NOT END [Vignette]

A storyline by. Cho Hana

Sandara Park || Kwon Jiyong

Hurt/comfort

G || Vignette

.

Ini bukan akhir dari segalanya, bodoh!

.

Semburat jingga masih menggurat indah di ufuk barat. Ditemani segelas jus jeruk kesukaannya, gadis dengan surai panjang hitam itu memejamkan matanya sejenak. Membiarkan angin mengembus wajahnya, berharap kegundahan yang membuncah sejak beberapa hari yang lalu dapat segera reda.

Dia tahu setiap manusia selalu dihadapi dengan banyak pilihan dalam hidupnya. Sadar atau tidak, setiap hal yang kita lakukan selalu –sekecil apapun itu- pasti memerlukan yang namanya ‘memilih’. Saat kita membuka mata di pagi hari, secara tidak sadar kita telah diperhadapkan dengan sebuah pilihan. Segera beranjak bangun dan mulai beraktivitas atau tetap berada di sana dan mengistirahatkan badan kita lebih lama. Semua pilihan ada di tangan kita. Satu hal yang pasti, kita tak pernah tahu pilihan mana yang benar-benar tepat dalam hidup kita. Sampai akhirnya kita harus memilih dulu dan baru tahu konsekuensinya belakangan.

Gadis itu –Sandara- tak pernah menyalahkan siapapun dalam hidupnya. Pun dengan pilihan yang selama ini ia pilih. Ia tak pernah menyalahkan sahabatnya yang memilih untuk tidak memperpanjang kontrak atau dongsaeng-nya yang sudah lebih dulu memilih untuk hengkang. Dara sadar, semua orang perlu untuk memilih. Setidaknya memilih sesuatu yang menurut mereka adalah yang terbaik dan Dara pun memiliki prinsip yang sama. Tetap bertahan di agensi itu dan –mungkin- akan kembali melanjutkan karirnya.

“Ini bukan akhir dari segalanya, bodoh!”

Suara itu membuat Dara kembali membuka matanya. Diarahkannya sepasang manik indah itu pada sebuah layar berukuran sedang yang ada di depannya. Seorang pria dengan surai kecoklatan menampakkan wajahnya. Wajah yang selalu menyemangati Dara selama ini.

“Kau perlu melakukan sesuatu. Ketimbang bersantai di sana dan tak melakukan apa-apa, tolong lakukan sesuatu.”

Lelaki itu mulai berbicara lagi –tetap dengan nada bicaranya yang sembarangan-

“Melakukan apa? Kurasa tak ada yang perlu kulakukan. Aku lelah, Ji,” Dara berusaha tersenyum kendati ia tahu senyum itu pasti akan nampak getir di mata kekasihnya. Anggap saja jika Kwon Jiyong terlalu mengenal sosok Sandara. Jadilah gadis itu tak dapat sama sekali mengamuflase semua perasaan sedih yang tengah merundungnya.

“Aku tahu. Kau lelah. Aku lelah. Pihak agensi lelah. Begitu juga Nam Taehyun. Kau sudah dengar kabar bukan kalau dia juga hengkang.”

“Ya aku sudah dengar. Kondisi kesehatannya memang belum membaik sehingga sekarang.”

“Kau tahu, aku baru membuka instagram dan berandaku penuh dengan pemberitaan tentang kalian. Ada salah satu postingan yang menarik perhatianku. Katanya Taehyun menuliskan surat untuk para fans-nya. Ah, aku sampai meneteskan air mata saat membacanya tadi. Isinya benar-benar membuat hatiku tersentuh.”

Dara mengembuskan napasnya panjang, “Aku tahu, dia telah mencapai titik terakhir dalam perjuangan karirnya.”

“Sama sepertimu.”

Ucapan Jiyong itu membuat Dara menatapnya lekat. Meski jarak mereka dipisahkan oleh layar tipis itu, namun Dara dapat melihat dengan jelas bagaimana sorot mata Jiyong menatapnya dengan lekat.

“Kau juga telah berjuang keras bersama yang lain dan sekarang adalah titik akhirnya. Bukannya kau sendiri yang bilang hidup ini adalah pilihan. Tidak peduli apapun resikonya, kau tetap harus memilih. Masalah hasil semua akan terungkap setelah kita menentukan pilihan,” Pemuda itu mulai berorasi lagi. “Dan aku yakin jika pilihan ini adalah yang terbaik, meskipun rasanya sangat berat.”

Dara hampir saja meneteskan air matanya. Jika saja Jiyong benar-benar ada di hadapannya, pemuda itu pasti sudah menjitak kepalanya. Jiyong ‘kan paling benci melihat Dara menangis.

“Yak, jangan menangis! Kalau kau berani menangis, akan kujitak kau saat kembali ke sini. Jangan menangis!” Ia bicara dengan membentak, namun Dara dapat merasakan kehangatan yang menjalar di hatinya. Ya, ia tahu Jiyong tidak sedang marah dengannya. Sebaliknya, pemuda itu mengalirkan semangat agar ia tetap kuat.

“Haruskah aku menulis surat juga seperti yang Taehyun lakukan?” Dara telah berhasil mengusap air matanya dan tersenyum kembali menatap Jiyong.

“Aih, apa kau sedang berusaha untuk menjadi melankolis. Ini tidak seperti dirimu yang biasanya. Memangnya kau pintar merangkai kata-kata? Menulis lirik lagu saja kau masih payah.”

“Cih, kau selalu saja meremehkanku. Mentang-mentang kau penulis lagu hebat.”

“Hehehe aku hanya bercanda. Jangan marah ya. Aku ‘kan hanya ingin menghiburmu.”

“Woy Ji, cepatlah keluar. Hyung ingin bertemu denganmu.”

Sebuah suara lain tiba-tiba muncul. Jiyong nampak mengalihkan tatapannya dari layar sebentar lalu kembali menatap Dara.

“Ah, sepertinya aku harus segera bertemu dengan hyung yang mengaransemen lagu kami,” Ucap Jiyong.

“Pergilah. Aku tahu kalian sedang sibuk untuk mempersiapkan comeback.”

“Ne. Aku akan pergi. Berjanjilah untuk jangan sedih lagi dan ingat kata-kataku ini. Semuanya belum berakhir. Ini adalah awal perjalananmu yang baru. Bye, sayang.”

Setelah memberi kecupan singkat di layar, sambungan video call itu langsung terputus. Dara menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas lalu terdiam sejemang. Jiyong benar, ini bukan akhir dari perjalanannya. Justru sekarang adalah awalnya. Sebuah lembar perjalanan karir yang baru akan segera ia mulai. Ia masih memiliki kontrak dengan pihak agensinya. Ia juga pernah bermain dalam beberapa drama. Ia juga bisa bersolo karir. Banyak pilihan lain yang terbuka di depannya setelah pilihan yang pertama ia lalui dengan langkah berat. Dara mengulas senyum tipis lalu meraih sebuah kertas yang tersedia di atas meja. Tangannya bergerak pelan-pelan menggoreskan tinta hitam bolpoin di atas kertas tersebut.

“Dara-ya,” Suara itu membuat Dara menoleh. Seorang lelaki nampak berdiri tak jauh darinya. “Cepatlah keluar. Keluargamu sudah menunggu di bawah.”

“Oh ne.” Dara menyahut lalu kembali fokus pada kertas yang tadi ia coret. Pelan-pelan ia lipat kertas itu dengan rapi lalu ia tinggalkan di sana –di meja restoran outdoor di salah hotel berbintang di Manila. Biarlah surat itu ia tinggal di sana. Tak peduli meskipun tak ada satupun fans yang menyadarinya, yang jelas Dara senang karena perasaannya telah ia curahkan dalam secarik kertas itu.

=FIN=

It hurts… MTBD…

Please don’t go…

I’m so lonely. We gotta stay together

Baby i miss you

I don’t care what other people say

I wanna scream to the whole world

That I love you

And I’m still falling in love with Blackjacks

Don’t Cry

Can’t nobody hold us down

So, don’t stop the music

I will be missing you

I hope you’re happy

It ain’t over till it’s over

And it’s always gotta be you

I’m sorry and thank you Blackjacks

From the bottom of my heart

 

Sincerely Yours,

Dara of 2NE1

 

 

Iya tau kok seharusnya aku nerusin chapter 7 SNEEUWWITJE, bukannya malah bikin cerita khayalan galau baper gak jelas gini.

Sebenarnya cuma pengen berbagi kebaperan (?) aja. Sedikit curhat, kalo boleh jujur aku bukan YG-stan garis keras. Dalam artian aku penikmat musik K-pop secara universal tanpa pandang buluh. Mau dari agensi mana, asal musiknya enak dan bagus aku pasti bakalan suka. Tapi, waktu denger kabar tentang YG belakangan aku juga ikutan sedih. Baper gue jadinya. Ya si Nam Taehyun hengkanglah, ya 2NE1 bubar lah. Sedih banget sumpah.

Belum lagi isi suratnya si Taehyun -trus disusul sama suratnya Dara-unnie- yang bertebaran di TL Instagram. Akhhh dmdhjknfjddsm pengen nangis rasanya. Isi surat mereka itu bener-bener tulus banget (meskipun yang surat Dara-unnie masih belum jelas apa itu bener dia yang nulis atau Cuma hoax doang). Dan aku sebagai penikmat karya mereka, tentu aja nyayangin bgt keputusan mereka. but, ya kita sebagai fans bisa apalah. Kalo aku sih dukung yang terbaik aja. Toh, itu bukan akhir dari karir mereka. Mereka kan masih bisa terus berkarir di belantika musik meskipun tanpa embel-embel grup mereka lagi. Terkhususnya buat Dara-unnie, gatau kenapa aku berharap banget, setelah dia udah ga bareng 2NE1 lagi dia bakal terjun ke dunia akting. Terakhir kali aku nonton dramanya dia yang ‘Missing Korea’ dan aku suka akting dia di situ. Menurutku seandainya ke depan Dara-unnie bakal terjun ke dunia akting, dia pasti bakal sukses banget.

Yaudah deh, segitu aja curhatannya. Intinya aku baper. Saking bapernya aku belum ngegarap sama sekali chapter 7 SNEEUWWITJE. Efek hati yang potek dan tugas yang semakin menggila. Bye-bye~

 

 

-Hana