi kalian semua.” Ucap Sengyoon mewakili teman-temannya yang matanya sudah berkaca-kaca ingin menangis. Ya~ mereka masih terbilang sangat muda untuk perpisahan ini #Looooooh??

“Ne hyung. Aku juga akan sangat sangat sangaaat sering menghubungi kalian” ucap Mino sambil menyingkirkan ingusnya yang mulai turun karena menangis sedih.

“BIG NO!!! Jangan sekali-kali kau menghubungi. Jika kau mau menghubungi, kau harus menghubungi Top hyung atau yang lain saja. emm bisa dikatakan kau boleh menghubungi kami tapi tidak dengan Dara. Jika kau berani sekali saja menghubunginya aku akan langsung mendatangimu saat itu juga dan membunuhmu dengan himpitan ketiakku”ucap Jiyong dengan memperagakan himpitan ketiak maut pada panda malang yang di sampingnya. (yups, panda malang itu memang terlahir untuk itu, kekeke).

“Sehat sehat kalian disana, jangan sungkan untuk menghubungi kami” ucap Daesung sambil memeluk satu persatu dongsaeng yang masih menangis sedih.

“Ayolah, jangan menangis seperti bayi. Hallo, Jepang hanya selangkah dari Korea” ucap Top dengan binggu nya. (Gak sedeket itu juga kali Top).

“Aku akan merindukan kekonyolan kau Mino-ssi” ucap Taeyang, selama ini memang Taeyang sangat akrab dengan Mino. Karena menurut Taeyang, Mino tidak jauh dengan sahabatnya Jiyong. Dia keren, maskulin, sangat pandai membahagiakan wanita walau tak berbuat dan tak berkata apapun, dan itu pun di miliki Jiyong walau Jiyong beberapa langkah lebih dari Mino aah satu hal yang paling mirip yaitu kebodohan mereka sama bodohnya dan kedua makhluk bodoh itu selalu bertengkar oleh hal sama yaitu Dara. Dan Taeyang menyayangi Mino seperti Taeyang itu ibu bagi Mino. [Mino yang selalu di tindas oleh Jiyong karena Jiyong ga mau kalah saing sama Mino].

     Semua pun berpelukan, namun saat para junior host club ingin memeluk Dara selalu Jiyong yang mengambil alih pelukan itu seakan ia tak membiarkan seorangpun memeluk Dara, kecuali dirinya #ukhuk author keselek. Dan saat ia berpelukan dengan Mino.

“Jaga dirimu babi, jangan terlalu makan terlalu banyak dan asah lagi kemampuanmu. Aku bangga menjadi appa mu. Dan ingat ancamanku sebelumnya. Arrasoo” bisik Jiyong pada telinga Mino saat memeluk erat tubuh maskulin Mino.

“Ne hyung. Terimakasih selalu menjadi inspirasiku. Aku akan mengalahkanmu kemudian membawa pergi Dara nuna dari sisimu” isak Mino membalas pelukan Jiyong.

“Ne, baguslah…….Tunggu apa yang kau katakan?” kini Jiyong melepaskan pelukannya dan menatap laser pada Mino yang wajahnya sudah menyeringai bodoh seperti kuda. Mino trap berhasil membuat appa tirinya murka.

“Dasar anak tak tau diri. Mati saja kau” ucap Jiyong menendang pantat Mino.

“Cepatlah kalian berangkat. Aku tidak ingin menjadi pusat perhatian seperti ini dengan waktu lama dan dengan kebodohan kalian ini”ucap Dara sambil membelai lembut kepala junior-juniornya itu termasuk Mino yang sedang tersungkur karena tendangan appa tiri nya yang protectif.

     Mereka pun membungkuk 90 derajat pada para hyungnya tak terkecuali Dara mereka memberi penghormatan sebelum mereka pergi dan melambaikan tangan mereka. Dan lihat disana, sosok aneh, sedang menagis sambil melambai-lambaikan sapu tangan pink mencolok mengiritasi mata yang melihatnya.

“Omo, Jiyong hentikan itu. Kau seperti wanita yang ditinggal kekasihnya” ucap Taeyang menutup wajahnya sendiri merasa malu pada kelakuan sahabat nya itu.

“Kajja, kita kembali ke apartemen. Sebentar lagi para tamu akan datang. Kita juga tidak boleh mengecewakan para wanita, bukan?” ucap Top mengingatkan sambil memerintahkan Seungri dan Daesung menyeret seseorang yang bertingkah bodoh berteriak-teriak nama para dongsaengnya yang pergi pada pesawat yang baru saja lepas landas. (padahal belum tentu itu pesawatnya, si dodol).

**

~ Apartement~

     Para tamu hari ini ramai, Jiyong yang kembali dengan mood sang King of Host clubnya, dan yang lain mengerjakan apa tugas mereka, walaupun intinya mereka tetap mengerjakan hal yang sama, yaitu membahagiakan wanita. Kecuali Top yang sedang menghitung pengeluaran tema host club yang mengeluarkan uang untuk biaya meja penghangat ala Jepang yang dikirim langsung dari Jepang.

“Apakah ini tidak apa-apa dengan pengeluaran kita?” tanya Dara pada Top yang sedang mencatat ini itu.

“Tenang saja, semua dalam perhitunganku. Dan aku menjual softcase handphone mu yang sudah tak berbentuk itu sangat mahal dan itu sudah terjual” ucap Top menyeringai bangga akan cerdasnya ia dalam mengelola keuangan.

“Yak!!! Kau tak izin terlebih dahulu padaku. Pantas saja aku mencarinya tak ku temukan sama sekali, ternyata kau menjualnya” ucap Dara melirik sebal pada Top yang sering menjual barang pribadi Dara pada para tamu yang menghargai barang milik Host club sangat mahal.

“Dengan cara itu, kau akan cepat melunasi hutangmu” ucap Top sambil membetulkan kacamatanya yang berkilau sombong.

“Top, mengapa kau mau menjadi host club? Apakah kau tak ingin mengerjakan hal lain yang lebih berotak?” tanya Dara penasaran. Karena semua anggota Host Club adalah anak-anak konglomerat tak terhingga, merekapun ber IQ tinggi walaupun yang tertinggi tetap Jiyong. Jadi sangat mengherankan mengapa mereka membuang waktu dengan mencari uang seperti ini yang sebenarnya mereka tidak membutuhkan uang itu, mereka sudah terlahir mandi dengan serpihan berlian.

“Host club ini jika melihat dari bungkusnya memang terlihat bodoh, namun saat aku bertemu dia (Top natap Jiyong yang lagi asik ngegombalin tamu) host club ini berarti untukku” ucap Top.

TOP Prov

#Beberapa Tahun yang lalu

     Aku berada dalam universitas terkemuka di Korea dan aku mendapatkan kelas yang dihuni oleh anak-anak pejabat dan konglomerat seperti ku. Mereka berteman denganku karena aku anak ke tiga dari petinggi di universitas itu. Aku yang dulu adalah seorang namja pendiam, yang selalu menuruti perkataan appa ku, ah anni aku ralat. Aku menuruti “ambisi” appaku. Saudara laki-laki pertamaku ia sukses menjadi pengusaha seperti appa dan itu sudah diakui oleh appa dan ia sangat bangga pada hyungku, dan hyung ku yang ke dua dia berprestasi dalam politik dan menjadi orang yang sangat dihormati dan itupun membaggakan ayahku. Dan aku? Nasib si anak ke 3, aku selalu sarapan dengan kata-kata, “kau harus seperti hyungmu”. Dan aku hanya menjawabnya dengan kata” ya” hanya itu. Aku lebih menghabiskan waktu di kamarku dengan belajar dengan rajin dan tekun agar aku menjadi seperti para hyungku.

“Nak, kau sudah makan?” tanya eomma ku. Ia sangat lembut namun ia tak bisa berbuat apa-apa jika berurusan dengan ambisi appa.

“Aku akan makan jika merasa lapar eomma” ucapku singkat lalu kembali pada buku yang sedang ku pelajari.

“Jujurlah pada Eomma, kau sedang tertekan dengan appamu?” ucapnya khawatir namun aku tak menggubrisnya. Sungguh, aku ingin kepelukannya namun itu terlalu bayi jika ku lakukan.

“Gwencana. Aku tahu jika appa ingin aku berhasil seperti kedua hyungku eomma” jawabku masih dengan tak melihat wajah cantik yang melahirkanku itu.

“Baiklah, eomma akan selalu mendukungmu” ucapnya mengelus puncak kepalaku.

*Keesokan Harinya.

“Appa, kau memanggilku?” tanyaku saat memasuki ruangan appa.

‘’Ne, hari ini ada mahasiswa pindahan dari Prancis. Dia anak dari Bangsawan Prancis dan Korea marga Kwon. Dan mereka adalah saingan kita. Kau harus berteman dengan musuh agar kau tahu kelemahan musuh. Appa mempercayaimu.”ucap Appa kemudian menyuruhku kembali keruanganku. Akupun segera keruangan kelasku. Dan melihat seorang berwajah oriental berrambut pirang yang terang sedang menjadi pusat perhatian teman sekelasku.

“Hei, kita punya teman baru Top-ssi” ucap salah satu teman sekelasku. Dan akupun menatapnya dan ia pun melihat ke arahku dan tersenyum ramah. Namja yang tebar pesona, itu kesan pertamaku saat melihatnya.

“Apakah kau Top-ssi yang terkenal itu? Perkenalkan aku Kwon Jiyong. Bisakah kita berteman?” ucapnya menghampiriku dan mengulurkan tangannya dengan lagi-lagi tersenyum ramah.

“Apakah mau melihat sekeliling kampus” ucapku menawarkan.

“Dengan senang hati, chingu” ucapnya senang. Yups, aku berhasil ini langkah awal yang bagus dan sangat mudah. Sepertinya dia bodoh dan sangat mudah dibodohi.

     Aku dan dia mengelilingi kampus, dia sangat antusias sekali seakan-akan ia baru menginjakkan kakinya di Korea.

“Top-ssi, apakah kau mau mengajakku ke tempat-tempat indah di Korea? Aku tinggal di Korea saat aku kecil dan saat aku umur 4 tahun aku tinggal di Paris dan baru sekarang aku kembali ke Korea. Jadi, aku ingin mengelilingi Korea” ucapnya sambil memainkan kedua jari telunjuknya yang di satukan ujung-ujungnya (Shit E.T).

“Tapi, aku tak punya waktu untuk itu” ucapku tersenyum dipaksakan. Dan Blank, aku melihat dia memeluk lututnya di pojok lorong gelap. Ia seperti sedang mengambek atau apa? Entahlah tapi itu membuatku bingung dan mengingat kembali perkataan appa bahwa aku harus dekat dengannya.

“Baiklah, aku akan menemanimu berkeliling Korea” ucapku membetulkan kacamataku.

“Huaaah Jinjja, Top-ssi kau yang terbaik. Kau sahabatku” ucapnya senang berbeda 180 derajat dengan apa yang ia lakukan sebelumnya. Gila, itu anggapanku selanjutnya terhadap namja ini.

**

     Aku mengantarnya kesana kemari, ia meminta banyak hal padaku dan aku menuruti semuanya yang ia pinta. Dan ia bertanya sesuatu padaku tentang sejarah namun aku tak bisa menjawabnya, heol itu bukan karena aku bodoh itu karena aku tidak tertarik dengan sejarah, aku hanya tertarik pada hitung menghitung. Namun, karena aku tak bisa menjawab pertanyaannya itu. Ia dengan memeluk lututnya dan pose memelas andalannya.

“Seharusnya dari awal aku tak bertanya ini itu padamu, bertanya ini itu sehingga kau tak bisa menjawabnya dan membuatmu sangat terbebani karena ku” ucapnya seperti menyesal namun bagiku terdengar dia sedang merendahkan ku. Sial.

~ Kamarku ~

     Bak, buk, dejig, jedug, gedebuk (dll bunyi benda yang dipukul dan berjatuhan ala author).

“Top-ssi, kau sedang apa?” tanya eomma yang terheran melihat kamarku berantakan yang baru kali ini berantakan seperti ini. Aku benci yang sesuatu yang kacau, namun aku sekarang melakukan itu. Ini karena anak sialan itu, aku sudah mati-matian menghafalkan sejarah yang ia tanyakan padaku sebelumnya saat aku akan menceritakannya ia dengan gampang menjawab “Top-ssi, aku sedang belajar untuk test besok, kau juga seharusnya belajar” makhluk mana yang seperti itu selain dia. Dasar bule jadi-jadian, si tebar pesona.

“Ah, eommma. Aku sedang kesal dengan anak pindahan itu si bule buluk. Aku tidak apa-apa ini hanya sebentar” jawabku pada eomma sambil meninju-ninju sofa di kamarku.

“Syukurlah, sepertinya eomma baru melihat kau yang bersemangat dan menjadi dirimu sendiri seperti ini” ucap eomma lalu meninggalkanku yang terhening sesaat dan kembali meninju sofaku. Kekesalanku tidak bisa hilang pada bule sialan itu.

~Keeoskan Harinya~

     Saat aku pulang dari kampus.

“Top-ssi mengapa kau baru pulang, temanmu sudah ada di dalam menunggumu pulang” ucap eomma menyambut kepulanganku.

“Teman?” ucapku heran. Aku tak pernah punya teman, dan tak pernah menggap seseorang sebagai temanku. Dan saat aku masuk, Brug aku menjatuhkan tasku saat melihat dia berada di ruangan keluarga menjadi sorotan keluargaku, appa, para hyungku yang mulai meneteskan air matanya karena mendengar lantunan pianonya, dan saat itu pula aku merasakan aku juga ingin menangis karena itu seperti sayatan nada yang kesepian dari seorang Kwon Jiyong sang anak satu-satunya konglomerat di Korea keturunan bangsawan Prancis.

*Dikamarku

“Maaf ya aku ke rumahmu tidak memberitahumu terlebih dahulu” ucapnya dengan bodoh. Gah, dasar bodoh untuk apa dia kerumahku.

“Rumahmu besar juga, dan kamarmu waaah sangat keren bernuansa korea sekali, kamarku semuanya seperti di Paris. Tak ada nuansa Koreanya sama sekali dan itu sangat membosankan” ucap nya sambil berselfie di tiap sudut kamarku. Dasar narsis dan tak tau malu.(jidi ganteng cekrek, jidi jenong cekrek, menatap masa depan *author_gaje)

“Jiyong-ssi, mengapa kau sangat periang seperti itu. Dari lantunan pianomu itu terasa seperti seorang yang kesepian” ucapku seketika menghentikan aktivitasnya berfoto di kamarku.

“Ah itu. Aku memang sangat periang dan membuat hidup ini terasa menyenangkan sesuai keinginanku. Jika aku tak suka aku tidak melakukannya, jika aku tidak bahagia mengerjakan sesuatu aku tidak akan mengerjakan itu. Cukup melakukan apa yang membuatku bahagia” ucapnya enteng dan membuatku marah. Karena apa yang ia katakan berbanding terbalik dengan apa yang aku lakukan.

“Ya!!! bisanya kau berbicara seperti itu bodoh. Kau lebih bodoh daripada yang aku kira. Mana bisa kau melakukan apa yang kau sukai dan membuatmu bahagia? Cobalah lebih keras” ucapku marah sambil menarik kerah kemejanya dan ia sempat tercengang karena perlakuanku. Namun tak lama ia lagi-lagi tersenyum ramah padaku.

“Jadilah dirimu sendiri Top-ssi, keluarlah dari sisi gelap yang kau tahu kau tak bahagia disana, keluarlah dari sosok yang seperti itu. Kau sahabatku.” Kini aku yang tercengang dengan ucapannya.

“Top-ssi, aku ingin memakai hanbook” ucapnya bodoh.

“Muhahahaa, kau benar-benar bodoh seperti yang ku kira, dasar gila. Dan kau berada satu tahun dibawahku jadi mulai saat ini panggil aku Hyung, Top hyung” ucapku sambil memukul kepalanya yang bodoh, kekeke.

“Top hyung? Aahh itu keren, boleh aku juga dipanggil seperti itu olehmu?” ucapnya polos, oke ini sudah tidak lucu lagi dia benar-benar bodoh dan idiot.

~ Kembali ke Aparteman Host club ~

Author Pov

“ Dari situlah aku dan Jiyong bertemu, dan tak lama dari itu aku baru tahu bahwa dia punya sahabat kecil yaitu Taeyang dan itu membuatku tertipu membiarkan aku menjadi budaknya mengantar dia ke sana kemari karena ku kira hanya aku yang berteman dengannya. Dan saat ia menciptakan Host club ini ia menawarkan pada yang lain dengan caranya tersendiri dan itu membuat kami, para anggota host club sangat merasa kegiatan bodoh ini sangat penting bukan karena uang, atau para yeoja. Namun karena ini adalah kami sebenarnya, di sini kami bisa menjadi diri sendiri, kami menemukan kebahagiaan yang tidak kami temukan di rumah maupun di tempat lain. Karena dia (liat Jiyong, yang lagi ngebully Seungri yang malang) kami bersahabat dan mengenal satu sama lain. IQ nya memang diatas rata-rata namun aku tahu di lubuk hatinya ia sangat kesepian, hingga ia memutuskan untuk membuat host club bersama kami yang mempunyai masalah tersendiri, namun karena dia kami melupakan masalah itu dan kami bahagia” ucap Top yang kini berlari melerai Jiyong yang akan melempar kendi ups ralat vas bentuk kendi yang muaaahal harganya ke arah Seungri yang sedang menggoda Jiyong mengibar-ngibarkan cd (celana dalem) berwarna pink polkadotnya Jiyong. (Thor_gak ada yang lebih parah apa jatohin harga diri Jiyong? ) Dara yang melihat itu hanya tersenyum.

“Sebenarnya kau itu seperti apa Ji” gumam Dara.

~ Beberapa Hari kemudian ~

*Istana kediaman Kwon

“Nenek, aku berangkaaaat” teriak Jiyong dengan terburu-buru menuruni tangga istananya.

“Hei dungu, kau mau pergi dengan menggunakan sandal rumah?” ucap nenek Jiyong dengan refleks Jiyong menaiki tangga dan menuju kamarnya lagi.

“Ok sudah pakai sepatuku nek. Aku berangkat “ ucap Jiyong lagi sambil menuruni tangga.

“Ya!! kau masih saja bodoh, kau memakai jas tapi kau tak memakai kemeja di dalamnya. Percuma kau punya IQ tinggi tapi bodohnya seperti ini” ucap Nenek Jiyong super strong.

“Omo nenek kenapa kau tak memberitahuku dengan lengkaaaap aaaarrrgghh aku harus turun naik seperti ini, aku terburu-buru seperti ini karena mimpi burukku tentang Dara. Dia sangat membuatku khawatir dengan kemiskinannya.” Ucap Jiyong sambil menaiki tangga dan kembali kekamarnya lagi.

“Kaunya saja yang bodoh, untuk apa di tiap sudut ada pelayan namun tak kau gunakan dengan baik. Bodoh akut” ucap nenek nyentrik keturunan bangsawan Paris itu.

“Oke, sekarang aku sudah layak menjadi cucu kebanggan nenekku yang cantik ini, morning and I’ll go now granma. love you more than I love my self” ucapku padanya sambil mencium pipinya.

“Dasar penggoda. Oia Ji, kau sudah dengar dari appa mu bahwa anak teman bisnisnya di Paris akan ke sini dan akan di perkenalkan denganmu” ucapnya memberitahu.

“Benarkah? Baguslah, mungkin kami bisa berteman nanti”ucapku tak mempermasalahkan itu.

“baiklah, aku pergi nona cantik. Bilang pada eomma, jangan terlalu lama di USA, dan bilang pada appa dan Dami nuna agar meninggalkan Paris dan berkumpul di sini” ucapku sambil melambaikan tangan pada nenek.  Aku harus segera bergegas, aku lupa bahwa hari ini adalah hari peringatan kematian eommanya Dara. (Jiyong dapet bocoran info dari Top yang lagi baik hati kasih bocoran tanpa harus dikasih imbalan).

     Ku lajukan mobil sportku dengan kecepatan tinggi, aku tak boleh terlambat. Dan tak butuh waktu lama aku sudah sampai di kost rakyat jelata yang di tinggali oleh Dara.

“Daraaaaaa, aku dataaang” teriakku sambil mengetuk pintu kostnya.

“YA!! berisik sekali?? Kau tak tahu ini masih terlalu pagi? Untuk apa kau kemari? Bukankah host club sedang di liburkan?” ucapnya dengan serentetan pertanyaan.

“Bukankah ini hari kematian eomma mu? Aku akan mengantarmu dan kajja kita membeli bunga.” Ucapku antusias.

“Kau itu stalker atau apa? Mengapa kau tahu ini hari kematian eommaku?” tanyanya lagi.

“Top hyu…”

“Ah, sudahku duga… dia stalker yang sangat lihai” ucapnya berjalan masuk kedalam kostnya yang kecil.

“Waaah, kau sedang memasak. Emm, tadi karena aku terburu-buru aku belum sarapan. Bolehkah??” pintaku sambil memasang tampang polos yang kupelajari dari panda bau yang selalu memohon kepadaku.

“Kau cerewet sekali, kajja kita makan dan terimakasih mau menemaniku ke makam eomma hari ini” ucapnya sambil memberiku mangkuk yang sudah berisi nasi rakyat jelata.

“Kekeke, tak perlu sungkan. Aku akan tetap selalu di sampingmu saat kau butuhkan ataupun tak kau butuhkan” ucapku polos dengan cengiran bodoh lalu sibuk memasukan makanan buatan Dara. Hahaha jika kalian (anggota host club yang lain) tahu aku sedang makan masakan Dara, mereka akan sangat iri, ahaha.*bisik hatiku.

“Tidak usah seperti itu, itu sedikit mengganggu jika kau terus berada di sampingku”ucap Dara membuatku mempautkan bibirku namun aku segera kembali memakan makanan yang lezat ini, daebak ini sungguh lezat aku harus memerintahkan chef-chef rumahkku agar membuat makanan seperti ini. Dan nasi rakyat jelata ini sangat enak, waah aku harus membeli banyak ah mungkin aku harus membeli perusahaan nasi ini agar aku bisa menikmatinya kapanpun. Aaah aku sangat pintar.

“Ya!! berhenti tersenyum bodoh seperti itu, kau menakutkan” ucap Dara yang melihatku sedang memikirkan nasi rakyat jelata.

#Pemakaman

Dara Pov

     Hari ini aku mengunjungi makam eommaku dengan Jiyong yang bersedia menemaniku. Sebelumnya terkahir aku mengunjungi makan eomma bersama appa, appa kau dimana? Apa kau masih hidup?

“Ini?” ucapku terheran dan kaget saat melihat seikat bunga mawar yang masih segar berada di atas makam eomma.

“Sepertinya sudah ada yang mendahului kita Dara, apakah kau mempunyai saudara yang tahu hari ini kematian eomma mu?” tanya Jiyong.

“Anni, aku hanya punya eomma dan appa. Jika bukan aku yang meletakkan ini berarti hanya ada satu orang yang kemungkinan besar, aa-aappaa… apaaaaaaa” ucapku berteriak berlari kembali menuju gerbang pintu masuk berharap appa masih ada di sekitar sini.

“Dara, kau mau kemana?” ucap Jiyong ikut berlari bersamaku.

“Sepertinya appa baru saja ke makan eomma Ji, dia –dia masih hidup Ji. Aku ingin bertemu dengannya. Appaaaa” aku berteriak lagi sambil mencari-cari sosok yang kurindukan itu. Namun sudah 30 menit aku mengelili sekitar aku dan Jiyong tak berhasil menemukannya. Aku terduduk lemas di depan makam eomma.

“Aku merindukannya Ji. Apakah ia tak merindukanku hingga ia tak mau menghubungiku sedikitpun?” ucapku kini yang sudah menangis.

“Aku yakin Dara, appamu sangat merindukan anak perempuanya yang cantik. Dan aku yakin dia mempunyai alasan mengapa ia tidak menghubungimu, bersabarlah.” Ucap jiyong menenangkanku dengan memelukku.

“Kau boleh menangis di hadapanku, hanya di hadapanku. Jangan pernah kau menangis sendirian. Dan berjanji lah setelah kau menangis kau akan bangkit dan menangis bukan menandakan kau menyerah dengan semua ini. Kau punya aku, kau kini punya kami para host club. Jadi kau tak perlu merasa sendiri” ucapnya lembut sambil menatapku hangat. Saat ini Jiyong sangat dewasa dan aku merasa nyaman di dekatnya.

“Eomma, aku akan menjaga anakmu dengan baik. Aku berjanji padamu” ucapnya lagi sambil berbicara pada makam eomma, dasar gila. Namun aku tersenyum dan bersyukur bertemu makhluk-makhluk aneh namun mereka menjaga dan menyayangiku dengan baik.

“Eomma, anakmu akan baik-baik saja” gumamku dalam hati.

“Ji, kajja. Kita pulang. Aku akan mentraktirmu makan siang” ucapku sambil menggandeng pergelangan Jiyong.

“Jinnja, yeay. Tapi apakah kau punya uang untuk mentraktirku? Buatkan aku masakan yang kau buat sendiri saja eng” pintanya menghentikan langkahku.

“Baiklah, kajja” ucapku sambil mengacak-acak rambut kemocengnya.

“Bluuuuur”

“Yaaa!! Apaakah kau tak bisa menghentikan mimisan mu ini, dasar bodoh” ucapku sebal saat ia mimisan seperti biasanya. Aku tak bisa membantunya menghentikan mimisan bodoh itu, karena saat aku coba membantunya, mimisan itu seperti air terjun yang sangat deras (ya iyalah makin deres, mukanya kan deket-deketan Jiyong jenong mana tahan hahaha). Syukurlah selama ini dia tidak pernah kekurangan darah karena itu. Dasar pabbo.

~ Apartemen Host Club ~

“Aku bisa sinting jika seluruh yeoja seperti dia” ucap Taeyang yang tak pernah berkata kasar kini berkata sangat kasar tentang yeoja di hadapannya.

“Ini sungguh GILA” umpat Daesung yang kini mengeluh tentang yeoja dihadapannya.

“Baru kali ini aku tak suka yeoja, mungkin ini yang dikatakan wanita ular” ucap Seungri blak-balakan pada yeoja dihadapannya.

“Berhenti berbicara sampah,  membuat telingaku sakit” ucap yeoja yang merupakan pusat kekesalan para member host club.

“Ji, segera ke apartemen. Wanitamu sangat menakjubkan” ucap Top saat menelefon Jiyong yang sedang bersama Dara.

TBC

 <<back next>>

            Udah ah sampai sini dulu, and jangan lupa coment yua~~ okey dokey yooo~~

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

24 thoughts on “CHEONGDAMDONG HOST CLUB ~ Top Meet Him ~ [Chap. 16]

Leave a comment