SUMMER BREEZE CHAPTER 1

Author : Mhelyndz / @MhelyndzVIP

Editing : @ssintokkiYasinta ana

summer breeze daragon

Cast:

Kwon Jiyong (G-Dragon BigBang)

Sandara Park ( dara 2NE1)

Kim Jaejoong

Lee Donghae

Setiap orang pernah merasakan cinta, entah sekedar cinta sesaat ataupun cinta yang benar-benar tulus dari dalam hati. Setiap orang juga pernah merasakan hati berdebar keras dan wajah yang berubah merona. Tapi di kehidupan nyata cinta tak selamanya indah, tak selamanya berakhir dengan keindahan, dan tak selamanya berakhir dengan akhir yang bahagia.

Dara POV

Aku bersandar santai di bangku panjang tepat dibawah pohon yang sangat rindang. Aku sering sekali menghabiskan waktuku duduk disini, merasakan hembusan angin yang menerpa kulitku, merasakan aroma dedaunan kering yang tertiup angin. Ku lirik sekilas buku sastra romance yang sedari tadi tergeletak di sampingku, senyum sinis ku tersungging. Untuk saat ini aku tak bisa mempercayai cinta lagi. Karena aku adalah korban dari keegoisan cinta yang tak dapat ku miliki. Aku pernah dikecewakan oleh namja yang ku sayangi, yang ku cintai dengan sepenuh hati, yang lebih ku prioritaskan dibanding teman-temanku. Tapi justru dia meninggalkanku, lebih memilih yeoja lain yang baru dia kenal, dibanding aku pacarnya yang beberapa tahun mencintainya dengan tulus.

“cinta??” aku tersenyum sinis mengucapkan kata itu. Ku pejamkan mataku pelan.

“ yaa!!!!” sebuah tangan tiba-tiba melingkar di leherku, aku menoleh kaget.

Ternyata Jaejong, sahabatku, satu-satu nya namja yang dekat denganku saat ini. Satu-satu nya namja yang dapat ku percaya, yang tak mungkin pernah menyakitiku, karena kami tidak memiliki perasaan apa-apa. Kami tulus berteman, dia tau semua perasaanku yang tidak bisa percaya dengan cinta lagi setelah kejadian itu. Dan Jaejong pun sepertinya juga tidak mau mengerti apa itu cinta.

“aiisssh, Jaejonga-ah mengagetkanku saja”  aku memicingkan mataku kepadanya.

Wajah tampan Jaejong tersungging sebuah senyum, dia mengacak rambutku.

“waeyo??kenapa kau melamun seperti itu??tak mungkin kan kau memikirkan diriku??” Jaejong langsung duduk tepat di sebelahku, mengambil buku sastra romance di sebelahku, alisnya mengerut.

“mwo??apakah dewa cupid menembakan panahnya kepadamu Dara?sampai-sampai kau membaca buku romance seperti ini??”  Jaejong terkesiap takjub, memandangku dan buku itu bergantian.

“siapakah namja yang beruntung mendapatkan cintamu itu??” Jaejong bertanya lagi, membuatku sedikit risih. Mana mungkin aku semudah itu percaya lagi dengan yang namanya cinta.. ”ya ! berhenti kau menggodaku” omelku, Aku meraih buku yang sedari tadi di genggamnya, memukul perutnya dengan gemas.

“ahhh !” rintih Jaejong, memegangi perutnya seraya menunduk. Aku tersentak kaget, apa aku memukulnya terlalu keras?? Tubuh Jaejong memang kurus, tapi apakah dia selemah itu??

“waeyo Jaejonga-ah??miane, aku tak sengaja” aku memegangi kedua pundak Jaejong dengan khawatir. Tubuh Jaejong bergetar hebat. Aku benar-benar khawatir.

“hahahaha” tawanya tiba-tiba meledak, membuatku terdiam beberapa saat. Kenapa dia tertawa?? ”ya, Dara, pabbo, memangnya aku namja yang selemah itu??”ujarnya, lalu memeletkan lidahnya ke arahku.

“ekspresi-mu lucu” tawanya semakin keras, sampai-sampai dia memegangi perutnya semakin erat. Dasar Jaejong, masih saja aku termakan tipuannya, padahal sudah sering sekali aku di tipunya seperti ini. Aku yang sedikit kesal hanya memanyunkan bibirku lalu bangkit berdiri, berjalan menjauhi Jaejong.

“Dara ya~??kau marah??miane Dara- ah !” Jaejong mensejajarkan langkahnya denganku, memohon maafku. Sebenarnya aku tidak marah, tapi memangnya Cuma dia yang bisa mengerjaiku.

“ne, ne !! ayo ku traktir kau apapun yang kau mau” ujar Jaejong merangkulku, dia masih berusaha berhenti tertawa, tapi samar-samar tawanya masih terdengar.

“ne?? baiklah aku mau es krim, cokelat, boneka, cd boy band terbaru, dvd Sushow, gomawo  Jaejong” ujarku dengan nada manis di buat-buat

“ya, apa kau mau membuatku bangkrut??tega sekali kau” Jaejong menjewer kupingku hingga aku kesakitan, tangannya masih merangkulku seperti biasa. Benar-benar menyenangkan punya sahabat seperti Jaejong disaat aku sedang down karena masalah cinta.

***

sudah dua minggu aku dan jaejong tak bertemu, entah kemana sahabatku yang satu itu. Dia menghilang tanpa jejak, tidak menelpon atau sms aku seperti biasa, di kampus pun batang hidungnya sama sekali tak kelihatan, membuatku sedikit kesepian karena biasanya aku selalu bersamanya.

“ring ding dong, ring ding dong, ring ding ding ding”

handphone ku berbunyi, kulihat nama Jaejong muncul di screen, dengan cepat ku angkat telepon itu, akhirnya dia menghubungiku juga.

“ya ! Jaejong ah, kemana saja kau, menghilang tanpa jejak??” aku mengomel dengan cepat.

“Dara ah, besok kau ada dirumah??” tanyanya pelan, tidak biasanya Jaejong bertanya seperti itu.

“ne, aku tak ada acara kemana-mana, waeyo??”

“hmm, aku, aku, bisakah kita bertemu??” tanyanya terbata-bata, aku semakin bingung.

“ya,Jaejong-ah, kau aneh sekali, tak seperti biasa kau bertanya seperti ini, waeyo??kau ada masalah??”

“aniyo, hmm Dara ah, aku hanya ingin  menanyakan itu, sampai jumpa lagi” Jaejong langsung menutup telepon tanpa aku sempat berbicara lebih jauh lagi. Benar-benar membuatku penasaran dan bertanya-tanya. Sudahlah biar besok ku tanyakan lagi saat kita bertemu.

Ending Dara POV

***

Author POV

Minggu siang terasa begitu kelam dan gelap, hujan turun dengan lebat menambah kelamnya siang ini. Padahal ini sudah masuk musim semi, tapi cuaca benar-benar buruk. Dara duduk seraya memandang keluar jendela dengan gelas, alisnya berkerut gelisah. Dia terkurung di rumah, sendirian hari ini, appa dan umma nya sudah 2 hari pergi ke luar kota. Dia mendesah sekali lagi.

“ku rasa Jaejong tak akan datang” ujarnya sedikit bete. Padahal dia sudah kangen sekali dengan sahabatnya itu, tak mungkin Jaejong nekat menerobos hujan selebat ini.

Bel rumahnya tiba-tiba berbunyi, Dara bangkit berdiri dengan malas-malasan. Menggerutu kepada orang yang mengganggu keasikannya menatap hujan.

“Jaejong ah??” Dara tersentak kaget melihat namja yang ada di hadapannya, basah kuyup terguyur hujan. Benar-benar tidak menyangka kalau Jaejong nekat datang di cuaca se ekstrem ini. Dara terburu-buru membersihkan dedaunan kecil yang menempel di tubuh Jaejong.

“ayo masuk Jaejong  aku berikan kau baju ganti” Dara menarik tangan Jaejong untuk mengikutinya masuk. Tapi Jaejong tak bergeming sama sekali, dia hanya mematung di depan pintu. Bibirnya sudah sangat biru kedinginan.

“waeyo??” Dara bertanya tak mengerti.

“Dara-ah, miane, aku, aku,” Jaejong terlihat sulit untuk meneruskan kata-katanya.

“sarange Dara ah, miane” ucapnya lemah, Lalu Jaejong pergi begitu saja meninggalkan Dara yang hanya bisa berdiri mematung. Entah bingung atau kaget mendengar pengakuan tiba-tiba Jaejong.

***

Dara POV

Hari demi hari berlalu, lewat seminggu sudah semenjak Jaejong mengungkapkan perasaannya padaku. Dia sama sekali tidak terlihat di kampus, dia kembali menghilang tanpa kabar. Entah bagaimana perasaanku pada Jaejong, aku berusaha melupakan kejadian itu, berusaha tak terjadi apa-apa. Aku hanya sedikit kesal karena Jaejong telah membohongiku, bukannya seharusnya rasa saying itu tak ada??seharusnya rasa cinta itu tak perlu ada di antara kita, apa Jaejong lupa dengan komitmen kita?? Bahwa kita sahabat selamanya?? Sahabat tak mungkin berubah menjadi cinta. Apa itu cinta?? Mendengarnya saja sudah membuat hatiku sakit.

Sore ini aku menghabiskan waktuku duduk dibawah pohon rindang tempatku biasa berteduh. Uhh, cuaca panas sekali??sore ini yang panas atau hati inikah yang panas??bahkan semilir angin musim semi pun tak bisa memberikan kesejukkan sedikitpun untukku. Aku benar-benar tak menyangka hubungan ku dengan Jaejong bisa seperti ini, ini semua karena cinta, karena keegoisan cintalah yang membuatku kembali seperti ini. Aku benar-benar benci cinta !

“Dara- ah” suara seorang namja lembut memanggil namaku, Jaejong.

Aku menoleh, menatap wajahnya bersikap biasa saja. Wajah Jaejong terlihat semakin tirus.

“soal perasaanku. .”

“cukup, aku tak ingin membicarakannya” potong ku cepat, terlalu takut bila Jaejong mengungkit masalah cinta lagi.

“Dara??apa aku salah jika aku menyukai chingu ku sendiri??apa aku salah menyukaimu??” tanyanya lemah.

Aku yang terlanjur tidak percaya akan cinta, justru menatapnya sinis.

“aku menyukaimu, tulus, tanpa mengharapkan balasanmu, aku hanya ingin kau tau perasaanku, tidak lebih” ujarnya lembut

“ya ! kalau kau menyukai orang lain, itu tak masalah, apa kau lupa komitmen kita??apa kau lupa kalau aku tak pernah mau percaya apa itu cinta??cinta itu omong kosong Jaejong ! kau sahabatku, terlalu egois jika berharap hubungan ini lebih” pekikku keras.

“apa kau bisa menebak umur seseorang??bisa saja aku mati besok, atau kau , aku tak mau hanya memendam cinta yang tak bisa ku ungkapkan, itu lebih menyakitkan dari cinta yang tak terbalaskan” Jaejong berusaha mengontrol suaranya agar tak terdengar emosi.

“cinta itu klise, kau lupa bagaimana ceritaku dengan namja chinguku??aku tak mau percaya cinta”desisku frustasi, mencoba membentengi diriku agar tak terlihat lemah di depan Jaejong.

“terserah padamu, aku tak pernah merasa bersalah karena telah mengungkapkan perasaanku padamu, sudah saatnya kau membuka hatimu untuk cinta yang baru Dara, yang jelas aku sudah jujur kepada orang yang aku sayangi, aku tak mau menyesal nantinya”

“aku tak mau mendengar omong kosongmu tentang cinta” pekikku keras. Aku juga bingung kenapa aku bisa seemosi ini.

“Dara-ah, kau jangan terlalu egois dan terbayangi masa lalu mu, jangan sampai kau terlambat ketika kau sudah berada jauh dari orang yang kau sayangi” tambahnya pelan, kemudian Jaejong pergi menjauh. Aku hanya bisa memandang kosong sekelilingku. Aku memang menyangkal semua yang Jaejong ucapkan, tapi kenapa hati ini justru terasa hangat??menerima semua perkataan Jaejong. Apa aku memang masih bisa menerima cinta yang baru??

“kenapa anak itu?!” suara teriakan seorang ahjumma membuatku berpaling ke arah jalanan. Mataku terpaku kepada sesosok namja yang tengah tergolek tak berdaya di trotoar jalan. Jaejong?!

***

Author POV

Dara hanya memandang Jaejong dengan lemah, pandangannya hanya terfokus ke arah Jaejong tapi sepertinya pikirannya entah berada dimana. Dokter tadi sudah memberitahu Dara mengenai penyakit paru-paru yang di derita Jaejong. Ternyata penyakitnya lebih parah dari yang Dara kira. Dara memang tau kalau Jaejong memiliki penyakit paru-paru tapi dia benar-benar tidak tau kalau penyakit itu separah ini. Dan sudah 1 bulan terakhir Jaejong sedang menjalani terapi, pantas saja Jaejong jarang terlihat di kampus. Sekarang Dara hanya bisa menyesali semua perkataannya kepada Jaejong.

Dara bangkit berdiri saat melihat seorang wanita, ibu Jaejong.

“ahjuma” gumam Dara, wanita itu tersenyum letih, garis-garis penuaan tampak jelas tercetak di wajah cantiknya.

“kondisi Jaejong benar-benar tak bisa di tolong lagi, aku tak tau harus bagaimana, aku tak bisa kehilangan anakku” wanita itu menangis tiba-tiba, Dara hanya bisa memeluknya, berusaha menenangkan sebisanya. Dada Dara juga terasa sakit membayangkan akan kehilangan Jaejong.

“aku benar-benar bukan ibu yang baik, hanya sibuk memikirkan pekerjaan semenjak bercerai dengan appa-nya, tak menyadari anakku memiliki penyakit seserius ini” isaknya. Dara terus memeluk wanita itu, wajahnya tampak terlihat menahan air mata yang akan keluar.

***

Jaejoong POV

Aku hanya bisa terdiam mematung saat Dara tiba-tiba menyetujui untuk menjadi yeoja chinguku, hatiku tiba-tiba menghangat saking gembiranya. Tapi aku tak semudah itu percaya, bagaimana mungkin hati Dara yang sedingin Cleopatra bisa luluh dengan semudah ini??apa karena penyakitku??aku tak bisa menerima belas kasihannya.

“aniyo! Kau jangan memikirkan hal yang tidak tidak ! kita jadian, sekarang kau namja chinguku, arra ??” ujarnya tegas lalu berjalan mendorong kursi rodaku masuk ke dalam rumah sakit.

Hari hari ku lewati bersama Dara, aku sangat senang karenanya, aku benar-benar tak peduli kalau dia menerimaku hanya karena belas kasihan, yang jelas saat ini aku sangat bahagia. aku hanya berharap agar tuhan memberikan lebih banyak kesempatan untukku bersama Dara, orang yang benar-benar ku sayangi dengan tulus. Setelah itu aku akan benar-benar ikhlas melepaskannya bila ia ingin pergi meninggalkanku ataupun tuhan sudah tak mengijinkan ku bersamanya lagi.

Aku benar-benar mencintainya, benar-benar mencintai senyum manisnya, sifatnya, derai tawanya atau bahkan tangisannya.

Tapi terkadang aku berharap kalau dia tidak mencintaiku, aku tak mau dia menangis saat aku meninggalkannya nanti. Tak mau dia kembali tak mempercayai cinta lagi.

Dara??aku benar-benar mencintaimu.

Ending Jaejong POV

***

Dara POV

Hari ini Jaejong pingsan lagi saat kami sedang berada di kafe, makin lama dia semakin sering pingsan. Setiap pingsan jantungku serasa berhenti berdetak. Wajahnya yang dulu kurus kini semakin tirus. Tubuhnya pun semakin kurus, meskipun begitu dia tetap tampan. Tetap namja tampan yang ada di hatiku.

Aku mencintainya. Ya sekarang aku bisa berkata dengan yakin kalau aku mencintainya, aku mencintainya tanpa mengharapkan balasan apapun, aku mencintai semua yang ada di dirinya, aku mencintai keberadaannya saat ini. Keberadaannya di dunia ini dan keberadaannya di hatiku bila nanti dia sudah tidak ada di dunia ini. Aku tak mau memikirkan itu lagi, yang jelas aku mencintainya dengan tulus. Aku baru menyadari semua kebodohanku yang membenci cinta dulu. Mana mungkin ada orang di dunia ini yang tak butuh cinta. Dara ah, kau benar-benar pabbo !

Jaejong kau harus sadar secepatnya, aku sudah menyadari perasaanku yang seusungguhnya padamu,aku ingin kau tau aku tak menerimamu hanya karena kasihan padamu. Jaejong sarange, kau harus bangun untuk mendengarnya.

***

– back sound: one more time-kim hyun joong

akhirnya Jaejong sadar, saat sadar dia tiba-tiba ingin mengajakku pergi keluar. Dia meminta ijin kepada umma dan dokter, awalnya dokter tak mengijinkan karena kondisi Jaejong yang lemah, tapi entah kenapa tiba-tiba dokter itu berubah pikiran. Jaejong memintaku menemaninya ke daerah pantai, dia juga bersikeras tidak ingin memakai kursi roda. Sudah lama sekali dia tak menghirup udara segar. Aku hanya menyetujuinya. Hari ini aku berjanji akan mengungkapkan perasaanku padanya.

“gomawo” ujar Jaejong pelan, saat ini kami sedang ada di tebing karang, aku sedikit takut, tapi Jaejong bilang kalau ini tidak berbahaya, aku pun percaya padanya.

“ne??” tanyaku bingung

“gomawo atas semua yang kau lakukan padaku di akhir hidupku, aku bahagia sekali Dara” ujarnya. Aku sontak menggeleng kuat-kuat.

“kau akan baik baik saja Jaejong, percaya padaku” aku menyemangatinya.

“aku mengerti tubuhku sendiri Dara ah, mengerti sampai mana batasan tubuhku” senyumnya mengembang, hatiku sakit mendengarnya.

“kau tidak bole seperti itu” ujarku tercekat, aku belum siap kehilangannya, aku baru merasakan cinta ini, cinta yang manis yang tulus antara aku dan Jaejong. Apa aku harus kembali kehilangan cinta itu lagi??

“gomawo Dara ah, saat aku tidak ada kau harus berjanji tak boleh terpuruk membenci cinta lagi, arra??” dia memegang kedua wajahku, menatapku dalam. Hatiku tiba-tiba sesak, apa ini sudah waktunya??sudah saatnya kah aku kehilangan Jaejong?kehilangan cinta yang baru saja ku dapat??air mataku tiba-tiba keluar tanpa bisa ku tahan. Jaejong aku benar-benar mencintai keberadaanmu saat ini, bisakah kau terus di sisi ku??

“ya??kenapa kau menangis?bagaimana cinta bisa dengan hebat menggetarkan langit sampai-sampai membuat yeoja tegar seperti mu menangis??” ujarnya bergurau, tapi air mataku tak bisa ku tahan.

“sarange” ujarku dalam isakan tangis. Wajah Jaejong tersentak kaget mendengar ucapanku, kemudian dia memelukku erat.

“aku bahagia mendengarnya Dara, tapi kenapa hati ini mengaharapkan kau tidak perlu mencintaiku??aku tak mau, kau bersedih karena kepergianku” ujarnya wajahnya terlihat sangat terluka.

“sarange yeongwonni Jaejong-ah” ujarku lagi dalam isak tangisku.

Jaejong melepas pelukanku lembut.

“na do sarangeo Dara ah” ujarnya lembut. Hatiku langsung terasa hangat mendengarnya. Aku berjanji akan selalu mencintaimu Jaejong. Kau selalu ada di hatiku. Wajah Jaejong mendekat ke wajahku, hangat nafasnya menyapu wajahku, aku memejamkan mataku, bibir Jaejong terasa lembut dan hangat menyapu bibirku. Aku benar-benar mencintaimu Jaejong.

“sarange yeongwonni” bisik Jaejong di telingaku. Aku tersenyum. Tapi tiba-tiba tubuhku terasa berat, tubuh Jaejong menimpa tubuhku, aku pun terjatuh tertimpa Jaejong. Mata Jaejong terpejam.

“Jaejong ah?? Jaejong ah??” pekikku kaget, air mataku tiba-tiba terjatuh kembali. Apa ini sudah benar-benar saatnya?? Jaejong meninggalkanku??

Hatiku sakit sekali. Jaejong  ah aku selalu mencintaimu.

***

aku tersenyum untuk yang terakhir kalinya, menatap nisan bertuliskan nama Jaejong. Nisan tempat orang yang ku cintai di semayamkan. Orang yang benar-benar ku cintai. Aku tak ingin Jaejong disana merasakan kesedihanku, dan semoga Jaejong bahagia di alamnya. Jaejong aku akan melanjutkan hidupku lagi, aku tak kan terpuruk karena masalah cinta lagi.

aku harap kau melihatku dari sana, melihatku yang sudah berubah, Dara yang sekarang bisa mengerti apa itu cinta. gomawo Jaejong.

gomawo karena kau selalu disisiku membantuku yang terpuruk karena cinta.

gomawo karena kau selalu tersenyum untukku.

gomawo karena telah membuat aku tak membenci cinta lagi.

gomawo karena keberadaanmu sempat mengisi hidupku sehingga menjadi berarti.

Jaejong ah, gomawo karena telah memberikan cintamu untukku sampai saat kau diemayamkan.

aku berjanji akan menlanjutkan hidupku dengan senyum dan penuh cinta.

gomawo, sarange Jaejong.

Rasanya seperti angin musim semi, yang dinginnya menyapu tubuhku tapi juga menghangatkannya, begitupun denganmu Jaejong, meskipun kau tak ada di sisiku lagi, tapi kau selalu ada di hatiku menghangatkan hatiku yang dingin ini. Selalu ada tempat kosong di hatiku untukmu, ruangan khusus dimana hanya kau yang bisa membukanya.

Setidaknya saat ini aku sadar,aku tak boleh membenci cinta. Sekarang aku mengenal cinta, cinta yang tulus tanpa mengharapkan balasan. Semua itu karenamu Jaejong. Sekarang aku bisa tersenyum menyambut cinta yang akan datang.

sekali lagi gomawo Jaejong ah,,

Atas semua yang kau ajarkan kepadaku, aku selalu mencintaimu.

TBC

next>>

 

45 thoughts on “SUMMER BREEZE CHAPTER 1

  1. Awal chapter udah ada yang meninggal
    Sedih banget bacanya
    Gak kebayang jadi dara,baru ngerasain cinta udah ditinggal sama kekasihnya untuk selamanya

Leave a comment