Long Time No See Sequel [Oneshoot]

lo

Author : Bernadette Michelle

Sebelum baca Oneshoot ini, kudu baca yg ini dulu y ^^ >>> Long Time No See , kalo udah… monggo dibaca. Happy Reading, Neh! >.<

Author’s pov

 

Jiyong’s apartement

 

“Jiyong-ah, jam berapa ini?” tanya dara sambil mengeratkan pelukannya pada jiyong.

Jiyong mengambil handphonenya yang tergeletak disampingnya, “Jam 10.00”

“Memangnya jam berapa kau akan berangkat?” lanjut jiyong sambil memasukkan popcorn kedalam mulutnya.

“Jam 13.00 pesawatnya akan take off

“Tidak bisakah kau menunda sampai malam nanti?”

“Aku sempat berpikiran seperti itu..” ungkap dara dengan sambutan riang dari jiyong, “Tapi aku tidak bisa melakukannya. Kau tahu pasienku pasti menggunung di sana”

Senyum Jiyong luntur dan berdecak, “Kau terlalu sombong”

“Siapa peduli?” Ujar dara sambil tertawa.

“Kita dari tadi duduk disofa tapi tak melakukan apa-apa? nyalakan televisinya!” perintah dara yang membuat jiyong tersenyum geli.

“Tidak ada acara yang menarik” komentar jiyong sambil terus mengganti channel nya.

“Ini membosankan. Jiyong.. kau mau makan apa?” Dara berdiri dan merapikan kemeja yang sudah dipakainya dari tadi.

“Sejak kapan kau bisa memasak?” ejek jiyong yang membuat dara melempar bantal yang berada disebelahnya ke muka jiyong.

“Baik. Mari kutunjukkan kemampuan masakku” Dara tersenyum bangga dan berjalan kearah dapur sambil menyanyi riang.

****

Airport

 

Dara menggeret kopernya malas dan berjalan berdampingan dengan jiyong yang menggandeng tangan kirinya. Liburan singkat dengan jiyong belum bisa melepaskan kerinduannya pada jiyong. Ini tidak bisa dibilang kiburan karena waktu yang sangat singkat. Dara menghentikan langkahnya dan menghadap kearah jiyong.

“Bisakah kau mengunjungiku ke Paris?” Tanya dara dengan wajah merengutnya.

“Tentu saja aku bisa. Aku minta maaf karena malah memintamu yang berkunjung kesini.”

“Aku memakluminya karena urusan perusahaanmu itu. Lagipula aku punya waktu dua hari untuk bertemu denganmu. Jadi, itu bukan masalah besar”

Jiyong meraih pipi dara dan membentukkan senyuman dari bibir dara, “Kau sangat cantik jika tersenyum seperti ini”

“Apakah kita akan bertemu lagi pada bulan Desember?”

Jiyong mengangguk, “Aku janji akan mengunjungimu”

 

“Dimohon kepada penumpang pesawat France Travel dengan tujuan Paris untuk segera melakukan check in. Terima kasih…”

“Apakah kau harus pergi sekarang?” tanya jiyong dengan wajah penuh pengharapan agar dara menunda waktu keberangkatannya.

“Iya. Pesawatku akan segera berangkat”

Jiyong memeluk dara erat seakan tak ingin melepaskannya. Dara melepaskan pelukan mereka dan perlahan-lahan mulai berjalan meninggalkan jiyong. Dara melambaikan tangannya dan memberikan fly kiss kepada jiyong.

“Jaga dirimu baik-baik untukku, eo?” Teriak jiyong dengan senyum gelinya.

Dara balik tersenyum sebagai balasannya. Tubuhnya mulai menghilang dari pandangan Jiyong. Handphone jiyong bergetar menandakan ada yang menelponnya.

“Yeoboseyo?”

“Hyung, dara noona sudah pergi?”

 

“Ehm. Sudah. Barusan saja ia check in. Wae?”

“Chaerin disini merengek untuk bertemu dengan dara. Aku sudah menelponmu 50 kali hari ini dan baru sekarang saja kau mengangkatnya. Jangan salahkan aku jika chaerin marah padamu”  ujar seungri dengan nada malasnya.

“Berikanlah kami sedikit privasi. Jika dara berkunjung kesini selama satu bulan, maka aku akan menginjinkannya untuk bertemu kalian”

“Hyung sangat licik. Baiklah kututup teleponnya. Chaerin benar-benar marah sekarang”

 

“Tunggu. Kalian berdua sedang berada dimana?”

“Kami berada di cafe dengan bom noona dan seunghyun hyung”

 

“Benarkah. Boleh aku ikut bergabung?”

“Kau berani kesini? baiklah kesinilah, akan kupastikan kau pulang hanya dengan tulangmu saja”  teriak bom dari seberang sana.

“Sebaiknya kau jangan kesini” celetuk seunghyun dengan nada beratnya.

“Aku tak peduli. Aku akan segera kesana”

Sambungan telepon terputus. Jiyong kembali memandang kearah depan dengan membayangkan dara yang berjalan menjauhinya tadi. Ia menghembuskan nafas berat dan memasukkan handphone nya kedalam saku jaket coklatnya.

“Aku benar-benar merindukannya” dengus jiyong sambil berjalan keluar bandara.

***

Hari demi hari berlalu dengan lancar. Hubungan dara dan jiyong pun juga berjalan seperti biasanya. Menelpon satu sama lain, video call, mengirim pesan sudah menjadi kebiasaan mereka berdua dan hal yang membuat mereka merasakan kerinduan yang teramat dalam adalah karena kesibukan karir masing-masing. Dara sebagai dokter bedah di salah satu rumah sakit terbesar di Paris dan jiyong sebagai CEO Kwon Group menggantikan posisi ayahnya selama 5 tahun terakhir.

Cafe

 

23.00 KST

 

“Yak! apakah kau hanya akan berpacaran dengan hpmu itu?” tanya seunghyun yang sedari tadi mengamati gerak-gerik jiyong yang dengan cepat mengerakkan jarinya di layar hp.

“Benar. Dari tadi kau sama sekali tak berniat masuk kedalam percakapan kami” dukung bom sambil menyambar minumannya.

Jiyong meringis dan meletakkan hpnya di meja, “Ah. Mian. Aku sedang mengirim pesan ke dara tadi dan sampai sekarang tidak ada balasan sama sekali. Aku mengkhawatirkannya”

“Mungkin ia sedang memeriksa pasien atau melakukan operasi” celetuk chaerin.

Jiyong mengangguk dan berusaha menghentikan pemikiran negatif nya. Youngbae yang berada disebelahnya menepuk pundak jiyong, “ia pasti baik-baik saja. Di Paris sudahh pagi, kan? pastinya ia tengah berada di rumah sakit”

Drttttt…drttttt..drttttt..

 

Jiyong menoleh lesu kearah habdphone nya yang bergetar dan setelah melihat siapa yang menelpon, ia tersenyum kegirangan dan mengambil hpnya cepat.

“Aigoo, gerakanmu cepat sekali” Ucap youngbae sambil berdecak.

Jiyong mengiyakan permintaan video call dara dan layar hpnya menunjukkan kesunyian ruangan kerja milik dara.

“Hello, Mr. Kwon. Are you miss me?” sapa dara dengan senyum khasnya.

“Jiyong. Tunjukkan padaku” Bom merampas hp milik jiyong.

“Noona-yah” protes jiyong

“Ini balasanku karena kau tak mengijinkan dara untuk menemuiku dan chaerin”

“Bommie, Chaerin, annyeong. Aku merindukan kalian semua” 

“Aku juga merindukanmu, ssantokki. Sudah berapa lama kita tidak bertemu? jika bukan gara gara pacarmu, mungkin kita bisa bertemu waktu kau berkunjung ke Seoul tempo hari” ujar bom panjang lebar dengan tatapan tajam kearah jiyong. “Wae? kenapa noona menatapku seperti itu?” Jiyong membalas tatapan mata bom dengan mengucapkan kata-kata itu dan memeletkan lidahnya.

 

“Hentikan perkelahian kalian. Bom-ah, Desember nanti kau bisa ikut dengan jiyong untuk mengunjungiku. Ani.. tidak hanya bom saja. Semuanya boleh ikut”  lerai dara dengan tawa ringannya.

“Mwo?!” Jiyong mengambil paksa handphone yang berada di tangan bom. Bom mendesis dan memaki jiyong didalam hatinya.

“Kau hanya bercanda, kan?” tanya jiyong syok dengan mata yang membelalak lebar.

“Lihatlah. Ekspresinya seperti tidak ingin kita bertemu dengan dara” cibir seungri seraya merangkul chaerin.

“Seungrat, lepaskan tanganmu dari pundakku”

Seungri melepaskan tangannya malas dan merengut.

“Wae? bukankah lebih menyenangkan jika kita berkumpul bersama seperti dulu? lagipula kita tidak pernah berkumpul lagi setelah aku memilih berkarir di Paris.”

 

“T…tapi”

“Tidak ada tapi-tapian, aku akan ikut denganmu untuk mengunjungi Dara” sela bom dengan tangan yang ia lipat didadanya.

Seunghyun dan yang lainnya pun ikut mengangguk dan jiyong hanya bisa menghela nafas panjang.

“Kau sangat pelit, jiyong. Biarkan mereka bertemu denganku”

 

“Terserahlah” ujar jiyong menyerah dan tersenyum.

Chaerin merebut ponsel di tangan jiyong, “Unnie. Apa kau sibuk disana?” tanya chaerin kegirangan dan bom ikut bergabung melihat layar hp.

“Ani. Mungkin sebentar lagi akan ada pangilan untuk op-“

 

Tok..tok

Ruang pintu kerja dara terbuka dan menampilkan suster berperawakan tinggi dan cantik yang tengah bernafas terengah-engah membuat dara mengalihkan perhatiannya pada suster itu.

“What’s going on?”

 

“Doctor Park. Can you help Doctor Smith in the surgery room?”

 

“Okay. I’ll be there soon”  jawab dara pada suster itu.

Setelah melihat kepergian suster, dara menolehkan kepalanya kepada laptop dihadapannya.

“Lihat? sekarang aku sibuk. Bisakah kututup video callnya sekarang?”

 

“Semoga sukses” ujar chaerin dan bom bersamaan setelah mendengar percakapan dara dan suster tadi.

Sambungan video call terputus.

“Woah. Dara noona benar-benar menjadi dokter sekarang” ucap daesung yang sedari tadi diam saja.

“Kau baru menyadarinya?” Jiyong menatap daesung tak percaya.

“Ani. Hanya saja aku masih terkagum-kagum akan kecerdasan dara noona yang bisa menjadi dokter di Paris”

“Jiyong”

Jiyong menoleh kearah youngbae yang tengah memanggilnya tadi. “Apakah aku boleh mengajak Hyorin ke Paris untuk mengunjungi dara juga?” tanyanya dengan senyum yang membuat matanya menyipit.

“Tentu saja. Lagipula ia kekasihmu. Ajaklah dia”

“Jam berapa ini?”

Seungri melirik jam di tangannya, “jam 23.45”

“Seungrat, antarkan aku pulang!” perintah chaerin sambil berdiri.

“Kita pulang sekarang?”

“Tentu saja. Ayo pulang”

“Pergilah, rat. Antarkan pacarmu pulang” canda bom dengan menggandeng tangan seunghyun dan mengajaknya pulang juga.

“Unnie! kita tidak-“

“Ani. Kita berpacaran. Jangan dengarkan perkataan chaerin” sela seungri seraya merangkul chaerin dan menariknya keluar.

“Aigoo. Lihatlah mereka berdua”

***

Paris

24 December 2016

“Ms. Park” panggil salah satu satpam sambil berlari kearah dara

“Yes?”

“You have some guests waiting for you in your apartemen”

Dara mengangguk, “Thanks for the information” ujar dara dengan membungkuk pada satpam yang lebih tua darinya.

Dara berjalan menuju kearah apartemen miliknya dan berpikir siapa yang mengunjunginya pada malam hari seperti ini? . Tepat didepan pintu apartemennya, dara segera memasukkan password nya. Gelap. Hal pertama kali yang dilihat oleh dara. Ia menyalakkan lampu dan…

“Apakah hal ini tidak mengejutkanmu?” suara yang sangat dikenali dara mulai merasuki gendang telinganya.

“Oppa, lihatlah. Bahkan ia tidak terkejut sama sekali” celetuk chaerin sambil menggaruk kepalanya bingung.

“A..a..pa yang kalian lakukan disini? bukankah kalian akan datang besok?”

“Kami menggunakan pesawat pribadi milik seunghyun untuk cepat datang kesini” jawab bom bangga dan tersenyum kearah seunghyun yang dibalas dengan kedipan genit darinya.

Hyorin yang berada disebelah youngbae pun membungkuk sembilan puluh derajat derajat kearah dara, “Unnie, annyeonghaseyo” ucapnya formal karena mereka baru bertemu pertama kali.

“Hyorin. Kau juga ikut? Ini benar-benar mengejutkan” Senyuman dara mengembang dan melepaskan tas dan jaket lalu meletakkannya asal dengan menyisakan kemeja corak putih dan hitam serta jeans robek dibagian dengkul yang berwarna biru muda. Benar-benar fashion yang simpel.

“Noona. Apartemenmu luas sekali. Jika aku berlibur ke Paris lagi, bolehkah-?”

Ucapan Seungri dihentikan oleh pukulan dari jiyong, “jangan coba-coba” desisnya dan menolehkan kepalanya kepada dara lalu menarik dara untuk mendekati mereka.

Bom mengeluarkan semua bir dan wine yang ia bawa dari rumah seunghyun dan menyiapkan terompet serta kembang api. “Jangan pernah berpikir untuk mengacaukan atau membakar apartemenku” pinta dara dengan raut wajah cemas.

“Tenang saja. Setelah kita melakukan hl yang menyenangkan sekaligus hal yang sangat kekanakan ini. Kita akan membersihkan apartemenmu seperti semula” kata dawsung mantap dan mengacungkan jempolnya.

Dara mendesah, “kalian memang keras kepala”

“Sebentar.. Minzy kemana?” tanya jiyong sambil mengarahkan pandangan ke daesung.

“Dia didapur sedang membuat kue coklat yang sangat disukai dara”

Mendengar kata coklat , mata dara berbinar senang.

“Mungkin kuenya akan jadi sebentar lagi”

“Aku akan menunggu kue buatan minzy” ujar dara senang dan mengalihkan pandangannya ke jam dinding yang menunjukkan jam 23.58 waktu Paris.

Dara menolehkan kepalanya kearah jendela besar yang sengaja ia dekorasi untuk memperlihatkan pemandangan malam Paris dan cahaya kota telah menghipnotis dara dalam sekejap.

“Dara..” panggil jiyong yang sukses mengalihkan perhatian dara.

“Eung? wae?”

“Wine atau bir?”

“Wine” jawab dara sambil menyambar gelas yang berisi wine dari tangan jiyong.

“Dara, kemarilah” ajak bom sembari menepuk sofa agar duduk disebelahnya.

“Sebentar. Biarkan dara berbicara padaku dulu” Jiyong menolak ajakan bom pada dara yang disambut cibiran kesal dari bom, “hanya sebentar” lanjut jiyong agar bom tidak bersungut-sungut.

“Kau benar-benar”

“Sttt..” Jiyong meletakkan telunjuknya ke bibir dara. Ia menarik dara sehingga jarah wajahnya dengan wajah dara sangat dekat. Jiyong mencondongkan kepalanya kearah telinga dara dan berbisik sesuatu yang sangat manis.. “Kau tahu.. aku sangat mencintaimu dan merindukanmu. Dan akhirnya, hari ini, aku sudah dapat melihatmu lagi. Kau tau seberapa besar kerinduanku ini?”

“Sebesar rasa cintamu padaku” jawab dara sambil terkekeh.

“Dara..” lanjut jiyong dengan menjauhkan kepalanya dari dara.

“Merry Christmas dan nikmatilah pesta ini” Jiyong mengedipkan matanya dan dibalas tawa geli dari dara.

“Kue Coklat untuk kalian telah jadi” teriak minzy dengan berjalan keluar dari dapur. Wajahnya penuh coklat yang belepotan disekitar pipi dan bibir.

Serentak mereka menoleh dan tertawa melihat wajah minzy.

“Wae?” tanya minzy dengan kebingungan.

“Wajahmu, minzy-yah”

“Ah coklat ini.” Minzy menunjuk wajahnya sendiri, “Aku tidak peduli. Mari rayakan Natal tahun ini dengan keceriaan” jawab minzy acuh.

Daesung menyodorkan segelas wine kepada Minzy dan mengambil tissue untuk mengelap wajahnya.

“Cheers” ujar mereka semua bersamaan dengan penuh semangat.

Dan malam dingin itupun menjadi hangat dengan kebersamaan mereka. Senyuman dan tawalah mengiringi malam Natal yang penuh sukacita.

-END-

 <<< back

 

Ini ceritanya ngerayain Natal sebelum waktunya, wkwkwk 😀 Maafkan jika ada typo kececeran dan bahasa inggris yang kurang tepat. Dan maafkan juga kalau ceritanya nggak jelas. Meskipun nggak ada yang minta sequel, aku pingin aja ngebuat karena memang ngerasa kurang gitu kalo nggak ada sequel. Oh iyaa, unnie deul, aku mau jujur pada kalian semua. Sebenernya, aku itu masih umur 12 tahun dan duduk dibangku kelas 6 SD yang sekarang masih menjalani Ujian Nasional. Aku ngasi tau ini karena ngerasa bersalah sendiri karena unnie deul semua kebanyakan manggil aku ‘unnie’ atau lain sebagainya. Dan aku lebih suka dipanggil ‘dongsaeng’, wkwk. Bolehkan aku minta doa dan dukungan kalian supaya aku bisa lulus? doa unnie deul bener-bener berarti buat aku. Sekian pesanku yang panjang lebar ini. Hengsho ^^

 

 

17 thoughts on “Long Time No See Sequel [Oneshoot]

  1. Omoo hihi miann kalo sering comment pake ‘eonni’ :’D goodluck unnya and bisa masuk SMP favorite hihi and ganyangka kalo baru kelass 6 ceritanya bagus bagus hihi once again goodluck and fightingg!!

  2. serunya kumpul2 bareng kek gtu…hahahaah
    woah kelas 6 sd…..keren udh bisa bikin cerita kek gini. aku aja msh blm berani….kekekeke
    semoga sukses deh UNnya….fighting.

  3. Harusnya ini dibuat series aha dongsaeng.. Gak cukup nihh sequelnya… Huhuhuhu msh gantung.. Tp keren lahh.. Gak nyangka aja ternyata kamu msh sd.. Daebak!!! Aku aja klo buat cerita gak pernah ampe selesai tuh… Hikssss… Terus berkarya ya.. Dan semangat buat un nya, semoga lulus dan bisa masuk smp yg kmu inginkan hehehehe.. Hengsho!!

  4. Sweet. Ada gak sih pacaran ldr yg kaya gini harmonis trus huaaa. Omoo, msih 12 thun??? Heheh aku sring mnggil thor atau eonni biasany. Baiklah, skrg aku akan pnggil dirimu dongsaeng 🙂 bru klas 6 sd udah bsa buat ff yg hebat kaya gini. Salut deh sama kamu, slalu buat ff keren lainnya yaa 🙂

  5. ommoooo.. kelas 6 SD, seperti adeku anni keponakanku hehe , goodluck for you gadis canti,
    dan ceritanya bagus banget, di usia yang msh muda bgt udah berani buat ff yang keren bgt ceritanya keren penulisannya juga… hemm salut deh buat dirimu cantik..

Leave a comment