For The First Time Part 1

For the Firts time daragon

cr: to the right owner…………

Hello. this is me~ /waving/ hehehehe did you guys know who’s the author of this story?

SAY WHO? SAY WHO? SAY WHOOOOOOOOOO? blehehehehe [i really loved teasing u guyzzzzzz :P] 

okay thiz is it…. lets count in!

1…

2…

3…

————————–> APPLERSOTI !!!!!!!!!!!!!!!!!

/throw confetti/ /drag Tabi to the altar with me/ 😛

not so important btw… DONT MIND ME gehehehehehe

so, i’ve just Re-Post my ff in here, so u guys can easily read my all stories. however, I also put in my tumblr account. u may follow me too, here’s: thereflectionofmind.tumblr.com <== this is supposed to be my personal fanfiction thread. hehehehe. so…. enjoy guys 😉

BABAM!!!!

Dara’s POV

Hari ini seperti biasa aku berlatih di sebuah studio megah di kota Seoul. Rutinitasku setiap hari hanyalah berlatih, berlatih, dan berlatih. Entah itu vocal maupun dance. Ya harap dimaklumi, profesiku adalah artis. Kadang-kadang aku merasa bosan dengan apa yang aku lakukan sekarang. Seperti terkurung di sebuah sarang. Yah…. Bagaimanapun juga aku telah memilih jalan ini, jalan dimana tidak setiap orang bisa memilikinya. Aku tetap bersyukur dengan keadaanku sekarang. Walaupun aku harus siap dengan berbagai gossip-gosip yang kadang membuat telingaku panas setiap kali mendengarnya.

Kami diberi waktu rehat sejenak. Asal kalian tau, kami sudah berlatih 6 jam untuk mempersiapkan album baru kami. Aku belum sempat menyentuh makanan sedikit pun. Yang daritadi ku konsumsi hanyalah air mineral. Belum lagi, aku juga masih memikirkan kejadian Jiyong waktu itu. Hah…… foto itu……… ck, kenapa mesti perempuan itu yang berada di foto itu? Aish jinjja.

“Ya! Dara-ya!….. wae geurae?” Panggil Bom memecah lamunanku.

“Ya! Dara!” Bom memanggilku lagi. Kali ini suaranya lumayan keras.

“Kenapa daritadi kelihatannya tidak semangat berlatihnya? Apa kau capek?” tanyanya sedikit khawatir.

Aku tak menjawab, terlalu lelah untuk membicarakan isi hatiku saat ini. Aku berjalan menuju tempat duduk panjang di dalam studio, Bom yang penasaran mengikutiku di belakang.

“Dara-ya!…….. paraebwa~ ada apa denganmu? Apa ini ada hubungannya dengan Jiyong oppa?” selidik Bom tak sabar sambil menggoyang-goyangkan tanganku.

Aku menarik napas panjang lalu kuhembuskan perlahan. “Entahlah. Tapi mungkin ini ada hubungannya dengan Jiyong.”

Mataku masih menatap lantai-lantai studio. Kosong.

Hyah….. selama seminggu ini aku memang tidak berhubungan dengan Jiyong. Selain karena kesibukannya, aku juga masih marah padanya. Bigbang sedang mengadakan Konser ‘Love and Hope’ di jepang sedangkan aku masih berada di Korea untuk keperluan album baru 2NE1. Sebenarnya sih aku sudah memaafkannya, tapi karena dia tidak menghubungiku selama berhari-hari aku juga merasa gengsi harus menghubunginya duluan.

“Hmm sudahlah, jangan terlalu kau pikirkan foto mereka berdua di pulau Jeju itu. Lagipula, YG Appa juga sudah mengatakan bahwa Jiyong tidak bersama dengan Kiko. Disana ada Seunghyun dan beberapa teman dekatnya. Percayalah, dia orang yang setia. Gak mungkin dia akan menduakanmu. Aku yakin 100 persen!” jawab Bom yakin sembari memegang tanganku.

Aku ingin percaya dengannya, tapi entah kenapa hati ini merasakan sesuatu yang tak biasa. Bukan marah, bukan kecewa. Aku tak pernah merasakan hal seperti ini. Berkali-kali Jiyong digosipkan berpacaran dengan sebut saja si A, si B, si C, dan lain-lain. Aku tak ambil pusing dengan wanita-wanita itu. Tapi ini, wanita yang satu ini. Aku mengenal dia dengan sangat baik. Dia bisa dibilang wanita pertamanya Jiyong. Wanita yang pertama kalinya mengajarkan apa itu cinta pada Jiyong. Aku cemburu. Oh apa? Aku ulangi sekali lagi. AKU CEMBURU! Mengapa? Mengapa harus wanita itu yang digosipkan berpacaran dengan Jiyong? Berulang kali Jiyong menjelaskan padaku bahwa antara dia dan Kiko sudah tidak ada apa-apa lagi. Aku ingin sekali percaya, tapi rasa percaya ini kalah dengan rasa cemburuku.

“Dara….. percayalah pada Jiyong, OK? Ayo mari kita latihan lagi” ucap Bom mencoba menenangkan pikiranku. Ok….. be positive thinker, Dara-ya…..

Author’s POV

Sekarang di tangan Jiyong sudah ada cokelat dan bunga mawar pink kesukaannya.  Jiyong tau dia masih marah karena fotonya dengan Kiko di pulau Jeju tersebar luas. Sebenarnya dia tidak hanya foto berdua saja dengan Kiko, ada Seunghyun dan Daesung juga di foto itu, tapi entah kenapa foto yang beredar luas hany foto Jiyong berdua dengannya. “Dia pasti suka…..” kata Jiyong dalam hati. Dan tanpa dia sadari seberkas senyuman kecil muncul di bibirnya saat berjalan kearah  salah satu studio. Dadanya tak berhenti berdegup kencang.

Jiyong  mengintip di sebuah kaca yang tertanam di pintu. Ternyata dia sedang berlatih menari untuk lagu barunya. Diapun tertawa kecil saat melihat gaya menari Yeojachingu nya itu. Menurutnya sangat lucu. Dengan sangat perlahan dia membuka pintu tersebut, tak mau Dara tahu bahwa Jiyong datang. Dia ingin membuat surprise untuknya. Jiyong berjinjit-jinjit agar tidak terdengar suara sepatu di lantai studio. Dan tak lama kemudian, Hap! Jiyong menutup mata Dara dengan satu tangannya, dan tangannya yang lain membawa hadiah untuknya. Dara berusaha berontak ketika tangan tersebut menutupi matanya. Latian pun break sebentar. Sepertinya member 2NE1 dan backdancer nya tau bahwa mereka sepertinya harus ditinggal berdua. Jadilah mereka mengendap-ngendap pergi keluar srudio.

“Ya! Lepaskan tangannya! Aku tak bisa melihat apa-apa nih! Hey! Lepaskan! Aku harus latian!” disentaknya tangan Jiyong hingga jatuh. Dan betapa kagetnya Dara ketika melihat lelaki yang sangat dirindukannya tepat di depan matanya.

“Ji…. Ji… Jiyong? B-b-bagaimana k-kau bisa k-kesini?” tanya Dara tergagap karena kaget.

“Annyeong! Sudah lama tak bertemu chagiya. Ah neomu bbogoshipeo~” tanpa banyak berkata-kata Jiyong memeluk Dara.

Tadinya Dara berusaha menghindar dari Jiyong, tapi sepertinya pelukan hangat itu menghipnotis Dara supaya diam dan tapi tak membalas pelukannya. Tiba-tiba terdengar suara isakan tangis.

“Ya, chagiya…… waeyo? Kenapa menangis? Aku disini…… uljimarayo~ aku bawa hadiah nih” ucap Jiyong lembut sambil mengelus rambut dara, berusaha menenangkannya.

Bukannya berhenti, Dara malah tambah terisak merasakan perlakuan Jiyong padanya. Jiyong menaruh hadiahnya di lantai agar bisa memeluk Dara lebih erat.

“Kenapa kau seperti itu padaku….. kenapa? Kenapa kau selalu membuatku gundah setiap waktu? Hiks hiks. Kau tahu, hatiku sakit sekali melihat foto itu. Sakit Jiyong-ah…. Hiks” Dipukul-pukulnya dada Jiyong pelan sambil terus menangis di dada Jiyong.

“Maafkan aku, Dara-ya. Tapi itu tidak seperti yang kamu kira. Foto itu sengaja dipotong agar terlihat hanya aku dan Kiko saja. Sebenarnya Seunghyun hyung dan Daesung ada di sebelahku. Maaf….. aku tau aku ceroboh. Lain kali aku takkan ulangi lagi hal seperti itu.  Jadi, maukah kau memaafkanku?” jelas Jiyong sambil terus mengusap puncak kepala Dara dengan penuh kasih sayang.

Dara pun melepas pelukan Jiyong dan menatap matanya yang sipit itu. Dara tak melihat adanya kebohongan dimata itu. “Benarkah seperti itu? Benarkah kau tak berbohong padaku?” tanya Dara masih dalam keadaan menangis.

Di hapusnya air mata yang mengalir di wajah Dara yang putih dan bersih itu.

“Apakah aku terlihat seperti orang yang sedang berbohong? Ayolah Dara, kau telah mengenalku lebih dari 5 tahun. Pasti kau tahu jawabannya” jawab Jiyong sambil menatap lembut ke arah Dara dan tersenyum. Di  usapnya pipi Dara yang chubby itu. Betapa ia sangat rindu dengan gadis ini. Walaupun Dara jauh lebih tua tapi ia merasa Dara selalu leb ih muda darinya.

“Aku…. Aku hanya ingin meyakinkan hatiku, Ji. Aku tak ingin kehilanganmu. Tidak. Aku tidak mau” ucap Dara sambil menyembunyikan wajahnya yang cantik ke dalam dada Jiyong.

“Kau tidak akan pernah kehilangan diriku, Nona cantik. Tidak sampai kapanpun. Aku hanya untukmu seorang. Jadi tolong percayalah padaku, ok?” Jiyong memeluk Dara erat.

“Geurae. Aku percaya padamu…”jawab Dara dengan suara tertahan karena masih menyembunyikan wajahnya.

“Gomawoyo. Jadi, apakah kita berbaikan? Apakah kau memaafkanku?” tanya Jiyong sambil melepaskan pelukan Dara dan menatapnya lembut.

“Iya…” jawab Dara sambil tersenyum.

Tiba-tiba Jiyong tertawa terbahak-bahak, “Ya, Dara-ah mukamu jelek sekali ketika menangis. Hahahahahahaha” tawa jiyong sambil mencubit pipi Dara.

“Aw, appo!! Lepaskan cubitanmu, pabbo!! Aku menangis begini kan karena kau! Huh!” rutuknya sambil membalas cubitan Jiyong di pipinya.

“Ya! Sshhhh Sakit tau! Tenagamu kuat sekali sih?! Iya iya aku ngaku salah. Jadi lepaskan cubitanmu, ok? Pipiku sakit sekali karena cubitanmu”

Dara terkekeh karena melihat wajah Jiyong yang kesakitan dan akhirnya melepaskan cubitannya. Dan tiba-tiba……. Chuk. Ciuman sekilas mendarat(??) di pipi Dara. Dara pun tak bisa menyembunyikan mukanya yang memerah.

“Haih, pabbo yeoja. Baru aku cium pipimu saja mukamu langsung memerah, apalagi kalo cium ke arah yang-“

“AWWWW!!!! Sakit!!!!” kata-kata Jiyong barusan terhenti karena cubitan kea rah perut Jiyong. “Rasakan! Berani-beraninya mesum terhadapku! Itu balasan untukmu!”.

Tanpa mereka sadari, member 2ne1, bigbang, dan YG’s crew sedang mengintip di kaca pintu. “Aiyooo, baikan juga mereka. Hsssshhh, aku sampai mules melihat mereka seperti kemarin,” ucap Bom sambil memegang perutnya pura-pura sakit.

“Aw! Appo~”, Seunghyun menjitak kepala Bom.

“Ya! Lebay sekali sih omonganmu ck. Apa kau akan mules juga ketika berkelahi denganku? Aku jamin pasti jawabannya TIDAK,” seunghyun sengaja menekan kata tidak agar terlihat dramatis.

“Nah tuh tahu wlee~” ejek Bom sambil memeletkan(??) lidahnya. Mereka pun berkejar-kejaran di koridor, yang lain melihat mereka sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Jiyong’s POV

“Dara-ah, masih ingatkah kau saat kita pertama kali bertemu?” tanyaku sambil merebahkan kepala di pahanya.

“Hmm masih dong. Memangnya kenapa?” tanya Dara sambil mengelus-ngelus rambutku.

“Tidak.. hanya saja…kkkk” aku terkekeh mengingat kejadian bodoh ketika pertama kali bertemu dengannya.

“Ih, dasar gila. Tiba-tiba ketawa ga jelas kaya gitu. Ih~” kulihat dia pura-pura bergidik jijik.

“Haish, lebay deh kamu”, kataku sambil mencolek hidungnya. ”Kamu inget gak waktu kamu kalah main game saat kita makan malan bersama Dong Wook hyung ? Hahaha”

“Iya inget. Terus aku nari In or Out sebagai ganti dari hukumanku kan? Haish, malu ah. Udah gausah inget-ingetin kejadian kaya gitu” kata Dara sambil menutup mukanya

“Haih…. Itukan romantis, Dara-ya”

“Apanya yang romantis? Jelas-jelas itu membuatku sangat malu. Diliatin orang banyak begitu, hah~” katanya sambil menggeleng-gelengkan mukanya.

“Kalau bukan karena hal itu, kita gak mungkin akan seperti ini,” kataku sembari menengok ke atas  dan tersenyum sambil menatap matanya yang indah itu. Kulihat sudut-sudut bibirnya tertarik keatas, memberikanku senyum terindah dan tertulus darinya.

“Hmm… Arraseo….,” Dara membelai pipiku.

Aku menangkap tangannya dan beranjak duduk.

“Terima kasih untuk selama ini. Terima kasih kamu dengan sabarnya bisa nerima aku apa adanya. Terima kasih juga kamu bisa bersabar dengan gossip-gosip panasku dengan wanita lain. Terima kasih telah menerima cinta dari pria bodoh sepertiku yang selalu membuatmu menangis –mungkin- tiap malam. Terima kasih kau mau menjadi wanitaku. Saranghae…. Neomu neomu saranghaeyo….” Aku pun mencium tangannya, lalu mencium dahinya, lama sekali. Aku ingin dia merasakan bahwa cintaku tulus dan tidak dibuat-buat. Aku sangat mencintainya melebihi apapun.

Aku pun melepaskan ciumanku dan menatap matanya lekat. Jarak diantara kami sepertinya hanya beberapa jengkal saja. Dan itu sukses membuat jantungku cenat-cenut (??).  Dia menatapku dengan mata sendunya. Secarik senyum pun merekah di wajahnya. Cantik…. Luar biasa cantik wanita yang ada dihadapanku sekarang.

“Nado saranghaeyo…. Jiyong-ah. I’ll always love you, no matter what happens until the end of our times”.

Aku pun memeluknya dan mencium sekilas pundaknya lalu membenamkan wajahku di sela-sela rambutnya yang sekarang mulai panjang.

“Gomawoyo….” Bisikku di telinganya sambil mengeratkan pelukanku lagi. Aku melepaskan pelukannya. Hidung kami bersentuhan… dia menutup matanya mengerti apa yang ingin aku lakukan. Dan……

“Uhuk uhuk….. aduh ada yang mesra banget nih disini…..” celetuk Seungri.

Aku dan Dara langsung otomatis langsung melepas pelukan dan merubah posisi menjadi duduk tegap. Aigo…… bocah satu ini hobi banget sih gangguin orang. Gatau apa suasananya lagi romantis begini digangguin-_-‘

“Y-y-ya! Tidak sopan sekali kau! Kalo masuk tuh bilang-bilang!” kataku tergagap. Kulirik Dara sekilas, terlihat warna wajahnya sekarang sudah seperti  berubah menjadi merah seperti kepiting rebus.

“Hmm…. Ji, a-a-aku ke toilet dulu ya” katanya langsung pergi tanpa menoleh ke arahku. “Ok. Cepat kembali!”

Awas kau Seungri, berani-beraninya mengangguku.

“Ya! Kamu ngapain sih masuk kesini? Ganggu aku aja deh!” kataku  beranjak dari dudukku dan berjalan kearahnya.

“Emangnya kalo mau masuk harus bilang-bilang ya? Ini kan studio YG, jadi siapapun berhak dong masuk kesini” sergah Seungri. Aih, dia ini masih kekanak-kanakan banget sih.

“Iya, aku tahu itu. Tapi kamu masuk ke ruangan ini disaat yang tidak tepat, Seungri-ah,”

“Hahaha, emang aku pengen ganggu kalian. Wlee~”  aku pun menjitak kepala belakangnya dengan keras.

“Sialan kau!” rutukku.

“Appo hyung~ sshhhh” keluhnya sambil mengelus kepalanya.

“Itu balasan untukmu!” kataku sambil tersenyum sinis kearahnya.

“Hah~ yasudahlah. Hyung, aku lapar nih. Makan yuk!! Member yang lain sudah menunggumu daritadi di depan. Tidak berani menganggu kalian. Hsssshhh. Kalau saja aku tidak masuk, kita sudah mati kelaparan karna menunggumu,” Dia pun menggamit pundakku.

“Dara… bagaimana? Aku tak mungkin meninggalkannya sendirian. Aku kan masih kangen dengannya”.

“Aigo~ Jinjja~ ajak dia dong. Member 2ne1 juga ikut kok, masa dia ga diajak.”

“Geuraeyo. Kajja!” ajakku sambil berjalan keluar.

Dara’s POV

Ya Tuhan! Tadi hampir saja Seungri memergokiku berciuman dengan Jiyong. Oh Tuhan!!! Aku malu sekali!! Bagaimana ini…. bagaimana. Ok.. Park Sandara tenangkan hatimu. Tadi itu Seungri tidak melihat apa-apa. Percayalah, Seungri tak akan membocorkan rahasia ini ke siapapun. Baiklah, Sandara… tenangkan hati dan pikiranmu. Ok..

Aku pun membasuh mukaku dan merapihkan bajuku, agar terlihat lebih fresh setelah latihan tadi.  Setelah selesai akupun keluar, dan…. “HUAAAAAAAAAAAA!!!!”

Betapa kagetnya aku tiba-tiba Jiyong berada di depan pintu kamar mandi ketika aku keluar. Kulihat dia tertawa terbahak-bahak melihatku kaget.

“Jiyong!!!!! Kamu mengagetkanku saja sih!!!! Hah hah hah…” kataku sambil memegang dadaku menenangkan jantungku.

“Hahahaha kaget yah? Mianhae hehehe. Kamu ngapain aja sih di kamar mandi? Lama banget keluarnya. Daritadi aku udah nungguin kamu tau. Ketiduran deh pasti,”. Lalu kembali tertawa.

“Y-y-ya… masa kamu gatau aku ke kamar mandi untuk apa. Memangnya harus aku jelaskan dengan detail apa yang aku lakukan di kamar mandi padamu? Engga kan.”

“Hah.. ya sudahlah. Geurae. Kajja! Tadi seungri mengajak kita untuk makan malam di restorannya Se7en Hyung,” ajak Jiyong sambil merangkul bahuku.

Oh jadi tadi Seungri masuk ke studio itu mau bilang ini. Aigo, bocah itu suka sekali sih membuat orang shock jantung seperti tadi.  “He? Makan malam? Sama siapa aja?.”

“Sama semuanya dong, Chagi. Member 2ne1 yang lain juga ikut kok. Ayolah! Aku sudah lapar nih,” kata Jiyong sambil memegang perutnya dengan mulut yang sengaja digembungkan.

Aku pun balas merangkul pinggangnya dan mencubit pipinya pelan. “Aiyo~ Neomu Kwiyeowo! Hahaha, jjah…  Go-Go-Go.” Kekehku lalu mengajaknya dia pergi.

Tak berapa lama kami pun sampai di pintu keluar YG’s Studio. Disana sudah ada Seungri, Youngbae, Daesung, CL, Minzy, beberapa back dancer YG dan… Eh? Tunggu dulu, kemana Bom dan Seunghyun ya?  “Hey, kok sepertinya aku gak melihat Bom dan Seunghyun. Mereka kemana?” tanyaku heran sambil celingak-celinguk.

Semuanya menggidikkan bahunya tanda tak tahu. “Gatau tuh. Tadi sih mereka berdua naik mobilnya Seunghyun hyung. Mereka hanya bilang ingin jalan-jalan sebentar,” jawab daesung.

“Ha-Ha-Hanya mereka berdua?” aku tambah heran. Kok mereka berdua bisa pergi berduaan. Mereka kan bagai kucing dan tikus. Tidak pernah akur.

“Gatau juga deh. Tapi sih kayanya emang mereka berdua aja,” kali ini CL yang menjawab.

“Udah ah yuk! Cepetan kita makan, laper banget nih!,” celetuk Seungri.

“Awas aja ya, Bom. Kalau sampai kamu tidak menjelaskan soal Seunghyun, rambutmu tidak akan aman,” rutukku dalam hati. Berani-beraninya dia ada hubungan dengan Seunghyun tapi tak pernah cerita apapun padaku.

Aku menaikki mobil Jiyong. Sedangkan yang lain naik mobilnya masing-masing. Saat perjalanan menuju restoran tidak begitu banyak obrolan, karena jarak antara studio dengan restorannya lumayan dekat. Hanya saja tangan Jiyong saat kami menaikki mobil hingga sampai di restoran tidak pernah ia lepaskan. Aku merasakan tanganku sudah berkeringat daritadi.

“Nyong. Lepaskan tanganmu dulu ya. Aku ingin membuka sitbelt nya nih.”

“Biar aku saja yang lepaskan sitbelt mu.” Jiyong pun membukakan tali sitbelt yang mengitari pundak dan perutku. “Ayo kita turun,” ajak Jiyong sambil membuka pintu kemudinya lalu menarikku keluar.

Aku mendengus dan menarik tangannya kembali. “Ya! Gimana aku bisa keluar kalau tanganmu masih menggenggam tanganku seperti ini? Tidak mungkin kan kita keluar bersama-sama, kecuali mobil ini bisa ditembus.”

Jiyong tertawa renyah sambil melepaskan jarinya dari telapak tangannya, “Ahahaha. Aigo~ mianhae. Aku terlalu kangen dan terbawa suasana. Yuk, kita keluar.”

“Haish. Pabo!,” gerutuku sambil memegang dan memijati telapak tanganku perlahan. Sedikit terasa pegal karena genggamannya yang agak kuat.

Belum sempat aku membuka pintu tiba-tiba Jiyong teriak dari dekat pintu kemudi. “Ya! Jamkkan!! Jangan keluar dulu!!.” Dan dia langsung berlari keluar menuju pintuku. Dia ini kenapa sih hari ini? aneh banget.

Lalu dia membuka pintuku dengan gaya petugas-petugas parkir (???) di hotel dan dia membungkukan badannya sambil mengucapkan, “Silahkan keluar, nona cantik.”

Dia mengulurkan tangannya dan tersenyum. Astaga. Ini kan bukan candle light dinner. Kenapa dia bersikap layaknya ada acara romantis khusus. Aneh. Dan oh ya, lagi-lagi dia memintaku memegang tangannya. Ya Tuhan… apa dia tidak bosan daritadi memegangi tanganku terus? Haish..

“Nyong-ah! Tanganku berkeringat dan pegal-pegal karena tanganmu menggenggam terus. Biarkan telapak tanganku beristirahat sebentar ok? Rangkul apa ajadeh, yang jelas jangan tanganku lagipula kita bisa ketahuan sama fans-fans kita. Ingat ya, waktu tak-boleh-berpacaran ku masa tenggangnya habis tahun depan. Aku tidak mau, YG Sunbaenim memarahiku karena hal ini,” kataku meyakinkan sambil keluar dari mobil.

Kupikir dia akan mengerti tapi tetap saja mengambil tanganku sesaat setelah menutup pintu. “Biarin. Aku pengen mesra-mesraan pokoknya sama kamu! Titik!.” Lalu mengajakku pergi dari tempat parkir itu. Aih, dasar laki-laki egois.

Sesampainya di dalam ternyata se7en hyung dan Hyan bul unnie juga ada disitu. Dan ternyata……… wanita itu datang. Kulihat kearah jiyong yang masih memegang tanganku.

“Kiko……..”

-to be continue-

10 thoughts on “For The First Time Part 1

  1. Keren, bgus critany 😀
    TP bolehkah ksh opini dikit tentng ff ini menurt sya? 😉
    ini ff bgus keren,tp bhasny enggak bgt 😦 sumpeh gaenak bgt dibc, bisa tdk pake yg baku? Yah gausah baku2 bgt tp yg pnting bhsa gaulnya ga ada, aneh bcnya u___u’
    sekian, gomawo, mianhe 😦

Leave a comment