SUMMER BREEZE CHAPTER 3

Author : Mhelyndz @MhelyndzVIP

Editing : @ssintokkiYasinta ana

summer breeze daragon

Cast:

Sandara Park

Kwon Jiyong

Lee donghae

Kim Jaejong

Park bom

Dara POV

“biar aku yang membawa buku-bukumu” donghae mengambil kantong plastik berisi buku yang sedari tadi aku bawa. Dan tiba-tiba dia menyerahkan sebuah es krim cokelat untukku. Es krim favoriteku.

“gomawo” ucapku datar tanpa ekspresi. Tapi wajah donghae tersenyum menatapku. Pandangannya kembali mengingatkanku saat kami masih pacaran dulu. donghae berjalan di sampingku tanpa banyak berbicara. Aku teringat kejadian 2 minggu yang lalu, saat donghae tiba-tiba datang menghampiriku yang sedang bersedih karena Jiyong. donghae adalah mantan kekasihku, yang meninggalkanku dulu. Selama tiga tahun dia menghilang tanpa kabar. Dan tiba-tiba namja itu datang dan memintaku memaafkannya. Jelas aku yang emosi mengingat saat dia meninggalkanku tak mau memaafkannya, meski saat itu donghae memelukku erat. Tapi selama dua minggu kemarin melihat donghae yang terus menerus meminta maafku membuatku luluh. Lagi pula aku memang sudah tak mempunyai perasaan apa-apa kepadanya. Jadi buat apa aku terus menerus memikirkannya.

“Dara ah, bibirmu” ucap donghae tiba-tiba. Tangannya didekatkan ke bibirku untuk mengelap cokelat yang mungkin berantakan di bibirku. Kebiasaanku saat makan es krim. Tapi aku refleks menepisnya, lalu mengelap bibirku sendiri dengan sapu tanganku. Terlihat wajah donghae berubah mengeras. Aku sedikit tidak enak hati melihatnya. Aku pun menghampirinya.

“waeyo donghae ah??” tanyaku padanya. Tapi namja itu malah tersenyum kepadaku. Aku pun membalas senyumnya. Senyum pertamaku untuknya setelah 2 minggu ini donghae terus menemuiku.

“i’m so sorry but i love da geo jis mar…” tiba-tiba suara handphone donghae berbunyi, donghae mengangkat handphonenya terburu-buru.

“waeyo??” tanya donghae kepada si penelpon.

“ne, aku sedang bersama Dara,, anii, aku tak yakin dia mau ikut denganku,, anii,, ahhh, baikla aku tanyakan kepadanya” donghae mengakhiri pembicaraannya lalu mematikan handphonenya. Aku menatapnya bingung karena mendengar namaku di sebut tadi. donghae menggaruk kepalanya yang tidak gatal, wajahnya sedikit ragu untuk mengatakan sesuatu kepadaku.

“hmm, Dara ah, hani menelpon, dia memintaku mengajakmu ke rumah” ujarnya pelan.

“mwo??” aku sedikit kaget mendengarnya. Saat aku dan donghae masih pacaran, aku dan hani adiknya memang sangat dekat. Umur hani pun hanya terpaut 2 tahun dariku. Sebenarnya aku juga merindukannya, terakhir aku bertemu dengannya saat aku bertanya pada hani alasan donghae meninggalkanku tapi saat itu hani tak mengatakan apa-apa kepadaku.

“hmm, aku tidak memaksamu, aku bisa bilang pada hani kalau kau…”

“baiklah, ayo ke rumahmu, sudah lama aku tak bertemu dengan hani” ujarku akhirnya. Bukankah aku sudah memutuskan untuk memaafkan donghae?jadi bukankah sebagai teman aku masih diperbolehkan bertamu kerumahnya.

Kami melangkah cepat menuju mobil yang diparkir donghae tak jauh dari ujung jalan ini. Tapi langkahku tiba-tiba berhenti saat lewat di depan sebuah toko CD, di depan pintu ada sebuah poster besar bertuliskan coming soon release. Dan di poster itu ada wajah yang sangat ku kenal, Jiyong. Wajahnya datar di foto itu, sepertinya Jiyong memutuskan untuk merilis album dan menjadi penyanyi. Apa saat ini dia bahagia??

“Dara ah” donghae memanggilku. Membuyarkan lamunanku tentang Jiyong. Aku tersenyum dan berjalan mengejarnya.

“wae??” tanyanya. Aku menggeleng pelan. Menyembunyikan perasaanku rapat-rapat. Hati ini kembali sakit ketika mengingat saat kehilangan Jiyong. Aku sudah terlanjur mencintai Jiyong, mencintai segala perhatiannya kepadaku.

***

“unni ah, bogoshipo” hani sudah menyambutku begitu donghae membukakan pintu rumahnya. Hani langsung memelukku erat. Dan terlihat dia seperti menitikkan air mata. Aku sedikit terharu melihatnya, aku memang sudah menganggap hani adikku sendiri.

“na do bogoshipo saengi” ujarku lembut.

“kemana ahjumma??” tanyaku lagi melepas pelukan hani dan menghapus air matanya.

“umma sedang pergi ke luar negeri bersama appa seperti biasa, tapi dia menitipkan salam untukmu saat aku bilang kau akan datang, umma juga sangat merindukanmu unni ah” jelas hani manja.

“unni, apa kau tau aku kesepian selama 3tahun ini??saat umma pergi tak ada lagi unii yang akan menginap disini” rajuknya lagi.

“hani ah, lebih baik ajak Dara masuk, kau tau unni mu itu sangat lelah seharian ini” peringat donghae seraya membelai rambutku dan rambut hani. Sekali lagi melakukan hal yang biasa dia lakukan dulu.

“unni ah, apa kau sudah makan??” tanya hani.

Aku mengangguk pelan, hani terlihat kecewa.

“baiklah, kita ke kamarku unn, kita bisa bercerita sambil tidur di kasurku” hani menarik tubuhku cepat mengikutinya, aku hanya pasrah mengikutinya. Lebih baik kami memang berkangen-kangen ria. Sekilas aku dengar donghae akan ke kamarnya dan nanti akan membawakan kami cemilan dan jus.

Setibanya di kamar hani aku langsung duduk di sofa di sudut ruangan, pandangan mataku melihat seisi kamar itu seraya merespon setiap hal yang hani bicarakan. Kamar hani sangat berbeda sejak terakhir kali kami menginap. Kamarnya kini lebih dewasa dari sebelumnya.

“unni ah, kenapa selama 3tahun ini kau menghilang??aku sangat kesepian dirumah sendirian, appa dan umma tak mengijinkanku ikut pindah seperti oppa” ujarnya menggerutu.

“mwo??” aku sedikit kaget mendengarnya, donghae pindah??

”upss, apa oppa belum menceritakannya padamu??” tanya hani sedikit ragu karena sepertinya hani keceplosan mengucapkannya. Memang apa yang seharusnya donghae ceritakan itu. Aku menggeleng pelan.

“unni ah, setelah putus denganmu, oppa pindah ke jepang, kuliah sekaligus membantu di perusahaan appa” jelas hani masih sedikit ragu. Aku menautkan alisku bingung.

“lalu bagaimana yeoja itu??apa donghae meninggalkannya di korea??” tanyaku tiba-tiba mengingat yeoja yang lebih dipilih donghae dibanding aku.

“anii, yeoja itu tak ada”

Aku mendelik ke arah hani, tapi hani hanya menunduk seperti menyesali sesuatu.

“hani ah, apa maksudmu??unni tak mengerti” ujarku tegas.

“jadi oppa belum mengatakan semuanya kepadamu unni??kalau dia tak pernah selingkuh dengan yeoja lain, bahkan selama tiga tahun ini oppa tak pernah benar-benar serius berpacaran dengan yeoja lain seperti saat bersamamu” terang hani. Aku memegang kepalaku yang tiba-tiba pusing karena tak bisa mengerti yang hani katakan,

“oppa, mengalah dan merelakanmu untuk Jaejong oppa” ujar hani tegas. Aku langsung lemas mendengar pengakuan hani meski masih sedikit tak mengerti. Memang saat sma dulu donghae dan Jaejong berteman tapi semenjak aku dan donghae jadian, Jaejong seperti menjauh dari donghae meski aku tak tau alasan jelasnya. Tiba-tiba suara gelas berbunyi dibelakangku. Aku menoleh dan melihat donghae tengah bersandar di pintu, aku menatap donghae dingin. Apa selama ini donghae membohongiku, untuk Jaejong??

***

donghae POV

Aku menghampiri pelayan yang sedang membuatkan minuman untuk Dara dan hani. Setelah selesai aku langsung menawarkan diriku untuk mengantarkannya ke kamar adikku. Hari ini aku sangat bahagia, bahagia karena akhirnya tadi Dara tersenyum untukku dan Dara juga bersedia datang menemui hani kerumahku. Apa itu tandanya kalau Dara sudah bisa memaafkanku?? Saat ini aku hanya berharap Dara dapat menerimaku sebagai temannya. Meski jauh di lubuk hatiku tak bisa ku pungkiri kalau aku masih mencintainya, masih sangat mencintai yeoja itu sampai-sampai aku belum bisa menerima yeoja lain untuk menggantikannya meski saat di jepang aku bahkan hampir bertunangan dengan yeoja yang dijodohkan appa dan ummaku. Appa dan umma ku memang khawatir melihatku yang tak bersemangat karena berpisah dari Dara.

Aku berjalan menaiki tangga menuju kamar adikku. Samar-samar aku mendengar namaku disebut. Apa mereka tengah membicarakanku seperti dulu Dara selalu mencari tau keburukanku dari hani??

“jadi oppa belum mengatakan semuanya kepadamu unni??kalau dia tak pernah selingkuh dengan yeoja lain, bahkan selama tiga tahun ini oppa tak pernah benar-benar serius berpacaran dengan yeoja lain seperti saat bersamamu” suara hani samar-samar dapat ku dengar meski aku masih belum mengerti maksud perkataan hani. Saat aku sudah di pintu ku lihat mereka masih terdiam, raut wajah keduanya sangat tidak bersahabat. Ada apa ini??

“oppa, mengalah dan merelakanmu untuk Jaejong oppa” hani kembali berbicara. Sontak aku sangat kaget karena sekarang aku mengerti yang sedari tadi mereka bicarakan. Hal yang selama ini ku sembunyikan rapat-rapat, kenapa hani bisa dengan bodoh mengatakan itu kepada Dara?bukankah selama ini adikku bisa sangat ku percaya menyembunyikan hal itu dari appa dan umma.

Dara menoleh menatapku, tatapannya kembali dingin menusuk. Aku tak suka ditatap olehnya seperti itu. Jantungku berdegup kencang. Sampai-sampai nampan berisi minuman yang kubawa kembali bergetar. Dara mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi. Entah apa yang dipikirkan Dara setelah mendengar cerita hani sampai membuatnya ingin cepat-cepat pergi dari sini. Aku meletakkan nampanku buru-buru di meja di kamar hani.

“oppa, miane” ucapan hani terdengar di telingaku, tapi aku tak menggubrisnya. Ini memang tak sepenuhnya salah hani. Memang sudah seharusnya aku memberitahu Dara alasanku meninggalkannya dulu, bukankah kalau aku terus menutupinya akan semakin mebuat yeoja yang ku sayang itu tidak tenang.

“Dara ah, ya !” pekikku kepadanya. Tapi Dara terus berjalan keluar. Aku setengah berlari mengejarnya. Aku menggenggam tangannya erat. Dara mencoba menghempaskannya tapi tenagaku lebih kuat.

“ku antar kau pulang” ujarku lembut. Lalu menariknya masuk ke dalam mobil. Dara hanya bisa mengikuti tanpa banyak berkomentar lagi. Aku pun lari menuju pintu kemudi.

Aku menjalankan mobilku keluar dari halaman rumahku. Ku lirik sekilas wajah tegas Dara. Yeoja itu seperti menyimpan emosinya rapat-rapat.

“miane” ujarku pelan. Ucapanku membuat Dara bereaksi, dia menghembuskan napasnya pelan mencoba menguasai diri.

“apa maksud semua perkataan hani tadi, kenapa kau meninggalkanku karena Jaejong??” ujarnya pelan tapi terdengar tegas.Dara

“hmm, sebenarnya sudah sejak lama Jaejong menyukaimu” ujarku pelan berusaha mencari kata-kata yang pas. Akupun menceritakan semuanya. Memang sejak SMP Jaejong menyukai Dara, dia sering bercerita tentang yeoja itu kepadaku. Jaejong memang satu smp dengan Dara, dan saat sma pun mereka satu kelas saat di kelas X, aku dan Jaejong sendiri memang sahabat karena keluarga kami saling mengenal dan kebetulan saat SMA kami satu sekolah.

Aku sendiri awalnya tak tahu kalau Dara adalah yeoja yang di sukai Jaejong. Aku bertemu dengan Dara saat hujan turun, waktu itu Dara begitu baik menawarkan diri untuk mengantarku ke parkiran mobil dengan payungnya. Itulah awal perkenalanku dengan Dara. Jaejong memang pendiam, dia tak berani mengungkapkan perasaanya kepada Dara, awalnya aku memang berniat membantunya untuk mengungkapkan perasaannya kepada Dara. Tapi entah kenapa semakin aku mengenal Dara aku semakin menyukainya. Sampai-sampai aku lah yang menyatakan perasaanku kepada Dara lebih dulu. Dan Dara menerimanya. Karena itu jugalah hubungan ku dan Jaejong merenggang, Jaejong menjaga jarak terhadapku. Aku mengerti karena Jaejong pasti merasa di khianati karenaku.

Tapi sahabatku itu tetap dekat dengan Dara dan saat mereka bersama, Jaejong tak pernah sedikitpun membicarakan hal buruk tentangku. Padahal aku sendiri kadang sangat tidak menyukai kedekatan mereka. Takut Dara tersadar kalau Jaejong juga mencintainya. Sampai suatu malam saat aku menemui Jaejong untuk memperbaiki hubungan kami, Jaejong pingsan di hadapanku. Aku yang panik membawanya ke rumah sakit. Dan sangat shock dengan apa yang ku dengar dari dokter, tentang penyakit parah Jaejong yang selama ini disembunyikannya rapat-rapat.

Dokter itu bahkan bilang kalau suatu keajaiban Jaejong bisa hidup sampai saat itu. Saat itu aku benar-benar merasa menjadi sahabat yang jahat dan bodoh. Karena tega sejahat itu kepada sahabatku sendiri yang bahkan dalam keadaan sekarat. Aku yang kalut dan merasa bersalah akhirnya memilih meninggalkan Dara, hanya berkata kalau aku mencintai yeoja lain lalu pergi tanpa menjelaskan apa-apa. Dan setelah itu Aku memaksa appa dan umma untuk memindahkan sekolahku ke jepang. Aku takut aku kembali tak bisa melepaskan Dara bila aku bertemu dengannya lagi.

Memang seharusnya aku tak perlu muncul di kehidupan Dara dan Jaejong. Sampai saat aku mendengar dari hani kalau Jaejong meninggal 2 tahun yang lalu. Hatiku sangat sakit karena tak pernah mengatakan apa-apa kepada Jaejong, bahkan tak pernah mengatakan maaf karena dulu sempat merebut  Dara. Jaejong memang sempat menghubungiku beberapa kali, tapi aku tak pernah mau berbicara dengannya.

Takut kalau Jaejong akan semakin membenciku. Tapi saat dia meninggal aku sangat menyesal, menyesal karena membiarkan Jaejong pergi tanpa pernah tau kalau aku selalu menganggapnya sahabat terbaikku, menyesal karena membiarkan Jaejong pergi tanpa tau kalau aku merasa sangat bersalah karena merebut orang yang sangat dicintainya.

“donghae ah” Dara mengusap mataku pelan dengan jemari lembutnya. Apa aku menangis saat menceritakan ini semua??Dara memegang setir mobilku, menuntunku untuk menepikan mobil. Mungkin dia tak ingin terjadi hal yang tak diinginkan karena kekhalutanku.

“Dara ah, aku memang namja yang tidak baik. Miane, miane, setelah Jaejong pergi pun aku bahkan tak berani menemuimu untuk menjelaskan semuanya. Aku sangat takut kau akan semakin membenciku” desahku. Aku menelungkupkan wajahku di setir. Dada ini sedikit lega setelah menceritakan semuanya. Aku bahkan tak peduli kalau Dara nanti membenciku, mungkin itu memang hal yang seharusnya aku terima. Aku merasakan usapan tangan Dara di pundakku, Dara berusaha menenangkanku.

“anii, aku tak membencimu, justru aku yang ppabo, tak menyadari perasaan Jaejong selama itu” gumam Dara lagi. Aku mengangkat wajahku dan melihat ke arah Dara, wajahnya terlihat sangat sedih. Apa mendengar ceritaku membuatnya semakin bersalah karena kepergian Jaejong. Tapi Dara tiba-tiba mengangkat wajahnya dia tersenyum menatapku.

“gomawo, karena kau akhirnya jujur kepadaku, setidaknya itu membuatku tak mempunyai alasan untuk membencimu, lebih baik kita lupakan masalah ini, biarkan Jaejong tenang disana” ujarnya lagi. Aku tiba-tiba mendekatkan tubuhku kepada Dara, memeluk erat tubuh yeoja itu erat. Dara tak menolak pelukanku, dia justru mengusap kepalaku lembut berusaha menenangkanku. Aku berjanji tak akan pernah mengecewakanmu lagi Dara ah. Sekarang aku akan tulus berteman denganmu meski tak bisa ku pungkiri aku masih mencintaimu. Ya, aku masih sangat mencintaimu, Dara ah sarange. Aku semakin erat memeluknya, dan kucium wangi lembut  rambutnya. Maafkan kebodohanku selama ini Dara ah, Jaejong ah .

***

Dara POV

“baiklah aku masuk dulu” ujarku kepada donghae yang telah mengantarku sampai rumah, donghae tersenyum lalu menutup kaca mobilnya dan mengemudikan mobilnya pergi meninggalkan depan rumahku. Aku berjalan gontai memasuki rumah. Masih sedikit shock setelah mendengar semua yang donghae katakan. Ternyata namja itu tak pernah selingkuh dengan yeoja lain. Itu membuatku lega karena tak perlu membencinya lagi dan bisa memaafkannya dengan tulus.  Tapi saat mendengar kalau sejak smp Jaejong menyukaiku aku sedikit merasa bersalah, karena aku menyadari ternyata aku begitu bodoh selama ini tak pernah menyadari perasaan Jaejong kepadaku, membiarkan Jaejong menungguku bertahun-tahun sampai kami menjadi mahasiswa. Tapi bagaimana perasaanku pada donghae sekarang setelah tak ada lagi alasanku untuk membencinya??bukankah aku dulu sangat mencintainya??

Di dalam rumah, umma sudah menungguku di meja makan. Aku hanya tersenyum kepadanya lalu beranjak ke kamar dengan gontai, saat melewati ruang TV aku melihat TV menyala. Acara infotainment, yang mebuatku terpaku, ada Jiyong disana tengah di wawancara tentang album terbarunya. Tak bisa ku pungkiri kalau akupun masih merindukannya. Jiyong yang membuatku nyaman yang juga mengingatkanku kepada Jaejong, apa aku menyukai Jiyong karena kemiripannya dengan Jaejong?? Aku ini memang yeoja aneh yang tak tau bagaimana perasaannya sendiri. Aku memukul kepalaku sendiri lalu beranjak secepatnya menuju kamarku.

***

donghae POV

Hubunganku dan Dara semakin membaik setelah aku menceritakan semuanya dengan jujur. Aku dan Dara kembali berteman, meski aku masih mencintainya tapi aku tak mau memaksa Dara untuk menerimaku menjadi namjanya lagi. Dan lagi sepertinya Dara menyukai namja lain selainku, ini ku ketahui dari adikku hani. Salah seorang teman hani kuliah di tempat yang sama dengan Dara. Tapi sepertinya hubungan Dara dan namja itu tidak berlangsung baik karena keduanya sudah jarang bertemu. Aku sendiri sekarang tengah mengurus kepindahanku ke korea. Appa dan umma sudah mengurus universitas di korea yang bisa menerimaku, mereka sangat senang karena aku sudah kembali menjadi sedikit lebih ceria. meski aku tak satu kampus dengan Dara tapi bisa melihatnya saja dan yakin kalau dia baik-baik saja itu membuatku tenang.

“donghae ah, kkaja” Dara berteriak memanggilku, aku berlari menghampirinya. Sekali lagi aku menemaninya ke toko buku. Dara memang sangat hobi membaca, buku favoritenya adalah buku sastra romance, dan lagi Dara pernah bilang kalau membaca sastra romance membuatnya mengingat Jaejong

“Dara ah” panggilku pelan, Dara menoleh seraya menjilat cone ice cream yang dia pegang. Aku menggerling ke arah penjual gulali tak jauh dari tempatnya berdiri. Dara langsung bersemangat dan mengangguk seperti menyetujui agar aku membelikan itu untuknya. Dara tetap saja sama masih terlalu menyukai es krim, cokelat hangat dan gulali. Aku menghampiri tukang gulali dan memesannya satu untuk Dara. Sekilas aku melirik Dara tengah berada di depan toko cd memandangi sebuah poster. Aku tak bisa melihat dengan jelas poster apa yang dilihat Dara, pantas saja setiap lewat tempat ini Dara selalu menatap ke arah toko cd itu. sebenarnya apa yang ditatapnya??

Aku membayar gulaliku lalu berjalan menuju Dara.

“Dara ah !” pekikku

Dara baru akan menoleh ke arahku, saat tiba-tiba ada seorang yeoja yang menabraknya hingga jatuh. Aku segera menghampirinya dan merapikan bajunya yang berantakan dan kotor. Yeoja itu meminta maaf kepada Dara.  Dara tersenyum kepada yeoja itu. Sepertinya saat dia jatuh tadi es krimnya sedikit mengenai wajahnya.

“ya ! Dara ah, wajahmu penuh dengan es krim” aku tertawa kemudian mendekatkan wajahku ke arah DaraDara, dengan seksama membersihkan es krim diwajah Dara. Wajah Dara cemberut saat aku menertawainya. Tapi tiba-tiba mata Dara terbelalak. Apa aku melakukan sesuatu yang membuatnya tidak suka?? Aku membalikan badanku, berusaha melihat arah pandangan Dara. Tapi belum sempat aku menoleh ke belakang, ada sebuah tangan menarik tangan Dara hingga tubuh Dara tertarik dengan sedikit kasar.

“Jiyong ah !” pekik Dara. Jiyong?? Aku menoleh ke belakang, dan benar saja ada Jiyong disana, namja yang ku kenal sekaligus namaj yang ada di poster itu. jadi Dara memandangi poster Jiyong??apa Dara mengenal Jiyong??

TBC …

<<back   next>>

30 thoughts on “SUMMER BREEZE CHAPTER 3

  1. @Dralyndz : -_-” gimana mw bikinin… kagak dikasih toa #eh?
    maksudku, yang ngebawa Dara kabur itu GD ! bukan aku -__-” kumaha gimana ?!

  2. Ternyata donghae menisuk jaejoong dari belakang,
    Tapi syukurlah donghae sadar juga,
    Jiyong marah sama kedekatan dara dan donghae???
    Kenapa donghae kenal sama jiyong???

Leave a comment